Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diana Sartika

NPM : 1806247990
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan
Kelas : 39 PB

Policy Analysis Ed. 05 ( Chapter 4 )


David L. Weimer and Aidan R. Vining
Effieciency and the Idealized Competitive Model

Tindakan kolektif memungkinkan masyarakat untuk memproduksi, mendistribusikan, dan


mengkonsumsi berbagai macam barang.
The efficiency Benchmark : The Competitive Economy
Setiap orang memiliki anggaran yang berasal dari penjualan tenaga kerja dan factor input lain,
seperti modal dan tanah. Orang memaksimalkan kesejahteraan mereka dengan menggunakan
pendapatan mereka untuk membeli kombinasi barang yang memberikan mereka utilitas
terbaik. Ketika serangkaian harga muncul yang mendistribusikan input faktor ke perusahaan
dan barang kepada orang sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bagi siapa pun untuk
menemukan realokasi yang akan membuat setidaknya satu orang lebih baik tanpa membuat
setidaknya satu orang yang lain menjadi lebih buruk.1 Ekonom menyebut distribusi seperti ini
sebagai Efisiensi Pareto atau Pareto Optimal.
Pareto optimal didefiniskan sebgai sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah
alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa
mengorbankan pelaku ekonomi yang lain (worse off). Dengan kata lain, kondisi pareto terjadi
ketika semua pelaku ekonomi dalam kondisi kesejahteraan yang optimum.
Pada gambar 4.1 dapat dilihat konsep pareto optimum dari alokasi dana sebesar $1000 antara
dua pelaku ekonomi.

1
E. Roy Weintraub, “On the Existence of a Competitive Equilibrium: 1930-1954,” Journal of Economic
Literature 21(1) 1983, 1-39.
Market Efficiency : The Meaning of Social Surplus
Social Surplus mengukur keuntungan bersih yang diterima konsumen dan produsen dari
partisipasi dalam pasar yang berfungsi sebagai tolok ukur yang tepat. Dalam konteks kompetisi
ekonomi yang ideal, kondisi pareto optimum juga akan memaksimumkan social surplus. Social
surplus adalah jumlah dari consumer surplus dan producer surplus.
Consumer Surplus : Demand Schedules as Marginal Valuaions
Pada gambar 4.2 dapat dilihat contoh marginal valuation schedule yang menunjukkan berapa
banyak unit barang yang dinilai oleh konsumen di dalam pasar. Pada gambar ini dapat dilihat
berapa banyak unit yang akan dibeli pada masing-masing tingkat harga.
Policy Analysis Ed. 05 ( Chapter 5 )

Rationales for Public Policy

Terdapat 4 market failures yaitu masalah Public goods, Externalities, Natural monopolies dan
Information asymmetries yang menunjukkan adanya pelanggaran terhadap model pasar
kompetitif yang ideal.
Public Goods
Dua karakteristik utama mendefinisikan barang-barang pribadi:
- persaingan dalam konsumsi
- pengecualian dalam kepemilikan dan penggunaan.
Rivalrous consumption berarti apa yang kita konsumsi tidak dapat dikonsumsi oleh yang lain;
barang pribadi yang sempurna ditandai dengan persaingan penuh dalam konsumsi. Excludable
ownership berarti seseorang memiliki kendali atas penggunaan barang; barang pribadi yang
sempurna ditandai dengan eksklusibilitas penuh. Misalnya, sepatu adalah barang pribadi
karena ketika salah satu dipakai tidak ada orang lain dapat mengunakan barang tersebut
(Rivalrous consumption),karena ketika seseorang memiliki barang tersebut, kita dapat
menentukan siapa yang akan memakainya pada waktu tertentu.

Market Failures
Model kompetitif yang ideal menghasilkan
alokasi barang yang Pareto optimum, yaitu
perilaku yang memaksimalan utilitas seseorang
dan perilaku yang memaksimalkan keuntungan
perusahaan , melalui invisible hand, untuk
mendistribusikan barang. Namun kenyataannya
hal ini sulit dicapai. Kegagalan pasar ditunjukkan
sebagai keadaan di mana surplus sosial lebih
besar dan alokasi alternatif yang dihasilkan
berada di bawah keseimbangan pasar.

