Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DEFINISI

 Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut
 Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion
 Kekurangan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau beresiko mengalami penurunan cairan intravaskuler, interstitial dan atau
intraseluler.
 Kelebihan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau beresiko mengalami peningkatan cairan intravaskuler, interstitial dan atau
intraseluler.
 Ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami atau beresiko mengalami peningkatan, penurunan atau cepatnya
pertukaran dari satu ke lainnya dari intravaskuler, interstitial dan atau intraseluler.

Potter. 2006. Fundamental Keperawatan

DISTRIBUSI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

 Distribusi Cairan
1. Cairan Ekstra Sel (CES)

CES terdiri dari cairan interstitial dn cairan intravaskuler. Cairan interstitial mengisi ruangan
yang berada di antara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan
cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan interstitial. Sedangkan cairan
intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang berisi atau mengandung air dan
tidak berwarna, dan daerah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit.
Plasma menyusun 5% berat tubuh.

2. Cairan Intra Sel (CIS)

Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solute
yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intra
sel membentuk 40% berat tubuh.

 Distribusi Elektrolit

Elektrolit terdiri dari : – kation bermuatan positif ( Na+ , K+, Mg+, Ca+)

– anion bermuatan negatif ( Cl–, HCO3– )

Nilai normal elektrolit pada orang dewasa

 Natrium : 135 – 145 mem/L


 Kalium : 3,5 – 5,0 mem/L
 Clorida : 9,5 – 5,5 mem/L
 Magnesium : 1,5 – 2,5 mem/L
 Fosfat : 1,5 – 2,6 mem/L

PENGATURAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Asupan cairan

Diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus berada di dalam
hipotalamus di otak. Asupan cairan dari makanan & minuman yang di asup.

2. Haluran cairan

 Pemasukan dan Pengeluaran cairan setiap hari pada orang dewasa sehat.

Pemasukan Pengeluaran

Cairan yang diminum 1200 ml Ginjal (urine) 1500 ml

Makanan padat (air) 1000 ml Usus halus (feses) 200 ml

Oksidasi makanan 300 ml Paru ( dlm udara ekspirasi 400 ml

PERGERAKAN CAIRAN TUBUH

1. Difusi adalah perpindahan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah


melalui membran sel yang permeable terhadap substansi materi baik padat maupun
partikel zat terlarut.
2. Filtrasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat terlarut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya cairan yang mempunyai perbedaan
tekanan.
3. Osmosis adalah perpindahan cairan melalui membrane selaktif permeable dari area
yang konsentrasi rendah ke area dengan konsentrasi tinggi.
4. Transpor aktif adalah perpindahan cairan menggunakan ATP yang melawan gradien
konsentrasi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN

1. HIPOVOLEMIA

Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang hilang berada di dalam proporsi
isotonic, kadar elektrolit dalam serum tetap tidak berubah, kecuali jika terjadi
ketidakseimbangan lain pasien yang beresiko kekurangan volume cairan ini adalah pasien
yang mengalami kekurangan cairan dan elektrolit melalui saluran gastrointestinal, misalnya
akibat muntah, pengisap lambung, diare, atau fistula.penyebab lain dapat meliputi
perdarahan, pemberian obat-obatan diuretic, keringat yang banyak, demam, dan penurunan
asupan per oral.

2. HIPERVOLEMI
Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonic
sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa disertai perubahan kadar elektrolit serum.pasien
yang berisiko kelebihan volume cairan ini meliputi pasien yang menderita gagal jantung
kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN

1. Usia ; Berkaitan dengan permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan, berat badan,
dan perkembangan.

2. Temperatur ; Panas yang berlebihan menyebabkan keringat dimana seseorang dapat


kehilangan NaCl melalui keringat.

3. Diit ; Pada saat tubuh mengeluarkan nutrisi, tubuh akan memesan cadangan energi.
Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari insterstitial ke intraseluler.

4. Stress ; Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis
otot. Metabolisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.

5. Olah Raga ; Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui
keringat.

PATOFISIOLOGI/PATHWAY

Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karena cairan dan elektrolit
ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Jika apabila terjadi
dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior akan mengalami gangguan pada pasien.

1. Pengkajian
o Aktivitas/istirahat:

Gejala:

Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum

Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare

Gelisah dan ansietas

 Sirkulasi:

Tanda:

Takikardia (respon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)

Hipotensi

Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah


 Integritas ego:

Gejala:

Ansietas, ketakutan, emosi kesal, perasaan tak berdaya

Tanda:

Respon menolak, perhatian menyempit, depresi

 Eliminasi:

Gejala :

Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.

Tenesmus, nyeri/kram abdomen

Tanda : Bising usus menurun atau meningkat

Oliguria/anuria

 Makanan dan cairan:

Gejala:

1. Haus
2. Anoreksia
3. Mual/muntah
4. Penurunan berat badan
5. Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak

Tanda:

1. Penurunan lemak sub kutan/massa otot


2. Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
3. Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut

 Hygiene:

Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, Badan berbau

 Nyeri dan Kenyamanan:

Gejala: Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan defekasi

Tanda; Nyeri tekan abdomen, distensi.

