Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diantara banyak waktu yang dihabiskan manusia di dunia adalah perang dan diantara sekian banyak
peperangan ada satu perang yang hingga kini dianggap terbesar antara dunia Barat dengan dunia Timur
walaupun tidak murni konflik Barat-Timur. Perang yang dimaksud adalah Perang Pasifik (7 Desember
1941 – 2 September 1945). Perang ini bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri, terutama bukanlah
peristiwa yang muncul begitu saja, tetapi berkaitan dengan berbagai konflik lain sebelumnya yang
kemudian bermuara pada Perang Dunia II (1 Septmber 1939 – 2 September 1945), perang terbesar yang
pernah diciptakan manusia. Dalam Perang Pasifik Amerika Serikat Turut ambil bagian dalam peristiwa
tersebut dan secara langsung masuk ke dalam dokumen sejarah Amerika. Dalam hal ini kami merasa
terhormat untuk dapat menjelaskan peristiwa sejarah ini secara garis besar yang termuat dalam makalah
kami.

Rumusan Masalah

1. Apa saja pemicu Perang Pasifik dilihat dari keadaan di Eropa, alasan ekspansi Jepang di Pasifik dan
kebijakan Amerika Serikiat atas sikap Jepang?

2. Bagaimana Jalannya Perang Pasifik?

3. Apa saja dampak Perang Pasifik, bagi Jepang dan Negara Asia dan Pasifik?

Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini awal mulanya dimagsudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah amerika
utara. Membahas Amerika Utara tak lain membahas mengenai sejarah Amerika. Sejak benua tersebut
ditemukan sampai memasuki abad 21. Tetapi dalam makalah ini kami muat permasalahan megenai
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Pasifik, masalah ini merupakan sejarah yang besar bagi
Amerika Serikat dan Jepang. Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Pasifik dapat dilihat dari pemicu
Perang Pasifik, Jalannya Perang Pasifik, serta dampak Perang Pasifik

BAB II

PEMICU PERANG PASIFIK

Amerika Serikat Menyikapi Perang di Eropa

Ekspansi totaliter di Jerman dan Italy. Italy yang terjerumus fasisme memperluas batas wilayahnya di
Libya dan pada tahun 1935 menyerang Etiophia. Jerman dimana Adolf Hitler telah membentuk partai
Sosialis Nasional dan mengambil alih pemerintahan pada tahun 1933 menguasai Rhineland dan
membangun angkatan bersenjata besar – besaran.
Saat wujud dari gerakan Totaliter itu terbuka rakyat Amerika yang cemas terkena sentiment menutup
diri. Tahun 1938 setelah Hitler mencaplok Austria tuntutannya akan Suttedenland dapat membuat
perang pecah kapan saja. Amerika Serikat mengumumkan bahwa Negara – Negara yang terlibat konflik
dalam situasi apapun tidak dapat meminta bantuan. Perundang – undangan yang berkaitan dengan
netralitas, melarang perdagangan atau pemberian pinjaman kepada negara – negara yang sedang
berperang. Tujuannya untuk mencegah apapun caranya keterlibatan Amerika Serikat dalam perang yang
bukan perang Amerika.

Sentimen mengisolasi diri Amerika semakin menguat ketika Nazi menyerang Polandia tahun 1939 dan
Perang Dunia II pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak netral dalam hati mereka melihat
korban yang diakibatkan oleh agresi Jerman sehingga cenderung untuk memihak Sekutu. Namun di
bawah situasi semacam ini Roosevelt hanya bisa menunggu sampai opini masyarakat mengenai
keterlibatan Amerika Serikat berubah atas peristiwa yang terjadi. Pada tahun 1940 dengan jatuhnya
Perancis ke tangan Jerman dan serangan udara terhadap Inggris menimbulkan perdebatan antara
mereka yang menyokong demokrasi dengan kaum isolasionis yang tergabung dalam komite Amerika
Terlebih Dahulu, komite ini mendapat dukungan dari golongan konserfatif sehingga terbentuk komite
untuk Membela Amerika dengan Membantu Sekutu. Amerika Serikat bergabung dalam Dewan
Pertahanan Bersama dengan Kanada dan bersekutu dengan Negara – Negara Amerika Latin. Kongres
yang yang dihadapkan dengan krisis yang semakin menggunung menyetujui penambahan anggaran
persenjataan dan di bulan September 1940 meloloskan rancangan undang – undang wajib militer pada
masa damai. Kongres menyetujui Pinjam – Sewa yang memungkinkan Roosevelt mentransfer senjata dan
peralatan lainnya ke mana saja terutama Inggris, Uni Soviet dan Cina yang dianggap penting bagi
pertahanan Amerika. Total bantuan pada saat perang berakhir mencapai $50 miliar.Saat pemilihan
Presiden tahun 1940 lawan politik Roosevelt dari partai Republik malah mendukung kebijakan luar
negeri Roosevelt sehingga pada bulan November sekali lagi Roosevelt terpilih menjadi presiden untuk
yang ketiga kalinya.

