Anda di halaman 1dari 6

PROFIL PROTEIN DAUN Moringa oleifera MATARAM DAN MADURA DENGAN

METODE SDS-PAGE

Ariana Listuhayu Wahyuni1, Farahdita Devi Masyitoh2


1
Prodi DIII Analis Kesehatan-STIkes Maharani Malang
2
Prodi DIII Analis Kesehatan-STIkes Maharani Malang

Alamat Korespondensi : Jl. Akordion Selatan 8B Malang, Telp/fax : (0341) 4345375


Email : 1)aryyanaonlie@gmail.com; 2)farahdita@stikesmaharani.ac.id

Abstrak
c.
Moringa oleifera (kelor), merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang berpotensi menjadi
alternatif terapi dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Berbagai penelitian telah berhasil
membuktikan bahwa kelor dapat berperan sebagai penghambat perkembangan sel kanker dan
mengatasi masalah sindrom metabolisme. Kelor juga dilaporkan kaya akan protein bermanfaat,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk
memisahkan campuran protein (proteome) daun Moringa oleifera isolat Madura dan Mataram.
Rancangan penelitian adalah eksploratif menggunakan metode SDS-PAGE dan memprofilkan
predicted proteinpada daunMoringa oleifera dalam gel SDS PAGE. Teknik sampling adalah
accidental sampling, dan analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan software online
analisa protein dari laman Swiss protein www.expassy.org.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pita protein yang konsisten muncul pada kedua varietas, yaitu pita pada lokasi berat molekul
(BM) 36 kDa. Pada varietas Mataram, muncul pita yang berbeda, yang berada pada lokasi BM antara
28-36 kDa sedangkan pada varietas Madura terdapat pita yang berada di lokasi antara BM 36-55
kDa. Dari data anlisa diketahui pula bahwa terdapat 15 macam predicted protein pada ekstrak isolat
Mataram dan 23 macam predicted proteinpada isolat Madura. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah melakukan lanjutan analisa prediksi mekanisme molekuler dari masing-masing predicted
proteinyang ditemukan.

d. Kata kunci: :Moringa oleifera, Predited Protein, Proteome, SDS-PAGE

1. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan diversitas sumber daya alam yang luar biasa, salah satu
diantaranya adalah keragaman tanaman. Penggunaan tanaman dalam berbagai kepentingan
kehidupan masyarakat di Indonesia, juga merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa. Pengobatan
tradisional, merupakan salah satu kearifan lokal yang telah turun temurun diaplikasikan oleh para
pendahulu bangsa hingga saat ini.
Salah satu jenis tanaman yang cukup potensial adalah tanaman Kelor (Moringa oleifera), yang
telah diketahui memiliki berbagai fungsi dalam dunia kesehatan, baik sebagai sumber bahan pangan
alternatif yang kaya protein maupun pengobatan berbasis “back to nature”.Berbagai masalah
kesehatan misalnya penyakit baik yang telah lama dikenal, maupun yang baru muncul dimasa akhir-
akhir ini serta berbagai masalah yang secara tidak langsung menimbulkan permasalahan kesehatan
seperti gizi buruk dan kekurangan pangan di beberapa daerah, merupakan permasalahan yang cukup
mendasari berbagai penelitian tentang manfaat tanaman, khususnya Kelor untuk kepentingan
kesehatan. Di Indonesia penggunaan daun kelor, baik sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan
obat, telah digunakan sejak jaman nenek moyang. Hal ini terus berkembang bahkan menjadi sebuah
adat kebiasaan, terkait beberapa ritual yang ada dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.
Beberapa daerah yang dikenal memiliki produksi kelor cukup baik adalah Mataram dan Madura,
dimana selainlazim digunakan untuk konsumsi pangan harian, tanaman ini juga digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit, baik fisik maupun gangguan metafisik.

