Sejarah Kebudayaan
Sejarah Kebudayaan
Pada tahun 1580 Portugis diduduki oleh spanyol sementara itu Belanda terlibat perang
kemerdekaan melawan Spanyol tahun 1568-1648 maka oleh spanyol para padagang belanda
tidak di izinkan membeli rempah-rempah yang berpusat di Lisabon. Para pedagang Belanda
kemudian berusaha mencarikan sendiri pusat rempah-rempah di dunia timur. Para petualang
Belanda beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa Portugis ke Asia
dan Indonesia Dari Jan Huygen Van Linschoten , seorang penjelajah belanda yang ikut pelayaran
Portugis sampai di Indonesia.
Pada tahun 1596 , Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal berawak kapal 249
orang mendarat di Banten. Kehadiran Belanda di Nusantara di mengawali penjajahan di
Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indishe Compagnie) tahun 1602.
Oleh pemerintahan Belanda, VOC diberi Oktroi (hak-hak istimewa ) sebagai berikut :
1. Dianggap sebagai wakil pemerintah BElanda di Asia
2. Monopoli perdagangan
3. Mencetak uang mengedarkan uang sendiri
4. Mengadakan perjanjian
5. Menaklukan perang dengan Negara lain
6. Menjalankan kekuasaan kehakiman
7. Pemungutan pajak
8. Memiliki angkatan perang sendiri
9. Mengadakan pemerintahan sendiri
Situasi di Eropa membawa perubahan pemerintahan di Belanda. Pada tahun 1975 tentara
Perancis menyerbu Belanda sehhingga pangeran Willem V melarikan diri ke Inggris. Kerajaan
Belanda sekanjutnya di pimpin oleh Louis Napoleon , adik Napoleon Bonaparte , kaisar
Perancis. Louis Napoleon kemudian mengankat Gubernur Jenderal untuk memerintah daerah
Kolonial Hindia Belanda bersama Herman Willem Daendels.
Masa pemerintahan H.W daendels di Indonesia (1808-1811)
Pada masa Daendels berkuasa , Perancis bermusuhan dengan Inggris dalam perang
koalisi di Eropa. Maka tugas utama Daendels di Hindia Belanda adalah mempertahankan pulau
Jawa dari serangan pasukan Inggris.
Tugas Daendels dan langkah-langkah yang ditempuh di Indonesia dalam Bidang
Keuangan/ Ekonomi adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan mata uang kertas
b. Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta (partikelir)
yang banyak dimiliki orang Cina , Arab dan Belanda
c. Meningkatkan pemasukan uang dengan cara-cara sebelumnya yaitu memborongkan pungutan
pajak , Contingenten dan penanaman kopi.
Masa pemerintahan Thomas stamfort Raffles di Indonesia (1811-1816)
Pada tahun 1811-1816 pimpinan Inggris di India yaitu Lord Muito memerintahkan
Thomas raffles yang berkedudukan di Penang untuk menguasai pulau Jawa. Dengan
mengerahkan 60 kapal , Inggris berhasil meduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan
pada tanggal 18 september 1811 Belanda menyerah melalui kapitulasi tuntang .
Isi kapitulasi tuntang adalah :
1) Pulau jawa dan sekitarnya di kuasai Inggris
2) Semua tentara belanda menjadi tawanan Inggris
3) Orang Belanda daoat dijadikan pegawai Inggris
Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur dengan tugas mengatur pemerintahan dari
peningkatan perdagangan dan keamanan. Dan Tugas Raffles di Indonesia dalam Bidang
Perekonomian dan Keuangan adalah sebagai berikut :
a) Melaksanakan system sewa tanah (Land Rente) , tindakan ini didasarkan pada pendapatan bahwa
pemerintah Inggris adalah yang berkuasa atas semua tanah , sehingga penduduk yang menepati
tanah wajib membayar pajak
b) Meneruskan usaha yang pernah dilakukan belanda misalnya penjualan tanah kepada swasta ,
serta penanaman kopi
c) Melakukan penanaman bebas , melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan.
d) Memonopoli garam agar tidak dipermainkan dalam perdagangan karena sangat penting bagi
rakyat
e) Menghapus segala penyerahan wajib dan kerja rodi
Di samping sebagai kepala pemerintahan jajahan Inggris atas wilayah Indonesia, Raffles sangat
tertarik kepada sejarah, kebudayaan dan kesenian di Jawa. Dengan bantuan orang-orang pribumi yang
pandai dan beberapa orang Belanda, Raffles berhasil mengetahui sejarah, kebudayaan, kesenian dan
kesusasteraan Jawa. Buah karya Thomas Stamford Raffles adalah buku yang berisikan sejarah Jawa
yang berjudul History of Java.
Setelah Napoleon Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian
tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris
mengembalikan semua daerah kekuasa-an Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris. Akan tetapi
Raffles tidak setuju terhadap keputusan-keputusan itu. la meletakan jabatannya dan digantikan oleh
Letnan Gubernur Jenderal John Fendall. Pada tahun 1816 John Fendal menyerahkan wilayah jajahan di
Indonesia kepada Belanda.
Setelah dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814),
daerah jajahan di Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu, dikirim
komisi Jenderal yang terdiri atas Van der Capellen, Elout, dan Buyskes (1816).
Tugas komisi Jenderal itu sangat berat, yaitu memperbaiki sistem pemerintahan dan
perekonomian. Perbaikan ekonomi ini bertujuan agar dapat mengembalikan utang-utang Belanda yang
cukup besar akibat perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi Napoleon maupun perang-perang
yang dilakukan dalam menghadapi kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya itu, berbagai tantangan muncul, yaitu menghadapi perekonomian
yang buruk, persaingan dagang bangsa Inggris, sikap bangsa pribumi yang memusuhi bangsa Belanda.
Bangsa pribumi tidak ingin dijajah lagi dan ingin merdeka seperti yang dialami pada zaman Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit.
Jika ditinjau dari sejarah Indonesia, sejak tahun 1816 sampai tahun 1900, bangsa di Indonesia
sudah jelas menentang masuk dan berkuasanya bangsa Asing termasuk bangsa Belanda. Pertentangan
yang terjadi antara bangsa-bangsa di Indonesia dengan bangsa Belanda disebabkan oleh karena:
1) Kebencian golongan raja dan bangsawan pribumi terhadap pemerintah Belanda yang menyebabkan
kemunduran kekuasaan mereka.
2) Kebencian golongan pedagang pribumi terhadap Belanda yang mematikan mata pencaharian mereka.
3) Kebencian terhadap Belanda berdasarkan agama, seperti meletusnya Perang Diponegoro, Perang Padri,
Perang Aceh dan lain sebagainya.
Untuk menghadapi pertentangan yang kuat dari bangsa-bangsa di Indonesia, Belanda
menindasnya dengan jalan perang kolonial dan politik devide et impera, yaitu memecah belah bangsa
di Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya permu'-uhan antara kerajaan-kerajaan yang ada di
wilayah Indonesia.
Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa ( Tahun 1830)
Berlakunya Sistem Tanam Paksa dan Ketentuan-ketentuan pokok dalam tanam paksa adalah :
a. Penduduk diharuskan menyediakan sebagian tanahnya untuk tanaman yang laku dijual ke Eropa
b. Tanah yang di pergunakan tidak melebihi 1/5 tanah yang dimiliki penduduk desa
c. Waktu untuk memelihara tanman tidak melebihi waktu yang dipergunakan untuk memelihara
tanaman padi
d. Bagian tanah yang ditanami tersebut bebas pajak
e. Bila hasil bumi melebihi nilai pajak yang harus dibayar rakyat maka kelebihan hasil bumi
tersebut diberikan kepada rakyat
f. Jika gagal panen yang tidak disebabkan oleh kesalahan petani maka kerugian ditanggung
pemerintah
g. Penduduk yang bukan petani wajib bekerja dikebun , pabrik atau pengangkutan untuk
kepentingan belanda.
Adapun tujuan dari UU Agraria adalah melindungi petani agar tidak kehilangan
tanahnya serta membuka peluang orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia.
Dampak Positif pada masa Pendudukan Jepang di bidang ekonomi bagi Bangsa Indonesia
adalah :
a. Didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
b. Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem
pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi pangan.
Dampak Negatif pada masa Pendudukan Jepang di bidang ekonomi bagi Bangsa Indonesia
adalah :
a. Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda
yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
b. Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa
dalam kondisi yang tidak manusiawi.
c. Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak
demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas
Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
d. Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan
secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
e. Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya
hubungan ekonomi antar daerah.
Pada masa sebelum merdeka sistem perekonomian Indonesia masih diatur oleh penjajah yang
pada saat itu sangat merugikan Indonesia, karena semua sumber daya alam yang ada di Indonesia
dikuras oleh para penjajah. Pada saat itu banyak masyarakat Indonesia yang dijadikan sebagai budak di
negaranya sendiri. Mereka semua diperlakukan tidak adil.
Negara penjajah yang paling merugikan Indonesia adalah Jepang, karena pemerintah militer
Jepang melakukan perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan
masyarakat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan
dipasok untuk kebutuhan militer. Tidak hanya pemerintah militer Jepang yang merugikan Indonesia,
pemerintah Belanda pun sangat merugikan Indonesia. Hampir seluruh kekayaan Indonesia dikuras untuk
memperkaya mereka. Banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah Belanda membuat
Indonesia sengsara dan rata-rata kehidupan rakyatnya dibawah taraf kemiskinan.
Sumber :
http://kellyfajri.wordpress.com/masuknya-kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia/
http://wandi.guru-indonesia.net/artikel_detail-35786.html
http://indahfeb.wordpress.com/2011/02/20/perekonomian-indonesia/