Anda di halaman 1dari 2

Kehidupan Pada Masa Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu yang terletak di tepi Sungai Mahakam dan
berpusat di Muarakaman. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan ini telah berkembang sejak abad IV masehi. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui
dari tujuh buah prasasti Yupa yang ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam. Kerajaan
ini diberi nama Kutai karena ditemukan di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pemberian nama ini
dilakukan karena tidak ada prasasti yang menyebutkan tentang nama asli kerajaan ini. Raja
pertama dari Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Sedangkan raja yang terbesar dari Kerajaan
Kutai adalah Mulawarman.

a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kutai mendapat pengaruh dari ajaran agama hindu.
Agama hindu menjadi pegangan bagi masyarakat yang menganutnya. Penganut hindu di
Kerajaan Kutai menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sosial. Tidak seperti sistem kasta yang
ada di India yang menerapkan 4 kasta, di Kerajaan Kutai hanya menerapkan sistem 2 kasta yakni
kasta brahmana dan kstaria. Sistem kasta ini juga tidak seketat seperti yang di terapakn di India
karena masyarakat Kutai masih menerapkan kebudayaan asli. Agama hindu di Kutai mengalami
akulturasi dengan kebudayaan local. Hal ini terlihat dari kebudayaan yupa pada setiap upacara
kurban. Yupa merupakan wujud akulturasi antar kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan
megalitikumberbentuk menhir. Akulturasi budaya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
bersikap aktif dalam menerima unsur budaya asing. Perilaku ini telah menjadikan budaya
Indonesia menjadi lebih beragam.
b. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Kutai sangat bergantung dengan keberadaan Sungai
Mahakam. Berdasarkan bukti yang ditemukan dapat diketahui bahwa perekonomian Kerajaan
Kutai terletak di sector perdagangan, pertanian, dan peternakan. Kerjaan Kutai sangat terkenal
dengan hasil hutannya seperti getah kayu meranti, dammar, gaharu, rotan, batu permata, dan
bulu-bulu burung yang indah. Komoditas tersebut diperdagangkan ke luar melalui pelayaran di
sepanjang Sungai Mahakam. Keberadaan 20.000 lembu yang digunakan oleh Raja Mulawarman
untuk para brahmana yang tercantum dalam prasasti Yupa menunjukkan tentang adanya usaha
peternakan yang dilakukan oleh masyarakat Kutai.
c. Kehidupan Agama
Agama yang berkembang dalam masa Kerajaan Kutai adalah agama hindu. Agama ini
berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Asmawarman. Agama hindu yang berkembang
di kerajaan ini adalah agama Hindu Syiwa. Penganut agama ini menyembah Syiwa sebagai dewa
tertinggi. Dewa Syiwa diyakini sebagai symbol Brahman ( Tuhan ) yang memiliki kekuatan
melebur alam semesta. Perkembangan agama Hindu Syiwa dibuktikan dengan adanya tempat
suci yang bernama Waprakeswara. Waprakeswara merupakan tempat suci untuk memuja Dewa
Syiwa. Di pulau Jawa tempat tersebut disebut Baprakeswara. Agama ini menjadi agama resmi
Kerajaan Kutai, meskipun demikian agama tersebut hanya berkembang di wilayah istana.
Masyarakat Kutai masih menerapkan kebudayaan asli yang bertumpu pada kepercayaan
kaharingan. Kaharingan adalah kepercayaan masyarakat Dayak yakni menyembah Ranying
Hatalla Langit yang telah menciptakan alam semesta. Penganut kaharingan juga mengenal
upacara pembakaran mayat seperti Ngaben dalam agama Hindu, oleh karena itu sejak tanggal 20
April 1980 kaharingan dimasukkan ke dalam kategori agama hindu.

Anda mungkin juga menyukai