Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PELAKSANAAN DAN EVALUASI


A. Pelaksanaan
1. Penyelengaraan Asuhan Keperawatan (SYSTEM MPKP)
a. Pelaksanaan
Pada minggu kedua, kelompok mulai melaksanakan asuhan
keperawatan dengan menerapkan model tim keperawatan yang
dilakasankan secara bergantian berperan sebagai kepala ruangan, perawat
pelaksana dan ketua tim. Disamping itu setiap anggota kelompok juga
dibagi dalam 3 shift dinas yaitu: pagi, sore, dan malam yang dilaksanakan
mulai minggu kedua yaitu pada tanggal 24 Januari – 3 Februari 2019.
Dengan penetapan model tim modifikasi oleh kelompok, selanjutya peran
tenaga keperawatan dibagi dalam 3 kategori: Kepala ruangan, ketua tim
dan Perawat pelaksana (PP)
2. Timbang Terima Pasien
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu
kedua dan minggu ketiga tanggal 24 Januari- 3 Februari 2019.
3. Dischart Planning
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada minggu kedua
pelaksanaan MAKP setiap pasien akan pulang yaitu tanda tangan
persetujuan pulang oleh keluarga dan diberikan leaflet oleh mahasiswa
yang berjalan minggu ke 2 dan 3.
B. Evaluasi
1. Penyelengaraan Asuhan Keperawatan (SYSTEM MPKP)
a. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan MAKP dilaksanakan pada minggu ke-2 yaitu
pada tanggal 23 Januari - 3 Januari 2019 yang meliputi pelaksanaan
masing-masing peran (Ka. Ruangan, Ketua Tim dan Perawat pelaksana).
Setiap anggota kelompok dengan berpedoman pada uraian tugas telah
disepakati serta pelaksanaan dinas jaga.
2. Timbang Terima Pasien
a. Evaluasi
1) Pelaksanaan Timbang terima dilaksanakan secara bersamaan oleh tim
sehingga semua perawat akan mengelahui semua kondisi pasien.
2) Timbang terima dilaksanaknn tepat waktu agar semua perawat
diajarkan disiplin, sehingga pemberian asuhan keperawatan bisa
dilaksannkan lebih komprehensif dan optimamal selama 24 jam.
3) Timbang terima keperawatan di ruang IRNA Anak untuk selanjutnya
diharapkan menggunakan metode SBAR.
3. Dischart Planning
a. Evaluasi
Berdasarkan hambatan yang ditemukan, solusi yang dapat
dilakukan adalah perlu kesadaran dari masing-masing anggota kelompok
untuk melengkapi dokumentasi status pasien yang akan pulang, Setiap
pasien pulang selalu diberikan penjelasan sesuai dengan kebutuhan pasien
dan melakukan KIE dengan menggunakan leaflet.

C. Faktor Kesulitan dan pendukung


1. Penyelengaraan Asuhan Keperawatan (SYSTEM MPKP)
a. Kelebihan
1) Model MAKP Tim yang dijalankan oleh ruangan
2) Asuhan keperawatan lebih terencana selama 24 jam jadi karena
direncanakan dari pagi
3) Membangun kemandirian ketua tim dan perawat pelaksana (PP)
dalam menjadi perawat pelaksana kedepannya pada saat rotasi.
4) Perawatan kepada pasien lebih komprehensif.
5) Penyebaran tenaga perawat lebih optimal.
6) Model MAKP yang dijalankan oleh mahasiswa adalah Model Tim.
b. Hambatan
1) Model MAKP Tim modifikasi yang dijalankan oleh mahasiswa:
2) Bila muncul masalah keperawatan yang baru dari pasien, tindakan
yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang sudah disusun
oleh PP
3) Merangkapnya tugas dari KATIM khususnya pada shift sore dan
malam karena tidak didampingi langsung oleh kepala ruangan.
4) Perawat PP harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dalam mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
disiplin ilmu

