Anda di halaman 1dari 5

2.1.

1 Sejarah Kefarmasian
Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni semenjak timbulnya penyakit. Dengan
adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit
yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan usaha pencegahan terhadap
penyakit.
Ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah:
 Hipocrates (460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran
secara ilmiah. Dan Hipocrates disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran
 Dioscorides (abad ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama
yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia
Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu Aspiridium, Opium, Ergot, Hyosyamus dan
Cinnamon.
 Galen (130-200 setelah Masehi), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya
dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi
yaitu Farmasi Galenika.

2.1.2 Pengertian Resep


Resep adalah permintaan teryulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Resep
disebut juga formulae medicae, terdiri dari formulae officinalis (yaitu resep yang tercantum
dalam bukku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar) dan formulae magistrasi
(yaitu resep yang tercantum dalambuku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar) dan formulae
magistralis (yaitu resep yang ditulis oleh dokter).
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang
tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam
bahasa Latin. Suatu resep yang lengkap harus memuat :
 Nama, alamat dan nomer izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan
 Tanggal penulisan resep, nama setian obat atau komposisi obat
 Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
 Tanda tangan atau paragraph dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/ pemilik hewan
 Tanda seru dan paragraph dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi (terbatas pada pengobatan
gigi dan mulut) , dokter hewan ( terbatas pada pengobatan hewan). Dokter gigi diberi izin
menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian obat melalui mulut, injeksi
(parentral) atau cara pemakaian lainnya, khususnya untuk mengobati penyakit gigi dan mulut.
Sedangkan pada prmbiusan secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi (S.E.) Depkes
No.19/Ph/62 Mei 1962. Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku (contohnya petugas pengadilan bila
diperlukan untuk suatu perkara).

2.1.3 Penyimpanan Resep


Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan
tanggal dan nomer urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama
3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus di pisahkan dari resep yang lainnya. Resep
yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dapat
dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh Apoteker Pengelola
Apotik bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan
resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan,
rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang
petugas apotik.
Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang digunakan oleh semua mahluk
untuk bagian dalam maupun maupun luar, guna mencegah meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan
atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menerapkan diagnose,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan
atau bagian badan manusia.
2.1.4 Pengertian Obat Secara Khusus
1. Obat Jadi
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk, cairan, salep,
tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope
Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.Obat Paten
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. Obat Baru
Yakni obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai yang berkhasiat, ataupun yang
tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain, yang
belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
4. Obat Asli
Yakni obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah Indonesia, terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
5.Obat Esensial
Adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat
terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan
6.Obat Generik
Adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
untuk zat berkhasiat yang dikandungannya.
2.1.5 Pengolongan Obat
Macam-macam penggolongan obat :
a. Menurut kegunaannya obat dapat dibagi :
a) Untuk menyembuhkan (therapeutic)
b) Untuk mencegah (prophylactic)
c) Untuk diagnose (diagnostic)
b. Menurut cara penggunaan obat dapat dibagi :
a) Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam), adalah obat yang digunakan melalui
organ dan diberi tanda etiket putih.
b) Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar), adalah obat yang cara penggunaannya
selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru. Contohnya implantasi, injek, topical,
membrane mucosal, rectal, vaginal, nasal, opthal, aurical, collution/gargarisma.
c. Menurut cara kerjanya obat dapat dibagi :
a) Local, adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat, seperti obat-obat yang
digunakan secara topical pemakaian topical. Contohnya salep, liniment dan cream
b) Sistemis, adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh. Contohnya tablet, kapsul, obat
minum dan lain-lain.
d. Menurut undang-undang kesehatan obat digolongkan dalam :
a) Obat narkotik ( Obat bius), merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan
ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan
apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan.
b) Obat Psikotropika (Obat berbahaya), obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang
dan menegangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan orang.
c) Obat keras adalah semua obat yang :
 Mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam daftar obat keras.
 Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
d) Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang diserahkan tanpa resep dokter dalam
penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan (P1 s/d P6)
e) Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas, dan tidak membahayakan bagi si
pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
2.2 FARMAKOLOGI
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan
obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan fisiologi,
resorpsi, dan nasibnya dalam organism hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara
obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut
klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :

2.2.1 Penggolongan Ilmu Khasiat Obat


1. Farmakognosi
Mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari mineral dan
hewan. Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah
sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranan sebagai sumber untuk obat-obatan
baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak
phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya
tingtura echinaceae (penguat daya tangkas),ekstra Ginkoa biloba (penguat memori), bawang
putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) .
2. Biofarmasi
Meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain
dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal.
Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diesorpsi dan untuk melakukan efeknya juga
dipelajari ( farmaceutical dan biogical availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari
sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalence). Ilmu bagian ini mulai
berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
3. Farmakodinamika
Mempelajari kegiatan obat terhadap organism hidup terutama cara mekanisme
kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya
farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
4. Toksikologi
Adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya
termasuk pula dalam kelompok famakodinamika, karena efek terapi obat berhubungan erat
dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat
bekerja sebagai racun dan merusak organism . (“ Sola dosis facit venenum” : hanya dosis
membuat racun racun, Paracelsus).
5.Farmakoterapi
Mempelajari penggukaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya.
Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat
fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya
berdasarkan pula pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat-zat
dari tanaman untuk mengobati penyakit.
2.2.2 Absorpsi dan Jenis Sediaan
Jenis sediaan obat mempengaruhi proses absopsinya. Untuk jenis sediaan obat
seperti tablet, proses absopsi dimulai dari di lambung, karena disini tablet akan dilarutkan
yang memudahkan zat-zat didalamnya terserap kedalam pembulu darah. Ada beberapa obat
yang dirancang untuk tidak terlarut sepenuhnya di dalam lambung, tapi terlarut perlahan-
lahan di dalam saluran pencernaan. Ini bertujuan apabila efek obat dibutuhkan berlangsung
dalam durasi yang lebih lama.
Obat-obatan injeksi, absorpsi berlangsung sangat cepat, karena zat aktif langsung
disuntikan ke dalam pembulu darah. Ketersediaan hayati ( jumlah zat aktif obat di dalam
tubuh ) bias mendekati 100% karena obat tidak melalui proses pencernaan yang dapat
mengurangi ketersediaan hayati obat.
Jenis sediaan yang diberikan secara sublingual ( dibawah lidah ) diabsorpsi
langsung di rongga mulut. Biasanya obat yang dibuat dalam bentuk sediaan seperti ini dapat
diserap secaracepat tetapi
Obat yang dimasukkan ke dalam tubuh dan diserap ke dalam pembuluh darah akan
diedarkan ke seluruh tubuh. Beberapa jenis sediaan dirancang untuk hanya diserap langsung
di target penyembuhan. Obat luar adalah jenis sediaan yang di rancang untuk proses seperti
ini. Contohnya salep yang langsung digunakan di kulit yang memerlukan pengobatan.
2.2.3 Absorpsi dan Penggunaan Obat
Penyerapan obat berpengaruh sangat penting terhadap efektivitas pengobatan. Oleh
sebab itu pasien selalu memahami cara penggunaan obat yang ia terima. Tanyakan kepada
apoteker di apotek untuk mengetahui cara penggunaan obat secara baik dan benar.
Bagi tubuh manusia, secara umum, tubuh adalah senyawa asing dan senyawa asing
biasanya mempunyai efek yang merugikan, sehingga muncul pemahaman bahwa “obat
adalah racun dalam dosis yang tidak merugikan.” Oleh sebab itu, setelah obat memberikan
efek yang menguntungkan (efek terapi), obat harus diolah dan selanjutnya dibuang oleh
tubuh.
Lalu bagaimana tubuh memproses dan membuang senyawa obat yang ada di dalam
tubuh. Dalam ilmu farmakologi, proses-proses yang berhubungan dengan pemrosesan dan
pembuangan senyawa obat disebut metabolisme dan ekskresi obat.
2.2.4 Metabolisme Obat
Metabolisme adalah modifikasi biokimia dari senyawa obat oleh makhluk hidup,
seringkali melalui sestem-sistem enzimatik khusus. Metabolisme obat seringkali merubah
senyawa kimia yang lipofil menjadi produk kimia yang lebih mudah dibuang. Laju proses
metabolism ini penting untuk menentukan durasi dan intensitas aksi obat di dalam tubuh.
Organ yang penting dalam proses metabolisme adalah hati.
2.2.5 Ekskresi Obat
Proses ekskresi adalah proses yang sangat penting bagi makhluk hidup. Eksresi
adalah suatu proses dimana sisa produk sisa metabolisme dan materi tidak berguna lainnya
dikeluarkan dari suatu organism. Setelah melalui proses metabolisme, obat termasuk keladam
produk sisa dan berbahaya apabila terus menerus ada di dalam tubuh, oleh sebab itu harus
dibuang melalui proses eksresi.
Setelah senyawa obat memasuki system sirkulasi melalui absorpsi atrau injeksi,
senyawa tersebut didistribusikan ke seluruh tggubuh. Distribusi obat adalah proses-proses
yang berhubungan dengan transfer senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain dalam tubuh.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses distribusi, antara lain :
1. Permeabilitas antar jaringan, terutama antara jaringan dan darah
2. Alirah darah
3. Tingkat perfusi jaringan
4. Kemampuan senyawa obat untuk membentuk ikatan dengan protein plasma
Karena proses distribusi obat sangat mempengaruhi transfer senyawa obat ke
lokasi-lokasi pengobatan yang diharapkan, berbagai cara ditempuh dalam pembuatan obat
dan jenis sediaannya untuk meningkatkan efektivitas distribusi obat.
Ada beberapa hal yang diperhatikan saat merancang sediaan obat yang
hubungannya dengan distrbusi obat. Misalnya pada penggunaan obat ibu hamil. Apabila
melalui uji klinis terlihat bahwa senyawa obat dapat melintasi plasenta dan senyawa tersebut
berbahaya bagi janin, maka obat tidak boleh di konsumsi oleh ibu hamil. Membran otak juga
adalah salah satu jaringan yang dihindari pada proses distribusi obat. Sedikit perubahan
struktur pada senyawa obat dapat memodifikasi pola distribusi sehingga obat tidak ditransfer
melaluui membran otak.
Obat mencapai lokasi-lokasi target pengobatan di dalam tubuh, obat yang kita
konsumsi terlebih dahulu melalui proses penyerapan ke dalam tubuh (absorpsi). Melalui
proses penyerapan, zat-zat di dalam obat masuk ke dalam tubuh untuk selanjutnya
disebarkan ke seluruh tubuh.
2.3 ADMINISTRASI FARMASI
2.3.1 Pengertian Administrasi Farmasi
Dilihat dari asal katanya (etimologi), kata administrasi dalam bahasa
Inggris Administration, berasal dari kata Administrare (bahasa Latin) yaitu suatu kata kerja
yang berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Sering pula diartikan “ad” yaitu intensitif
dan ministrare yang berarti melayani. Jadi,administrasi berarti melayani secara intensif.
2.3.2 Harga Jual Dan Harga Beli
Harga jual merupakan jumlah tertentu yang dibayarkan oleh konsumen terhadap
barang atau jasa yang diterima. Harga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditagih
untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai ditukarkan konsumen untuk manfaat
memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang diperlukan itu. Harga atau tariff adalah
jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan jumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Harga adalah nilai suatu
barang dan jasa diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
pengusaha bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

2.3.3 Harga Eceran Tertinggi (HET)


HET adalah singkatan dari kata Harga Eceran Tertinggi. Istilah harga eceran
tertinggi apabila disingkat menjadi HET. Akronim HET (harga eceran tertinggi) merupakan
singkatan/akronim resmi dalam Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai