Anda di halaman 1dari 3

DALIL BERDASARKAN ARTIKEL TENTANG

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Reversible dan Irreversible


a. Reversible: keeratan pertalian timbal balik
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka “Y” dan apabila “Y” maka “X”
 Ada tenggang waktu antara X  Y untuk berbalik menjadi Y  X

X Y

X Y

Contoh 1:
 Periode 1: Semakin rendahnya motivasi karyawan, maka semakin rendah pula
kontribusi yang diberikan karyawan kepada institusinya.

b. Irreversible: keeratan pertalian searah (tidak timbal balik)


 Suatu pernyataan, apabila “X” maka “Y” dan apabila “Y” maka tidak ada kesimpulan
apapun tentang “X”

X Y

? Y

Contoh 1:
 Semakin buruk kondisi lingkungan kerja, maka semakin buruk pula tingkat
keselamatan kerja para pegawai. Semakin buruk tingkat keselamatan kerja para
pegawai maka tidak ada kesimpulan tentang kondisi lingkungan kerja.

2. Deterministik dan Stokastik


a. Determistik: keeratan pertalian yang menyatakan “kepastian”
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka senantiasa “Y”

senantiasa
X Y

Contoh:
 Semakin baik sistem pemberian kompensasi maka semakin baik pula
kesejahteraan para pegawai.

1
b. Stokastik: keeratan pertalian yang menyatakan “ketidakpastian” atau menyatakan
“kecenderungan/kemungkinan”
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka mungkin “Y”

mungkin
X Y

Contoh:
 Semakin tinggi kontribusi karyawan maka mungkin semakin tinggi keberhasilan
strategi organisasi.

3. Coextensive dan Sequential


a. Coextensive: keeratan pertalian yang menyatakan “dengan sendirinya” atau “juga”
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka dengan sedirinya atau juga “Y”

dengan sendirinya /
juga
X Y

Contoh:
 Semakin baik pengelolaan sumber daya manusia pada suatu institusi, semakin
baik pencapaian tujuan di institusi tersebut.

b. Sequential: keeratan pertalian yang menyatakan terjadinya “akibat di masa yang akan
datang” (nanti/kelak)
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka kemudian “Y”

kemudian
X Y

Contoh:
 Apabila semakin kecil dukungan yang diberikan pimpinan kepada pegawai maka
semakin kecil pula peluang pegawai untuk mengembangkan karirnya.

4. Necessary dan Subtitutable


a. Necessary: keeratan pertalian yang menyatakan “keharusan (seharusnya)”
 Suatu pernyataan, apabila “X” dan hanya apabila “X “ maka “Y”
hanya apabila /
seharusnya
X Y

Contoh:
 Semakin tinggi kinerja seseorang maka semakin tinggi pula peluang untuk
promosi jabatan.

2
b. Subtitutable: keeratan pertalian yang menyatakan penyebab “berganti-ganti”
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka “Y”, namun apabila “Z” maka juga “Y”
Atau
 karena “X” maka “Y”  karena “P” maka “Y”  karena “Q” maka “Y”
Jadi “X” dapat berganti dengan “P”, “Q”, dan sebagainya.

atau Y

Contoh:
 Semakin baik pemeliharaan pegawai di suatu institusi atau semakin baik
pengembangan sumber daya manusianya maka semakin baik pula kinerja
pegawai.

5. Sufficient dan Contingent


a. Sufficient: keeratan pertalian yang menyatakan “kecukupan (tanpa ada syarat apa
pun)”
 Suatu pernyataan, apabila “X” maka “Y”, tanpa perlu sesuatu yang lain

tanpa perlu sesuatu


yang lain
X Y

Contoh:
 Semakin baik kualitas sumber daya manusia maka semakin baik pula kinerjanya
tanpa perlu yang lain.

b. Contingent: keeratan pertalian yang menyatakan terjadinya akibat dengan “suatu


syarat”
 Suatu pernyataan, karena “X” maka “Y”, dengan syarat “Z”
 Suatu pernyataan apabila “X” maka “Y” hanya apabila “Z”

hanya apabila / dengan


syarat “Z”
X Y

Contoh:
 Jika kinerja baik maka kualitas kerja juga baik hanya apabila pegawai dapat
ditempatkan sesuai kemampuannya.

***

Anda mungkin juga menyukai