2. Timbang Terima Pasien


a. Hambatan
1) Timbang terima yang dilaksanakan oleh perawat ruangan IRNA III.
Timbang terima yang dilaksanakan oleh bidan/perawat ruangan
sudah optimal sesuai dengan teori, melalui tiga tahap yaitu: pra
timbang terima, pelaksanaan timbang terima dan post timbang
terima. Pendokumentasian yang dilakukan dengan metode lama
yaitu metode SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment, Plan)
2) Timbang terima yang dilaksanakan oleh mahasiswa
3) Minimnya pengalaman dari mahasiswa dalam pelaksanann timbang
terima.
4) Tidak optimalnya penyampaian informasi instruksi dokter dari tim
sebelumnya ke tim berikutnya karena kurang kemampuan
mahasiswa dalam membaca instruksi dokter.
5) Sistem pendokumentasian yang dilakukan adalah menggunakan
SBAR.
4. Dischart Planning
a. Hambatan
Hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan dischart planning
adalah belum optimal dan lengkap karena pemberian leaflet terkdang tidak
dilaksanakan serta kurang pengetahuan perawat bahwa dischart planning
merupakan perencanaan dari pasien datang sampai pasien pulang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan IRNA III RS Patut Patuh
Patju Kabupaten Lombok Barat dimulai dari tanggal 21 januari- 3 februari 2019.
Kelompok melakukan pengkajian selama 3 hari dari tanggal 22 Januari s.d 24 Januari
2019, kemudian data diolah/ dianalisa dan merumuskan masalah dimana kelompok
menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi :
M1 (Man)
Pembuatan papan struktur organisasi mahasiswa di ruangan dapat memperjelas
pembagian tugas dan fungsi masing-masing staf
M2 (Metode)
Timbang terima
1. Melakukan timbang terima yang benar dan secara menyeluruh
2. Perawat mengikuti operan sekurang-kurangnya harus hadir 15 menit sebelum
operan dimulai
3. Secara rutin kepala ruangan melakukan pemeriksaaan terkait kelengkapan RM
semua pasien diruangan IRNA III yang berfokus pada masalah keperawatan,
rencana dan tindakan keperawatan
4. Metode timbang terima yang dilakukan perawat IRNA III belum menerapkan
metode SBAR sehingga pada saat role play mahasiswa menggunakan metode
SBAR dengan harapan perawat ikut menggunakan metode SBAR.
Dischart Planning
1. Penerapan pemberian KIE pasien dilengkapi dengan leaflet
2. Membuat leaflet penyakit terbanyak di ruang IRNA III (pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, penatalaksanaan)
3. Pengisian lembar dischart planning dimulai pada saat pasien masuk ruangan
sampai dengan pasien akan pulang
Supervisi
1. Ketersediaan form supervisi untuk kepala ruangan dan ketua tim
2. Melengkapi pengisian lembar/form supervisi karu dan katim
3. Mengevaluasi kelengkapan isi pendokumentasian melalui form supervisi
4. Menindaklajuti kinerja staf melalui form supervisi

Ronde Keperawatan
1. Melakukan ronde keperawatanyang benar sesuai dengan konsep dan teori
M3 ( Material)
1. Semua peralatan sarana dan prasarana dan fasilitas kesehatan lainnya dapat
digunakan dengan baik, sehingga pasien mendapatkan perawatan yang sesuai
dengan kebutuhannya
2. Pengadaan laporan terkait kebutuhan peralatan alkes dan non alkes yang belum
ada di ruangan

B. Saran
Kami menyadari masalah yang akan muncul selama proses kegiatan salah satunya
dipengaruhi oleh ketidakdisiplinan perawat sehingga kami meyakini bahwa penerapan
MAKP Tim Modifikasi merupakan metode yang cocok diterapkan dalam meningkatkan
mutu keperawatan secara profesional, dengan penerapan MAKP perawat mampu
memberi asuhan keperawatan secara menyeluruh dan optimal.
Bagi mahasiswa, penerapan metode MAKP sangat membantu selama praktik
berlangsung, penerapan model ini memudahkan dalam menentukan pembagian tim sesuai
tupoksi serta membantu dalam menentukan standar dan proses keperawatan secara
menyeluruh dan profesional.

Anda mungkin juga menyukai