Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI

“MEMAKSIMALKAN LABA”

UNIVERSITAS POLITEKNIK SAINS DAN TEKNOLOGI WIRATAMA


MALUKU UTARA

KELOMPOK 1 :
1. MASITA HAMADIA
2. UZMIATI
DOSEN PEMBIMBING : IRFANDI BUAMONABOT, SE.M.Sc
SEMESTER : SATU (GANJIL)
PRODI : AKUNTANSI KOMPUTER
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 4
A. Pengertian Memaksimalkan Laba ........................................ 4
B. Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja ............... 7
C. Jenis-jenis Biaya Produksi.................................................. 10
D. Proses Produksi ................................................................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................... 13
B. Saran ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang manager akan memutuskan suatu keputusan berdasarkan pilihan-pilihan
keputusan yang ada. Keputusan yang dibuat akan mengacu pada tujuan perusahaan utama, yaitu
keuntungan yang maksimum. Di sisi lain, keuntungan maksimum akan sejalan dengan
meminimumkan biaya yang muncul pada proses pembuatan keuntungan.
Keuntungan yang maksimum dan biaya yang minimum akan diputuskan dengan
menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Masalahnya adalah sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan adalah terbatas. Keterbatasan sumber daya ini merupakan
suatu masalah yang harus dipecahkan dengan membuat suatu keputusan sedemikian rupa,
sehingga penggunaannya menjadi efisien dan memberikan hasil output yang paling optimal atau
memberikan keuntungan yang maksimum dan menghasilkan biaya yang minimum.
Dimasa sekarang ini, perusahaan memiliki masing-masing peluang untuk memasarkan
produknya, perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah
di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat
ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan
sejenis. Dengan demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan
dalam bidangnya masing-masing.
(Agus Suseno,2009).Perusahaan harus selalu dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap
bersaing dan menguasai pasar. Untuk itu, setiap perusahaan atau pengusaha dituntut untuk
melakukan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan
lainnya. Karena setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih
besar.
“Strategi” adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurung waktu tertentu. Dalam bisnis strategi
biasanya ditujukan guna bagaimana cara bersaingnya.Tekanan persaingan ini mencakup
ancaman pedatang baru, daya tawar menawar pemasok, daya tawar pembeli, daya tawar produk
pengganti dan persaingan antar pesaing.
Dilihat dari segi globalisasi persaingan lebih tajam karena untuk masuk ke dalam pasar
global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki. Faktor-faktor tersebut
adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal. Persaingan global yang dihadapi
perusahaan tersebut memaksa para manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang
berkualitas berdasarkan fakta-fakta. Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya
belum tentu sama, tetapi pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh laba
yang sebesar- besarnya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?
2. Bagaimana menekan biaya produksi output ataupun tenaga kerja?
3. Strategi yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan biaya produksi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara meminimumkan
biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja,
sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam
pabrik. Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga
akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan laba
perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba tersebut dapat
ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.
Untuk meningkatkan laba, perusahaan umumnya meningkatkan pendapatan dan
mengurangai biaya, antara lain biaya produksi. Dengan mengurangi biaya, perusahaan adapat
memaksimalkan dana untuk tujuan lain seperti membuat produk baru, atau menginvestasikannya
untuk menambah aset perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Memaksimalkan Laba


“Laba” atau profit dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan
kekayaan seseorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya
yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya kesempatan).
Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC),
Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR dengan TC
mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat
dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0) dimana TR harus
lebih besar dari pada TC (TR-TC).
Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu
pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen
perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan 2 faktor penentu laba yaitu
(1) pendapatan
(2) biaya. ( Ellys Delfrina Sipangkar,2008)
Sementara itu laba dalam akuntansi sendiri, didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi. Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian
pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk mempresentasi kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Akan tetapi teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan
dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Laba merupakan selisih antara penerimaan total dan
biaya total. Penerimaan total= jumlah yang diterima dari penjualan produk (qx P).
Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap perusahaan bisa dicapai melalui
bermacam-macam cara antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang, seperti produksi,
sumber daya manusia, maupun keuangan.
Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara
teoritis laba adalah kompensasi atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan, semakin besar
resiko semakin pula laba yang di peroleh.
Untuk bagian laba terdapat dua jenis laba yaitu laba bisnis ( pendapatan penjualan -biaya
exsfilisit dalam menjalankan bisnis), dan laba ekonomi (laba bisnis-biaya modal yang implisit
dan masukan lain yang disediakan pemilik dan pergunakan perusahaan). Eksplisit cost
merupakan biaya yang pengeluarannya ada bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain
sedangkan implisit cost merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi tetap harus diakomodir
sebagai biaya.
Biaya produksi merupakan yang paling utama untuk dipikirkan serta diperhitungkan.
Kesalahan perhitungan mampu berakibat fatal bagi kemajuan serta perkembangan perusahaan.
Besarnya harga produksi ini akan membuat sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan
akibat ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan manajemen keuangannya.Biaya produksi
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi untuk
dijual. Dimana biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.Terkadang banyak perusahaan mengurangi mutu kualitas dari produk
yang diproduksi hanya untuk mendapatkan biaya produksi yang rendah, namun hal tesebut
bukan cara yang tepat untuk membuat biaya produki menjadi lebih rendah, tetapi perusahaan
perlu melakukan efisiensi biaya untuk dapat menekan biaya produksi.
Penetapan biaya produksi yang efisien diartikan sebagai biaya produksi dengan kualitas
yang unggul dengan mengurangi biaya yang banyak mengurangi anggaran dalam
perusahaan.Beberapa anggaran yang biasanya dikurangi untuk efisiensi biaya produksi ini seperti
anggaran pegawai (gaji pegawai per bulannya),biaya listrik, biaya air jika perusahaan
menggunakan sumber air bersih dari PDAM, serta biaya peralatan dalam produksi atau
mesin.Berbagai biaya inilah yang terkadang menyebabkan pembengkakan dalam biaya produksi.
Tentu perusahaan harus tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya
produksi tersebut.
Efisiensi biaya produksi tidak dilakukan dengan mengurangi biaya bahan pembuatan
produknya melainkan mengurangi biaya produksi dari biaya tetap perusahaan per
bulannya.iEfisiensi biaya produksi adalah hubungan perbandingan antara anggaran biaya
produksi (input) dengan realisasi biaya produksi (output ). (Syahu Sugian, 2006:76). Untuk
menilai efisiensi biaya produksi, secara langsung akan meliputi tiga komponen biaya produksi,
yaitu efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung, dan efisiensi biaya
overhead pabrik.Untuk mengetahui efisien atau tidaknya biaya produksi dilakukan dengan cara
menghitung selisih antara anggaran dengan realisasinya.Efisiensi merupakan suatu hal yang
penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Konsep
efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan
dengan standar atau sesuatu yang bisa dijadikan pembanding.
Cara efisiensi biaya produksi ini dapat dilakukan melalui metode berikut ini yaitu :
1. Hitunglah harga total minimal bahan yang dibutuhkan untuk melakukan produksi. Bahan
produksi merupakan salah satu indikator yang utama untuk bisa melakukan produksi barang atau
jasa yangingin diusahakan oleh perusahaan. Sebelum melakukan penentuan biaya jual produk
atau jasa tersebut anda harus menghitung biaya bahan produksi total seminimal mungkin.
2. Penerapan Just In Time Just In Time adalah usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan
(stourage time) yang merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen
(nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana penerapan Just In Time dapat
menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat biaya lebih efisien.
3. Rancangkan biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal mungkin. Inilah yang harus
diperhitungkan saat menentukan biaya produksi. Jumlahkan semua biaya perawatan mesin serta
gaji karyawan yang dibutuhkan seminimal mungkin. Hal ini diupayakan untuk menghitung
standar biaya produksi.
Efisiensi biaya produksi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Perusahaan harus tepat dalam menetapkan harga
yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi supaya efisiensi biaya produksi dapat secara
konsisten dapat diterapkan perusahaan.
B. Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk. Biaya tanaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja manusia tersebut.
Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja, antara lain:
1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi pokok
produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap
golongan tersebut.
a. Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan pabrik,upah lembur
karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer pabrik.
b. Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan
pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer pemasaran.
c. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian akuntansi, bagian personalia ,
bagian secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan
karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.
2. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan.
Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan
tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen-departemen non produksi digolongkan pula
menurut departemen tempat kerja mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih
memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang
dibentuk dalam perusahaan. Misalnya: departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari
3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan. Bagian nonproduksi:
tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dll.
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaan.
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis sifat pekerjaannya .
Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar
kerja. Dengan demikian biaya tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyelia,
upah operator.
4. Penggolongan menurut hubungan dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tidak langsung.
Untuk mencapai target kinerja keuangan diatas beberapa strategi yang bisa ditempuh
antara lain:
a. Melakukan penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran atau Budgeting
perusahaan.
b. Penerapan standar operating prosedur keuangan dan operasional, melalui pengawasan dan
penerapan manajemen perusahaan yang handal.
c. Efisiensi penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan transaksi penjualan dengan
cara tunai.
d. Manajemen persediaan bahan baku produksi yang efektif
e. Metode pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit (account payable), dan
diupayakan dana pembayarannya bersumber dari hasil penjualan.
f. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan yang efisien.
g. Secara berkala dalam satu periode melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, sebagai alat
barometer terhadap pencapaian nilai rasio efisiensi kinerja laporan keuangan perusahaan.
Semakin tinggi perputaran modal kerja yang diinvestasikan dalam perusahaan maka akan
semakin baik kinerja keuangan dan membutuhkan modal yang minim untuk mencapai target
prosentase laba yang besar.
Memaksimumkan laba menjadi prioritas penting dalam menjalankan suatu perusahaan.
Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu:
a. Pendekatan Totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual
per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah
jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit,
sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q) Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi
penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang
diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit
output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi
dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
b. Pendekatan Rata-rata (average approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya
produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per
unit dikali dengan jumlah output yang terjual. π = (P - AC).Q Dari persamaan ini, perusahaan
akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC).
Perusahaan akan mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk memproduksi
atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan
AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau
unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
c. Pendekatan Marginal (marginal approach)
Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan
marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. π = TR – TC. Laba
maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan nol dan nilainya sama
dengan nilai turunan pertama TR (δTR/ δQ atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (δTC/
δQ atau MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba
maksimum (atau kerugian minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
 bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
 bahan-bahan pembantu atau penolong
 upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
 penyusutan peralatan produksi
 uang modal, sewa
 biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
 biaya pemasaran seperti biaya iklan
 pajak
C. Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam
proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama
dari biaya produksi, meliputi:
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan
dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam
kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
e. Biaya listrik dan air pabrik
f. Biaya asuransi pabrik
g. Operasi lain-lain
D. Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses
produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas
dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi
dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode).
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya
untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga
pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode
tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Sejak awal akan dirancangnya perusahaan, sebaiknya dilakukan pula perencanaan tenaga
kerjanya. Baik itu tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsungnya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadinya kesia-siaan tenaga kerja, sehingga jumlah tenaga kerja yang
pada perusahaan dapat dikatakan optimum, dan pada akhirnya akan menurunkan biaya tenaga
kerja perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai