Disusun Oleh:
Nurul Habibah
NIM 1102013221
Kelompok 8
Pembimbing:
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
2
KATA PENGANTAR
3
Kedokteran Keluarga dan staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, S. Si, M. Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M. Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Henri Bahri, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
7. dr. Dwi Maisa selaku Koordinator Pembimbing Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
8. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada
penulis untuk kelancaran penulisan laporan.
9. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.
Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.
Penulis
4
BAB I
LAPORAN KASUS
I. BERKAS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Puskesmas/Klinik Pratama : Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang
Nama : An. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Agustus 2013
Suku bangsa : Sunda
Agama : Kristen
Umur : 5 tahun 4 bulan
Alamat : Jl. Kebon Kacang 18 No. 06 RT
003/RW 004 Kebon Kacang Kec.
Tanah Abang
Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2018
Pembayaran : BPJS PBI
2. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien dan alloanamnesis pada ibu kandung
pasien pada tanggal 30 November 2018 pukul 14.00 WIB di rumah pasien.
1. Keluhan Utama
Batuk sejak 4 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan
Pilek sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak perempuan (An. M) berusia 5 tahun 4 bulan datang
diantar oleh ibunya ke poliklinik MTBS di Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang dengan keluhan batuk yang dirasakan sejak 4 hari
5
sebelum datang ke puskesmas. Batuk tanpa disertai adanya dahak dan
batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari. Batuk bertambah berat
pada malam hari. Suara mengi disangkal. Selain batuk pasien juga
mengeluh pilek dengan sekret berwarna bening. Demam disangkal.
Pasien juga mengeluh lemas yang dirasakan bersamaan dengan
batuk dan pasien menjadi nafsu makannya menurun. Keluhan yang
dirasakan pasien tanpa disertai sesak nafas ataupun nyeri pada
tenggorokannya. BAB dan BAK dirasakan lancar seperti biasanya.
Pasien sudah meminum obat batuk yang diberikan oleh dokter 3
bulan yang lalu karena pasien sebelumnya menderita hal yang sama,
namun kondisinya tidak membaik. Menurut pengakuan ibu pasien,
teman pasien yang tinggal disekitar rumahnya ada yang menderita hal
yang sama seperti pasien dan pasien sering bermain dengan teman –
teman seusianya disekitar rumahnya. Namun riwayat kontak dengan
orang yang menderita TB di sangkal.
Menurut ibu pasien, pasien sebelum sakit sempat beberapa kali
membeli dan mengkonsumsi makanan dipinggir jalan yang tidak di
ketahui kebersihannya. Keluarga An. K memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan. Dan setelah
makan hanya mencuci tangan dengan air mengalir.
Ibu pasien bekerja sebagai wiraswasta yang membuka usaha
catering sedangkan ayah pasien bekerja sebagai ojek online selain itu
pasien juga belum menduduki bangku sekolah sehingga pasien sehari-
hari lebih banyak waktu bermain dengan teman-teman sekitarnya
dibandingkan bersama keluarganya.
Sejak pasien berusia 3 tahun, ibu pasien sudah membiasakan pasien
untuk beribadah ke gereja dengan mengajak pasien ke geraja seminggu
sekali. Selama pasien sakit, ibu pasien selalu mengupayakan
pengobatan yang terbaik untuk pasien, serta pasien dan keluarga tetap
melakukan ibadah ke gereja dalam seminggu sekali dengan harapan
diberikan yang terbaik oleh Tuhan.
6
Ibu pasien khawatir penyakit yang diderita pasien akan menularkan
kepada teman-teman sekitarnya dan pasien akan sakit seperti ini
kembali karena ini sudah keempat kalinya dalam satu tahun pasien
menderita seperti ini. Ibu pasien juga mengkhawatirkan keluhan yang
dirasakan pada pasien menjadi berkepanjangan dan kondisi pasien
menjadi sulit makan sehingga ibu pasien memutuskan untuk berobat ke
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Ibu pasien berharap penyakit
yang dialami pasien tidak serius dan berharap setelah diobati pasien
dapat cepat sembuh.
Keluarga pasien mempercayai bahwa penyakit yang dialami saat ini
akibat kurang menjaga kesehatan, serta tertular dari teman seusianya
dan tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib atau guna-guna. Sakit
yang dialami pasien semata-mata adalah ujian dari Tuhan sehingga
dengan berusaha mencari pengobatan ke dokter, teratur meminum obat,
dan berdoa kepada Tuhan akan membantu menyembuhkan
penyakitnya.
