Anda di halaman 1dari 14

KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN

Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana suatu reaksi bolakbalik berlangsung terus menerus
tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati. Susunan kesetimbangan tidak berubah dari waktu ke
waktu karena kecepatan terbentuk dan menghilangnya masing-masing komponennya sama besar.

Konsep kesetimbangan perlu untuk memahami reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan
yaitu yang emnyangkut ion-ion. Kesetimbangan yang sudah di ketahui adalah kesetimbangan ionisasi
asam lemah dan basa lemah. Dalam bahasan ini akan dipelajari tiga jenis kesetimbangan ion lain
yaitu larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau basa yang
sedikit larut.

A. LARUTAN PENYANGGA ( LARUTAN BUFFER)

Larutan penyangga atau larutan Bueffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa atau pengenceran. Artinya,
pH larutan penyangga praktis tidak berubah walaupun padanya ditambah sedikit asam kuat atau
basa kuat atau bila larutan diencerkan. Vontoh larutan penyangga adalah air laut. Apabila 0,1 mL
larutan HCl 1 M ditambahkan dalam 1liter air suling, pH nya akan berubah dari 7 menjadi 4. Bila HCl
yng sama banyak ditambahkan dalam satu liter air laut, perubahan pH nya jauh lebih kecil, yaitu dari
8,2 menjadi 7,6.

1. Komponen Larutan Penyangga

Larutan penyangga mengandung campuran asam lemah dan basa konjugaasinya atau basa lemah
dan asam konjugasinya.

Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam ( pH < 7), sedangkan larutan
penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7).

a. Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasinya ( A- ).
Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya :

1) Mencampurkan asam lemah ( HA) dengan garamnya ( LA, garam LA menghasilkan ion A- yang
merupakan basa konjugasi dari asam HA )
Beberapa contoh :

- CH3COOH + NaCH3COO ( komponen buffernya : CH3COOH dan CH3COO- )

- H2CO3 + NaHCO3 ( komponen buffernya H2CO3 dan HCO3- )

- NaH2PO4 + Na2HPO4 (komponen buffernya H2PO4- dan HPO4 2- )

2) Mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
lemah yang bersangkutan.

Contoh :

100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol

jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol

Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NaCHCOO, sedangkan CH3COOH bersisa 5 mmol,
dengan rincian sebagai berikut :

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) -------> NaCH3COO(aq) + H2O (l)

atau reaksi ion

CH3COOH (aq) + OH- --------> CH3COO- (aq) + H2O (l)

mula-mula : 10 mmol 5 mmol -

reaksi : -5 mmol - 5 mmol + 5 mmol

akhir : 5 mmol - 5 mmol

Campuran merupakan buffer karena mengandung CH3COOH (asam lemah ) dan CH3COO- ( basa
konjugasi dari CH3COOH)

b. Larutan penyangga Basa

Laturan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya ( H+ ). Larutan
penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga.
asam.

1). Mencampur suatu basa lemah dengan garamnya.

Contoh :

Larutan NH3 + NH4Cl ( komponen buffernya : NH3 dan NH4+ )


2) Mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemahnya dicampurkan
berlebih.

Contoh :

50 mL NH3 0,2 M ( = 10 mmol ) dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M ( = 5 mmol). Campuran akan
bereaksi menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+) sedangkan NH3 bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai
berikut :

NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4Cl (aq)

Atau dengan reaksi ion :

NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4+ (aq)

Mula-mula : 10 mmol 5 mmol

Reaksi : -5 mmol -5 mmol + 5 mmol

Akhir : 5 mmol 5 mmol

Jadi, campuran merupakan buffer karena mengandung NH3 ( basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasi
NH3)

2. Cara Kerja Larutan Penyangga.

Adapun cara kerja larutan penyangga dapat dipahami dari dua contoh berikut :

a. Larutan Penyangga Asam

Contoh : Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-

Dalam larutan kesetimbangan :

CH3COOH <========> CH3COO- + H+

Penambahan asam ( H+ ) akan menggeser kesetimbangan ke kiri, ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH. Jika yang ditambahkan adalah
basa, maka ion H+ dari basa akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.

b. Larutan penyangga basa.


Contoh : Larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ .

NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH-

Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan.

3. Sifat Larutan Penyangga

Penambahan sedikit asam atau basa ke dalam larutan penyangga atau pengenceran tidak
mengubah pH larutan.

Untuk mengetahui sifat larutan penyangga dilakukan suatu kegiatan yang bertujuan mempelajari
pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran terhadap pH larutan penyangga dan
larutan bukan penyangga. Sebagai larutan penyangga digunakan larutan yang mengandung 0,1 M
CH3COOH dan 0,1 M NaCH3COO, sedangkan larutan bukan penyangga digunakan NaCl 0,1 M.
Sebanyak 9 gelas kimia ukuran 100 mL diisi dengan larutan penyangga masing-masing 10 mL.
Kemudian ke dalam gelas :

1. ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M

2. ditambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M

3. ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M

4. ditambahkan 11 mL larutan HCl 01 M

5. ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M

6. ditambahkan 5 mL latutan NaOH 0,1 M

7. ditambahkan 10 mL larutan NaOH 0,1 M

8. ditambahkan 11 mL larutan NaOH 0,1 M

9. ditambahkan 20 mL air suling.

Setelah iru pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal ini sama dilakukan
pula terhadap larutan bukan penyangga.

Secara teori, pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal ini sama
dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga.

Secara teori, percobaan tersebut adalah sebagai berikut :

pH awal : Larutan penyangga : 4,75


Larutan bukan penyangga : 7

Data pH setelah penambahan larutan HCl dan NaOH dan setelah pengenceran :

Jenis larutan

Larutan penyangga

Larutan bukan penyangga

4,83
2,32

5,22

1,70

3,74

1,48

4,64

1,45

4,75

11,68

4,79

12,30

4,83

12,52
4,81

12,55

4,75

Perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga di atas dapat digambarkan dengan grafik
sebagai berikut :

Gambar grafik perubahan pH larutan penyangga (a) dan larutan bukan penyangga (b) pada
penambahan asam dan basa kuat.

Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut :

1). pH larutan penyangga praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau sedikit
basa kuat atau pengenceran.

2). pH larutan penyangga berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif banyak,
yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan komponen larutan
penyangga itu, maka pH larutan akan berubah drastis.

3). Daya penahan suatu larutan penyangga tergantung pada jumlah mol komponenya, yaitu jumlah
mol asam lemah dan basa konjugasinya, jumlah mol basa lemah dan asam konjugasinya.

4. Fungsi Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup dan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia dan bakteriologi juga
dalam fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut terutama dalam biokimia
dan bakteriologi diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja
suatu enzim tumbuhnya kultur bakteri dalam proses biokimia lainnya sangan sensitif terhadap
perubahan pH.

Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan larutan penyangga. Sistem
penyangga utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa konjugasi dihidrogenphosphat-
monohidrogenphosphat ( H2PO4- - HPO42- ). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai
berikut :
HPO4 2- (aq) + H + (aq) --------> H2PO4 – (aq)

H2PO4 – (aq) + OH- (aq) ------> HPO4 2- (aq) + H2O (l)

adapun sistem penahan utama dalam cairan luar sel ( darah) adalah pasangan asam basa konjugasi
asam karbonat dan bikarbonat (H2CO3 – HCO3- ). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa
sebagai berikut :

H2CO3 (aq) + OH- (aq) ------> HCO3- (aq) + H2O (l)

HCO3 – (aq) + H+ (aq) -----> H2CO3 (aq)

Sistem Penyangga diatas membantu menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4.

Perbandingan konsentrasi HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk menjadikan pH = 7,4
adalah 20 : 1. Jumlah HCO3- yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil
metabolisme yang diterima darah lebih banyak yang bersifat asam. Proses metabolisme dalam
jaringan terus menerus membebaskan asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat dan asam sulfat.
Ketika asam-asam masuk ke pembuluh darah maka ion HCO3- akan berubah menjadi H2CO3,
kemudian H2CO3 akan terurai menjadi CO2. Pernapasan akan meningkat untuk mengeluarkan
kelebihan CO2 melalui paru-paru. Apabila darah harus menerima zat yang bersifat basa maka H2CO3
akan berubah menjadi HCO3- . untuk mempertahankan perbandingan HCO3- /H2CO3 tetap 20/1 ,
maka sebagian CO2 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam darah membentuk H2CO3.

Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga
pH darah turun ke bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8 dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
organ tubuh bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan
pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes millitus ( penyakit gula), diare yang terus
menerus, atau makanan berkadar protein tinggi selama jangka wakru yang lama. Keadaan asidosis
sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan
pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi ( bernapas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian
yng dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8848 m) tanpa oksigen
tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7 - 7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk
mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah ( kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.

5. Menghitung pH Larutan penyangga

pH larutan penyangga tergantung pada Ka asam lemah atau Ka basa lemah serta perbandingan
konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasi atau konsentrasi basa dengan konsentrasi
asam konjugasi dalam larutan tersebut.
a. Larutan Penyangga Asam

Pada larutan penyangga yng terdiri atas CH3COOH dengan NaCH3COO, asam asetat mengion
sebagian menurut reaksi kesetimbangan, sedangkan natrium asetat mengion sempurna. Misalnya
jumlah CH3COOh yang dilarutkan = a mol dan jumlah yang mengion = x mol, maka susunan
kesetimbangan dapat dirinci sebagai berikut :

CH3COOH (aq) ------> CH3COO- (aq) + H+ (aq)

mula - mula : a mol - -

reaksi : - x mol + x mol + x mol

setimbang : a - x mol x mol x mol

Misalkan jumlah mol NaCH3COO yang dilarutkan = g mol. Dalam larutan, garam ini mengion
sempurna membentuk g mol ion Na+ dan g mol ion CH3COO-

NaCH3COO (aq) ----------> CH3COO- (aq) + Na+ (aq)

mula - mula : g mol - -

reaksi : - g mol + g mol + g mol

setimbang : - g mol g mol

Tetapan ionisasi asam asetat sesuai dengan persamaan pertama :

Ka = [CH3COO-] [H+ ]

[ CH3COOH ]

Maka konsentrasi ion H+ dalam larutan akan ditentukan oleh persamaan berikut :

[ H+] = Ka x [CH3COOH]

[ CH3COO- ]

Jumlah ion CH3COO- dalam larutan = ( x + g), sedangkan jumlah CH3COOH = ( a-x) mmol. Oleh
karena dalam larutan terdapat banyak ion CH3COO- , yaitu yang berasal dari NaCH3COO, maka
kesetimbangan akan terdesak ke kiri, sehingga jumlah mol CH3COOH dalam larutan dianggap tetap a
mol (a - x) = a; jumlah CH3COOH yang mengion diabaikan.

Dengan alasan yang sama, jumlah ion CH3COO- dalam larutan dapat dianggap = g mol ( g + x = g; )

[ H+] = Ka x (a/V) / (g/V) ( V = volume larutan )


atau

[ H +] = Ka x a/g

pH = -log (Ka x a/g )

= - log Ka - log a/g

atau

pH = pKa - log a/g

dengan :

Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah

g = jumlah mol basa konjugasi

contoh soal :

Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M
dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5

jawab :

Mol CH3COOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL

= 5 mmol

Mol NaCH3COO = 50 x 0,1 mmol/mL

= 5 mmol

mol asam = mol basa konjugasi, maka pH = pKa = - log 1,8 x 10-5 = 4,75

b. Larutan Penyangga dari Basa Lemah dan Asam Konjugasinya

Perhatikan larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4Cl. Dalam larutan, NH3 mengion
menurut reaksi keseimbangan sedangkan NH4Cl mengion sempurna.

NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH- (aq)

NH4Cl (aq) -----> NH4+ (aq) + Cl- ( aq)

Sama halnya dengan penurunan larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya
[OH-] = Kb x b/g

dan

pOH = pKa - log b/g

dengan

Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = jumlah mol basa lemah

g = jumlah mol asam konjugasi

Contoh soal

Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan (NH4)2 SO4 0,1 M. Berapakan pH
campuran itu ? Kb NH3 = 1,8 x 10-5. Apabila ke dalam campuran itu ditambahkan lagi 20 mL
larutan HCl 0,1 M, berapakah pH sekarang?

Jawab :

a) Campuran larutan NH3 dengan (NH4)2SO4 bersihat penyangga karena mengandung basa lemah
(NH3) dan asam konjugasinya (NH4+). pH larutan tergantung pada perbandingan mol NH3 dengan
ion NH4+.