 Keamanan:
Tanda:

1. Peningkatan suhu pada infeksi akut,


2. Penurunan tingkat kesadaran, gelisah
3. Lesi kulit sekitar anus

 Seksualitas

Gejala:

Kemampuan menurun, libido menurun

 Interaksi sosial

Gejala: Penurunan aktivitas social

 Penyuluhan/pembelajaran:

Gejala:

1. Riwayat anggota keluarga dengan diare


2. Proses penularan infeksi fekal-oral
3. Personal higyene
4. Rehidrasi

Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif : diare
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan

NURSING CARE PLAN

TUJUAN KEPERAWATAN
Dx. KEPERAWATAN
N RENCANA TINDAKAN
(NANDA)
( NOC )
O ( NIC )
Tgl : Jam :
1 Kekurangan volume cairan • Keseimbangan elektrolit dan Manajemen cairan
berhubungan dengan : asam basa adekuat
• Monitor warna, jumlah
• Kehilangan volume • Kekurangan cairan teratasi dan frekuensi kehilangan
cairan aktif : diare, muntah, cairan 24 jam
luka bakar • Status hidrasi adekuat
• Observasi kehilangan
• Asupan cairan yang tidak Setelah dilakukan asuhan cairan yang tinggi
adekuat : gangguan membran keperawatan selama ……x 24 jam
mukosa mulut : • Diare, drainase luka,
diaforesis ( banyak keringat),
• Kegagalan dalam • Urine output (0,5-1cc/kgBB/24 pengisapan, nasogastrik,
mekanisme pengaturan : jam) perdarahan, IWL )
Diabetes insipidus
• Tidak ada tanda-tanda • Monitor status hidrasi
Data Subyektif dehidrasi : BB tidak turun, kelembaban membran
elastisitas dan turgor kulit baik, mukosa, nadi, suhu, respirasi
Klien mengatakan : membran mukosa lembab, mata / dan tekanan darah.
UUB tidak cekung)
• Haus • Timbang dan pantau
kemajuan BB
• Kelemahan • Pengisian kapiler detik
• Kolaborasi pemberian
• Muntah………………. • Tidak terjadi perubahan status cairan intravena, pemasangan
mental NGT, douwer cateter dan
• Penurunan jumlah urine pemeriksaan elektrolit
• Elektrolit serum dalam batas
Data Obyektif normal Manajemen elektrolit dan
asam basa
• Penurunan turgor kulit • Frekuensi, dan irama nafas
dalam rentang normal • Monitor hasil laborat :
• Membran mukosa mulut Hb,Hct, Trombosit BUN,
/kulit kering • TTV dalam batas normal; Albumin, Protein total dan BJ
urine
• Nadi meningkat …x/mn – Suhu: 36,3-37,4 oC,
• Kolaborasi pemeriksaan
• TD menurun …..mmHg – Nadi: Bayi: 140/menit elektrolit : Na,Cl, Ca, K dan
Mg.
• Volume tekanan nadi Anak 2th: 120/menit
menurun Manajemen Hipovolumia
Anak 4th: 100/menit
• Peningkatan suhu • Identifikasi faktor yang
tubuh:.. ◦C Anak 10-14th: 85- 90/menit. berkontribusi terhadap
bertambah buruknya dehidrasi
• Penurunan pengisian Laki2 dewasa: 60-70/menit : demam, stres, obat-
kapiler…….. obatan(diuresis)
Premp. dewasa: 70-85/men
• Penurunan urine output • Kaji adanya vertigo dan
1,0-1,5 cc/kg BB /24 jam – Tekanan Darah (RR): hipotensi postural

• Perubahan status mental Umur > 10th: 90/60 mmHg • Monitor tingkat kesadaran,
keadaan umum dan status
• Peningkatan Hematokrit Umur 10-30 th: 110/75 mmHg hemodinamik.

• Penurunan BB yang tiba- Umur 30-40 th: 125/85 mmHg • Monitor respon klien
tiba…… % terhadap penambahan cairan
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg
• Mata, UUB cekung • Atur posisi klien
Umur > 60 th: 150/90 mmHg trendelenburg bila
diindikasikan/bila hipotensi
– Respirasi: • Kolaborasi dalam
pemberian produk
Bayi:30-50/m,Balita:30- 40/mnt darah/cairan IV sesuai
program
Anak:22/m,Dewasa: 10-18/mnt

Diare berhubungan dengan • Manajeman diare (diarrhea


Eliminasi defekasi efektif
: management)
• Keseimbangan elektrolit
• Identifikasi faktor
dan
penyebab diare (obat,
Faktor Psikologi makanan, bakteri dll.)
asam-basa
• Tingkat stress dan cemas • Monitor pengeluaran
• Keseimbangan cairan
tinggi feses (frekuensi, konsisitensi,
bentuk, warna)
• Hidrasi adekuat
Fisiologi
• Monitor peristaltik /
• Proses Infeksi bising usus
Setelah dilakukan asuhan kepe
• Inflamasi • Anjurkan pada pasien /
2 rawatan selama……. x 24 jam :
keluarga untuk
• Iritasi mengistirahatkan lambung
sesuai kondisi
• Parasit
• Feses berbentuk, Bab sehari 1-
• Ambil specimen feses
3 kali
• Malabsorbsi untuk pemeriksaan kultur dan
sensitifitas
• Tidak terdapat darah dan lendir
Situasional pada feses
• Informasikan pada klien
• Keracunan makanan & keluarga tentang
• Nyeri /kram abdomen hilang
kemungkinan makanan atau
• Penyalahgunaan laksatif • Perut tidak kembung obat yang dapat menyebabkan
diare
• Radiasi • Bising usus dalam batas
• Ajarkan pada klien &
normal (5-35 x/menit)
• Efek samping obat keluarga tentang: penyebab
diare, cara menanggulangan,
• Nilai elektrolit dan asam basa
• Kontaminasi penggunaan obat diare serta
dalam rentang normal
diet yang dianjurkan
• Alergi • Status hidrasi baik : membran
• Anjurkan pada klien dan
mukosa lembab, tidak ada
Data Subyektif keluarga untuk mencatat
peningkatan suhu, turgor kulit baik,
warna, volume, frekuensi dan
haluaran urine dalam batas normal
Klien mengatakan : konsistensi feses
• BAB cair > dari 3 kali • Berikan diet secara
dalam sehari bertahap sesuai program

• Nyeri perut, kram • Kolaborasi pemberian


makanan dengan tim medis &
Data Obyektif ahli gizi

• BAB cair Manajemen Cairan &


elektrolit
• Bising usus hiperaktif
• Tingkatkan intake cairan
• Perubahan warna faeses
• Monitor KU, TTV, respon
Klien terhadap terapi yang
diberikan

• Monitor status hidrasi:


kelembaban membran
mukosa, turgor kulit, kekuatan
denyut nadi

• Monitor intake & output


yang akurat dalam 24 jam
Perbahan nutrisi : kurang Status nutrisi :makanan dan Manajemen nutrisi
dari kebutuhan tubuh cairan adekuat
berhubungan dengan :
• Kaji kemampuan klien
• Pemberian ASI/PASI untuk memenuhi kebutuhan
Tidak mampu dalam
nutrisi
adekuat
• Memasukkan makanan
• Informasikan kepada
• BB seimbang klien / keluarga faktor yang
3 • Mencerna makanan dapat menimbulkan mual dan
Setelah dilakukan asuhan muntah
• Mengabsorbsi makanan
keperawatan selama ……x 24 jam
: • Lakukan / tawarkan oral
karena faktor biologi, higiene sebelum makan
psikologi • Intake nutrisi/ASI/PASI
adekuat • Ajarkan pada klien /
• Hilangnya nafsu makan keluarga tentang pentingnya
• Tidak terjadi kram perut kebutuhan nutrisi/ASI/PASI
• Mual, muntah
• Nafsu makan meningkat • Informasikan kepada
Data Subyektif
klien untuk menghindari
• Tidak ada luka, inflamasi pada mengunyah makanan pada
Klien mengatakan :
rongga mulut bagian mulut yang sakit / luka
• Mudah merasa kenyang
• Bising usus dalam batas • Monitor asupan nutrisi,
sesaat setelah mengunyah
normal 5-35 x /mnt dan intake -output cairan
makanan
• Intake makan kurang dari • Berat badan meningkat • Kolaborasi dengan medis
kebutuhan yg dianjurkan dan ahli gizi untuk :
• Klien mandiri dan mampu
• Perubahan sensasi rasa mengidentifikasi kebutuhan nutrisi □Program therapi,diet,

• Tidak mampu • Data Lab ……………… pemeriksaan laborat


mengunyah makanan
• ………………………….. □Pemasangan NGT
• Kram perut
□Pemberian nutrisi
• Nyeri abdomen patologi
parenteral
• Tidak ada nafsu makan
Dukungan kenaikan BB
Data Obyektif
• Monitor BB klien sesuai
• Konjungtiva dan indikasi
membran mukosa pucat
• Sediakan makanan sesuai
• Luka, inflamasi pada dengan kesukaan klien &
rongga mulut(sariawan) program diit

• Tonus otot buruk • Bantu klien dalam makan


dan libatkan keluarga dalam
• Diare pemberian makanan

• Suara usus hiperaktif


……x /m

• Penurunan BB
………………

• Data Lab:
………………………

Evaluasi

1. Tidak terjadi kekurangan volume cairan


2. Gangguan integritas kulit tidak terjadi
3. Infeksi tidak terjadi
4. Perubahan nutrisi dapat teratasi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta. EGC


Ngastiyah.1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC.

Potter. 2006. Fundamental Keperawatan ( Konsep, Proses, dan Praktik). Jakarta. EGC.

Wilkinson, Judith M. 2002. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai