Di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Diajukan Kepada :
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Mangunharjo, Semarang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2018
pukul 11.00 WIB di Poli Kandungan dan Kebidanan RSUD Tugurejo
Semarang
1. Keluhan Utama
Sakit kepala di bagian belakang leher seperti tertekan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat ini pasien sedang hamil anak ketiga dengan usia kehamilan 31
minggu 5 hari. Pasien mengeluhkan sakit kepala di bagian
belakang leher, pasien mulai merasakan keluhan sejak 1 bulan
yang lalu. Sakit di rasakan hilang timbul dan seperti tertekan. Saat
aktivitas sakit kepala dirasakan semakin memberat dan membaik
ketika pasien berbaring atau beristirahat. Keluhan dirasakan hingga
mengganggu aktifitas karena pasien merasa tidak kuat berdiri bila
sakit kepala kambuh. Pasien sudah memeriksakan diri ke
Puskesmas dan belum ada perbaikan. Keluhan tidak disertai
dengan demam, kenceng-kenceng, keluar lendir darah, mual,
muntah, nyeri ulu hati, pandangan berkunang-kunang, gangguan
BAB dan BAK.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Keluhan serupa :-
b. Riwayat hipertensi :-
c. Riwayat DM :-
d. Riwayat asma :-
e. Riwayat jantung :-
f. Riwayat alergi :-
g. Riwayat konsumsi obat : + , asam folat dan vitamin B
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Keluhan serupa :-
b. Riwayat hipertensi :+
c. Riwayat DM :+
d. Riwayat asma :+
e. Riwayat jantung :-
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Lama : 7 hari
d. Dismenorrhea :-
e. Leukorrhea :-
f. HPHT : 6 Desember 2017
g. HPL : 12 September 2018
6. Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali selama 12 tahun
7. Riwayat KB
Pasien menggunakan KB hormonal pil selama 3 bulan
8. Riwayat Obstetri
G4P1A1
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Juni 2018, pukul 11.15 WIB
di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Tugurejo Semarang.
1. Keadaan Umum dan Kesadaran
a. Keadaan umum : tampak lemas
b. Kesadaran : compos mentis
c. GCS : E4M6V5
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 150/100 mmHg
b. Nadi : 94 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36.5 °C
3. Status Gizi
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 69 kg
IMT : 27,6 kg/m3
4. Status Generalisata
a. Mata : Pupil isokor Ø 3mm, refleks cahaya
(+/+), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
b. Hidung : Deformitas (-), sekret (-/-)
c. Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-)
d. Telinga : Deformitas (-/-), sekret (-/-)
e. Leher : Pembesaran tiroid (-), pembesaran
kelenjar getah bening (-)
f. Thoraks
1) Paru-Paru
Inspeksi : Normochest, gerakan simetris,
retraksi (-)
Palpasi : Sela iga tidak melebar /
menyempit, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V, 2
cm medial dari linea mid
clavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular
g. Abdomen
1) Inspeksi : perut cembung, tampak luka bekas
operasi
2) Auskultasi : bising usus (+) normal
3) Perkusi : timpani, pekak hepar (+)
4) Palpasi : nyeri tekan (-), organomegali (-),
5. Status obstetri
a. Pemeriksaan luar :
1) Inspeksi : Permukaan abdomen cembung, luka
bekas operasi (+), striae gravidarum (+)
2) Palpasi : Pemeriksaan Leopold
I. Teraba bulat, besar, lunak, kesan bokong, TFU :
25 cm → TBJ : 2015 gr
II. Teraba tahanan memanjang sebelah kiri perut ibu
(kesan punggung), teraba bagian kecil-kecil
sebelah kanan (kesan ekstremitas). DJJ : 140
x/mnt
III. Teraba bagian janin bulat, keras, ballotement (+)
(kesan kepala), bisa di goyang.
IV. –
3) Auskultasi : Denyut jantung janin paling keras
terdengar di punctum maksimum sisi kiri perut ibu
DJJ : 140 x/mnt
b. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin Rutin (12/7/2018)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Protein POS (+) 1 30 mg/dL Negatif (-)
E. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Banding
a. Preeklamsia
b. Hipertensi Gestasional
c. Hipertensi Kronik
d. Superimposed Preeklamsia
2. Diagnosis kerja
G4P2A1, 28 tahun, hamil 31 minggu 5 hari, Janin 1 Hidup
Intrauterine, letak kepala
Preeklamsia
F. INITIAL PLAN
1. Initial Plan Diagnostik
USG
2. Initial Plan Terapi
a. PO. Metildopa 2 x 250-500 mg
b. PO. Vitamin BC/C/SF 2 x 1 tab
c. PO. Aspilet 1 x 80 mg
d. PO. Kalsium 1 gr/ hari
3. Initial Plan Edukasi
a. Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien
b. Menjelaskan pada pasien penatalaksanaan termasuk terapi
farmakologi non farmakologi
c. Menjelaskan pada pasien mengenai komplikasi dari
penyakit
G. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : dubia ad bonam
2. Quo ad sanam : dubia ad bonam
3. Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Preeklampsia ialah suatu sindrom spesifik pada kehamilan yang
terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, pada wanita yang sebelumnya
normotensi. Keadaan ini ditandai oleh peningkatan tekanan darah
(>140/90 mmHg) yang disertai oleh proteinuria.1
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.
Proteinuria adalah penanda penting preeklampsia. Definisi proteinuria
adalah terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam atau 30
mg/dL (+1 pada dipstik) secara menetap pada sampel urin acak.1
B. Etiologi
Zwifel tahun 1916 mengungkapkan istilah preeclampsia is a
disease of theories dan hingga sampai saat ini belum dapat diperoleh suatu
kesepakatan bersama tentang penyebab terjadinya preeklampsia. Para ahli
mencoba membeberkan beberapa teori yang diduga menjadi penyebab
preeklampsia, yaitu faktor imunologis, faktor inflamasi, faktor genetik,
faktor nutrisi, komponen vasoaktif dan faktor endotel.2
Redman et al melaporkan bahwa disfungsi endotel berhubungan
dengan preeklampsia yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
umum keadaan normal dan adaptasi umum inflamasi intravaskular
maternal terhadap kehamilan.2 Hipotesis ini menjelaskan bahwa
preeklampsia dianggap merupakan suatu penyakit akibat status leukosit
yang teraktivasi secara berlebihan pada darah ibu.2 Desidua mengandung
sel yang berlebih jika teraktivasi dapat mengeluarkan agen yang
berbahaya, kemudian agen ini sebagai mediator memulai terjadinya
kerusakan sel. Sitokin, TNF-α(Tumor necrosis factor alpha) dan
interleukin dapat berperan terhadap stres oksidatif yang berhubungan
dengan kejadian preeklampsia.2
C. Patofisiologi
2. Penentuan Proteinuria
E. Penatalaksanaan
1. Manajemen Aktif22
F. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
1. Istirahat
Berdasarkan penelitian yang didapat dari Cochrane,
istirahat di rumah 4 jam/hari bermakna menunrunkan
risiko preeklampsia dibandingkan tanpa pembatasan
aktivitas. Dari 3 studi yang dilakukan, didapatkan hasil
tidak ada perbedaan kejadian preeklampsia, kematian
perinatal, perawatan intensif pada kelompok yang
melakukan tirah baring di rumah dibandingkan istirahat
di rumah sakit pada pasien preeklampsia.3
2. Retriksi garam
Pada wanita hamil harus mengandung tinggi protein
dan mineral-mineral. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya preeklampsia
pertama kali dengan pembatasan pemberian garam.
Namun penelitian secara acak menunjukkan manipulasi
ini kurang efektif dalam mencegah terjadinya hipertensi
dalam kehamilan.3
3. Suplementasi kalsium
Suplementasi kalsium berhubungan dengan penurunan
kejadian hipertensi dan preeklampsia, terutama pada
populasi dengan risiko tinggi untuk mengalami
preeklampsia dan yang memiliki diet asupan rendah
kalsium. Suplementasi kalsium yang adekuat. Tidak ada
efek samping yang tercatat dari suplementasi ini.3
3. Pencegahan Tersier
Pada kasus ini akan membahas pasien Ny. I usia 28 tahun, G4P2A1, hamil
31 minggu 5 hari dengan Preeklamsia. Pasien datang ke poli kebidanan dan
kandungan dengan sakit di bagian belakang leher seperti tertekan. Saat ini pasien
sedang hamil anak ketiga dengan usia kehamilan 31 minggu 5 hari. Pasien
mengeluhkan sakit kepala di bagian belakang leher, pasien mulai merasakan
keluhan sejak 1 bulan yang lalu. Sakit di rasakan hilang timbul dan seperti
tertekan. Saat aktivitas sakit kepala dirasakan semakin memberat dan membaik
ketika pasien berbaring atau beristirahat. Keluhan dirasakan hingga mengganggu
aktifitas karena pasien merasa tidak kuat berdiri bila sakit kepala kambuh. Pasien
sudah memeriksakan diri ke Puskesmas dan belum ada perbaikan. Keluhan tidak
disertai dengan demam, kenceng-kenceng, keluar lendir darah, mual, muntah,
nyeri ulu hati, pandangan berkunang-kunang, gangguan BAB dan BAK.
Dari hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak baik, tekanan
darah tinggi 150/100 mmhg, status generalisata didapatkan dalam batas normal,
pada pemeriksaan status obstetri didapatkan TFU 25 cm, bagian teratas janin
kesan bokong, bagian terbawah janin kepala, punggung kiri, DJJ : 140 x/menit.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan protein +1.