Mol NH3 = 100 mL x 0,1 mmol/mL

= 10 mmol

Mol (NH4)2SO4= 100mL x 0,1 mmol/mL

= 10 mmol

Mol ion NH4+ = 2 x 10 mmol

= 20 mmol

[OH-] = Kb x b/g = 1,8 x 10-5 x 10/20 = 9 x 10-6

pOH = -log 9 x 10-6 = 6 - log 9

Maka pH = 14 - ( 6 - log9) = 8 + log 9 = 8,95

b) Penambahan HCl akan mengurangi jumlah NH3 dan menambah jumlah ion NH4+ yang terbentuk
= 1 mmol. Susunan campuran sekarang dapat diperinci sebagai berikut :

NH3 (aq) + H+ (aq) --------> NH4+ (aq)


mula-mula : 10 mmol 1 mmol 20 mmol

reaksi : -1 mmol -1 mmol +1 mmol

akhir : 9 mmol - 21 mmol

[OH-] = Kb x b/g = 1,8 x 10-5 x 9/21 = 7,7 x 10-6

pOH = - log 7,7 x 10-6 = 6 - log 7,7

pH = 14 - ( 6 - log 7,7 ) = 8 + log 7,7 = 8,89

Contoh soal

Periksalah, apakah campuran larutan berikut bersifat penyangga atau tidak?

a. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca (CH3COOH)2 0,1 M

b. 50 mL larutan CH3COOH 0,2 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

c. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

d. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,2 M

Jawab :

a. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca (CH3COOH)2 0,1 M bersifat


penyangga karena mengandung asam lemah (CH3COOH ) dan basa konjugasinya yaitu ion CH3COO-
yang berasal dari Ca(CH3COOH)2.

b. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,2 M (mengandung 10 mmol Ca(CH3COO)2 0,1M dengan
50 mL larutan NaOH 0,1 M (mengandung 5 mmol NaOH) bersifat penyangga karena CH3COOH akan
bereaksi sebagian dengan ion OH- dari NaOH membentuk ion CH3COO-

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) ------ NaCH3COO (aq) + H2O (l)

Atau

CH3COOH (aq) + OH- (aq) ------- CH3COO- (aq) + H2O (l)

Mula-mula: 10 mmol 5 mmol


Reaksi : - 5 mmol -5 mmol +5 mmol + 5mmol

Akhir : 5 mmol - 5 mmol 5 mmol

Jadi, dalam canpuran terdapat 5 mmol CH3COOH (suatu asam lemah ) dan 5 mmol ion CH3COO-
(basa konjugasi dari CH3COOH)

c. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M (mengandung 5 mmol Ca(CH3COO)2 0,1M dengan
50 mL larutan NaOH 0,1 M (mengandung 5 mmol NaOH) tidak bersifat penyangga karena
CH3COOHtepat habis bereaksi sebagian dengan ion OH- dari NaOH membentuk ion CH3COO-

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) ------ NaCH3COO (aq) + H2O (l)

Atau

CH3COOH (aq) + OH- (aq) ------- CH3COO- (aq) + H2O (l)

Mula-mula: 5 mmol 5 mmol

Reaksi : - 5 mmol -5 mmol +5 mmol + 5mmol

Akhir : - - 5 mmol 5 mmol

Jadi, dalam campuran tidak terdapat CH3COOH (suatu asam lemah ) dan terdapat 5 mmol ion
CH3COO- (basa konjugasi dari CH3COOH)

d. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M (mengandung 5 mmol CH3COOH ) dengan 50 mL


larutan NaOH 0,2 M (mengandung 10 mmol NaOH)tidak bersifat penyangga karena canpuran tidan
mengandung basa lemah CH3COOH tetapi hanya terdapat basa kuat NaOH

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) ------ NaCH3COO (aq) + H2O (l)

Atau

CH3COOH (aq) + OH- (aq) ------- CH3COO- (aq) + H2O (l)

Mula-mula: 5 mmol 10 mmol

Reaksi : - 5 mmol -5 mmol +5 mmol + 5mmol

Akhir : 5 mmol 5 mmol 5 mmol


Pelajari materi yang berkaitan :

HIDROLISIS GARAM

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

SOAL EVALUASI KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN

Sumber :

KIMIA 2000 3A SMU Kelas 3 Tengah Tahun Pertama, Michael Purba, Penerbit Erlangga, 200

Anda mungkin juga menyukai