Alasan Ekspansi Jepang

Dengan pecahnya perang di Eropa Jepang menyambutnya dengan gembira dikarenakan adanya desakan
ekonomi dan kepadatan penduduk ditambah dengan adanya ajaran filsafat Cina kuno sehingga
mempertebal semangat untuk mengadakan ekspansi. Situasi di Eropa menjadi suatu peluang bagi Jepang
karena semua mata pasti akan tertuju ke Eropa. Tahun 1921 Dalam konferensi Angkatan laut di
Washington Amerika – Inggris menentukan bahwa perbandingan tonase di antara kapal – kapal besar di
antara Amerika – Inggris – Jepang sebagai 5 – 5 – 3. Diskriminasi ini tentu digunakan sebaik – baiknya
oleh kaum militeris Jepang sebagai bahan propaganda. Krisis ekonomi sedunia 1929 ikut memukul
Jepang, beberapa usaha tutup dan jutaan orang menganggur. Suasana tersebut menampilkan
radikalisme: Jepang perlu perubahan drastis berupa pembaharuan ke dalam dan penaklukan ke luar.
Salah satu undang – undang imigrasi Amerika tahun 1924 yang menutup pintu serapat – rapatnya bagi
imigrasi orang Jepang merupakan suatu tindakan diskriminasi lagi bagi orang Jepang yang sangat melukai
hati orang Jepang. Dari penjelasan di atas menimbulkan semangat yang kuat untuk melakukan ekspansi
ke Pasifik.
Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Sikap Jepang

Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi China
pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry
Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang
telah dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.

Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940
mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam
operasi terselubung di China sebagai "American Volunteer Group" (AVG), juga dikenal sebagai Harimau
Terbang Chennault. Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan
sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang
terhadap Burma. Tahun 1940 tampak Jepang menuju ke selatan dan tanggal 27 September Jepang
menandatangi Tiga Kekuatan yang terlebih dahulu telah diteken oleh Hitler dan Mussolini. Atas ijin
pemerintah Vichi yang lemah Jepang menguasai Indocina, Amerika langsung mengembargo penjualan
minyak dan ekspor besi tua kepada Jepang. Setelah ke selatan untuk mendapatkan minyak, timah dan
karet di Malaya yang dikuasai Inggris dan Hindia Timur yang dipegang Belanda. Pada bulan Juli 1941
Jepang menduduki sisa daratan Indocina sebagai reaksi Amerika membekukan aset Jepang. Jenderal
Hideki Tojo menjadi perdana mentri Jepang pada bulan Oktober 1941. Di pertengahan November ia
mengirimkan utusan khusus ke Amerika Serikan untuk bertemu dengan mentri luar negeri Hul. Jepang
antara lain menuntut agar Amerika Serikat mencairkan asset Jepang dan menghentikan ekspansi
Angkatan Laut Amerika Serikan di Pasifik. Hull membalas dengan usulan agar Jepang mundur dari Cina
dan Indocina sebagai ganti pelepasan asset – asset yang dibekukan. Jepang meminta waktu dua minggu
untuk mempelajarinya akan tetapi mereka menolaknya pada 1 Desember, tanggal 6 Desember Presiden
Roosevelt memohon langsung ke kaisar Jepang, Hirohito. Namun pada pagi harinya pesawat – pesawat
Jepang menyerang armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour.

BAB III

JALANNYA PERANG PASIFIK

1941 : Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara

Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo
melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di
Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS
dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang. Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl
Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi
Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud
selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas
lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga
dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling
memalukan bagi Britania.
1942 : Invasi Hindia-Belanda

Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura,
Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber
minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi
kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat),
British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu
mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda. Sejak peristiwa
ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih
mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa
ditinggalkan dalam pertempuran ini. Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa
pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang
melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu
kalah dan Karel Doorman gugur. Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai
kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-
Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di
front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai
garis pertahanan Porong. Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian
membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan
perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral
Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota
Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak
Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada
Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap
bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam
akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. 1942 : Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal

Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu
dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga
menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan
pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk. Sebulan kemudian invasi Atol Midway
dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS
mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan
empat kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS
kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini
dalam posisi bertahan.

Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda
yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka
masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang
sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah. Para
pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke
dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari
Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau
tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang
berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan
Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama.
Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943. 1943–45 : Serangan Sekutu di Asia dan
Pasifik

Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang
diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami
beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada
tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali
pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar
sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo
pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara,
dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu. Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang
kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri
sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah
Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis China
dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi
tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama
terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama
perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh
Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis China. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu
logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi China
yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan
Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma.
Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di
perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang
dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan
taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada
tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung
Malaya ketika perang berakhir.

1945 : Iwo Jima, Okinawa, bom atom, Jepang menyerah kalah Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima
dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut
dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan
awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi
ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta
kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29
"Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima,
yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah
disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki
Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's Car" yang dipiloti oleh
Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan
faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan
deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang
menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda tangani surat penyerahan pada tanggal
2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.

BAB IV

DAMPAK PERANG PASIFIK

Bagi Jepang

Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah jajahannya seperti Manchuria, Korea, Asia Tenggara
dan daerah mandat di kepulauan Pasifik yang diberikan pada akhir Perang Dunia I.

Beberapa negara yang sebelumnya dijajah oleh negara-negara Eropa berhasil memperoleh kemerdekaan
seperti Indonesia.

3. Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa. Amerika Serikat sebagai pemenang perang di Pasifik
tidak ingin mengadili Hirohito, kaisar Jepang saat itu. Amerika Serikat membutuhkan daerah penyangga
( buffer ) untuk menahan arus pengaruh komunisme karena Rusia sudah mencapai kawasan timur Asia.

4. Jepang tidak diperbolehkan mempunyai angkatan perang, kecuali pasukan pembela diri.

Bagi Negara – Negara di Asia dan Pasifik

Muncul pemberontakan pribumi melawan imperialis Barat. Belanda, Inggris dan Perancis berharap dapat
kembali ke wilayah bekas jajahannya. Semangat dari propaganda Jepang “Asia untuk orang Asia” justru
berkobar setelah Jepang kalah.

Kaum imperialis agaknya tidak memahami semangat tersebut. Walaupun Jepang telah bersikap kejam
terhadap sesama Timur dan Barat telah memperkenalkan modernisasi, rakyat Timur tetap benci kepada
arogansi imperialis Barat: menganggap hina bangsa lain dan tidak mengakui hak pribumi mendapat
kemerdekaan atau menentukan nasib sendiri. Keberanian Jepang menghadapi dan sempat mengalahkan
Barat menimbulkan kekaguman yang pada giliran membangkitkan rasa percaya diri Timur.
Pada pertengahan tahun 1945 rakyat pribumi menuntut hak: rasa nasionalisme yang kuat memaksa
Inggris melepas Birma, India, Sri Langka dan Malaya. Indonesia dicabik-cabik oleh pertentangan sesama
Indonesia sekaligus perang dengan Belanda. Di Indocina kaum nasionalis dengan gigih membendung
ambisi Perancis berkuasa kembali. Adapun AS bersiap-siap melepas Filipina dengan rela.

Pada 1 Oktober 1949 Mao memproklamirkan “Republik Rakyat Cina”. Hingga kini dua negara tersebut
masih sulit disatukan. RRC menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak.

Di India, rasa percaya diri warisan perang muncul. Ketika perang masih berkobar, Inggris terpaksa
memberi kepercayaan kepada orang India untuk beberapa tugas dan hal tersebut dilaksanakan dengan
baik. Orang India membuktikan bahwa mereka mampu mengatur diri sendiri, jelas mereka tak mau
diperlakukan sebagai warga kelas dua di negeri sendiri. Mereka tidak menganggap anggota INA sebagai
pengkhianat. Ketika Inggris mengadili anggota INA, keributan terjadi dan panglima Inggris di India yaitu
Jenderal Sir Claude Auchinlek memerintahkan pembebasan mereka.

Proklamasi Pakistan dan India terjadi bersamaan, yaitu 15 Agustus 1947. Kedua negara tersebut sejak
awal terlibat konflik soal Kasymir, negeri yang dipimpin maharaja beragama Hindu dengan mayoritas
rakyatnya Muslim. Sesungguhnya Kasymir ingin berdiri sendiri. Ketika Pakistan mencoba menarik wilayah
tersebut masuk Pakistan, maharaja terpaksa cepat-cepat memilih bergabung dengan India. Masalah
Kasymir sempat mengobarkan perang Pakistan-India dan hingga kini masih mengganggu hubungan
kedua negara.

Pada 2 September, Ho Chi Minh memproklamirkan “Republik Demokrasi Vietnam dengan ibu kota Hanoi.
Hanoi masuk wilayah wewenang pasukan Cina.

Di Filipina, kehancuran akibat perang sungguh luar biasa. Usai perang, Presiden Sergio Osmena tak punya
waktu berkampanye untuk menghadapi kemerdekaan yang akan diproklamirkan pada 4 Juli 1946, dan
komunis mulai melaksanakan kekacauan. Ketika itu MacArthur masih memiliki wewenang mengatur
Filipina dari markasnya di Tokyo. Contohnya, dalam kasus mengusut kejahatan perang Jepang di negeri
itu. Dua terdakwa utama yaitu Homma dan Yamashita dipersalahkan atas terjadi kekejaman Jepang,
walaupun secara pribadi keduanya tidak jahat. Yamashita tidak tahu menahu tentang kekejaman selama
pertempuran di Manila dan Homma jelas memberi perintah untuk memperlakukan para tawanan secara
manusiawi.

Pada 4 Juli berakhirlah Persemakmuran Filipina dan menjadi Republik Filipina. Manuel Roxas menjadi
presiden.

. Birma merdeka pada 17 Januari 1948 dan U Nu menjadi perdana manteri.

BAB V

PENUTUP

Sesuatu yang berawal pasti ada pemicuya, keadaan di Eropa memberikan pengaruh yang besar bagi
Negara – Negara di dunia khususnya Amerika sehingga untuk menghindari perang yang bukan perangnya
orang Amerika muncul kebijakan isolasionisme yang merupakan penutupan ddiri Amerika terhadap
keadaan di Eropa. Melihat keadaan di Eropa yang semakin memanas Jepang memanfaatkan peluang
tersebut dengan melakukan ekspansi ke daerah luar dengan latar belakang ekonomi, kepadatan
penduduk, tekanan dari bangsa barat yang merendahkan bangsa Asia, dan lainnya menimbulkan
se3mangat yang luar biasa untuk melakukan ekspansi.

Diserangnya Perl Harbour berarti pecahlah Perang Pasifik, Amerika yang tadinya bersikap netral muncul
sebagai pemeran utama. Kegemilangan Jepang penyerangan wilayah selatan seperti halnya Blitzkrieg
yang di lancarkan Jerman memberikan kepercayaan diri yang tinggi bagi Jepang untuk menguasai Asia
dan Pasifik, Pulau – pulau di PAsifik jajahan Inggris, Belanda, Amerika, Cina bahkan Prancis dapat direbut
dalam waktu yang singkat. Pertempuran di laut Koral dan Nidway merupakan titik balik perjuangan
Sekutu melawan Jepang hingga dengan pelan tapi pasti gerak maju pasukan sekutu sampai ke pulau
terdekat Jepang dan dengan pertimbangan yang sangat matang meletuslah 2 bom atom di Jepang yang
merupakan akhir dari perang Pasifik.

Perang pasti menghasilkan suatu dampak salah satu yang menyenangkan yaitu muncul Negara – Negara
di Asia dan Pasifik untuk merdeka.

DAFTAR PUSTAKA

P.K. Ojong. 2001. Perang Pasifik. Jakarta: Kompas

Garis Besar Sejarah Amerika.

"http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Pasifik" Kategori: Perang

http://swaramuslim.net/ebook/html/013/index4.php?page=04-06. Bab VI PERANG PASIFIK : REVOLUSI


TIMUR ALA JEPANG.

Anda mungkin juga menyukai