Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN LABORATORIUM

PENANGANAN LIMBAH DAN


BAHAN-BAHAN LABORATORIUM
Nama kelompok:
Nur Amelia Zulira Putri
Nurmala Rahmawati
Nur Nabila Sari
Nur Syifa Alfina Fauzy
Putri Sekarsari
Ratna Dewi
Raihan Abyandi
penanganan limbah laboratorium
Pengertian
Limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan
tempat
tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomi.

Limbah Laboratorium adalah


buangan yang berasal dari laboratorium.
Dalam hal ini khususnya adalah
laboratorium kimia. Limbah ini dapat
berasal dari bahan kimia, peralatan untuk
pekerjaan laboratorium dan lain-lain.
Penanganan Limbah Membakar sampah botani dan zoologi
merupakan jalan terbaik untuk meyakinkan
Biologi bahwa bahan-bahan busuk tersebu tidak
beresiko membahayakn kesehatan
Preparat biologi, stains, fixative dan clearing
agents kemungkinan besar toksik sehingga
tidak boleh dibuang ke sistem drainase
umum
Sampah harus ditempatkan pada wadah
tertutup dan diberi label
Sampah yang mengandung mikroorganisme
harus di autoklave terlebih dahulu
Sampah biologi dan mikrobiologi dalam
jumlah besar sebaiknya dimusnahkan dlm
incenerator
Penanganan Limbah Kimia
Penampungan air
limbah
Proses Netralisasi
Proses Flokulasi,
Proses Pemisahan
Flok I
Proses Pemisahan
Flok II
Penanganan limbah Selalu memasukkan alat suntik bekas ( yang
telah digunakan untuk menginjeksi ) ke
infeksius dalam wadah tertentu ( disposafe box )
segera setelah pemakaian.
Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai
yang baru untuk setiap satu penyuntikan ( 1
al sun = 1 pasien )
Selalu memusnahkan disposafe box pada
tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya.
Tidak boleh menggunakan kembali alat
suntik yang telah dipakai untuk menyuntik
pasien ataupun hanya dengan mengganti
jarumnya saja
Tidak melepas / mengganti dan menutup
kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
Tidak memegang jarum suntik yang telah
digunakan tanpa proteksi yang aman,
semisal sarung tangan dari karet
Penanganan limbah Limbah plastik adalah bahan
plastik plastik yang dibuang oleh klinik, rumah
sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lain seperti barang-barang dissposable
yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan
medis.

Cara penanganan limbah plastic yaitu :


Jangan dibakar, kecuali dalam alat
pembakar khusus.
Sampah plastik jangan dikubur,
sebaiknya dibuang pada wadah
(Incinerator) khusus pembuangan plastik
Bahan-Bahan Kimia Berbahaya
Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat,
Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi,
campuran belerang, karbon dan kalium klorat
Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton,
heksana, benzena, uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3
meter
Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya : natrium
nitrit/nitrat, kalium klorat, kaporit, asam sendawa, alkena,
alkilbenzena dan sebagainya . Sekalipun tidak adaO2 dari luar
dapat menyebabkan kebakaran .
Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam N a, K dan
asam sulfat pekat
Lanjutan Bahan mudah terbakar oleh asam
contohnya logam paduan N a dan K,
senyawa hidrida dan sebagainya .
Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-
gas dalam tabung silinder dengan
tekanan tinggi .
Bahan-bahan beracun contohnya :
C02, CI2, benzena, Kloroform,
sianida dan sebagainya.
Bahan korosif contohnya : anhidrida
asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya.
Penanganan Bahan-Bahan Kimia
Berbahaya
1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif) dapat disimpan di tempat
(bangunan) yang terisolir dari bangunan-bangunan lainnya dilengkapi dengan pintu
tahan api .
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar di simpan di tempat yang
jauh dari sumber api .
3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus dilindungi dari
cahaya matahari . Ventilasi udara dalam ruangan harus baik .
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang mudah
terbakar (bahan organik dan pereduksi) . Ventilasi udara dalam ruangan harus
baik .
5. Bahan-bahan korosif disimpan di tempat yang kering, suhunya rendah namun tidak
dibawah titik bekunya .
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat yang jauh
dari sumber air .
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan reaksi
yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila berhubungan
dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan disimpan berdekatan dengan
bahan-bahan kimia yang mudah menyala/menguap.Suhu ruangan harus rendah dan
kering .
9. Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh
petugas di dalam laboratorium Ruangan bekerja berventilasi baik.
Cara Menuangkan Bahan Kimia
cara menuangkan bahan kimia berbentuk padat adalah sebagai berikut :

