Anda di halaman 1dari 51

DIAGNOSTIK HOLISTIK

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT BERULANG PADA ANAK


DENGAN ASPEK RISIKO EKSTERNAL MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN TANAH ABANG

Disusun Oleh:

Nurul Habibah

NIM 1102013221

Kelompok 8

Pembimbing:

dr. Dini Widianti MKK, DiplDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “INFEKSI SALURAN


PERNAFASAN AKUT BERULANG PADA ANAK DENGAN ASPEK
RISIKO EXTERNAL MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG” telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah
satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Desember 2018


Pembimbing

dr. Dini Widianti, MKK, DiplDK

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis
sehingga Laporan Studi Kasus yang berjudul “Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Berulang Pada Anak Dengan Aspek Risiko External Melalui Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang” ini dapat
diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara
holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari
Puskesmas Kecamatan Menteng ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut
pada periode 19 November – Desember 2018.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang
sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada:
1. dr. Dini Widianti, M. KK, DipIDK, selaku dosen pembimbing bagian
kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku Kepala bagian kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Yusnita, M. Kes, DipIDK, selaku koordinator kepaniteraan

3
Kedokteran Keluarga dan staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, S. Si, M. Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M. Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Henri Bahri, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
7. dr. Dwi Maisa selaku Koordinator Pembimbing Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
8. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada
penulis untuk kelancaran penulisan laporan.
9. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

4
BAB I

LAPORAN KASUS

I. BERKAS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Puskesmas/Klinik Pratama : Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang

Nama : An. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Agustus 2013
Suku bangsa : Sunda
Agama : Kristen
Umur : 5 tahun 4 bulan
Alamat : Jl. Kebon Kacang 18 No. 06 RT
003/RW 004 Kebon Kacang Kec.
Tanah Abang
Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2018
Pembayaran : BPJS PBI

2. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien dan alloanamnesis pada ibu kandung
pasien pada tanggal 30 November 2018 pukul 14.00 WIB di rumah pasien.
1. Keluhan Utama
Batuk sejak 4 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan
Pilek sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak perempuan (An. M) berusia 5 tahun 4 bulan datang
diantar oleh ibunya ke poliklinik MTBS di Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang dengan keluhan batuk yang dirasakan sejak 4 hari

5
sebelum datang ke puskesmas. Batuk tanpa disertai adanya dahak dan
batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari. Batuk bertambah berat
pada malam hari. Suara mengi disangkal. Selain batuk pasien juga
mengeluh pilek dengan sekret berwarna bening. Demam disangkal.
Pasien juga mengeluh lemas yang dirasakan bersamaan dengan
batuk dan pasien menjadi nafsu makannya menurun. Keluhan yang
dirasakan pasien tanpa disertai sesak nafas ataupun nyeri pada
tenggorokannya. BAB dan BAK dirasakan lancar seperti biasanya.
Pasien sudah meminum obat batuk yang diberikan oleh dokter 3
bulan yang lalu karena pasien sebelumnya menderita hal yang sama,
namun kondisinya tidak membaik. Menurut pengakuan ibu pasien,
teman pasien yang tinggal disekitar rumahnya ada yang menderita hal
yang sama seperti pasien dan pasien sering bermain dengan teman –
teman seusianya disekitar rumahnya. Namun riwayat kontak dengan
orang yang menderita TB di sangkal.
Menurut ibu pasien, pasien sebelum sakit sempat beberapa kali
membeli dan mengkonsumsi makanan dipinggir jalan yang tidak di
ketahui kebersihannya. Keluarga An. K memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan. Dan setelah
makan hanya mencuci tangan dengan air mengalir.
Ibu pasien bekerja sebagai wiraswasta yang membuka usaha
catering sedangkan ayah pasien bekerja sebagai ojek online selain itu
pasien juga belum menduduki bangku sekolah sehingga pasien sehari-
hari lebih banyak waktu bermain dengan teman-teman sekitarnya
dibandingkan bersama keluarganya.
Sejak pasien berusia 3 tahun, ibu pasien sudah membiasakan pasien
untuk beribadah ke gereja dengan mengajak pasien ke geraja seminggu
sekali. Selama pasien sakit, ibu pasien selalu mengupayakan
pengobatan yang terbaik untuk pasien, serta pasien dan keluarga tetap
melakukan ibadah ke gereja dalam seminggu sekali dengan harapan
diberikan yang terbaik oleh Tuhan.

6
Ibu pasien khawatir penyakit yang diderita pasien akan menularkan
kepada teman-teman sekitarnya dan pasien akan sakit seperti ini
kembali karena ini sudah keempat kalinya dalam satu tahun pasien
menderita seperti ini. Ibu pasien juga mengkhawatirkan keluhan yang
dirasakan pada pasien menjadi berkepanjangan dan kondisi pasien
menjadi sulit makan sehingga ibu pasien memutuskan untuk berobat ke
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Ibu pasien berharap penyakit
yang dialami pasien tidak serius dan berharap setelah diobati pasien
dapat cepat sembuh.
Keluarga pasien mempercayai bahwa penyakit yang dialami saat ini
akibat kurang menjaga kesehatan, serta tertular dari teman seusianya
dan tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib atau guna-guna. Sakit
yang dialami pasien semata-mata adalah ujian dari Tuhan sehingga
dengan berusaha mencari pengobatan ke dokter, teratur meminum obat,
dan berdoa kepada Tuhan akan membantu menyembuhkan
penyakitnya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Pasien sering mengalami keluhan yang sama seperti ini, dalam
satu tahun terakhir pasien sudah 4 kali menderita seperti ini.
b. Riwayat operasi ginjal karena tumor ginjal di usia 10 bulan tahun
2014
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Ibu pasien mengatakan pada anggota keluarga 1 minggu yang
lalu ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien.
b. Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal
c. Riwayat DM dalam keluarga disangkal
d. Riwayat asma dalam keluarga disangkal
e. Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
6. Riwayat Pengobatan
Ibu pasien mengaku sudah memberikan obat batuk yang masih
tersisa saat berobat sebelumnya, namun kondisi pasien tidak membaik.

7
7. Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi obat ataupun
makanan.
8. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Sosial Ekonomi
Kebutuhan pasien dan keluarga tercukupi dari pendapatan ayah dan
ibu pasien berkisar + Rp 5.500.000/bulan. Ibu pasien bekerja sebagai
menerima jasa catering. Ayah pasien bekerja sebagai pengemudi ojek
online namun jarang bekerja karena ayah pasien menderita lemah jari-
jari pada tangan sebelah kiri sejak terdiagnosa stroke ringan.
9. Lingkungan
Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggalnya ada
yang sedang sakit seperti pasien. Pasien tinggal di lingkungan padat
penduduk. Saat ini pasien tinggal di rumah bersama kedua orang
tuanya, ketiga kakaknya, keenam pamannya, kelima tantenya, dan
dengan anggota keluarga lain yang berjumlah dua puluh enam. Rumah
milik neneknya An. K berukuran 10 m x 6 m dengan dua lantai dengan
tujuh kamar tidur, dua kamar mandi, dua dapur, dan satu ruang tamu.
Lantai terbuat dari keramik, dinding rumah terbuat dari beton, dan
terdapat jamban setiap kamar mandi. Terdapat ventilasi dan kurangnya
penerangan yang cukup. Ketersediaan air bersih berasal dari PAM dan
tempat pembuangan sampah yang berada di dalam dan di luar rumah
keluarga An. K.
10. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku selalu sarapan namun pasien mengaku suka jajan
makanan dan minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung
pinggir jalan atau di warung yang belum terjamin kebersihannya.
Pasien dan keluargnya memiliki kebiasan makan dua kali dalam sehari.
Menu makanan setiap harinya di masak sendiri oleh ibu pasien. An. K
sering mengkonsumsi sayuran, dan buah-buahan namun jarang

8
mengonsumsi daging. Keluarga An. K memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum ataupun setelah makan.

3. DATA KHUSUS
1. Riwayat kehamilan
Selama kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan kehamilan ke
puskesmas terdekat. Ibu pasien juga mengkonsumsi makanan cukup
nutrisi serta vitamin yang diberikan puskesmas. Riwayat mengkonsumsi
alkohol, obat-obatan, merokok, jamu-jamuan disangkal. Tidak ada
riwayat hipertensi dan trauma selama kehamilan.
2. Riwayat persalinan
Pasien lahir dengan persalinan normal ditolong oleh dokter di Rumah
Sakit Budi Kemulian dengan berat lahir 4400 gr, cukup bulan, secara
spontan persentasi kepala. Saat lahir langsung menangis.
3. Riwayat pasca lahir
Ibu pasien mengaku diusia pasien tiga bulan pasien terdiagnosa tumor
pada ginjal kanan sehingga pasien harus diangkat salah satu ginjalnya
di usia 10 bulan.
4. Riwayat Makanan
Menurut ibu pasien, pasien mendapatkan ASI selama 1 tahun 3 bulan.
An. K mendapatkan makanan pendamping ASI awal usia 6 bulan.
Diusianya saat ini pasien memiliki nafsu makan yang berkurang namun
jadwal makan tidak menentu karena aktivitas bermain. Pasien makan
dua sampai tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam hari, dengan
nasi dan lauk-pauk, namun pasien lebih sering mengkonsumsi jajanan
di luar rumah di sela waktu makan.
5. Riwayat Perkembangan
Menurut ibu pasien perkembangan anak sejak lahir hingga saat ini tidak
ada keluhan maupun keterlambatan, perkembangan sesuai dengan anak-
anak seusianya. Pasien juga dapat bersosialisasi dengan baik dengan
teman temannya.
6. Imunisasi

9
Ibu pasien mengaku imunisasi dasarnya tidak lengkap, imunisasi yang
dilakukan hanya Hepatitis B saat lahir, BCG dan DPT 1. Setelah itu
pasien tidak di imuniasi karena ibu pasien khawatir imunisasi akan
memperburuk dan mempengaruhi kondisi pasien sejak pasien di
diagnosa tumor ginjal diusia pasien tiga bulan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Composmentis E4M6V5
3. Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 92 x/menit, teratur, teraba kuat
Frekuensi napas : 22 x/menit
Suhu : 37,4 °C
Tekanan darah : 100/70 mmHg
4. Status Gizi
Berat badan (BB) : 17 kg
Tinggi badan : 111 cm
BMI : BB(Kg)/TB(m2)=17kg/(1,11m)2=13,7
kg/m2

Interpretasi
Pada IMT/U = BB(Kg)/TB(m2)=17kg/(1,11m)2=13,7 kg/m2
5 tahun 4 bulan =13,7 kg/m2 berada di antara -1 SD dan -2 SD,
berarti dapat dikategorikan sebagai status gizi kurang.

Simpulan

-1 SD dan -2 SD = Kurus

10
Tabel 1.2. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak perempuan
umur 5-18 tahun Kemenkes 2010

11
Tabel 1.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks Kemenkes 2010

5. Status Generalis
1) Kepala
Normocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
2) Mata
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek Cahaya Langsung
(+/+), Reflek Cahaya Tidak Langsung (+/+), Pupil bulat dan isokor.
3) Telinga
Normotia, sekret pada liang telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
4) Hidung
Normotia, tidak ditemukan kelaianan pada hidung, sekret dari lubang
hidung (+/+), septum nasal tidak deviasi, pernapasan cuping hidung (-/-
)

12
5) Mulut
Mukosa bibir basah, tonsil T1-T1, uvula tidak deviasi, ginggiva tidak
ada perdarahan.
6) Leher
Trakea ditengah, ditemukan pembesaran pada kelenjar getah bening
pada cervical dan tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid
7) Thorax
Jantung
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi Iktus cordis teraba, tidak ada vibrasi

Perkusi Batas jantung kanan di ICS 4 linea sternalis dextra.


Batas pingang jantung di ICS 2 linea parasternalis
sinistra
Batas jantung kiri di ICS 5 linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi Bunyi jantung S1 S2 Normal, murmur (-), gallop (-)

Paru

Auskultasi Bunyi jantung S1 S2 Normal, murmur (-), gallop (-)

Inspeksi Dada simetris kiri-kanan, gerakan statis simetris,


gerakan dinamis simetris. Retraksi suprasternal (-)
retraksi epigastrial (-), retraksi intercostal (-)
Palpasi Fremitus taktil dan vokal simetris pada kedua lapang
paru, krepitasi (-).
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi Vesikuler (+/+), Ronki (-/-), wheezing (-/-), Slem


(+/-)

13
8) Abdomen
Inspeksi Tampak perut datar simetris.
Auskultasi Bising usus normal.
Palpasi Supel, nyeri tekan (-) tidak teraba pembesaran
hepar dan lien.

Perkusi Tympani pada seluruh lapang abdomen

9) Ekstrimitas
Ekstremitas atas Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik, turgor
baik, edema (-/-), sianosis (-/-), petechie (-)
Ekstremitas bawah Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik, turgor
baik, edema (-/-), sianosis (-/-), petechie (-)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan pemeriksaan
• Foto Thorax
• Tes Tuberkulin
II. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga
Tn. R (56 tahun)

b. Nama Pasangan
Ny. M (51 tahun)
c. Struktur Komposisi Keluarga

14
Tabel 1.3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan Umur Pekerjaan Keterangan


Jenis
No Nama dalam Pendidikan Tambahan
Kelamin (thn)
Keluarga
1. Tn. R Suami Laki-laki 56 SMA Ojek online Ayah Pasien
2. Ny. M Istri Perempuan 51 SMA Wiraswasta Ibu Pasien
3. Tn. J Anak ke-1 Laki-laki 28 SMA Ojek Online Kakak Pasien

4. Tn. D Anak ke-2 Laki-laki 18 SMK Pelajar Kakak Pasien


5. An. D Anak ke-3 Perempuan 12 SD Pelajar Kakak Pasien

6. An. K Anak ke-4 Perempuan 5 Belum sekolah - Pasien


7. Tn. M Paman Laki-laki 58 SMP Ojek Online Paman Pasien
8. Ibu Rumah Tante Pasien
Ny. N Tante Perempuan 55 SMP
Tangga
9. Karyawan Kakak Sepupu
Nn. Y Anak Tn. M Perempuan 25 D3 Pasien
Swasta

10. Kakak Sepupu


Nn. D Anak Tn. M Perempuan 20 S1 Mahasiswi
Pasien

15
(Lanjutan) Tabel 1.3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan Umur Pekerjaan Keterangan


Jenis
No. Nama dalam Pendidikan Tambahan
Kelamin (thn)
Keluarga
11. Kakak Sepupu
Tn. S Anak Tn. M Laki-laki 17 SMA Pelajar
Pasien
12. Tn. A Paman Laki-laki 53 SMA Pedagang Paman Pasien

13. Ny. L Tante Perempuan 48 SMP Pedagang Tante Pasien


14 Kakak Sepupu
Tn. D Anak Tn. A Laki-laki 24 SMA Ojek Online
Pasien
15 Kakak Sepupu
Tn. F Anak Tn. A Laki-laki 20 SMA Ojek Online
Pasien

16. Kakak Sepupu


An. F Anak Tn. A Laki-laki 16 SMA Pelajar
Pasien
17. Kakak Sepupu
An. G Anak Tn. A Perempuan 13 SMP Pelajar Pasien

18. Karyawan Paman Pasien


Tn. M Paman Laki-laki 45 D3
Swasta

16

(Lanjutan) Tabel 1.3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan Umur Pekerjaan Keterangan
Jenis
No. Nama dalam Pendidikan Tambahan
Kelamin (thn)
Keluarga
19. Ibu rumah Tante pasien
Ny. R Tante Perempuan 42 SMA
tangga
20. Karyawan Kakak Sepupu
Nn. T Anak Tn. M Perempuan 22 D3
swasta Pasien
21. Kakak Sepupu
An. L Anak Tn. M Perempuan 15 SMP Pelajar
Pasien
22. Tn. S Paman Laki-Laki 40 SMA Ojek Online Paman Pasien

23. Ny. T Tante Perempuan 35 SMA Wiraswasta Tante Pasien

24. Kakak sepupu


An. K Anak Tn. S Laki-laki 16 SMP Pelajar
pasien
25. Kakak sepupu
An. L Anak Tn. S Laki-laki 10 SD Pelajar
pasien
26. Tidak Paman Pasien
Tn. D Paman Pasien Laki-laki 35 SMA
Bekerja

17
2. Bentuk Keluarga
Menurut Goldenberg (1980), bentuk keluarga An. K adalah extended family.
Merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga yang tinggal bersama paman,
tante dan keponakannya tinggal dalam satu rumah.
3. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985)
dan Miller (1998), keluarga An. K merupakan keluarga di tahap enam yaitu
keluarga dengan pasangan suami istri yang akan melepas anak dewasa muda
karena kakak tertua An. K siap untuk menikah.
4. Dinamika Keluarga
Di dalam keluarga An. K memiliki hubungan keluarga yang harmonis dan saling
menyayangi satu sama lain.
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. R dan Ny. M mempunyai empat orang anak yang sudah dirawat
hingga kini. Keluarga ini baik dari keluarga ayah maupun ibu tidak memiliki
kecatatan bawaan dari lahir. Keluarga An. K merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang
yaitu jarang mengkonsumsi daging dan kurang melakukan aktivitas fisik secara
teratur seperti berolah raga.
2. Fungsi Psikologi
Pasien adalah seorang anak perempuan yang taat dan patuh dengan orang
tuanya. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga saling
memberi dukungan dan menyayangi satu sama lain termasuk jika terdapat
anggota keluarga yang sedang sakit. Keluarga pasien saling memberikan rasa
aman, nyaman, perhatian kepada anggota keluarganya.
3. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga pasien adalah dari ayah pasien yaitu Tn. R
yang bekerja sebagai ojek online dan ibu pasien yaitu Ny. M yang bekerja

18
sebagai wiraswasta dengan membuka usah catering. Penghasilan yang di dapat
dari keluarga pasien berkisaran Rp 5.5000.000/bulan. Dengan jumlah
penghasilan tersebut, keluarga pasien merasa kebutuhan pokok sehari-hari
tercukupi. Untuk biaya kesehatan, keluarga pasien menggunakan BPJS
sehingga pasien dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya biaya yang keluar
dan terjamin kesehatannya.
4. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga ini dapat bersosialisasi dengan baik
dengan tetangga di sekitar rumah. Seringkali turut serta dalam kegiatan yang
ada di RT maupun RW setempat seperti acara penyuluhan yang diadakan.
5. Fungsi Spiritual
An. K dan keluarga selalu melaksanakan ibadah sesuai kewajibannya dalam
agama kristen tanpa adanya hambatan dalam keluarga dan lingkungan sosial.
An. K rutin mengikuti kegiatan keagamaan di gereja lingkungan sekitar rumah.
Sedangkan Kakak An. K yang pertama, Paman An. K serta tante An. K yang
beragama muslim selalu melaksanakan ibadah ke masjid yang berada di
samping rumah Keluarga Tn. R dan mengikuti kegiatan keagamaan di masjid
dekat dengan rumahnya.
6. Genogram

Ny. M Tn. R

Tn. J Tn. D An. D An. K

Gambar 1.1 Genogram Keluarga An. M

19
Keterangan
: Laki-laki

: Laki-laki meninggal

: Perempuan

: Perempuan Meninggal

: Pasien

: Tinggal satu rumah

: Menikah

20
7. Lingkungan Tempat Tinggal

5m 7 meter

Lantai 2 Lantai 1

Tempat Kamar Teras


cuci baju tidur 7 Ruang
Kamar Cuci Baju
tidur 5 dan

Kamar 1
Kamar Ruang Tamu Mandi 10
Tidur 6
Kamar Meter
tidur 4
Kamar
Kamar 2 tidur 3
Mandi Dapur Kamar
tidur 1

Kamar
Dapur tidur 2

Gambar 1.2. Denah Rumah Keluarga An. K (Skala 1:100)

Kepemilikan rumah : Milik Nenek Pasien


Daerah pemukiman : Tidak padat penduduk
Luas rumah : 10 m x 12 m
Jumlah penghuni rumah : 26 orang

21
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat

KOMPONEN RUMAH NILA


No. KRITERIA BOBOT
YANG DINILAI I

I KOMPONEN RUMAH 31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0

b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 2

c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1

b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak


2
diplester/papan yang tidak kedap air. 3

c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) papan kedap


3
air.

3 Lantai a. Tanah 0

b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang retak dan


1 2
berdebu.

c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


1
b. Ada 1

5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0


1
b. Ada 1

6 Ventilasi a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1

c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
0
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang 2
sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0

b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 1


1
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca
2
dengan normal.

TOTAL HASIL PENILAIAN 11 341

22
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)

NO KOMPONEN RUMAH
KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI

II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0

(SGL/SPT/PP/KU/PAH) b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1

c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2 3

d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3

e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4

2 Jamban (saran a. Tidak ada. 0


pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai /
1
kolam

c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai atau kolam 2 3

d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3

e. Ada, leher angsa, septic tank. 4

3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0

Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air
1
(jarak dengan sumber air < 10m).

c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2


2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan
3
sumber air > 10m).

e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih


4
lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
2
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2

d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

TOTAL HASIL PENILAIAN 10 250

23
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)

KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
III PERILAKU PENGHUNI 44

a. Tidak pernah dibuka 0


1 Membuka Jendela
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah dibuka 0
2 Membuka jendela
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 0
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah 0
3 Mebersihkan rumah
dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
4 Membuang tinja bayi
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 2
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
5 Membuang sampah
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 2
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
SUB TOTAL HASIL PENILAIAN 6 264
Keterangan:
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah :11 x 31 = 341
II. Sarana Sanitasi :10 x 25 = 250
III. Perilaku penghuni :6 x 44 = 264
Total = 855
Kriteria
1. Rumah Sehat : 1068 – 1200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien An. M (total skor 1855) masuk
dalam kriteria rumah tidak sehat berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah
Sehat.
8. Kepemilikan barang-barang Berharga
Keluarga An. K memiliki beberapa barang elektronik dirumahnya antara lain
satu buah televisi berwarna yang terletak di kamar keluarga An. K, satu buah
air conditioner yang terletak di masing-masing kamar. Satu buah rice cooker,
satu buah kompor gas, tiga unit sepeda, dan tiga buah setrika. Selain itu Ayah

24
An. K memiliki dua unit sepeda motor dan memiliki dua unit handphone yaitu
milik Tn. R dan Ny. M.

9. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga An. K biasanya hanya
membiarkan sakit itu hilang sendiri atau terlebih dahulu meminum obat
yang dibeli di warung atau apotek terdekat. Namun jika sudah berhari-hari
tidak ada perbaikan atau kondisinya semakin memburuk maka keluarga
An. K langsung membawa ke puskesmas terdekat.
2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga An. K mengikuti program BPJS dari pemerintah dengan kartu
Indonesia sehat untuk mendapatkan jaminan kesehatan di Puskesmas
ataupun Rumah Sakit. An. K menggunakan BPJS PBI untuk biaya
pelayanan kesehatan. Biasanya keluarga An. K pergi ke tempat pelayanan
kesehatan menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor atau kendaraan
umum seperti angkotan umum. Alasan pasien berobat ke puskesmas
karena biaya pengobatan di puskesmas gratis dan tidak terlalu jauh dari
tempat tinggal pasien. Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas.
3. Perilaku terhadap makanan
Keluarga An. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua hingga tiga
kali sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak tetap.
Menu makanan biasanya terdiri dari dua lauk yang dimasak sendiri di
rumah. Menu sehari-hari biasanya antara lain nasi, mie atau bihun, telur,
tahu, tempe, ayam, sayur dan ikan. Keluarga An. K sering mengkonsumsi
sayuran, namun jarang mengonsumsi daging, dan buah-buahan. Menurut
pengakuan Ibu pasien, ketika memasak dan memberikan makanan untuk
anaknya, Ibu pasien memperhatikan kebersihan. Namun, Keluarga An. K
memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air hanya setelah makan.

25
Pasien sering mengkonsumsi jajanan sembarangan yang dijual dipinggir
jalan
4. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Pasien tinggal di rumah milik neneknya, bersama dengan kedua orangtua,
kakak dan adiknya. Rumah pasien berada di lingkungan yang padat
penduduk. Ibu pasien jarang menyapu dan mengepel lantai rumah. Rumah
tersebut memiliki 5 jendela, dan jendela-jendela tersebut jarang dibuka.
Ventilasi yang kurang, sehingga sirkulasi udara di dalam rumah kurang
baik. Pencahayaan di dalam rumah kurang. Di rumah An. K memiliki
tempat sampah berada di dalam dan di luar rumah. Keluarga An. K
membuang sampah di tempatnya, yang setiap hari ada dinas yang
mengambil sampah tersebut. Keluarga Tn. R mempunyai kebiasaan
merokok di dalam rumah. Rumah tersebut mempunyai ventilasi udara
yang belum dioptimalkan dengan baik, dan jendela yang kurang sehingga
udara maupun cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah
tersebut banyak barang-barang bekas yang belum tertata rapih.
5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 1.5. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara Mencapai Kendaraan ribadi Letak Puskesmas Kecamatan Tanah Abang


Pelayanan Kesehatan (Motor), terkadang tidak jauh dari tempat tinggal pasien,
kendaraan umum sehingga untuk mencapai puskesmas pasien
seperti angkutan kota dapat menggunakan kendaraan pribadi
(Motor) terkadang kendaraan umum seperti
Tarif Pelayanan Badan Penyelenggara
angkutan kota. Untuk biaya pengobatan
Kesehatan Jaminan Sosial (BPJS)
murah karena ditanggung oleh BPJS dan
Kualitas Pelayanan Cukup Memuaskan pelayanan yang diberikan oleh pihak
Kesehatan puskesmas pun dirasa cukup memuaskan.

26
6. Pola Konsumsi Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga An. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua hingga tiga kali
sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak tetap. Menu
makanan biasanya terdiri dari dua lauk yang dimasak sendiri di rumah.
Menu sehari-hari biasanya antara lain nasi, mie atau bihun, telur, tahu,
tempe, ayam, sayur, dan ikan. Keluarga An. K sering mengkonsumsi
sayuran, namun jarang mengonsumsi daging, dan buah-buahan. An. K
memakan jenis makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh anggota
keluarga lain. Menurut pengakuan Ibu pasien, ketika memasak dan
memberikan makanan untuk anaknya, Ibu pasien memperhatikan
kebersihan. Namun, Keluarga An. K memiliki kebiasaan mencuci tangan
dengan air hanya setelah makan. Pasien An. K sering mengkonsumsi jajanan
sembarangan yang dijual dipinggir jalan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk
dan pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun menu makan sehari-hari
keluarga An. K yang biasa disajikan terdiri dari nasi, mie, telur, tahu, tempe,
ayam, sayur dan ikan sedangkan konsumsi daging, dan buah-buahan jarang
sekali serta mengkonsumsi susu kadang-kadang saja. Keluarga An. K sudah
menerapkan gizi seimbang sesuai dengan pedoman gizi namun belum
sempurna karena An. K kalori makanan yang mereka konsumsi kurang.
Makanan yang dimakan juga belum sesuai dengan menu makan gizi
seimbang, tidak membatasi konsumsi makanan yang berlemak dan
berminyak, dan tidak melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara
teratur.

27
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An. K selama Tiga Hari Terakhir

Sabtu, 1 Desember 2018


PAGI
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Mie Goreng 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr


Telor ceplok 75 kkal 0 gr 7 gr 5 gr

Minya Goreng 50 kkal 0 gr 0 gr 5 gr

Jumlah 300 kkal 40 gr 11 gr 10 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr


SIANG Sayur bayam 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr
Ayam goreng 150 kkal 0 gr 7 gr 13 gr
Minyak 50 kkal 0 gr 0 gr 5 gr
Goreng
Air putih
Jumlah 400 kkal 45 gr 12 gr 18 gr
MALAM
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi Putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr


Tumis 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr
kangkung
Ikan lele 50 kkal 0 gr 7 gr 2 gr
goreng
Minyak 50 kkal 0 gr 0 gr 5 gr
Goreng
Jumlah 300 kkal 45 gr 12 gr 7 gr

28
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir

Minggu, 2 Desember 2018

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr


PAGI
Sayur asam 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr

Bakwan goreng 91 kkal 9.45 gr 1.87 gr 5.4 gr

Jumlah 291 kkal 54.45 gr 6.87 gr 5.4 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi Putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Sayur asam 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr

Telor ceplok 75 kkal 0 gr 7 gr 5 gr


SIANG
Air putih

Jumlah 275 kkal 45 gr 12 gr 5 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Sayur kacang 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr

Perkedel tahu 91 kkal 9.45 gr 1.87 gr 5.4 gr

MALAM Air Putih

Jumlah 291 kkal 54.45 gr 6.87 gr 5.4 gr


29
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir (Lanjutan)

Senin, 3 Desember 2018


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
PAGI
Sop Ayam 98 kkal 12 gr 4.12 gr 4.45 gr

Jumlah 273 kkal 52 gr 8.12 gr 4.45 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Sop Ayam 98 kkal 12 gr 4.12 gr 4.45 gr

Air Putih
SIANG
Jumlah 273 kkal 52 gr 8.12 gr 4.45 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Ayam goreng 150 kkal 0 gr 7 gr 13 gr


MALAM
Capcay 98 kkal 12 gr 4.12 gr 4.45 gr

Air putih

Jumlah 423 kkal 52 gr 15.12 gr 17.45 gr

Interpretasi terhadap food record pasien An. K:


Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa An.M mendapat
Total kalori perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 1000 kkal
• Tanggal 1 Desember 2018 : 857 kkal
• Tanggal 2 Desember 2018 : 969 kkal

30
Total asupan karbohidrat perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 149,16 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 106,48 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 121,75 gr
Total asupan protein perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 42,97 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 54,33 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 28,05 gr
Total asupan lemak perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 50,04 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 33,5 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 21,46 gr

Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah kkal.


Keterangan: Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah kkal,
dengan rata-rata asupan karbohidrat gr, protein gr, dan lemak gr.
Penentuan Status Gizi An. K
Berat badan (BB) : 17 kg
Tinggi badan : 111 cm
BMI : BB(Kg)/TB(m2)=17kg/(1,11m)2=13,7
kg/m2

Status Gizi Anak: Status gizi kurang


BB ideal = (Umur (tahun) x 2)+8)
= 18 kg
Jumlah kebutuhan kalori perhari: (Rumus Holliday-Seagard)
Energi = (10 kg pertama x 100) + (10 kg kedua x 50) + (sisanya x 20)

Kebutuhan kalori = (10 x 100) + (7x 50)

31
= 1350 kal

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah 1350


kalori
Untuk Kebutuhan Harian :
Kebutuhan Karbohidrat: (65% x 1350) : 4 = 219 gr karbohidrat

Kebutuhan Protein : (30% x 1350) : 4 = 101 gr protein

Kebutuhan Lemak : ( 35% x 1350) : 9= 52 gr lemak

Kalori selama 3 hari = 2826 kkal

Kalori selama tiga hari = kkal

Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari = 942 kalori/hari

Interpretasi terhadap food record pasien :


Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record
pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka disimpulkan
bahwa setiap harinya menu makan pasien belum sesuai dengan jumlah
energi yang dibutuhkan setiap harinya, yaitu kurang dari kalori yang
seharusnya, dan belum mencakupi gizi yang seimbang. Pasien
disarankan agar memberikan tambahan makanan agar kebutuhan kalori
pasien tiap harinya dapat terpenuhi, termasuk melakukan variasi
makanan yang mengandung protein seperti daging sapi dan telur serta
rutin mengkonsumsi buah dan susu.

c. Kegiatan Sehari-Hari (Activity Daily Living)


Sehari-hari pasien bangun pukul 06.30, kemudian pasien mandi dan
main dengan teman disekitar rumahnya. Pasien sarapan terlebih dahulu
sebelum bermain dan terkadang pasien mengaku suka jajan makanan
dan minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung pinggir
jalan yang belum terjamin kebersihannya. Pasien dan keluargnya
memiliki kebiasan makan dua sampai tiga kali dalam sehari. An. K

32
jarang mengkonsumsi daging dan buah-buahan. Keluarga An. K
memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air hanya setelah makan.
d. Pola Dukungan Keluarga
1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
• An.K mendapatkan dukungan penuh dan perhatian dari kedua
orang tuanya agar sembuh.
• Adanya keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya
• Lokasi rumah yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan
memudahkan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
• Keluarga memiliki layanan gratis berobat (BPJS)

2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam


keluarga
• Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah
satunya dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap perjalanan penyakit yang dialami pasien
serta penyebab terjadinya penyakit pada pasien.
• Kurangnya kebersihan rumah pasien dan kondisi rumah pasien
yang tidak sehat
• Pengetahuan yang kurang mengenai gizi seimbang dan
pengaturan pola makan yang tepat.
• Keluarga An. K memiliki kebiasaan mencuci tangan hanya
dengan air setelah makan.
3. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada
keluarga ini, yaitu:
• Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah
satunya dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap perjalanan penyakit yang dialami pasien.
• Lingungan rumah yang tidak sehat

33
• Seluruh anggota keluarga laki-laki hamper seluruhnya
merokok di dalam rumah
• Keluarga kurang menjaga kesehatan, ini terlihat dari pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan makanan dan
minuman sembarangan diluar rumah yang belum terjamin
kebersihannya, kebiasaan mencuci tangan dengan air dan
sabun hanya setelah makan, dan jarang sekali untuk
berolahraga.
• Kedua orang tua pasien merupakan pekerja yang membuat
kurangnya waktu untuk berkumpul dengan ketiga anaknya.

34
BAB II

DIAGNOSIS HOLISTIK

a. Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal
a. Alasan Kedatangan:
Pasien dengan keluhan batuk hilang timbul tanpa disertai dahak
yang dirasakan sejak ± 4 hari sebelum datang ke puskesmas.
b. Harapan
Ibu pasien berharap penyakit yang dialami pasien tidak serius dan
berharap setelah diobati pasien dapat cepat sembuh sehingga
tidak berulang lagi.
c. Kekhawatiran
Ibu pasien khawatir penyakit yang diderita pasien akan
menularkan kepada teman-teman sekitarnya dan pasien akan sakit
seperti ini kembali karena ini sudah keempat kalinya dalam satu
tahun pasien menderita seperti ini. Ibu pasien juga
mengkhawatirkan keluhan yang dirasakan pada pasien menjadi
berkepanjangan dan kondisi pasien menjadi sulit makan.
d. Persepsi Penyakit
Persepsi Medis
Keluarga pasien percaya bahwa penyakit yang dialami pasien
akibat kurang menjaga kesehatan dan akibat tertular dari anggota
keluarga yang sakit 2 minggu yang lalu serta tertular dari teman
sekitar rumahnya.
Persepsi Non Medis
Pandangan ibu pasien terhadap penyakit yang dialami pasien
tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib atau guna-guna. Sakit
yang dialami pasien semata-mata adalah ujian dari Tuhan.

35
e. Religi
Sejak pasien berusia 3 tahun, ibu pasien sudah membiasakan
pasien untuk beribadah ke gereja dengan mengajak pasien ke
geraja seminggu sekali. Selama pasien sakit, ibu pasien selalu
mengupayakan pengobatan yang terbaik untuk pasien, serta
pasien dan keluarga tetap melakukan ibadah ke gereja dalam
seminggu sekali dengan harapan diberikan yang terbaik oleh
Tuhan.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang disimpulkan bahwa pasien:
Diagnosis kerja:
ISPA
Gizi Kurang
Diagnosis banding:
Bronkopneumonia
3. Aspek Risiko Internal
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah:
• Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan makanan dan
minuman sembarangan di luar rumah yang belum terjamin
kebersihannya.
• Daya imunitas pasien yang berbeda dibanding dengan teman
seusianya karena pasien hanya memiliki satu ginjal
• Kurangnya pengetahuan tentang mencuci tangan yang baik dan
benar. Hal ini terlihat, pasien memiliki kebiasaan mencuci tangan
dengan air dan sabun hanya setelah makan
• Pasien terbiasa main di luar hingga lupa waktu sehingga
menyebabkan mudah lelah
• Kesibukan ibu dalam bekerja sehingga tidak mengingatkan pasien
dalam hal bermain di luar rumah dan makanan yang dimakan
kurang dari kalori yang dibutuhkan.

36
4. Aspek Risiko Eksternal (Psikososial Keluarga)
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang.
• Lingkungan rumah yang tidak sehat
• Perilaku Merokok dalam rumah oleh anggota keluarga
• Tertular dari anggota keluarganya dan tetangganya yang menderita
hal yang sama
• Kedua orang tua pasien merupakan pekerja yang membuat
kurangnya waktu untuk berkumpul dengan anaknya.

5. Aspek Fungsional
Secara fungsional pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan
ICPC-2 (International Classification of Primary Care) yaitu tidak ada
keterbatasan fungsi sehingga dapat melakukan semua aktivitas sehari-hari
secara mandiri.

37
III. Rencana Penatalaksanaan
Tabel. 2.1 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up

Aspek 1. Pasien datang ke Puskesmas 1. Menjelaskan kepada Pasien dan Saat 1. Orang tua pasien dapat 1. Pasien mengalami
Personal Tanah Abang diantar oleh orang tua pasien orang tua berobat ke memahami dengan baik perbaikan dan keluhan
ibunya karena batuk tanpa mengenai penyakit yang pasien puskesmas mengenai penyakit yang sudah berkurang
disertai dahak sejak 4 hari sedang dialami pasien dan saat sedang di alami pasien.
yang lalu. saat ini yaitu ISPA, kunjungan 2. Dapat mencegah 2. Kekhawatiran yang
2. Ibu pasien merasa khawatir penyebab dari ke rumah penyakit ini, agar tidak dirasakan oleh orang
jika penyakit pasien akan penyakitnya, gejala, dan pasien berulang pada pasien tua pasien sudah mulai
menularkan ke temannya dan cara pencegahannya. dan keluarga pasien. berkurang
penyakit ini akan terus 2. Menjelaskan kepada 3. Pasien bisa secepatnya
berulang serta pasien orang tua pasien jika sembuh dengan 3. Pasien rutin atau
semakin hari semakin lemah dengan diberikan obat menjalankan apa yang teratur meminum obat
karena pasien sulit makan. ini tidak ada perbaikan, sudah disarankan oleh yang tekah diberikan.
3. Ibu pasien berharap penyakit batuknya bertambah dokter sehingga tidak
yang dialami pasien tidak berat, nafasnya menjadi terjadi komplikasi
serius dan berharap setelah sesak maka segera bawa penyakit pada pasien.

38
diobati pasien dapat cepat ke fasilitas pelayanan 4. Orang tua pasien dan
sembuh sehingga tidak kesehatan terdekat. pasien bisa lebih tenang
berulang lagi. 3. Menjelaskan kepada dengan dijelaskan
orang tua pasien untuk pentingnya dukungan
mengurangi dari orang tua dan
kekhawatirannya karena kesadaran pasien untuk
dengan meminum obat meminum obat yang
yang teratur dapat teratur, tetap selalu
membantu proses berdoa dan percaya
penyembuhan bahwa Tuhan yang telah
menurunkan obat
penyembuhnya.

39
Aspek Klinis 1. Pasien berusia 5 tahun 4 1. Menjelaskan kepada Pasien dan Saat berobat 1. Orang tua pasien dan 1. Pasien sudah
bulan dengan diagnosis ISPA orang tua ke puskesmas pasien mengerti meminum obat yang
orang tua pasien dan
pasien tentang terapi pasien dan saat mengapa diberikan diberikan dari
kunjungan ke terapi tersebut kepada Puskesmas secara
yang diberikan.
rumah pasien pasien dan manfaatnya. teratur sesuai instruksi
2. Memberikan obat-
2. Mengurangi keluhan dokter, dan terutama
obatan dan
pasien sehingga dapat obat antibiotik yang
mengedukasikan cara
melakukan aktivitas diberikan harus habis
menanggulangi untuk
kembali tanpa gangguan di minum.
menunjang
dan mencegah 2. Keluhan pasien mulai
kesembuhan pasien.
timbulnya komplikasi berkurang batuk sudah
Farmakologi jarang dan pileknya

• Amoxicilin syrup sembuh dan nafsu

125mg/5ml : 3x10ml makan sudah

(3x2sendok teh) meningkat.

• Biovitan multivitamin
syrup : 1x1
• Coldrexin syrup :
3x7,5ml (3x11/2 sendok
teh)

40
Non farmakologi

• Anjuran untuk makanan


dengan gizi seimbang
(buah, sayuran dan
susu), tidak jajan
sembarangan, dan
menutup mulut apabila
batuk, tidak memakan
mie instan
• Istirahat yang cukup
• Cukup asupan cairan
(air putih,susu, dan jus
buah)
• Tidak mengkonsumsi
makanan dan minuman
di sembarang tempat
• Mencuci tangan
sebelum dan sesudah
makan serta sebelum

41
dan sesudah
beraktivitas.
• Menyarankan pasien
untuk mengkonsumsi
makanan dengan
konsistensi lunak, cukup
protein, rendah serat
(seperti bubur lunak)
sampai nafsu makan
pasien meningkat.
Setelah nafsu makan
pasien membaik, pasien
boleh perlahan
memakan makanan
padat (seperti nasi, roti,
dan makanan yang
bergizi seimbang)
• Minum obat secara
teratur.

42
Aspek Risiko 1. Pasien memiliki kebiasaan 1. Menganjurkan pasien Pasien dan Saat 1. Pasien bisa menerapkan 1. Ibu Pasien sudah
Internal untuk meningkatkan orang tua kunjungan ke pola hidup sehat, berusaha menerapkan
mengkonsumsi jajanan
rumah pasien
makanan dan minuman daya tahan tubuh pasien mengkonsumsi menu makanan
dengan pola hidup makanan bergizi dengan gizi seimbang
sembarangan di luar
sehat yaitu olahraga seimbang dan yaitu menyediakan
rumah yang belum
dan mengubah pola membiasakan sarapan buah-buahan setiap
terjamin kebersihannya.
makan kebiasaan pagi sehingga dapat harinya, daging, dan
2. Daya imunitas pasien yang
makan jajanan meningkatkan daya susu.
lemah dibanding dengan
sembarangan menjadi tahan tubuh pasien. 2. Pasien sudah tidak
teman seusianya karena makan dengan gizi 2. Pasien dan keluarga jajan sembarangan.
pasien hanya memiliki seimbang setiap hari menjadi mengerti Hanya mengonsumsi
satu ginjal seperti menambahkan tentang pentingnya makanan yang
3. Kurangnya pengetahuan menu daging, buah, kebersihan lingkungan diberikan oleh ibu
tentang mencuci tangan dan susu. dan kebersihan pasien.

yang baik dan benar. Hal 2. Menjelaskan kepada makanan maupun diri 3. Ibu pasien sudah
keluarga pasien bahwa kita untuk mencegah menyisakan waktunya
ini terlihat, pasien
pasien harus lebih terjadinya penyakit, untuk pasien dan
memiliki kebiasaan
menjaga kesehatannya dengan cara paasien mengawasi pasien saat
mencuci tangan dengan air
dan untuk tidak terlalu mengurangi kebiasaan bermain.
dan sabun hanya setelah
banyak bermain mengkonsumsi
makan

43
4. Pasien terbiasa main di karena kondisi pasien makanan yang tidak 4. Selama 3 hari pasien
luar hingga lupa waktu yang berbeda dengan terjamin kebersihannya. tidak keluar rumah

sehingga menyebabkan teman seusianya 3. Pasien menerapkan hanya bermain di


3. Menjelaskan kepada mencuci tangan dengan dalam rumah.
mudah lelah
keluarga pasien dan air dan sabun sebelum 5. Keluarga pasien sudah
5. Kesibukan ibu dalam
pasien mengenai dan sesudah makan memahami dan
bekerja sehingga tidak
pentingnya mencuci serta sebelum dan melaksanakan
mengingatkan pasien dala
tangan dengan air dan sesudah beraktivitas. pentingnya kebersihan
hal bermain di luar rumah
sabun. 4. Orang tua mengurangi makanan dan mencuci
dan makanan yang 4. Menjelaskan kepada uang jajan anaknya, dan tangan untuk
dimakan kurang dari kalori pasien bahwa memulai kembali mencegah terjadinya
yang dibutuhkan. penyakitnya membawakan bekal penyakit.
disebabkan karena untuk di sekolah.
tertular dari temannya
dan kebiasaan kurang
menjaga kebersihan.
5. Mengingatkan kepada
orangtua pasien untuk
selalu mengawasi
pasien dalam bermain

44
dan makanan yang di
makan pasien.

Aspek 1. Menjelaskan kepada Pasien, orang Saat 1. Keluarga pasien lebih 1. Orang tua pasien
Eksternal
1. Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tua pasien, dan
kunjungan ke
mengerti akan pola mengurangi kegiatan
rumah pasien
(Psikososial keluarga tentang gizi tentang pola makan anggota makan dengan yang di luar rumah pada hari
Keluarga seimbang. dengan gizi seimbang keluarga pasien gizi seimbang dan libur untuk berkumpul
2. Lingkungan rumah yang yang sesuai kebutuhan sesuai kalori yang bersama anaknya.
tidak sehat kalori pasien. dibutuhkan pasien 2. Ibu pasien sudah

3. Perilaku Merokok dalam 2. Menjelaskan pasien 2. Menjadikan kriteria menambahkan

rumah oleh anggota untuk selalu rumah sehat beberapa makanan


membersihkan rumah 3. Keluarga pasien tidak bergizi seimbang dan
keluarga
setiap hari dan merokok di dalam menambahkan kalori
4. Tertular dari anggota
membuka jendela. rumah dan berhenti yang dapat dikonsumsi
keluarganya dan
3. Menyarankan pasien merokok. anaknya sehari- hari.
tetangganya yang
dan keluarganya 4. Tidak menularkan 3. Anggota keluarga
menderita hal yang sama merapihkan barang penyakit ke anggota sudah tidak merokok
5. Kedua orang tua pasien barang di rumah keluarga lain. di dalam rumah
merupakan pekerja yang sehingga mengurangi 5. Hubungan antara orang 4. Ibu pasien sudah
membuat kurangnya debu tua dengan pasien merapihkan barang-

45
waktu untuk berkumpul 4. Menyarankan menjadi dekat sehingga barang yang tidak
dengan anaknya. keluarga pasien untuk pasien dapat berbagi terpakai sehingga

6. Keluarga pasien kurang mengontrak rumah kekhawatirannya dan mengurangi debu

memiliki waktu berkumpul sehingga mencegah mengurangi beban 5. Ibu pasien sudah

bersama. kejadian penyakit pikiran. membuka jendela pagi


menular berulang hari
5. Mengedukasi
keluarga pasien untuk
tidak merokok di
dalam rumah,
mengurangi merokok
dan bahaya merokok.
6. Mengedukasi
keluarga pasien
apabila ada yang sakit
harus melakukan
pencegahan dengan
menjaga kebersihan
dan mengaplikasikan
adab batuk yang benar

46
7. Mengedukasi orang
tua dan anggota
keluarga lain pasien
agar dapat
meluangkan waktu
kepada anak setelah
selesai bekerja.

47
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up

Aspek Secara fungsional Menyarankan kepada Pasien dan Saat berobat ke Pasien dapat beristirahat Pasien sudah dapat
pasien dapat keluarga pasien dan pasien orang tua hingga kondisi kesehatan beraktivitas seperti biasa
Fungsional puskesmas dan
digolongkan pada agar pasien beristirahat pasien membaik dan pasien segera namum belum boleh
tingkat ke 1 kondisi kesehatan membaik saat kunjungan dapat melakukan aktivitasnya bermain di luar rumah oleh
berdasarkan ICPC-2 dan adanya peningkatan kembali. ibu pasien.
ke rumah pasien
(International nafsu makan.
Classification of
Primary Care) yaitu
tidak ada
keterbatasan fungsi
sehingga dapat
melakukan semua
aktivitas sehari-hari
secara mandiri.

48
c. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanactionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam

49
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN

50

51

Anda mungkin juga menyukai