7
7. Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi obat ataupun
makanan.
8. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Sosial Ekonomi
Kebutuhan pasien dan keluarga tercukupi dari pendapatan ayah dan
ibu pasien berkisar + Rp 5.500.000/bulan. Ibu pasien bekerja sebagai
menerima jasa catering. Ayah pasien bekerja sebagai pengemudi ojek
online namun jarang bekerja karena ayah pasien menderita lemah jari-
jari pada tangan sebelah kiri sejak terdiagnosa stroke ringan.
9. Lingkungan
Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggalnya ada
yang sedang sakit seperti pasien. Pasien tinggal di lingkungan padat
penduduk. Saat ini pasien tinggal di rumah bersama kedua orang
tuanya, ketiga kakaknya, keenam pamannya, kelima tantenya, dan
dengan anggota keluarga lain yang berjumlah dua puluh enam. Rumah
milik neneknya An. K berukuran 10 m x 6 m dengan dua lantai dengan
tujuh kamar tidur, dua kamar mandi, dua dapur, dan satu ruang tamu.
Lantai terbuat dari keramik, dinding rumah terbuat dari beton, dan
terdapat jamban setiap kamar mandi. Terdapat ventilasi dan kurangnya
penerangan yang cukup. Ketersediaan air bersih berasal dari PAM dan
tempat pembuangan sampah yang berada di dalam dan di luar rumah
keluarga An. K.
10. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku selalu sarapan namun pasien mengaku suka jajan
makanan dan minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung
pinggir jalan atau di warung yang belum terjamin kebersihannya.
Pasien dan keluargnya memiliki kebiasan makan dua kali dalam sehari.
Menu makanan setiap harinya di masak sendiri oleh ibu pasien. An. K
sering mengkonsumsi sayuran, dan buah-buahan namun jarang
8
mengonsumsi daging. Keluarga An. K memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum ataupun setelah makan.
3. DATA KHUSUS
1. Riwayat kehamilan
Selama kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan kehamilan ke
puskesmas terdekat. Ibu pasien juga mengkonsumsi makanan cukup
nutrisi serta vitamin yang diberikan puskesmas. Riwayat mengkonsumsi
alkohol, obat-obatan, merokok, jamu-jamuan disangkal. Tidak ada
riwayat hipertensi dan trauma selama kehamilan.
2. Riwayat persalinan
Pasien lahir dengan persalinan normal ditolong oleh dokter di Rumah
Sakit Budi Kemulian dengan berat lahir 4400 gr, cukup bulan, secara
spontan persentasi kepala. Saat lahir langsung menangis.
3. Riwayat pasca lahir
Ibu pasien mengaku diusia pasien tiga bulan pasien terdiagnosa tumor
pada ginjal kanan sehingga pasien harus diangkat salah satu ginjalnya
di usia 10 bulan.
4. Riwayat Makanan
Menurut ibu pasien, pasien mendapatkan ASI selama 1 tahun 3 bulan.
An. K mendapatkan makanan pendamping ASI awal usia 6 bulan.
Diusianya saat ini pasien memiliki nafsu makan yang berkurang namun
jadwal makan tidak menentu karena aktivitas bermain. Pasien makan
dua sampai tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam hari, dengan
nasi dan lauk-pauk, namun pasien lebih sering mengkonsumsi jajanan
di luar rumah di sela waktu makan.
5. Riwayat Perkembangan
Menurut ibu pasien perkembangan anak sejak lahir hingga saat ini tidak
ada keluhan maupun keterlambatan, perkembangan sesuai dengan anak-
anak seusianya. Pasien juga dapat bersosialisasi dengan baik dengan
teman temannya.
6. Imunisasi
9
Ibu pasien mengaku imunisasi dasarnya tidak lengkap, imunisasi yang
dilakukan hanya Hepatitis B saat lahir, BCG dan DPT 1. Setelah itu
pasien tidak di imuniasi karena ibu pasien khawatir imunisasi akan
memperburuk dan mempengaruhi kondisi pasien sejak pasien di
diagnosa tumor ginjal diusia pasien tiga bulan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Composmentis E4M6V5
3. Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 92 x/menit, teratur, teraba kuat
Frekuensi napas : 22 x/menit
Suhu : 37,4 °C
Tekanan darah : 100/70 mmHg
4. Status Gizi
Berat badan (BB) : 17 kg
Tinggi badan : 111 cm
BMI : BB(Kg)/TB(m2)=17kg/(1,11m)2=13,7
kg/m2
Interpretasi
Pada IMT/U = BB(Kg)/TB(m2)=17kg/(1,11m)2=13,7 kg/m2
5 tahun 4 bulan =13,7 kg/m2 berada di antara -1 SD dan -2 SD,
berarti dapat dikategorikan sebagai status gizi kurang.
Simpulan
-1 SD dan -2 SD = Kurus
10
Tabel 1.2. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak perempuan
umur 5-18 tahun Kemenkes 2010
11
Tabel 1.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks Kemenkes 2010
5. Status Generalis
1) Kepala
Normocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
2) Mata
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek Cahaya Langsung
(+/+), Reflek Cahaya Tidak Langsung (+/+), Pupil bulat dan isokor.
3) Telinga
Normotia, sekret pada liang telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
4) Hidung
Normotia, tidak ditemukan kelaianan pada hidung, sekret dari lubang
hidung (+/+), septum nasal tidak deviasi, pernapasan cuping hidung (-/-
)
12
5) Mulut
Mukosa bibir basah, tonsil T1-T1, uvula tidak deviasi, ginggiva tidak
ada perdarahan.
6) Leher
Trakea ditengah, ditemukan pembesaran pada kelenjar getah bening
pada cervical dan tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid
7) Thorax
Jantung
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat
Paru
13
8) Abdomen
Inspeksi Tampak perut datar simetris.
Auskultasi Bising usus normal.
Palpasi Supel, nyeri tekan (-) tidak teraba pembesaran
hepar dan lien.
9) Ekstrimitas
Ekstremitas atas Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik, turgor
baik, edema (-/-), sianosis (-/-), petechie (-)
Ekstremitas bawah Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik, turgor
baik, edema (-/-), sianosis (-/-), petechie (-)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan pemeriksaan
• Foto Thorax
• Tes Tuberkulin
II. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga
Tn. R (56 tahun)
b. Nama Pasangan
Ny. M (51 tahun)
c. Struktur Komposisi Keluarga
14
Tabel 1.3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
15
(Lanjutan) Tabel 1.3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
16
17
2. Bentuk Keluarga
Menurut Goldenberg (1980), bentuk keluarga An. K adalah extended family.
Merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga yang tinggal bersama paman,
tante dan keponakannya tinggal dalam satu rumah.
3. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985)
dan Miller (1998), keluarga An. K merupakan keluarga di tahap enam yaitu
keluarga dengan pasangan suami istri yang akan melepas anak dewasa muda
karena kakak tertua An. K siap untuk menikah.
4. Dinamika Keluarga
Di dalam keluarga An. K memiliki hubungan keluarga yang harmonis dan saling
menyayangi satu sama lain.
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. R dan Ny. M mempunyai empat orang anak yang sudah dirawat
hingga kini. Keluarga ini baik dari keluarga ayah maupun ibu tidak memiliki
kecatatan bawaan dari lahir. Keluarga An. K merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang
yaitu jarang mengkonsumsi daging dan kurang melakukan aktivitas fisik secara
teratur seperti berolah raga.
2. Fungsi Psikologi
Pasien adalah seorang anak perempuan yang taat dan patuh dengan orang
tuanya. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga saling
memberi dukungan dan menyayangi satu sama lain termasuk jika terdapat
anggota keluarga yang sedang sakit. Keluarga pasien saling memberikan rasa
aman, nyaman, perhatian kepada anggota keluarganya.
3. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga pasien adalah dari ayah pasien yaitu Tn. R
yang bekerja sebagai ojek online dan ibu pasien yaitu Ny. M yang bekerja
18
sebagai wiraswasta dengan membuka usah catering. Penghasilan yang di dapat
dari keluarga pasien berkisaran Rp 5.5000.000/bulan. Dengan jumlah
penghasilan tersebut, keluarga pasien merasa kebutuhan pokok sehari-hari
tercukupi. Untuk biaya kesehatan, keluarga pasien menggunakan BPJS
sehingga pasien dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya biaya yang keluar
dan terjamin kesehatannya.
4. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga ini dapat bersosialisasi dengan baik
dengan tetangga di sekitar rumah. Seringkali turut serta dalam kegiatan yang
ada di RT maupun RW setempat seperti acara penyuluhan yang diadakan.
5. Fungsi Spiritual
An. K dan keluarga selalu melaksanakan ibadah sesuai kewajibannya dalam
agama kristen tanpa adanya hambatan dalam keluarga dan lingkungan sosial.
An. K rutin mengikuti kegiatan keagamaan di gereja lingkungan sekitar rumah.
Sedangkan Kakak An. K yang pertama, Paman An. K serta tante An. K yang
beragama muslim selalu melaksanakan ibadah ke masjid yang berada di
samping rumah Keluarga Tn. R dan mengikuti kegiatan keagamaan di masjid
dekat dengan rumahnya.
6. Genogram
Ny. M Tn. R
19
Keterangan
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan
: Perempuan Meninggal
: Pasien
: Menikah
20
7. Lingkungan Tempat Tinggal
5m 7 meter
Lantai 2 Lantai 1
Kamar 1
Kamar Ruang Tamu Mandi 10
Tidur 6
Kamar Meter
tidur 4
Kamar
Kamar 2 tidur 3
Mandi Dapur Kamar
tidur 1
Kamar
Dapur tidur 2
21
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat
I KOMPONEN RUMAH 31
3 Lantai a. Tanah 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
0
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang 2
sejenis.
22
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)
NO KOMPONEN RUMAH
KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
II SARANA SANITASI 25
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai atau kolam 2 3
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air
1
(jarak dengan sumber air < 10m).
23
Tabel 1.4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)
KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
III PERILAKU PENGHUNI 44
24
An. K memiliki dua unit sepeda motor dan memiliki dua unit handphone yaitu
milik Tn. R dan Ny. M.
25
Pasien sering mengkonsumsi jajanan sembarangan yang dijual dipinggir
jalan
4. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Pasien tinggal di rumah milik neneknya, bersama dengan kedua orangtua,
kakak dan adiknya. Rumah pasien berada di lingkungan yang padat
penduduk. Ibu pasien jarang menyapu dan mengepel lantai rumah. Rumah
tersebut memiliki 5 jendela, dan jendela-jendela tersebut jarang dibuka.
Ventilasi yang kurang, sehingga sirkulasi udara di dalam rumah kurang
baik. Pencahayaan di dalam rumah kurang. Di rumah An. K memiliki
tempat sampah berada di dalam dan di luar rumah. Keluarga An. K
membuang sampah di tempatnya, yang setiap hari ada dinas yang
mengambil sampah tersebut. Keluarga Tn. R mempunyai kebiasaan
merokok di dalam rumah. Rumah tersebut mempunyai ventilasi udara
yang belum dioptimalkan dengan baik, dan jendela yang kurang sehingga
udara maupun cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah
tersebut banyak barang-barang bekas yang belum tertata rapih.
5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
26
6. Pola Konsumsi Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga An. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua hingga tiga kali
sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak tetap. Menu
makanan biasanya terdiri dari dua lauk yang dimasak sendiri di rumah.
Menu sehari-hari biasanya antara lain nasi, mie atau bihun, telur, tahu,
tempe, ayam, sayur, dan ikan. Keluarga An. K sering mengkonsumsi
sayuran, namun jarang mengonsumsi daging, dan buah-buahan. An. K
memakan jenis makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh anggota
keluarga lain. Menurut pengakuan Ibu pasien, ketika memasak dan
memberikan makanan untuk anaknya, Ibu pasien memperhatikan
kebersihan. Namun, Keluarga An. K memiliki kebiasaan mencuci tangan
dengan air hanya setelah makan. Pasien An. K sering mengkonsumsi jajanan
sembarangan yang dijual dipinggir jalan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk
dan pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun menu makan sehari-hari
keluarga An. K yang biasa disajikan terdiri dari nasi, mie, telur, tahu, tempe,
ayam, sayur dan ikan sedangkan konsumsi daging, dan buah-buahan jarang
sekali serta mengkonsumsi susu kadang-kadang saja. Keluarga An. K sudah
menerapkan gizi seimbang sesuai dengan pedoman gizi namun belum
sempurna karena An. K kalori makanan yang mereka konsumsi kurang.
Makanan yang dimakan juga belum sesuai dengan menu makan gizi
seimbang, tidak membatasi konsumsi makanan yang berlemak dan
berminyak, dan tidak melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara
teratur.