1. Peganglah botol dengan bagian yang berlabel di letakan pada permukaan tangan
2. Miringkan botol secara perlahan hingga bahan kimia keluar ke dalam tutup botol
3. Ketuk tutup botol secara perlahan dengan menggunakan telunjuk atau batang
pengaduk sehingga bahan kimia yang terdapat pada tutup jatuh ke wadah yang
telah disediakan. Ketuk secara perlahan spa- tula atau sendok dengan
menggunakan telunjuk atau batang pengaduk agar ba- han kimia padat jatuh ke
wadah yang diinginkan .

Menuangkan bahan cair :


Pada prinsipnya cara menuangkan bahan kimia cair tidak berbeda dengan bahan kimia
padat, yaitu :
1. Bacalah secara teliti label yang terdapat pada botol untuk meyakinkan bahwa
bahan kimia yang akan diambil benar.
2. Untuk mencegah kotornya label, botol dipegang secara benar dan bagian
labelnya.
Mengukur Volume Bahan Cair
Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas
ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam
gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat
cair.
Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan
volume yang tepat adalah dengan membaca skala pada posisi
dasar cekungan zat cair.
Menyaring Bahan Cair
Penyaringan atau filtrasi adalah pemisahan
campuran dengan menggunakan alat penyaring (filter).

Misalnya, pemisahan campuran air dengan pasir, pemisahan air


dengan kopi, pemisahan air santan dengan ampasnya.Penyaringan
yang biasa dilakukan di laboratorium dengan menggunakan kertas
saring.Zat cair yang melewati kertas saring atau hasil filtrasi disebut
filtrate, sedangkan zat dapat yang tertinggal dalam kertas saring atau
sisa filtrasi disebut residu.
Mensterilkan Bahan
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)


Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses
ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.
2.Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara Penambahan yodium pada alkohol
kimiawi menggunakan senyawa akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium,
desinfektan antara lain alkohol. isopropil tidak efektif terhadap
spora. Solusi terbaik untuk
Antiseptik kimia biasanya
membunuh spora adalah campuran
dipergunakan dan dibiarkan formaldehid dengan alkohol, tetapi
solusi ini terlalu toksik untuk dipakai
menguap seperti halnya alkohol. sebagai antiseptik.
Umumnya isopropil alkohol 70-
90% adalah yang termurah
namun merupakan antiseptik
yang sangat efisien dan efektif.
Memanaskan merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk mematangkan suatu cairan
Memanaskan Bahan Cair atau bahan yang akan di praktekkan. Alat yang
digunakan dalam pemanasan adalah pembakar
Gas.Namun alat yang digunakan dalam memanaskan
suatu cairan adalah labu erlemeyer, tabung reaksi
dan gelas kimia.

Adapun contoh prosedur kerja yang digunakan


yakni:
Menimbang masing-masing bahan yang akan
digunakan kedalam Neraca Analitik sesuai
dengan jumlah yang diperlukan.
Kemudian memasukkan kedalam Erlenmeyer
250 ml, dan menambahkan aquades sebanyak
250 ml dan agar 7 gram kedalam masing-masing
bahan.
Memanaskan larutan tersebut sampai mendidih
di atas Hot Plate dan diaduk dengan magnetic
stirer agar larutan homogen.
Kemudian larutan diangkat dan
mendinginkannya.
Setelah larutan dingin, kemudian mengukur pH
nya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai