Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS STUDI CEKUNGAN


Polihistory Basin : Cekungan Kutai

Disusun oleh :
INTANIA NURMARA
16/400042/TK/45056

YOGYAKARTA

2019
Cekungan Kutai

Cekungan Kutai terdapat di timur kalimantan yang termasuk dalam Indonesia bagian barat.
Cekungan Kutai di batasi oleh Mangkalihat High di bagian utara, sebelah selatan
dibatasi oleh Adang-Paternosfer fault, sebelah barat dibatasi oleh Kuching High dan terbuka pada
bagian timur yaitu Selat Makasar.

Gambar 1. Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan


(Bachtiar, 2006)
Stratigrafi Cekungan Kutai
Urutan stratigrafi Cekungan Kutai secara singkat adalah berikut :
1. Basement tersusun atas asosiasi batuan mafik dan sedimen dengan tingkat metamorfisme yang
berbeda. Dari data pemboran, terdapat basement vulkanik berusia sekitar Kapur.
2. Formasi Boh, adalah batuan sedimen tersier tertua pada stratigrafi Cekungan Kutai yang terdiri
dari batu serpih, lanau, dan batupasir sangat halus. Pada beberapa lokasi,formasi ini berasosiasi
dengan batuan volkaniklastik (daerah Mangkalihat) dan aliran lava.
3. Formasi Keham Halo terdiri dari batupasir dan konglomerat berusia Eosen Tengah-Eosen Akhir
dengan ketebalan 1400 – 2000 m.
4. Formasi Atan mengandung shale dan mudstone, kadang gampingan yang berusia Oligosen
Awal hingga Oligosen Akhir. Pengendapan Formasi Atan terputus karena fase regresif,
ditandai dengan klastik kasar berusia Oligosen Akhir (Formasi Marah).
5. Formasi Marah terdiri dari batupasir, konglomerat dan vulkaniklastik, kadang muncul
perselingan shale dan batubara secara tidak selaras. Ketidakselarasan ini diakibatkan proses
tektonik yang menutup formasi lebih tua
6. Formasi Pamaluan didominasi sikuen shale-siltstone diendapkan secara selaras di atas
Formasi Atan dan mencapai ketebalan hingga 1000m.Terdapat fosil yang berusia N3
sampai N5
7. Formasi Pulaubalang mengandung batugamping Bebulu, unit mudstone-shale yang berselingan
dengan batugamping dan batupasir. Umur formasi berdasar penemuan fosil sekitar N8 – N9
8. Formasi Mentawir terdiri dari batupasir masif, berbutir halus hingga sedang, berselingan
dengan lapisan shale, silt dan batubara.
9. Formasi Klandasan terdiri dari batupasir basal yang bertahap berubah menjadi silt dan
akhirnya hilang.
10. Formasi Kampung Baru terdiri dari batupasir, silt, dan shale dan kaya akan batubara.
Klastik kasar dominan terdapat di dasar formasi. Berusia Miosen Tengah hingga Miosen
Akhir.
11. Formasi Sepingan merupakan fasies karbonat berisi batugamping yang menjari dengan Formasi
Kampung Baru

Gambar 2. Penampang regional baratlaut – tenggara cekungan kutai


Peristiwa Tektonik Cekungan Kutai
1. Fase rifting paparan sunda
Rifting Laut Cina Selatan pertama kali pada jaman Kapur Akhir-Eosen Tengah yang diikuti
spreading. Pada masa ini, Kalimantan masih berada di sebelah pulau Hainan kemudian
bergerak ke arah selatan dan terpisah dari daratan cina. Batas timur kalimantan terjadi
patahan ekstensional, menyebabkan seri patahan berarah timurlaut. Rifting ini diduga
berpengaruh dengan pembentukan awal Sundaland.

Gambar 3. Rekonstruksi pergerakan


lempeng pada Kapur Akhir (80-
60jtl), memperlihatkan tahap pertama
dari membukanya Laut Cina Selatan
yang memisahkan Kalimantan dari
Daratan Cina (Asikin dkk., 1995)