27
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An. K selama Tiga Hari Terakhir
28
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir
29
Tabel 1.6. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir (Lanjutan)
Air Putih
SIANG
Jumlah 273 kkal 52 gr 8.12 gr 4.45 gr
Air putih
30
Total asupan karbohidrat perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 149,16 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 106,48 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 121,75 gr
Total asupan protein perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 42,97 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 54,33 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 28,05 gr
Total asupan lemak perhari:
• Tanggal 30 November 2018 : 50,04 gr
• Tanggal 1 Desember 2018 : 33,5 gr
• Tanggal 2 Desember 2018 : 21,46 gr
31
= 1350 kal
32
jarang mengkonsumsi daging dan buah-buahan. Keluarga An. K
memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air hanya setelah makan.
d. Pola Dukungan Keluarga
1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
• An.K mendapatkan dukungan penuh dan perhatian dari kedua
orang tuanya agar sembuh.
• Adanya keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya
• Lokasi rumah yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan
memudahkan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
• Keluarga memiliki layanan gratis berobat (BPJS)
33
• Seluruh anggota keluarga laki-laki hamper seluruhnya
merokok di dalam rumah
• Keluarga kurang menjaga kesehatan, ini terlihat dari pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan makanan dan
minuman sembarangan diluar rumah yang belum terjamin
kebersihannya, kebiasaan mencuci tangan dengan air dan
sabun hanya setelah makan, dan jarang sekali untuk
berolahraga.
• Kedua orang tua pasien merupakan pekerja yang membuat
kurangnya waktu untuk berkumpul dengan ketiga anaknya.
34
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
a. Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal
a. Alasan Kedatangan:
Pasien dengan keluhan batuk hilang timbul tanpa disertai dahak
yang dirasakan sejak ± 4 hari sebelum datang ke puskesmas.
b. Harapan
Ibu pasien berharap penyakit yang dialami pasien tidak serius dan
berharap setelah diobati pasien dapat cepat sembuh sehingga
tidak berulang lagi.
c. Kekhawatiran
Ibu pasien khawatir penyakit yang diderita pasien akan
menularkan kepada teman-teman sekitarnya dan pasien akan sakit
seperti ini kembali karena ini sudah keempat kalinya dalam satu
tahun pasien menderita seperti ini. Ibu pasien juga
mengkhawatirkan keluhan yang dirasakan pada pasien menjadi
berkepanjangan dan kondisi pasien menjadi sulit makan.
d. Persepsi Penyakit
Persepsi Medis
Keluarga pasien percaya bahwa penyakit yang dialami pasien
akibat kurang menjaga kesehatan dan akibat tertular dari anggota
keluarga yang sakit 2 minggu yang lalu serta tertular dari teman
sekitar rumahnya.
Persepsi Non Medis
Pandangan ibu pasien terhadap penyakit yang dialami pasien
tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib atau guna-guna. Sakit
yang dialami pasien semata-mata adalah ujian dari Tuhan.
35
e. Religi
Sejak pasien berusia 3 tahun, ibu pasien sudah membiasakan
pasien untuk beribadah ke gereja dengan mengajak pasien ke
geraja seminggu sekali. Selama pasien sakit, ibu pasien selalu
mengupayakan pengobatan yang terbaik untuk pasien, serta
pasien dan keluarga tetap melakukan ibadah ke gereja dalam
seminggu sekali dengan harapan diberikan yang terbaik oleh
Tuhan.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang disimpulkan bahwa pasien:
Diagnosis kerja:
ISPA
Gizi Kurang
Diagnosis banding:
Bronkopneumonia
3. Aspek Risiko Internal
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah:
• Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan makanan dan
minuman sembarangan di luar rumah yang belum terjamin
kebersihannya.
• Daya imunitas pasien yang berbeda dibanding dengan teman
seusianya karena pasien hanya memiliki satu ginjal
• Kurangnya pengetahuan tentang mencuci tangan yang baik dan
benar. Hal ini terlihat, pasien memiliki kebiasaan mencuci tangan
dengan air dan sabun hanya setelah makan
• Pasien terbiasa main di luar hingga lupa waktu sehingga
menyebabkan mudah lelah
• Kesibukan ibu dalam bekerja sehingga tidak mengingatkan pasien
dalam hal bermain di luar rumah dan makanan yang dimakan
kurang dari kalori yang dibutuhkan.
36
4. Aspek Risiko Eksternal (Psikososial Keluarga)
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang.
• Lingkungan rumah yang tidak sehat
• Perilaku Merokok dalam rumah oleh anggota keluarga
• Tertular dari anggota keluarganya dan tetangganya yang menderita
hal yang sama
• Kedua orang tua pasien merupakan pekerja yang membuat
kurangnya waktu untuk berkumpul dengan anaknya.
5. Aspek Fungsional
Secara fungsional pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan
ICPC-2 (International Classification of Primary Care) yaitu tidak ada
keterbatasan fungsi sehingga dapat melakukan semua aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
37
III. Rencana Penatalaksanaan
Tabel. 2.1 Rencana Penatalaksanaan
Aspek 1. Pasien datang ke Puskesmas 1. Menjelaskan kepada Pasien dan Saat 1. Orang tua pasien dapat 1. Pasien mengalami
Personal Tanah Abang diantar oleh orang tua pasien orang tua berobat ke memahami dengan baik perbaikan dan keluhan
ibunya karena batuk tanpa mengenai penyakit yang pasien puskesmas mengenai penyakit yang sudah berkurang
disertai dahak sejak 4 hari sedang dialami pasien dan saat sedang di alami pasien.
yang lalu. saat ini yaitu ISPA, kunjungan 2. Dapat mencegah 2. Kekhawatiran yang
2. Ibu pasien merasa khawatir penyebab dari ke rumah penyakit ini, agar tidak dirasakan oleh orang
jika penyakit pasien akan penyakitnya, gejala, dan pasien berulang pada pasien tua pasien sudah mulai
menularkan ke temannya dan cara pencegahannya. dan keluarga pasien. berkurang
penyakit ini akan terus 2. Menjelaskan kepada 3. Pasien bisa secepatnya
berulang serta pasien orang tua pasien jika sembuh dengan 3. Pasien rutin atau
semakin hari semakin lemah dengan diberikan obat menjalankan apa yang teratur meminum obat
karena pasien sulit makan. ini tidak ada perbaikan, sudah disarankan oleh yang tekah diberikan.
3. Ibu pasien berharap penyakit batuknya bertambah dokter sehingga tidak
yang dialami pasien tidak berat, nafasnya menjadi terjadi komplikasi
serius dan berharap setelah sesak maka segera bawa penyakit pada pasien.
38
diobati pasien dapat cepat ke fasilitas pelayanan 4. Orang tua pasien dan
sembuh sehingga tidak kesehatan terdekat. pasien bisa lebih tenang
berulang lagi. 3. Menjelaskan kepada dengan dijelaskan
orang tua pasien untuk pentingnya dukungan
mengurangi dari orang tua dan
kekhawatirannya karena kesadaran pasien untuk
dengan meminum obat meminum obat yang
yang teratur dapat teratur, tetap selalu
membantu proses berdoa dan percaya
penyembuhan bahwa Tuhan yang telah
menurunkan obat
penyembuhnya.
39
Aspek Klinis 1. Pasien berusia 5 tahun 4 1. Menjelaskan kepada Pasien dan Saat berobat 1. Orang tua pasien dan 1. Pasien sudah
bulan dengan diagnosis ISPA orang tua ke puskesmas pasien mengerti meminum obat yang
orang tua pasien dan
pasien tentang terapi pasien dan saat mengapa diberikan diberikan dari
kunjungan ke terapi tersebut kepada Puskesmas secara
yang diberikan.
rumah pasien pasien dan manfaatnya. teratur sesuai instruksi
2. Memberikan obat-
2. Mengurangi keluhan dokter, dan terutama
obatan dan
pasien sehingga dapat obat antibiotik yang
mengedukasikan cara
melakukan aktivitas diberikan harus habis
menanggulangi untuk
kembali tanpa gangguan di minum.
menunjang
dan mencegah 2. Keluhan pasien mulai
kesembuhan pasien.
timbulnya komplikasi berkurang batuk sudah
Farmakologi jarang dan pileknya
• Biovitan multivitamin
syrup : 1x1
• Coldrexin syrup :
3x7,5ml (3x11/2 sendok
teh)
40
Non farmakologi
41
dan sesudah
beraktivitas.
• Menyarankan pasien
untuk mengkonsumsi
makanan dengan
konsistensi lunak, cukup
protein, rendah serat
(seperti bubur lunak)
sampai nafsu makan
pasien meningkat.
Setelah nafsu makan
pasien membaik, pasien
boleh perlahan
memakan makanan
padat (seperti nasi, roti,
dan makanan yang
bergizi seimbang)
• Minum obat secara
teratur.
42
Aspek Risiko 1. Pasien memiliki kebiasaan 1. Menganjurkan pasien Pasien dan Saat 1. Pasien bisa menerapkan 1. Ibu Pasien sudah
Internal untuk meningkatkan orang tua kunjungan ke pola hidup sehat, berusaha menerapkan
mengkonsumsi jajanan
rumah pasien
makanan dan minuman daya tahan tubuh pasien mengkonsumsi menu makanan
dengan pola hidup makanan bergizi dengan gizi seimbang
sembarangan di luar
sehat yaitu olahraga seimbang dan yaitu menyediakan
rumah yang belum
dan mengubah pola membiasakan sarapan buah-buahan setiap
terjamin kebersihannya.
makan kebiasaan pagi sehingga dapat harinya, daging, dan
2. Daya imunitas pasien yang
makan jajanan meningkatkan daya susu.
lemah dibanding dengan
sembarangan menjadi tahan tubuh pasien. 2. Pasien sudah tidak
teman seusianya karena makan dengan gizi 2. Pasien dan keluarga jajan sembarangan.
pasien hanya memiliki seimbang setiap hari menjadi mengerti Hanya mengonsumsi
satu ginjal seperti menambahkan tentang pentingnya makanan yang
3. Kurangnya pengetahuan menu daging, buah, kebersihan lingkungan diberikan oleh ibu
tentang mencuci tangan dan susu. dan kebersihan pasien.
yang baik dan benar. Hal 2. Menjelaskan kepada makanan maupun diri 3. Ibu pasien sudah
keluarga pasien bahwa kita untuk mencegah menyisakan waktunya
ini terlihat, pasien
pasien harus lebih terjadinya penyakit, untuk pasien dan
memiliki kebiasaan
menjaga kesehatannya dengan cara paasien mengawasi pasien saat
mencuci tangan dengan air
dan untuk tidak terlalu mengurangi kebiasaan bermain.
dan sabun hanya setelah
banyak bermain mengkonsumsi
makan
43
4. Pasien terbiasa main di karena kondisi pasien makanan yang tidak 4. Selama 3 hari pasien
luar hingga lupa waktu yang berbeda dengan terjamin kebersihannya. tidak keluar rumah
44
dan makanan yang di
makan pasien.
Aspek 1. Menjelaskan kepada Pasien, orang Saat 1. Keluarga pasien lebih 1. Orang tua pasien
Eksternal
1. Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tua pasien, dan
kunjungan ke
mengerti akan pola mengurangi kegiatan
rumah pasien
(Psikososial keluarga tentang gizi tentang pola makan anggota makan dengan yang di luar rumah pada hari
Keluarga seimbang. dengan gizi seimbang keluarga pasien gizi seimbang dan libur untuk berkumpul
2. Lingkungan rumah yang yang sesuai kebutuhan sesuai kalori yang bersama anaknya.
tidak sehat kalori pasien. dibutuhkan pasien 2. Ibu pasien sudah
45
waktu untuk berkumpul 4. Menyarankan menjadi dekat sehingga barang yang tidak
dengan anaknya. keluarga pasien untuk pasien dapat berbagi terpakai sehingga
memiliki waktu berkumpul sehingga mencegah mengurangi beban 5. Ibu pasien sudah
46
7. Mengedukasi orang
tua dan anggota
keluarga lain pasien
agar dapat
meluangkan waktu
kepada anak setelah
selesai bekerja.
47
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
Aspek Secara fungsional Menyarankan kepada Pasien dan Saat berobat ke Pasien dapat beristirahat Pasien sudah dapat
pasien dapat keluarga pasien dan pasien orang tua hingga kondisi kesehatan beraktivitas seperti biasa
Fungsional puskesmas dan
digolongkan pada agar pasien beristirahat pasien membaik dan pasien segera namum belum boleh
tingkat ke 1 kondisi kesehatan membaik saat kunjungan dapat melakukan aktivitasnya bermain di luar rumah oleh
berdasarkan ICPC-2 dan adanya peningkatan kembali. ibu pasien.
ke rumah pasien
(International nafsu makan.
Classification of
Primary Care) yaitu
tidak ada
keterbatasan fungsi
sehingga dapat
melakukan semua
aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
48
c. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanactionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam
49
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN
50
51