METODE SDS-PAGE
Abstrak
c.
Moringa oleifera (kelor), merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang berpotensi menjadi
alternatif terapi dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Berbagai penelitian telah berhasil
membuktikan bahwa kelor dapat berperan sebagai penghambat perkembangan sel kanker dan
mengatasi masalah sindrom metabolisme. Kelor juga dilaporkan kaya akan protein bermanfaat,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk
memisahkan campuran protein (proteome) daun Moringa oleifera isolat Madura dan Mataram.
Rancangan penelitian adalah eksploratif menggunakan metode SDS-PAGE dan memprofilkan
predicted proteinpada daunMoringa oleifera dalam gel SDS PAGE. Teknik sampling adalah
accidental sampling, dan analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan software online
analisa protein dari laman Swiss protein www.expassy.org.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pita protein yang konsisten muncul pada kedua varietas, yaitu pita pada lokasi berat molekul
(BM) 36 kDa. Pada varietas Mataram, muncul pita yang berbeda, yang berada pada lokasi BM antara
28-36 kDa sedangkan pada varietas Madura terdapat pita yang berada di lokasi antara BM 36-55
kDa. Dari data anlisa diketahui pula bahwa terdapat 15 macam predicted protein pada ekstrak isolat
Mataram dan 23 macam predicted proteinpada isolat Madura. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah melakukan lanjutan analisa prediksi mekanisme molekuler dari masing-masing predicted
proteinyang ditemukan.
1. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki kekayaan diversitas sumber daya alam yang luar biasa, salah satu
diantaranya adalah keragaman tanaman. Penggunaan tanaman dalam berbagai kepentingan
kehidupan masyarakat di Indonesia, juga merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa. Pengobatan
tradisional, merupakan salah satu kearifan lokal yang telah turun temurun diaplikasikan oleh para
pendahulu bangsa hingga saat ini.
Salah satu jenis tanaman yang cukup potensial adalah tanaman Kelor (Moringa oleifera), yang
telah diketahui memiliki berbagai fungsi dalam dunia kesehatan, baik sebagai sumber bahan pangan
alternatif yang kaya protein maupun pengobatan berbasis “back to nature”.Berbagai masalah
kesehatan misalnya penyakit baik yang telah lama dikenal, maupun yang baru muncul dimasa akhir-
akhir ini serta berbagai masalah yang secara tidak langsung menimbulkan permasalahan kesehatan
seperti gizi buruk dan kekurangan pangan di beberapa daerah, merupakan permasalahan yang cukup
mendasari berbagai penelitian tentang manfaat tanaman, khususnya Kelor untuk kepentingan
kesehatan. Di Indonesia penggunaan daun kelor, baik sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan
obat, telah digunakan sejak jaman nenek moyang. Hal ini terus berkembang bahkan menjadi sebuah
adat kebiasaan, terkait beberapa ritual yang ada dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.
Beberapa daerah yang dikenal memiliki produksi kelor cukup baik adalah Mataram dan Madura,
dimana selainlazim digunakan untuk konsumsi pangan harian, tanaman ini juga digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit, baik fisik maupun gangguan metafisik.
2. METODE
Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksploratif sebagai studi pendahuluan untuk
melakukan prediksi jenis protein yang terdapat pada ekstrak daun kelor Mataram dan Madura.
Teknik sampling adalah accidental sampling pada daun kelor yang berlokasi di daerah kelurahan
Monjok Mataram dan lokasi perumahan Kamal, Desa Banyuajuh, Bangkalan, Madura. Bahan dan
alat yang digunakan adalah : Daun Kelor, alat dan bahan untuk membuat ektrak daun metode RIPA
Buffer, satu set alat elektroforesis SDS-PAGE, Scanner untuk melakukan scan gel, Internet untuk
melakukan analisa Predicted protein menggunakan laman Swiss Protein, set komputer/laptop.
Gambar 1 (a) menunjukkan bahwa terdapat ekspresi protein yang konsisten pada hasil isolasi
daun Moringa oleifera Mataram, dimana ekspresi tersebut tampaksebagai pita protein pada gel dan
muncul pada line 1sampai denganline 8, pada kisaran BeratMolekul (BM) 36 kDa. Pada lane 3 dan
4, muncul pita protein yang tidak terlalu tebal, dengan kisaran BM sedikit dibawah 36 Kda, serta
Data berupa berat molekul dari prediksi protein yang didapatkan diklasifikasikan dalam
bentuk tabel, seperti dibawah ini :
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui, bahwa terdapat 15 jenis predicted protein yang diduga
diekspresikan oleh ekstrak daun kelor Mataram, Protein ini merupakan beberapa protein yang
berlokasi atau dihasilkan pada sitosol, mitokondria, maupun kloroplas.
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat 23 jenis predicted protein yang
diekspresikan oleh ekstrak daun kelor Madura, Protein tersebut diketahui terdapat atau berlokasi pada
sitosol, mitokondria, maupun kloroplas.
Penelitian tahap ini telah dapat menggambarkan profil predicted protein yang diekspresikan
oleh ekstrak daun kelor, secara umum gambaran macam predicted protein pada ekstrak Madura
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan macam predicted protein yang
diekspresikan pada ekstrak daun Mataram.
Penelitian ini menggunakan semi bioinformatika, yang mengkombinsikan antara eksperimen
pada laboratorium basah dan eksperimen insilico, dimana hasil dari SDS-PAGE akan disandingkan
dengan data yang telah ada sebelumnya pada laman web khusus terkait protein (www. Expassy.org).
Kombinasi metode ini cukup efisien karena laman ini telah menyediakan data base protein tanaman
yang dapat dgunakan sebagai pembanding data protein hasil penelitian. Perbedaan jenis protein pada
kedua isolat, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman tersebut, kemudian perbedaan
kondisi lingkungan lokasi tumbuh dari tanaman tersebut, juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi perbedaan ini. Protein sebagai salah satu makro molekul yang diproduksi oleh
tanaman, yang berupa hasil ekspresi gen, kualitas dan kuantitasnya dipengaruhi pula oleh faktor
lingkungan. Dalam penelitian selanjutnya akan dilaksanakan eksplorasi terhadap kemungkinan peran
masing-masing protein pada mekanisme molekuler yang terjadi dalam organisme. Lobo (2008),
menjelaskan bahwa ekspresi gen pada suatu organismedapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
termasuk lokasi tempat tumbuh organisme tersebut. Selain itu lingkungan internal organisme sendiri
seprti hormon dan faktor pertumbuhan, juga dapat memberikan pengaruh terhadap ekspresi suatu
gen. Beberapa faktor lingkungan eksternal tersebut antara lain : obat-obatan, bahan kimia, suhu, dan
intensitas cahaya, yang dapat memberikan pengaruh on/offnya kinerja suatu gen tertentu.
4. KESIMPULAN
Profil protein ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada isolat Mataram dan Madura disusun
atas beberapa kemungkinan protein, pada isolat Mataram terdapat 15 jenis predicted protein,
sedangkan pada isolat Madura terdapat 23 jenis predicted protein.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adawiyah, R., 2013,. Skripsi. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember
[2] Anwar F., S Latif., M Ashraf., and A H Gilani, 2007, Moringa oleifera: A Food Plant with
Multiple Medicinal Uses, Phytotherapy Research. Res. 21 : 17–25
[3] Baginsky S and W. Gruissem., 2006, Arabidopsis thalianaProteomics : From Proteome to
Genome, Journal of Experimental Botany, Vol. 57, No. 7, pp. 1485–1491
[4] Bahriyah I., A Hayati., dan H Zayadi., 2014, Studi Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa
oleifera ) di Desa Somber Kecamatan Tambelangan Kabupaten Jenis-jenis tumbuhan
Berkayu dan Pemnafaatannya oleh Suku Madura di Pulau Gili Kethytoapang Probolinggo
Sampang Madura, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Islam Malang, Indonesia
[5] Benford, D J., Hanley A B., Bottril K., Oehlschlager S., Balls M, Branca F, Castegnaro J J,
Descotes J, Hemminiki K., Lindsay D, and Schilter B., 2000, Biomarkers as Predictive Tools