54 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


Madura dan Mataram merupakan beberapa daerah yang dikenal sebagai habitat kelor di
Indonesia. Kelor memiliki berbagai manfaat misalnya dapat digunakan untuk pencegahan penyakit,
minyak gosok, pupuk alami, tanaman kontrol kondisi erosi, purifikasi air, bahan pembuatan
kosmetik, cat tekstil, insektisida, fungisida, pewarna biru, bahan pembuatan benang, penahan angin,
meningkatkan produksi madu, bahan makanan, bahan pakan ternak, serta biogas
(www.miracletrees.org). Busani et al (2011) dalam penelitiannya telah membuktikan bahwa ekstrak
aseton daun Moringa oleifera pada konsntrasi 5 mg/ml menunjukkan aktfitas antibakteri terhadap
Escherichia coli, Enterobacter cloace, Proteus vulgaris, Staphylococcus aureus dan Micrococcus
kristinae. Moringa oleifera juga memiliki potensi sebagai 8 bahan obat yang memiliki kandungan
gizi tinggi, banyak mengandung protein, vitamins, β-carotene,asam amino dan berbagai senyawa
fenolik (Anwar et al, 2007; Razis et al, 2014). Luthfiyah (2012) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa kelor merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat mudah tumbuh dan tidak mudah mati
walaupun tumbuh di lingkungan yang miskin unsur hara, termasuk di Di Nusa Tenggara Barat. Selain
itu,tanaman ini juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam bentuk olahan sayur oleh
masyarakat Mataram, sedangkan Adawiyah (2013) menyatakan bahwa penggunaan Moringaoleifera
termasuk salah satu Indigenous Knowledge (pengetahuan local tradisional) yang masih tetap
dipertahankan oleh masyarakat Gili Ketapang Probolinggo, yang memiliki leluhur berasal dari
Madura, Bahriyah et al (2015) juga menyatakan bahwa daun kelor cukup popular digunakan oleh
masyarakat desa Somber Sampang, Madura, dimana diantaranya berpotensi sebagai sebagai
penghasil pangan seperti sayur bening dan pakan ternak. Sebagai obat tradisional meliputi obat sakit
panas, sawan, batuk, sakitperut, penambah stamina, kejang-kejang, panasdalam, sakit kepala,
kolesterol, gizi buruk, asam urat, kencing manis, gondok, dan tipes. Sebagai ritual adat meliputi
nadzar, penghilang pengasihan, pemandian mayat, proses melahirkan, kesurupan, dan pagut. Selain
itu, tanaman pagar untuk pembatas rumah, dan nilai ekonomi untuk pengkilat batu akik (perhiasan).
Protein merupakan salah satu makromolekul fungsional dalam tanaman, dimana protein dapat
berperan dalam berbagai mekanisme seluler makhluk hidup. Sehingga berbasis apa yang telah
diuraikan sebelumnya, maka peneliti ingin mencoba melakukan eksplorasi terhadap proteome
(kumpulan protein) dalam ekstrak daun kelor yang dikoleksi dari Mataram dan Madura. Proteome
sendiri dapat dipisahkan denga menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dedocyl Poly acrilamide
Gel Electrophoresis), dimana proteome yang ada dalam sebuah sistim biologi akan terpisah
berdasarkan gradasi berat molekulnya, dengan bantuan arus listrik.
Hasil penelitian ini merupakaan tahap awal dalam pemetaan berbagai protein yang mungkin
dihasilkan pada daun kelor yang dikoleksi dari Madura dan Mataram serta prediksi kemungkinan
mekanisme molekuler yang diduga dipengaruhi oleh protein-protein tersebut pada sel makhluk
hidup. Informasi ini dapat menjadi sebuah dasar empiric awal, bagi penemuan terapi baru pada
berbagai penyakit serta manfaat bahan pangan dari daun kelor(Moringa oleifera)

2. METODE

Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksploratif sebagai studi pendahuluan untuk
melakukan prediksi jenis protein yang terdapat pada ekstrak daun kelor Mataram dan Madura.
Teknik sampling adalah accidental sampling pada daun kelor yang berlokasi di daerah kelurahan
Monjok Mataram dan lokasi perumahan Kamal, Desa Banyuajuh, Bangkalan, Madura. Bahan dan
alat yang digunakan adalah : Daun Kelor, alat dan bahan untuk membuat ektrak daun metode RIPA
Buffer, satu set alat elektroforesis SDS-PAGE, Scanner untuk melakukan scan gel, Internet untuk
melakukan analisa Predicted protein menggunakan laman Swiss Protein, set komputer/laptop.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 (a) menunjukkan bahwa terdapat ekspresi protein yang konsisten pada hasil isolasi
daun Moringa oleifera Mataram, dimana ekspresi tersebut tampaksebagai pita protein pada gel dan
muncul pada line 1sampai denganline 8, pada kisaran BeratMolekul (BM) 36 kDa. Pada lane 3 dan
4, muncul pita protein yang tidak terlalu tebal, dengan kisaran BM sedikit dibawah 36 Kda, serta

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 55


berada pada rentang BM 28-36 kDa. Ekspresi tersebut konsisten muncul baik pada daun tua maupun
daun muda, walaupun pada hasil isolasi daun muda (line 5-8), tampak pita yang sedikit lebih tebal
dibandingkan dengan profil hasil isolasi daun tua (line 1-4), sedangkan Gambar 1 (b) menunjukkan
bahwa terdapat ekspresi protein yang konsisten dari hasil isolasi daun Moringa oleiferaMadura,
dimana ekspresi tersebut tampak sebagai pita protein pada gel dan muncul pada line 1 sampai dengan
line8 pada kisaran BM 36 kDa. Pita protein yang terbentuk seragam, secara visual, tidak ada
perbedaan densitas ekspresi pada gel, pada daun tua maupun muda. Pada gambar 4.2 juga diketahui
bahwa terdapat ekspresi yang konsisten dari isolat Madura, pada kisaran BM sedikit diatas 36 kDa,
yaitu dalam rentang BM 55-72 kDa.

(a) (b) (c)

Gambar 1. Hasil Scanner Gel SDS-PAGE


(a) Mataram
(b) Madura
(c) Marker

Data berupa berat molekul dari prediksi protein yang didapatkan diklasifikasikan dalam
bentuk tabel, seperti dibawah ini :

Tabel 1. PrediksiBeratMolekul (BM) Protein(kDa)


No Varietas PrediksiBeratMolekul (BM)
Protein(kDa)
1 MataramDaun Tua 28-36
2 MataramDaun Muda 36
3 Madura Daun Tua 36
4 Madura Daun Muda 55-72

Selanjutnya dilakukan analisa prediksi protein dengan menggunakan laman http://world-


2dpage.expasy.org/swiss-2dpage/, untuk mengetahui kemungkinan jenis protein yang terekspresi
dalam rentang berat molekul tersebut. Dalam proses analisa digunakan pembanding yang sudah ada
datanya pada laman web tersebut, yaitu data profil protein untuk tanaman Arabidopsis thaliana.
Arabidopsis sp merupakan tanaman yang lazim digunakan sebagai tanaman model dalam berbagai
eksperimen genetika, karena memiliki beberapa ciri khusus yang menguntungkan, misalnya
singkatnya daur hidup, ukurannya yang kecil sehingga hanya memerlukan fasilitas terbatas bagi
pertumbuhannya dan mampu melakukan penyerbukan sendiri. (Koorneef and Meinke, 2010).
Provart and Mc Court, 2004 dalam Baginsky and Gruissem 2006 menjelaskan pula bahwa
Arabidopsis thaliana lazim digunakan sebagai tanaman model untuk mempelajari tentang
pemahaman berbagai proses seluler yang kompleks didalamnya. Informasi yang valid telah pula
dikoleksi secara lengkap terkait susunan genom dan prediksi ekspresi gen pada tanaman Arabidopsis
thaliana (Arabidopsis Genome Initiative, 2000 dalam Baginsky and Gruissem, 2006)
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, didapatkan data beberapa predicted protein
yang terekspresi pada tiap-tiap kirsaran berat molekul, baik pada ekstrak daun kelor Mataram
maupun Madura. predicted protein masing-masing ekstrak daun, dapat dilihat pada seperti yang
terdapat pada tabel 2 dan tabel 3 berikut :
Tabel 2. Prediksi Protein Ekstrak Daun Kelor Mataram

56 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


No Protein Id pada Prediksi Protein Nama Alternatif Lokasi Protein
Swiss Protein
1 APX1_ARATH L-ascorbate-peroksidase - Sitosol
2 ARGI2_ARATH Probable araginase - -
3 CAH2_ARATH Carbonic anhidrase 2 Carbonat dehydratase Kloroplas
4 CAHC_ARATH Carbonic anhidrase 2 Carbonat dehydratase Kloroplas
5 CYSKP_ARATH Cysteine synthase Asetil serine Kloroplas/Kromoplas
sulfhydrilase
6 GSTF2_ARATH Glutatione-S-transferase 24 Kda-Auxin binding -
protein
7 MDHM1_ARATH Malat dehidrogenase 1 - Mitokondria
8 ODBP_ARATH Pyruvat dehidrogenase E1 - Mitokondria
(komponen sub unit beta)
9 PSBO1_ARATH Oxygen evolver enhancing Manganese stabilizing Membran thylakoid
Protein protein Kloroplas
10 PSBO2_ARATH Oxygen evolver enhancing Manganese stabilizing Membran thylakoid
Protein protein 2 Kloroplas
11 RBL_ARATH Ribulose biphosphate - -
carboxylase large chain
12 ROC1_ARATH Ribonucleoprotein - Kloroplas
13 TPIS_ARATH Triosephosphat isomerase - Sitosol
14 VSP2_ARATH Vegetative Storage Protein - -
15 Y2776_ARATH Uncharacterized Protein - Kloroplas

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui, bahwa terdapat 15 jenis predicted protein yang diduga
diekspresikan oleh ekstrak daun kelor Mataram, Protein ini merupakan beberapa protein yang
berlokasi atau dihasilkan pada sitosol, mitokondria, maupun kloroplas.

Tabel 3. Prediksi Protein Ekstrak Daun Kelor Madura


No Protein Id pada Prediksi Protein Nama lain Protein Lokasi Protein
Swiss Protein
1 ACT8_ARATH Actin-8 - -
2 ATPA_ARATH Synthase Sub Unit Alpha - Kloroplas
3 ATPAM_ARATH ATP synthase sub unit alpha ATPase Sub Unit Alpha Mitokondria
4 ATPB_ARATH ATP synthase sub unit beta ATPase Sub Unit Beta Kloroplas
5 CALR2_ARATH Calretikulin 2 - -
6 CHLI_ARATH Magnesium chelatase subunit - Kloroplas
7 EFTU_ARATH Elongation Factor Ras related protein Kloroplas
Rab8D
8 ENO2_ARATH Bifunctional 2-phosphoglycerate -
enolase/transcriptional dehidratase
activator
9 G3PA_ARATH Glyceraldehid 3 phosphat NADP dependent Kloroplas
dehidrogenase A glyceraldehidephosphat
ase dehidrogenase sub
unit A
10 G3PB_ARATH Glyceraldehid 3 phosphat NADP dependent Kloroplas
dehidrogenase B glyceraldehidephosphat
ase dehidrogenase sub
unit B
11 GCST_ARATH Aminomethyltransferase - Mitokondria
12 GLNA_ARATH Glutamine syntethase Glutamate amonia ligase Kloroplas/Mitokondria
13 KPPR_ARATH Phosphoribulokinase Phosphopentokinase Kloroplas
14 MB23_ARATH Myrosinase Binding Protein - -
like
15 MB_31 ARATH Myrosinase Binding Protein - -
like
16 MDHC1_ARATH Malate dehidrogenase - Sitoplasma
17 METK1_ARATH S-adenosine methionine Methinonie -
synthase 1 adenosyltransferase
18 ODPA1_ARATH Pyruvat dehidrogenase E1 - Mitokondria
komponen subunit A

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 57


19 PD121_ARATH Protein disulfida isomerase Protein maternal effect -
like embryo arrested/ protein
in unfertilized embro sac
20 QORL_ARATH Quinone oxidoreductase like - Kloroplas
protein
21 RBL_ARATH Ribulosa biphosphate -
carboxylase large chain
22 RCA_ARATH Ribulosa biphosphate - Kloroplas
carboxylase/oxygenase
activase
23 S17P_ARATH Sedoheptulosa 1,7 Sedoheptulosa Kloroplas
biphosphate biphosphatase

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat 23 jenis predicted protein yang
diekspresikan oleh ekstrak daun kelor Madura, Protein tersebut diketahui terdapat atau berlokasi pada
sitosol, mitokondria, maupun kloroplas.
Penelitian tahap ini telah dapat menggambarkan profil predicted protein yang diekspresikan
oleh ekstrak daun kelor, secara umum gambaran macam predicted protein pada ekstrak Madura
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan macam predicted protein yang
diekspresikan pada ekstrak daun Mataram.
Penelitian ini menggunakan semi bioinformatika, yang mengkombinsikan antara eksperimen
pada laboratorium basah dan eksperimen insilico, dimana hasil dari SDS-PAGE akan disandingkan
dengan data yang telah ada sebelumnya pada laman web khusus terkait protein (www. Expassy.org).
Kombinasi metode ini cukup efisien karena laman ini telah menyediakan data base protein tanaman
yang dapat dgunakan sebagai pembanding data protein hasil penelitian. Perbedaan jenis protein pada
kedua isolat, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman tersebut, kemudian perbedaan
kondisi lingkungan lokasi tumbuh dari tanaman tersebut, juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi perbedaan ini. Protein sebagai salah satu makro molekul yang diproduksi oleh
tanaman, yang berupa hasil ekspresi gen, kualitas dan kuantitasnya dipengaruhi pula oleh faktor
lingkungan. Dalam penelitian selanjutnya akan dilaksanakan eksplorasi terhadap kemungkinan peran
masing-masing protein pada mekanisme molekuler yang terjadi dalam organisme. Lobo (2008),
menjelaskan bahwa ekspresi gen pada suatu organismedapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
termasuk lokasi tempat tumbuh organisme tersebut. Selain itu lingkungan internal organisme sendiri
seprti hormon dan faktor pertumbuhan, juga dapat memberikan pengaruh terhadap ekspresi suatu
gen. Beberapa faktor lingkungan eksternal tersebut antara lain : obat-obatan, bahan kimia, suhu, dan
intensitas cahaya, yang dapat memberikan pengaruh on/offnya kinerja suatu gen tertentu.

4. KESIMPULAN
Profil protein ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada isolat Mataram dan Madura disusun
atas beberapa kemungkinan protein, pada isolat Mataram terdapat 15 jenis predicted protein,
sedangkan pada isolat Madura terdapat 23 jenis predicted protein.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adawiyah, R., 2013,. Skripsi. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember
[2] Anwar F., S Latif., M Ashraf., and A H Gilani, 2007, Moringa oleifera: A Food Plant with
Multiple Medicinal Uses, Phytotherapy Research. Res. 21 : 17–25
[3] Baginsky S and W. Gruissem., 2006, Arabidopsis thalianaProteomics : From Proteome to
Genome, Journal of Experimental Botany, Vol. 57, No. 7, pp. 1485–1491
[4] Bahriyah I., A Hayati., dan H Zayadi., 2014, Studi Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa
oleifera ) di Desa Somber Kecamatan Tambelangan Kabupaten Jenis-jenis tumbuhan
Berkayu dan Pemnafaatannya oleh Suku Madura di Pulau Gili Kethytoapang Probolinggo
Sampang Madura, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Islam Malang, Indonesia
[5] Benford, D J., Hanley A B., Bottril K., Oehlschlager S., Balls M, Branca F, Castegnaro J J,
Descotes J, Hemminiki K., Lindsay D, and Schilter B., 2000, Biomarkers as Predictive Tools

58 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


in Toxicity Testing, The Report and Recommendations of ECVAM Workshop 40, ATLA
28, 119–131
[6] Berkovich L, G Earon, I Ron, A Rimmon, A Vexler and S Lev-Ari, 2013, Moringa Oleifera
aqueous leaf extract down-regulates nuclear factor-kappaB and increases cytotoxic effect of
chemotherapy in pancreatic cancer cells, BMC Complementary and Alternative Medicine
2013, 13:212.
[7] Bioprotocol, Laemmi SDS-PAGE, http://www.bio-protocol.org/e80, diakses pada tanggal
[8] Busani M., P J Masika, V Mucheenje, 2012, Antimicrobial activities of Moringa oleifera
Lam leaf extracts, African Journal of Biotechnology Vol. 11(11), pp. 2797-2802.
[9] Chandramouli K and Qian P Y, 2009, Proteomics: Challenges, Techniques and Possibilities
to Overcome Biological Sample Complexity, J. Human Genomics and Proteomics Volume
2009.
[10] Choe, C, Park J.W., Kim E. S., Lee S .G, Park S.Y, Lee J.S., Cho M.J, Kang K.R., Han J H.,
and Kang D.W.,Proteomic Analysis of Differentially Expressed Proteomes in Bovine
Endometrium with Endometritis, Korean J Physiol Pharmacol, 14: 205-212
[11] Fey, S. J., and Larsen, P.M., 2001, 2D or not 2D, Current Opinion in Chemical Biology,
5:26–33, Elsevier Science Ltd.
[12] Foresman dan Gagnon, 2000; Zvork et al, 2000; Ambrose et al, 2007; Gajewski et al, 2008;
Elliot, 2009; Lestari dan Ismudiono, 2010, dan Piechotta et al, 2010
[13] http://www.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Moringa_oleifera.PDF
[14] Jung., I.J., 2014, Soluble Extract from Moringa oleifera Leaves with a New Anticancer
Activity, Plos One, Volume 9, Issue 4
[15] Koornneef M and D Meinke, 2010, The Development of Arabidopsis as a Model Plant,The
Plant Journal (2010) 61, 909–921
[16] Leone A, A Spada, A Battezzati, A Schiraldi, J Aristil, and S Bertoli, 2015, Cultivation,
Genetic, Ethnopharmacology, Phytochemistry and Pharmacology of Moringa oleifera
Leaves: An Overview, Int. J. Mol. Sci., 16 : 12791-12835
[17] Lobo., I., 2008, Environmental Influences on gene Expression., Nature Education.,
https://www.nature.com/scitable/topicpage/environmental-influences-on-gene-expression-
536 diakses pada 01-Oktober 2017 pukul 20.00 WIB
[18] Luthfiyah., F., 2012, Potensi Gizi Daun Kelor (Moringa oleifera) Nusa Tenggara Barat,
Media Bina Ilmiah Volume 6, No. 2 9
[19] Mbikay, M., 2012, Therapeutic Potemtial of Moringa oleiera leaves in chronic
hyperglycemia and dyslipidemia : a review, frontiers in Pharmacology, Vol 3
[20] Pedersen, L., 2002, Analysis of Two Dimensional Electrophoresis Gel Images, Informatics
and Mathematics Modelling, Thesis, Technical University of Denmark.
[21] Razis A.F.A., M D, Ibrahim., and S.B Kntayya, 2014, Health benefits of Moringa oleifera,
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention Vol 15.
[22] Roy S and V Kumar, 2012, A Practical Approach on SDS PAGE for Separation of Protein,
International Journal of Science ISSN (Online): 23197064
[23] Roy V K., N S Kumar., and G Gurusubramanian, 2012, Proteins – structure, properties and
their separation by SDS-polyacrylamide gel electrophoresis, Sci Vis Vol 12 Issue No 4.
[24] Uto H, Kanmura S, Takami Y, Tsubouchi H, 2010, Clinical Proteomics for Liver Disease: a
Promising Approach for Discovery of Novel Biomarkers, Proteome Science, 8 (70).
[25] Yulianti., R., 2008, Pembuatan Minuman Jeli Daun kelor (Moringa oleifera lamk) sebagai
sumber vitamin C dan β karoten. Skripsi. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor
[26] hou M., Conrads T P., and Veenstra T D., 2005, Technique Review : Proteomics Approaches
to Biomarker Detection, J. Briefing in Functional Genomics and Proteomics. 4 (1) : 69–75.
Chandramouli dan Qian, 2009.

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 59

Anda mungkin juga menyukai