Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WARISAN DALAM ISLAM


POLITEKNIK WIRATAMA
MALUKU UTARA

ANGKATAN 2017-2018

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)

1.NURYANA RAUF

2.SUSI N. NASAR

3.MUHIDIN KILWOUW

PRODI : AKUNTANSI

SEMESTER : 1 ( Satu )

DOSEN PEMBIMBING : ASMIATY.S.AG.MA


KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmaan’nirrahim. Assalamualaiqum wr. wb. Puji syukur kami


panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karuniaanya, sehingga
kami dapat menyelsaika makalah pendidikan agama tentang “Warisan dalam
islam”. Dan tak lupa pula salawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan
besar kita nabi MUHAMMAD SAW serta keluarga dan para sahabatnya, yang
mana telah memperjuangkan agama islam dari dunia gelap menjadi terang
menerang seperti sekarang ini .
BAB I

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Proses perjalanan kehidupan manusia adalah lahir, hidup dan mati. Semua tahap itu
membawa pengaruh dan akibat hukum kepada lingkungannya, terutama dengan orang yang
dekat dengannya. Baik dekat dalam arti nasab maupun dalam arti lingkungan.
Kelahiran membawa akibat timbulnya hak dan kewajiban bagi dirinya dan orang lain
serta timbulnya hubungan hukum antara dia dengan orang tua, kerabat dan masyarakat
lingkungannya.
Demikian jugadengan kematian seseorang membawa pengaruh dan akibat hukum kepada
diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya, selain itu kematian tersebut menimbulkan
kewajiban orang lain bagi dirinya (si mayit) yang berhubungan dengan pengurusan jenazahnya.
Dengan kematian timbul pula akibat hukum lain secara otomatis, yaitu adanya hubungan ilmu
hukum yang menyangkut hak para keluarganya (ahli waris) terhadap seluruh harta
peninggalannya.
Adanya kematian seseorang mengakibatkan timbulnya cabang ilmu hukum yang
menyangkut bagaimanacara penyelesaian harta peninggalan kepada keluarganya yang dikenal
dengan nama Hukum Waris. Dalam syari’at Islam ilmu tersebut dikenal dengan nama Ilmu
Mawaris, Fiqih Mawaris, atau Faraidh.
Dalam hukum waris tersebut ditentukanlah siapa-siapa yang menjadi ahli waris, siapa-
siapa yang berhak mendapatkan bagian harta warisan tersebut, berapa bagian mereka masing-
masing bagaimana ketentuan pembagiannya serta diatur pula berbagai hal yang berhubungan
dengan soal pembagian harta warisan.
Namun dalam makalah ini kami hanya menjelaskan pengertian, sejarah dan hukum
mempelajari dan mengajarkan ilmu mawaris.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Kewarisan
Waris adalah mashdar ( ‫)ورث ا‬ ‫ يرثارثاوميزاثا‬yang artinya si Fulan
mewariskan kepada kerabatnya, dan mewariskan kepada ayah-ayahnya.[1]
Secara etimologis Mawaris adalah bentuk jamak dari kata miras (‫)موارث‬, yang merupakan
mashdar (infinitif) dari kata : warasa –yarisu – irsan – mirasan. Yang maknanya menurut bahasa
adalah ; berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada
kaum lain.
Sedangkan makna mawaris menurut istilah yang dikenal para ulama ialah, berpindahnya
hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang
ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik yang legal
secara syar’i. Jadi yang dimaksudkan dengan mawaris dalam hukum Islam adalah pemindahan
hak milik dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup sesuai
dengan ketentuan dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Sedangkan istilah Fiqih Mawaris dimaksudkan ilmu fiqih yang mempelajari siapa-siapa
ahli waris yang berhak menerima warisan, siapa yang tidak berhak menerima, serta bagian-
bagian tertentu yang diterimanya.
Menurut Wirjono Prodjodikoro mendefinisikan warisan sebagai berikut adalah soal
apakah dan bagaimanakah berbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang kekayaan
seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang lain yang masih hidup. Hal
ini sesuai dengan hadits Nabi SAW. yang berbunyi;
‫ان هللا قداعطى كل ذي حق حقهه فال وصية لوارث (رواه ا‬
)‫حمدوا بوداودوالترمذى وابن ما جه‬
Sesungguhnnya Allah SWT. telah memberi kepada orang yang berhak atasa haknya. Ketahuilah!
Tidak ada wasiat kepada ahli waris. (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah) [2]
Fiqih Mawaris juga disebut Ilmu Faraid, yang diambil dari lafazh faridhah, yang oleh
ulama’ faradhiyun semakna dengan lafazh mafrudhah, yakni bagian yang telah dipastikan
kadarnya. Jadi disebut dengan ilmu faraidh, karena dalam pembagian harta warisan telah
ditentukan siapa-siapa yang berhak menerima warisan, siapa yang tidak berhak, dan jumlah
(kadarnya) yang akan diterima oleh ahli waris telah ditentukan
Pembagian harta waris dalam islam menggunakan dasar hukum yang terdapat dalam Q.S.
An-Nisa’ ayat: 7 dan 12 yang berbunyi:
Èb#t$Î!ºuqø9$# x8t•s? $£JÏiB Ò=ŠÅÁtR ÉA%y`Ìh•=Ïj9
Èb#t$Î!ºuqø9$# x8t•s? $£JÏiB Ò=ŠÅÁtR tbqç/t•ø%F{$#urÏä!$|¡ÏiY=Ï9ur
$ZÊrã•øÿ¨B $Y7ŠÅÁtR 4 uŽèYx. ÷rr& çm÷ZÏB $£JÏB¨@s% šcqç/t•ø%F{$#ur
ÇÐÈ
Artinya: “Bagi seorang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi seorang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan.”
Dan ayat 12 yang berbunyi;
Yang artinya; “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu,
jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu
buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi
masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu
itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat
(kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar
dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”

B. Kedudukan Harta Waris Sebelum Dibagi


Apabila seorang muslim meninggal dunia dan meninggalkan harta benda, maka setelah
manyat dikuburkan, keluarganya wajib mengelola harta peninggalannya dengan langkah-langkah
berikut;
1). Membiayai perawatan jenazahnya.
2). Membayar zakatnya jika si mayat belum mengeluarkan zakat sebelum meninggal.
3) . Membayar utang-utangnya apabila mayat meninggalkan utang.
“jiwa seorang mukmin tergantung pada utangnya sehingga dilunsi.”
4). Membayarkan wasiatnya, jika mayat berwasiat sebelum meninggal dunia.
5). Setelah dibayarkan semua, tentukan sisa harta peninggalan mayat sebagai harta pusaka yang
dinamai tirkah atau mauruts atau harta yang akan di bagi kepada ahli waris mayat
berdasarkan ketentuan hokum waris islam.
C. Asbabul Irsih dan Mawani’ul Irsi
1). Asbabul irsi (sebab-sebab memperoleh harta warisan) seorang berhak memperoleh harta waris
disebabkan oleh hal-hal berikut :
a. Perkawinan, yaitu adanya ikatan yang sah antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri
yang tidak berhak oleh siapapun.
b. Kekerabatan, yaitu hubungan nasab antara orang yang mewariskan dan orang yang mewarisi
yang disebabkan oleh kelahiran . Hubungan ini tidak akan putus karena yang menjadi sebab
adanya seseorang tidak bisa di hilangkan.
c. Memerdekakan orang yang meninggal (jika pernah menjadi budak ).
d. Ada hubungan sesama muslim (jika yang meninggal tidak mempunyai ahli waris).
2) . Mawani’ ul irsi (sebab-sebab terhalang memperoleh harta waris). Seseorang terhalang untuk
memperoleh harta waris (walaupun sebenarnya ahli) sebagai berikut:
a. Ia menjadi budak
b. Ia membunuh orang yang meninggalkan warisan
c. Ia berbeda agama dengan yang meninggalkanharta warisan
d. Ia murtad
Apabila seseorang meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris, hartawarisnya
diserahkan ke baitulmal atau kas masjid. Dari baitulmal, harta tersebut dapat dimanfaatkan
bersama harta zakat yang lain.

D. Ahlul Irsi (Ahli Waris)


Ahli waris adalah orang-orang yang mempunyai hubungan dengan si mayat. Hubungan itu
bisa berupa perkawinan, hubungan nasab (keturunan),atau pernah memerdekakan simayat jika
pernah menjadi budak.
Ditinjau dari segi bagiannya, ahli waris dibagi menjadi tiga macam; yaitu ahli waris zawil
furud, asabat, dan zawil arham.
1. Ahli waris zawil furud
Ahli waris zawil furud ialah ahli waris yang bagiannya telah ditentukan banyak sedikitnya,
misalnya sebagai berikut :
a. Suami memperoleh setengah dari harta peninggalan istri jika istri tidak meninggalkan anak.
Apabila istri meninggalkan anak, bagian suami seperempat.
b. Istri mendapat seperempat dari harta peninggalan suami jika suami tidak meninggalkan anak.
Apabila suami meninggalkan anak, bagian istri seperdelapan
2. Ahli waris asabah
Ahli waris asabah ialah ahli waris yang belum ditentukan besar kecilnya bagian yang diterima,
bahkan ada kemungkinan asabah tidak memperoleh bagiaan sama sekali. Hal ini dipengaruhi ahli
waris zawil furud.
Asabah dibagi menjadi tiga macam, yaitu asabat binafsih, asabatbil-gair, dan asabat ma’al-gair.
1. Asabah binafsih, yaitu ahli waris yang secara otomatis dapat menjadi asabah, tanpa sebab yang
lain. Mereka itu ialah :
a). Anak laki-laki, cucu laki-laki terus ke bawah garis laki-laki
b). Bapak, kakek, terus ke atas garis laki-laki
c). Saudara laki-laki sekandung dan sebapak
d). Anak saudara laki-laki sekandung dan sebapak
e) . Paman sekandung dengan bapak atau sebapak saja
f) . Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak atau sebapak.
2. Asabat bil-gair, yaitu ahli waris yang dapat menjadi asabat apabila di tarik ahli waris lain.
Mereka ituialah :
a) Anak perempuan karena ditarik oleh anak laki-laki
b) Cucu perempuan karena ditarik cucu laki-laki
c) Saudara perempuan sekandung karena ditarik saudara laki-laki sekandung
d) Saudara perempuan sebapak karena ditarik saudara laki-laki sebapak.
3. Asabat ma’al-gair, yaitu ahli waris yang menjadi asabah bersama ahli waris lainnya. Mereka itu
ialah :
a) Saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih) bersama dengan anak perempuan
(seorang atau lebih)
b) Saudara permpuan sebapak (seoarang atua lebih) bersama dengan anak perempuan
seorang atau lebih
3. Ahli waris zawil arham
Ahli waris zawil ahram ialah ahli waris yang sudah jauh hubungan kekeluargaannya dengan
mayat. Ahli waris ini tidak mendapat bagian, kecuali karena mendapat pemberian dari zawil
furud dan asabah atau karena tidak ada ahli waris lain (zawil furuddan asabah).

E. Furudul Muqadarah
1. Faraid dalam al-Qur’an
Allah SWT. menetapkan hak kewarisan dalam al-Qur’an yaitu; 1/2, ¼, 1/8, 1/3, 3/2, dan 1/6, dan
menyebutkan pula orang yang memperoleh harta warisan menurut angka-angkanya. Di dalam
surat an-Nisa’ ayat 11 telah dijelaskan pembagian waris diantaranya adala;
a. Hak anank-anak laki-laki dan perempuan :
1. anak tunggal saja mendapatkan ½
2. anak perempuan lebih dari dua orang mendapat 2/3
3. anak perem[uan bersamadenngan anak laki-laki dengan bandingan pembagian seorang anak
laki-laki sama denngan dua rang perempuan.
b. Hak ibu dan ayah dengan uraian ;
1. ibu dan ayah masing-masing menerima 1/6 bila pewaris meninggalkan anak
2. Ibu menerima 1/3 bila pewari tidak ada meninggalkan anak
3. ibu menerima 1/6 bila pewaris tidak meninggalkan anak nemun memiliki beberapa orang saudara
c. ayah dan ibu bersama dengan anak-anak berada dalam kedudukan yang sama.
Sedangkan ayat 12 berbicara tentang dua hal yaitu;
a. Hak kewarisan suami atau istri dengan uraian:
 Suami yang kematian istri menerima hak ½ bila istrinya tidak ada meninggalkan anak, dan ¼
kalau istrinya ada meninggalkan anak.
 Istri yang kematian suami menerima ¼ bila suaminya tidak ada meninggalkan anak dan 1/8 jika
sang suami meninggalkann anak.
b. Hak saudara-saudara bila pewaris adalah kalalah dengan uraian:
 Bila saudara (laki-laki atau perempuan) hanya seorang dan tidak ada meninggalkan anak.
c. Bila pewaris adalah kalalah, saudara menerima hak dengan uraian sebagai berikut;
 Seorang saudara perempuan saja mendapat ½
 Dua orang (atau lebih) saudara perempuan mendapat 2/3
 Bila bergabung saudara laki-laki dan peremppuan, mereka menerima dengan bandingan seorang
laki-laki sebesar dua perempuan.
2. Faraid dalam sunnah
Sunnah Nabi pada dasarnya muncul untuk memberikan penjelasan kepada ayat-ayat al-Qur’an
yang memerlukan penjelasan, baik penjelasan itu dalam penjelasan arti maupun dalam bentuk
membatasi atau memperluas pengertian. Kewarisan atau faraid termasuk bidang fiqih yangpaling
jelas diatur dalam al-Qur’an.
Penjelasan terhadap hak ayah, anak laki-laki dan saudara laki-laki yang tidak dijelaskan
oleh al-Qur’an yang berbunyi:
‫الحقواالفراءض با هلها فما بقى فهو ل ولى رجل ذكر‬
“berilah bagian yang telah ditentukan itu kepada yang berhak menerimanya dan kelebihannya
berikanlah kepada orang terdekat dari laki-laki dan garis kerabat laki-laki.”
Hadi yang disebutkan diatas menjadi landasan kewarisan ashabah yang berlaku
dikalangannya ulama Ahlu Sunnah. Hadis menyebutkan kewarisan furudhdalam jumlah yang
terbatas sebagai tambahan penjelasan dari apa yang segala dzahir dinyatakan Allah dalam al-
Qur’an.
Hak kewarisan kakek terdapat dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Daud dari Qatadah dari
al-Hasan dai ‘Amran bin Husein:
‫ابن‬: ‫جا ء رجل الى النبى صلى هللا عليه وسلم فقال‬
‫لك السدس‬: ‫ابنى ما ت فما لى من مير ا ثه قال‬
Seorang laki-laki datang kepada rasul Allah dan berkata:” cucu saya meninggal dunia, apa
warisannya yang dapat saya peroleh .” Nabi menjawab: “untukmu seper enam”.”
:‫جا ئت الجدة الىبى بكر تطلب عن مير اثها فقال‬
‫مالك فى كتا ب هللا عز وجل ثئ وما اعمل لك فى سنة‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ثيا ولكن ارجعى حتى اسا ل‬
‫ حضر ت رسول هللا صلى هللا‬: ‫النا س فقال المغير ةشعبة‬
‫ هل معك غيرك فشهد‬: ‫عليه و سلم ا عطا ه السدس فقال‬
‫له محمد ابن سلمة فامضاه لها ابو بكر‬
Seorang nenek datang kepada Abu Bakar meminta hak warisan dari cucunya. Abu Bakar
berkata: “saya tidak menemukan hak nenek sekalipun dalam al-Qur’an dan saya juga tidak tau
adanya sunnah Nabi yang menetapkannya. Tapi pergilah dulu nanti saya tanyaka kepada orang
lain kalau ada yang tahu.” Berkata al-Mughirah bin Syu’bah: “saya pernah hadir bersama
Rasul Allah yang memberikan hak warisan untuk nenek sebesar seper enam.” Abu Bakar
berkata. “ apakah ada orang lain bersamamu ?” maka tampil Muhammad bin Maslamah.
Selanjutnya Abu Bakar memberikan kepada nenek itu dan seperenam.
Dengan melihat kepada apa yang secara dhahir disebutkan dalam al-Qur’an dan ditambahkan
oleh Nabi terlihat ada enam furudh dan ahli waris yang menerimanya disebut dzaul furudh.
Mereka adalah sebagaimana dirinci di bawah ini:
1. Furudh ½. Ahli waris yang memperoleh furudh ini adalah:
 Anak perempuan bila ia hanya seorang diri saja
 Saudara perempuan bila (kandung atau seayah) ia hanya seorang saja
 Suami, bila pewaris tidak ada meninggalkan anak
2. Furudh ¼. Ahli waris yang menerima furudh ¼ ini adalah;
 Suami, bila pewaris (istri) meninggalkan anak
 Istri, bila pewaris (suami) tidak meninnggalkan anak
3. Furudh 1/8. Ahli waris yang menerima furudh ini adalah
 Istri, bila pewaris meninggalkan anak
4. Furudh 1/6. Ahli waris yang menerima furudh ini adalah;
 Ayah, bila pewaris meninggalkan anak
 Kakek bila pewaris tidak meninggalkan ayah
 Ibu, bila pewaris meninggalkan anak
 Ibu, bila pewari meninggalkan beberapa orang saudara
 Nenek bila pewaris tidak meninnggalkan ibu
 Seorang saudara seibu laki-laki atau perempuan.
5. Furudh 1/3. Ahli waris yang memperoleh furudh 1/3 ini adalah;
 Ibu, bila ia mewaris bersama ayah dan pewaris tidak meninggalkan anakk atau saudara
 Saudara seibu laki-laki atau perempuan, bila terdapat lebih dari seorang.
6. Furudh 2/3. Ahli waris yang menerima 2/3 ini adalah;
 Anak perempuan bila ia lebish dari dua orang
 Saudara perempuan kandung atau seayah, bila dia dua orang atau lebih.[3]

F. Hijab dan Mahjub


Hijab ialah ahli waris yang menjadi penghalang bagi ahli waris lain untuk menerima bagian
harta waris. Hijab dibedakan menjadi dua macam, yaitu hijab hirman dan hijab nuqsan.
1) . Hijab hirman apabila menutupnya secara mutlak sehingga mahjub (orang yang tertutup) sama
sekali tidak memperoleh bagian.
2) . .Hijab nuqsan apabila menutupnya tidak mutlak (sekedar mengurangi jatah yang diterima
mahjub), misalnya dari ¼ menjadi 1/8.
Mahjub ialah ahli waris yang tertutup ahli waris lain untuk menerima bagian harta waris.
Apabila hijabnya hirman, mahjub pun hirman, demekian pula sebaliknya.
1) Nenek dari garis ibu gugur haknya karena adanya ibu.
2) Nenek dari garis ayah gugur haknya karena adanya ayah dan ibu
3) Saudara seibu gugur haknya baik laki-laki ataupun perempuan oleh:
a. Anak kandung laki/perempuan
b. Cucu baik laki-laki/perempuan dari garis laki-laki
c. Bapak
d. Kakek
4) Saudara seayah baik laki-laki/perempuan gugur haknya oleh :
a. Ayah
b. Anak laki-laki kandung
c. Cucu laki-laki dari garis laki-laki
d. Saudara laki-laki kandung
5) Saudara laki-laki/perempuan kandung gugur haknya oleh:
a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari garis anak laki-laki
c. Ayah
6) Jika semua ahli waris itu laki-laki yang dapat bagian ialah.
a. Suami
b. Ayah
c. Anak laki-laki
7) Jika semua ahli waris itu semuanya perempuan dan ada semua, maka yang dapat warisan ialah:
a. Isteri
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan
d. Ibu
e. Saudara perempuan kandung
8) Urutan pembagian antara saudara laki-laki kandung/saudara laki-laki se ayahsampai kebawah
dan urutan paman kandung / paman seayah sampai kebawah
.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Secara etimologis Mawaris adalah bentuk jamak dari kata miras (‫)موارث‬, yang merupakan
mashdar (infinitif) dari kata : warasa –yarisu – irsan – mirasan. Yang maknanya menurut bahasa
adalah ; berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada
kaum lain.
Sedangkan makna mawaris menurut istilah yang dikenal para ulama ialah, berpindahnya
hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang
ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik yang legal
secara syar’i. Jadi yang dimaksudkan dengan mawaris dalam hukum Islam adalah pemindahan
hak milik dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup sesuai
dengan ketentuan dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Asbabul Irsih dan Mawani’ul Irsi terdiri dari dua macam yakni:
Asbabul irsi (sebab-sebab memperoleh harta warisan) seorang berhak memperoleh harta waris
dan Mawani’ ul irsi (sebab-sebab terhalang memperoleh harta waris)
Daftar Pustaka
Syarifuddin, Amir. 2004. Hukum Kewarisan Islam.Padang.Kencana.
Al-Shabuni, Muhammad Ali. 1987. Hukum Waris Islam. Bandung. CV. Diponegoro.
http://www.islamnyamuslim.com/2012/12/pembagian-harta-waris-dalam-
islam.html#sthash.M8f6HHzI.dpuf.
saebani, Beni Ahmad.2009. Fiqih Mawaris.Bandung. Pustaka Setia.
PROMOTED CONTENT

Ibu pengangguran mendapat $900/hari dengan skema ini

Ingin sukses investasi? Ini trik yang digunakan para miliarder

Obat rumah efektif untuk tumbuhkan rambut!

Anda dapat bangun sebagai jutawan, cobalah ini

Bosan dengan kemiskinan? Terapkan langkah-langkah ini sekarang!

Rasa sakit di sendi akan hilang sekali dan untuk selamanya


Makhluk mengerikan lenyap dari tubuhmu bila tiap pagi, sebelum makan kamu
minum

Parasit adalah penyebab bau mulut tak sedap!! Sebelum tidur, gunakan sesendok...

Berat Anda 89 kg? Bisa jadi 55 kg!Cara cepat langsing untuk pemalas! Lanjut baca

Pendidikan formal akan memberi anda mata pencarian; pendidikan sendiri akan
memb

Apa yang dikatakan oleh jutawan ini tentang menjadi kaya

Bau mulut-tanda parasit dalam tubuh. Mereka lenyap jika Anda minum sesendok

Bau mulut-tanda parasit dalam tubuh. Mereka lenyap jika Anda minum sesendok

Bau mulut-tanda parasit dalam tubuh. Mereka lenyap jika Anda minum sesendok
Bagikan di Google+ Bagikan di Facebook Bagikan di Twitter

Artikel Terkait

Makalah Sistem Pendidikan di Indonesia


Dasar Filsafat dan penjelasan Lengkap


Makalah Sejarah Islam di Andalusia spanyol


Sejarah landasan yuridis Pendidikan Nasional


Makalah Konflik Industrial


ONTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN


Makalah Bahaya TBC Tubercolosis


Ruang Lingkup Pendidikan Islam


Makalah perkembangan Seni Rupa


MAKALAH SEJARAH ANALISIS KEBIJAKAN


Makalah Hakikat Kehidupan Manusia Peradaban dan Perubahan Sosial


Makalah Ilmu Filsafat dan Agama Lengkap

Popular Post
 MAKALAH HAM (Hak Asasi Manusia) LENGKAP
 MAKALAH TENTANG NARKOBA LENGKAP
 MAKALAH ATLETIK LENGKAP
 Makalah Sejarah Bahasa Indonesia Lengkap
 MAKALAH EKONOMI ISLAM LENGKAP
 MAKALAH PELANGGARAN LALULINTAS
 MAKALAH MULTIKULTURAL LENGKAP
 MAKALAH MANAJEMEN RESIKO
 STATISTIK INFERENSIAL

 MAKALAH LENGKAP KEBUGARAN JASMANI


Mungkin anda suka
 11 Bahaya Konsumsi Teh Basi untuk Kesehatan dan Tubuh
 12 Gejala Awal Penyakit Ginjal Harus Diwaspadai
 7 Bahaya Air Kelapa untuk Kesehatan yang Wajib Diketahui
 25 Obat Vertigo Alami dan Aman Digunakan
 9 Bahaya Minum Kopi untuk Penderita Penyakit Jantung Koroner
 22 Obat Gusi Berdarah Paling Manjur
 18 Obat Tradisional Anyang Anyangan Paling Mudah Dicari
 15 Obat Pembersih Telinga Paling Aman Digunakan
 17 Bahaya Konsumsi Minuman Bersoda untuk Ibu Hamil
 15 Tanda-Tanda Campak Paling Mudah Dilihat
 18 Gejala Jantung Bermasalah Yang Perlu Diwaspadai
 12 Penyebab Ginjal Bengkak Harus Diwaspadai
 12 Obat Alergi Debu Paling Aman Digunakan
 6 Gejala Mata Ikan Yang Harus Dihindari
 32 Bahaya dan Dampak Kopi untuk Kesehatan dan Tubuh
 11 Efek Buruk Ampas Kopi untuk Tubuh dan Kesehatan
 10 Fungsi Susu Sapi Murni untuk Kesehatan dan Tubuh
 11 Bahaya Konsumsi Kopi bagi Penderita Penyakit Ovarium dan Kista
 20 Obat Kesemutan Alami Yang Baik Digunakan
 13 Efek Samping Operasi Usus Buntu Paling Berbahaya
 23 Obat Herbal Rematik Paling Ampuh dan Mujarab
 35 Cara Mengatasi Masuk Angin Secara Alami Dengan Mudah
 7 Bahaya Minum Teh Setelah Makan untuk Kesehatan Tubuh
 11 Jenis Minuman Penambah Ion Tubuh yang Terbaik untuk Dikonsumsi
 15 Obat Gatal Biduran Paling Mudah Dicari
 10 Obat Bisul Salep Alami Paling Ampuh
 20 Obat Herbal Asam Urat Paling Ampuh dan Mujarab
 6 Cara Mengobati Cadel secara Efektif
 15 Obat Kaki Bengkak Karena Terkilir Alami

 8 Bahaya Terkena Gigitan Kaki Seribu Yang Perlu Dihindari

Anda mungkin juga menyukai