PENDAHULUAN
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur hidup manusia
(Dewi,2014). Menurut WHO (2011) mengklasifikasikan lansia pada tiga kategori
yaitu “old” berusia 60-74 tahun, “old-old” berusia 75-84 tahun dan “oldest old”
berusia lebih dari 85 tahun.
2. Perubahan Fisiologis Pada Lansia
Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik
fisik, sosial,mental, dan moral spiritual,yang keseluruhan saling mengait antara satu
bagian dengan bangian lainnya. Perubahan pada lansia memerlukan penyesuaian diri,
padahal dalam kenyataan semakin menua usia kebanyakan semakin kurang fleksibel
untuk menyesuaikan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia Menurut Padila
(2013). Secara umum, menjadi tua ditandai oleh perubahan fisiologis,antara lain:
a. Perubahansistem kardiovaskuler
1) Elastis dinding aorta menurun
2) Katup jantung mudah fibrosis dan klasifikasi(kaku)
3) Penurunan denyut jantung maksimal pada latihan
b. Perubahan sistem gastrointestinal
1) Ukuran lambung pada lansia lebih mengecil,sehingga daya tampung
makanan menjadi lebih berkurang.
2) Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu, karena sekresi asam
lambung berkurang dan rasa lapar juga berkurang.
1
2
b. Berdasarkan penyebab
1) Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial hampir 90% tidak diketahui
penyebabnya, karena faktor risiko gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang
bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
2) Hipertensi sekunder penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya
penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat,
disfungsi organ, tumor, dan kehamilan.
3. Etiologi
Menurut Kowalski dalam Kamal (2014) faktor resiko yang dapat dimasukkan
sebagai etiologi faktor terjadinya hipertensi yaitu :
a. Faktor keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah
tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
b. Usia
Penelitian menunjukkan bahwa usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan
meningkat.
c. Gaya hidup
Gaya hidup denganberaktivitas fisik secara teratur tidak hanya menurunkan
tekanan darah, juga menyebabkan perubahan yang signifikan.Aktivitas fisik dapat
meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan arteri, dan fungsi arterial.
Aktivitas fisik juga dapat memperlambat aterosklerosis dan menurunkan risiko
serangan jantung dan stroke.
d. Kelamin
Pada umumnya hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada usia
pertengahan atau lanjut usia, pada usia diatas 65 tahun paling tinggi yang
mengalami hipertensi yaitu wanita.
e. Obesitas
Kenaikan berat badan yang berlebih sangat berisiko 65-70% terkena hipertensi
primer. Obesitas dihubungkan dengan peningkatan volume intravaskuler.
4. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis menurut Baughman dalam Adjani (2016), seabagai berikut:
a. Pada pemeriksaan fisik menunjukkan tidak adanya abnormalitas selain tingginya
tekanan darah
4
dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output) dan tekanan
darah pada akhirnya.Penurunan curah jantung yang utama menyebabkan
resitensi perifer.
2) Beta Blocker
Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat melibatkan
menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik
jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.
3) Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi
tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada
pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada prinsipnya merupakan sel
endothelial. Kemudian, tempat utama produksi angiotensin II adalah
pembuluh darah bukan ginjal.
4) Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk ACE) dan
jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti chymases. Inhibitor
ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin, ARB menahan langsung reseptor
angiotensin tipe I, reseptor yang memperentarai efek angiotensin II.
5) Antagonis Kalsium
Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi nodus AV,
dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat memicu gagal jantung
pada penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem menurunkan konduksi
AV dan denyut jantung dalam level yang lebih rendah daripada verapamil.
6) Alpha blocker
Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat reseptor α1 yang
menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer yang
memberikan efek vasodilatasi.Kelompok ini tidak mengubah aktivitas
reseptor α2sehingga tidak menimbulkan efek takikardia.
7) VASO-dilator langsung
Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot polos
arteriol.Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik
dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut jantung, curah jantung, dan
pelepasan renin.
6
c. Viskositas
Kekentalan darah dapat mempengaruhi kemudahan aliran darah melalui pembuluh
darah kecil. Viskositasdarah disebabkan protein plasma dan jumlah sel darah yang
berada di dalam aliran darah.
d. Elastisitas
Dinding pembuluh darah arteri normalnya bersifat elastis dan dapat mudah
berdilatasi. Peningkatan tekanan dalam arteri diikuti juga peningkatan diameter
dinding pembuluh darah untuk mengakomodasi perubahan tekanan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah
a. Usia
Tekanan darah pada anak-anak atau remaja dikaji dengan memperhitungkan
ukuran tubuh dan usia. Anak-anak yang lebih besar (lebih berat atau lebih tinggi)
tekanan darahnya lebih tinggi dari pada anak-anak yang lebih kecil dengan usia
yang sama. Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
b. Stres
Stimulasi saraf simpatik sehingga dapat meningkatkan frekuensi darah, curah
jantung dan tahanan vaskuler perifer diakibatkan oleh ansietas, takut, nyeri dan
stres emosi.
c. Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada kulit hitam dimana dua kali lebih berisiko
dibandingkan dengan ras kulit putih.
d. Medikasi
Medikasi dapat secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Medikasi antihipertensi dapat menurunkan tekana darah. Golongan medikasi lain
yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu analgesik narkotik.
e. Jenis Kelamin
Tekanan darah pada laki-laki atau perempuan jika ditinjau dari segi klinis tidak ada
perbedaan yang signifikan. Pada laki-laki yang sudah pubertas cenderung memiliki
tekanan darah yang lebih tinggi, sedangkan pada wanita yang sudah menopause
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan
usia yang sama.
8
f. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah. Menghirup asap
tembau dapat menyebabkan pengaruh langsung pada jantung dan pembuluh darah.
Rokok mengandung senyawa nikotin yang merupakan bahan aktif dalam
tembakau. Nikoti dapat merangsang pengeluaran adrenalin sehingga dapat
membuat jantung berdenyut lebih cepat dan mingkatkan ketegangan arteri sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah.
D. Teori-teori Proses Penuaan
1. Teori Biologi
a. Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesie
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokomia yang
deprogram oleh molekul-kolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
2. ’’Pemakaian dan Rusak’
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
b. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh
Pengumpulan dari pigmen atau lemak tubuh, yang disebut Teori
Akumulasi Dari Produk Sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lypofuchine di
sel otot jantung dab sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang
mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi .
c. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan
d. Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi .
e. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Teori ‘’Immunologi Slow Virus’’ (Imuunology Slow Virus Theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
f. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai .
g. Teori Radikal Bebas
9
E. Asuhan Keperawatan
Menurut Hidayat (2009) asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
meliputi:
1. Pengkajian:
Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko, antara lain: kegemukan, riwayat
keluarga positif, peningkatan kadar lipid serum, merokok sigaret berat, penyakit
ginjal, terapi hormon kronis, gagal jantung, kehamilan.
a. Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton. Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi, gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda: kenaikan
TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego, gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda:
letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir - akhir ini
(meningkat/turun) dan riwayat penggunaan diuretik. Tanda: berat badan normal
atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori, gejala: keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,
sub oksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah
beberapa jam), gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan kekuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan, gejala: angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung), sakit kepala.
11
Intervensi
1) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan
/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas
dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk
memajukan tingkat aktivitas individual).
2) Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen
miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen
yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba
pada kerja jantung).
3) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
4) Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah
kelemahan).
c. Gangguan rasa nyaman: nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
KH : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
1) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
2) Batasi aktivitas.
3) Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
4) Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
5) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
6) Pertahankan tirah baring.