d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
Para pelaku industri musik Indonesia sudah pasrah bahkan apatis menghadapi para
pembajak karya musik yang tak kunjung reda. Pelaku industri musik sudah sampai pada
titik pasrah, apatis. Dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan berikutnya tetap
saja begini. Banyak yang tidak memahami dan tidak peduli terhadap penciptaan karya
musik.
Adi MS melihat bahwa tidak ada perhatian pemerintah yang serius untuk mengatasi
pembajakan karya musik di tanah air. Lanjutnya lagi :
Putera saya, Kevin Aprilio dan bandnya Vierratale baru saja memproduksi musik.
Setelah mencipta lagu dan merekamnya lalu membuat klip video. Ujung-ujungnya
karya itu langsung diunggah ke You Tube dan seketika itu karya tersebut dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Masih menurut Adi MS, modal untuk memproduksi karya musik itu belum sempat
kembali. Barang-barang yang diproduksi masih bergerak menuju toko, tetapi di jaringan internet,
orang-orang lebih cepat mengunduhnya. Kalau zaman dulu, para musisi merekam lagu dalam pita
kaset atau CD untuk dijual lalu kemudian mereka mendapat royalty, saat ini semakin sulit, akibat
dari tidak dilindunginya karya musik dan lagu melalui jaringan intranet dan internet.
1
Prahara, S. (2012). PEMBAJAKAN MUSIK DAN LAGU: SEBUAH KAJIAN YURIDIS BERDASARKAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN KARYA SENI DAN SASTRA SECARA
DIGITAL DI INDONESIA. Jurnal Pelangi, 5(1).
2
Saidin, O. K., Ikhsan, E., & Siagian, A. H. Penyuluhan Hukum tentang Peningkatan Kesadaran Hukum
Masyarakat terhadap Perlindungan Karya Cipta Musik dan Lagu. Penyuluhan Hukum tentang
Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat terhadap Perlindungan Karya Cipta Musik dan Lagu.
1. Undang-Undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan
Karya Rekam dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Np. 70 Tahun 1991
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 4 Tahun 1990 Serah Simpan Karya
Cetak dan Karya Rekam, Undang-Undang ini menjelaskan bahwa bahwa setiap
penerbit yang ada di wilayah Indonesia wajib menyerahkan 2 (dua) buah cetakan dari
setiap judul karya cetak yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas)
dan sebuah lagi kepada kepala Perpustakaan Daerah (Perpusda) di ibukota provinsi
yang bersangkutan, selambat-lambatnya setelah 3 (tiga) bulan diterbitkan. Atas dasar
itu, setiap penerbit ”diwajibkan” menyerahkan karyakaryanya ke lembaga yang telah
ditunjuk. Undang-Undang ini juga mengatur tentang sanksi yang dikenakan kepada
setiap penerbit yang tidak menyerahkan karyanya. Namum pada pelaksanaannya,
Undang-Undang ini kurang optimal. Sebabnya, para wajib serah simpan karya rekam
suara masih kurang memiliki kesadaran untuk mengantarkan langsung atau
mengirimkan hasil karya rekam suaranya pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
Sehingga terkadang penyerahan karya rekam suara perlu dijemput langsung oleh Tim
Hunting Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Beberapa
penambahan yang perlu ada sebagai pembaharuan dari UndangUndang Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta adalah:
Pembaharuan peraturan mengenai copyright protection, yang
mencakup: Mechanical Rights, Performance Rights, Synchronization
Rights, Printed Rights, dan hak-hak lain yang akan muncul Dengan adanya
peraturan ini, iklim bisnis di industri musik Indonesia akan meningkat.
Pemasukan musisi akan membaik karena setiap penggunaan karyanya di
ruang publik atau untuk keperluan lainnya akan terhitung dengan jelas, sebab
ada pembagian keuntungan serta royalti yang jelas. Selain itu, pelaku usaha
juga akan merasakan adanya transparansi dan dampak jangka panjang yang
3
Dina Dellyana dkk, 2015, Rencana Pengembangan IndustRI musIk nasIonal 2015-2019, PT. Republik
Solusi