2. Fase pengisian regresi-transgresi


Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi fase pengendapan transgresif Paleogen dan
pengendapan regresif Neogen. Fase Paleogen dimulai dengan ekstensi tektonik (rifting) dan
pengisian cekungan selama Eosen dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan karbonat
selama Oligosen akhir. Fase Neogen dimulai sejak Miosen Bawah sampai sekarang,
menghasilkan progradasi delta dari Cekungan Kutai sampai lapisan Paleogen. Pada Miosen
Tengah dan lapisan yang lebih muda di bagian pantai dan sekitarnya berupa sedimen klastik
regresif yang mengalami progradasi ke bagian timur dari Delta Mahakam.
3. Subduksi dan tumbukan Pulau Kalimantan
Subduksi lempeng samudra Indo-Australia terhadap lempeng benua Sundaland menghasilkan
komplek subduksi Meratus pada Kapur Akhir hingga Paleosen Awal. Pada masa ini,
punggungan Kutai kemungkinan terbentuk sebagai kelanjutan dari pembentukan zona
subduksi Meratus. Cekungan Kutai atas (Upper Kutai Basin) terbentuk sebagai bagian dari
fore arc basin dan busur magmatik. Sedangkan untuk Cekungan Kutai bawah (Lower Kutai
Basin) masih berupa cekungan samudra.
Subduksi Lupar pada Paleosen Akhir hingga Miosen Tengah adalah kelanjutan proses rifting
Laut Cina selatan yang memicu terjadinya proses pemekaran (spreading). Pada masa ini,
Cekungan Kutai Atas (Upper Kutai basin) merupakan busur magmatik dan Cekungan Kutai
Bawah (Lower Kutai basin) merupakan suatu back arc basin.

Gambar 4. Rekonstruksi penampang pada Paleosen-Eosen Tengah (60-40jtl).


a) Pada Paleosen, Upper Kutai merupakan suatu cekungan busur depan dan Lower Kutai
merupakan Oceanic Basin
b) Pada Paleosen hingga Eosen Tengah, Cekungan Kutai berkembang menjadi
cekungan busur belakang (Asikin dkk., 1995)

Tahap kedua membukanya laut Cina Selatan pada masa Oligosen Akhir - Miosen Awal diikuti
oleh collision antara Lempeng Palawan-Red Bank (Miosen Awal) dan diakhiri oleh proses
pemekaran (akhir dari Miosen Awal) menyebabkan terjadinya rotasi dari Kalimantan (Miosen
Tengah) dan terjadinya pengangkatan Tinggian Kucing

Gambar 5. Cekungan Kutai dari Oligosen akhir – sekarang. (Beicip, 1992, op.cit. Allen dan Chambers, 1998.)

4. Tumbukan Banggai-Sulawesi
Kolisi yang terjadi antara kontinen Banggai-Sula terhadap Sulawesi pada mas Miosen Akhir-
Pliosen. Pada saat yang sama terjadi pengangkatan Pegunungan Meratus pada Miosen Tengah.

Rekonstruksi penampang pada:


a. Oligosen-Miosen Tengah (32-16.2jtl)
b. Miosen Tengah-Sekarang (16.2-0jtl)
Peristiwa
• Terjadi akibat kolisi antara
kontinen Banggai-Sula
terhadap Sulawesi
• Terjadi pengangkatan
Pegunungan Meratus

• Subduksi lempeng
samudra Indo-Australia
terhadap lempeng benua
Sundaland menghasilkan
komplek subduksi Meratus
• Subduksi Lupar sebagai
kelanjutan proses rifting
Laut Cina Selatan diikuti
collision antara Lempeng
Palawan-Red Bank
menyebabkan pengangka-
tan Tinggian Kucing

• Fase pengendapan
transgresif Paleogen
berupa serpih laut dangkal,
karbonat dan pengendapan
regresif Neogen
menghasilkan progradasi
delta dari Cekungan Kutai

• Rifting Laut Cina Selatan


pertama kali yang diikuti
spreading. Rifting ini
diduga mempengaruhi
pembentukan awal
Sundaland.

Kolom stratigrafi Cekungan Kutai (Satyana dkk., 1999).


DAFTAR PUSTAKA

Allen, G.P. & Chamber, J.L.C., 1998, Sedimentation in the modern and miocene
Mahakan Delta, Indoensian Petroleum Association, Jakarta.
Cloke, I.R., Moss, S.J., Craig, J., 1998, Structural Controls on the Evolution of The Kutai Basin,
East Kalimantan, Journal of Asian Earth Sciences 17 (1999) 137-156.
Darman, H. & Hasan Sidi, F., 2000, An outline The Geology Of Indonesia, Ikatan Ahli
Geologi Indonesia.
Satyana, A.H., Nugroho, D., Surontoko, I., 1999, Tectonic Controls On The Hydrocarbon
Habitats Of The Barito, Kutai And Tarakan Basin, East Kalimantan, Indonesia, Journal
Of Asian Earth Sciences Special Issue Volume 17, hal 99 – 122.
Satyana, A.H., 2000, Kalimantan, An Outline of The Geology of Indonesia, Indonesian
Association of Geologists, p.69-89.

Anda mungkin juga menyukai