A Classification of Public Goods


Dalam membedakan jenis-jenis barang public dan barang privat, terdapat unsur excludability
dan rivalry. Hal ini dapat di lihat pada Figure 5.2 yang didasarkan pada apakah terdapat
kompetisi dalam mendapatkan barang tersebut atau apakah mungkin mengecualikan orang
untuk mengkonsumsi barang tersebut.
Ketika terdapat banyak public goods menumpuk (menunjukkan adanya eksternalitas) maka
market supply secara umum akan menjadi tidak efisien. Dimana pada pasar kompetitif
marginal social cost dari suatu barang bukan hanya merupakan harga dari barang tersebut,
namun merupakan jumlah dari harga barang dan marginal social cost of consumption.

Externalities
Masalah eksternalitas terjadi ketika ada keputusan atau tindakan (ekonomi) yang kemudian
menyebabkan efek negative atau positif terhadap orang atau stakeholders yang dalam hal ini
merupakan pembeli dan
penjual, yang mengambil
keputusan atau tindakan
tersebut. Orang yang tidak
ikut dalam keputusan atau
tindakan tersebut bisa juga
terkena dampak positif atau
negative dari keputusan
yang di ambil.
Akibat adanya ekternalitas
positif dan negatef ini
muncul efficiency losses
yang dapat di lihat pada
table 5.1 berikut :
Policy Analysis Ed. 05 ( Chapter 6 )

Rational fot Pubic Policy


Other Limitations of the Competitive Framework

Thin Markets : Few Sellers or Few Buyers


 Thin Markets
Dalam keadaan pasar persaingan sempurna diaman harga ditetapkan oleh penjual dan
pembeli yang berada dalam pasar dan harus berlaku di pasar secara keseluruhan.
Ketika tidak ada cukup pemain di dalam pasar ( penjual dan pembeli ) maka Pareto
optimal akan menghasilkan :
a. Natural monopolies, yaitu hanya ada satu perusahaan yang mencapai maximizing
profit sedangkan perusahaan lain yang berada dalam pasar tidak efisien.
b. Monopsony, yaitu satu pembeli dan banyak penjual
c. Oligopoly, yaitu ketika beberapa perusahaan menguasai supply dari satu jenis
barang.
Kondisi-kondisi diatas membutuhkan intervensi pemerintah untuk memperbaiki
ketidakefisienan pasar.
Source and Acceptability of Preferences
 Endogenous Preferences
Banyak perdebatan muncul yang menyatakan bahwa preferensi seseorang dapat
terbentuk sejak dia lahir ataupun preferensi yang muncul akibat partisipasinya dalam
masyarakat.
Capital Markets
Apa yang menyebabkan tingkat suku bunga?
- Dengan adanya bunga, peminjam yang berhutang sejumlah besar dari pendapatan
mereka mungkin tergoda untuk mengurangi upaya kerja mereka karena menyadari
bawa mereka memperoleh laba brsih yang lebih kecil untuk labor daripada ketika
mereka tidak berada pada posisi berhutang. Maka dari itu perusahaan ingin memastikan
hal ini.
- Investasi cenderung mengalami depresiasi seiring berjalannya waktu (kecuali
teknologi), karena itu investasi pada ekonomi menuntuk tingkat pengembalian yang
tinggi, maka kebijakan public untuk meningkakan investasi di masa depan biasanya
dianjurkan untuk dilakukan.
- Kebijakan untuk meningkatkan investasi ini juga diterapkan karena orang ingin
meninggalkan sesuatu untuk penerus mereka. Maka itu, seseorang juga harus rasional
dalam berinvestasi.
Contoh : Petroleum, produsen menahan sumber daya yang ada karena alasan
kelangkaan, sehingga menyebabkan demand naik dan menyebabkan orang untuk
mencari barang subtitusinya.

Macroeconomic Dynamics
Secara keselurahan, ekonomi melalui siklus ekspansi dan resesi. Kebijakan diharapkan dapat
menstimulasi investasi dengan cara menurunkan interest rates dan analis kebijakan harus dapat
lebih memberikan solusi tentang efisiensi ekonomi.
Ide-ide penting untuk analisis kebijakan dapat dilihat pada tabel 6.1 sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai