Masyarakat sebentar lagi akan merasakan dampak merugikan perubahan iklim, menurut seorang ahli
ekonomi terkemuka.
Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris, memperkirakan dampak negatif pemanasan global akan
melampaui dampak positifnya bila terjadi peningkatan suhu sampai 1,1 derajat celsius - yang sebentar lagi
tercapai.
"Banyak orang berpendapat kalau sedikit pemanasan mungkin menguntungkan bagi manusia, bila diukur
berdasarkan laba bersih dalam dolar, tetapi pemanasan yang lebih tinggi akan merugikan," kata Profesor Tol
kepada BBC.
Ketika ditanya apakah masyarakat telah sampai pada titik ketika konsekuensi perubahan iklim mulai melebihi
manfaatnya, dia membalas "Iya. Dalam komunitas akademik, ini bukan temuan kontroversial."
Menurut Tol, diskusi soal dampak peningkatan temperatur di bawah 2 derajat celsius tidak relevan karena
bumi kemungkinan akan memanas 3-5 derajat celsius. Hal ini akibat para politisi tak akan rela atau mampu
melakukan penghematan yang dibutuhkan demi mempertahankan peningkatan suhu di bawah 2 derajat celsius.
Dia mengatakan peningkatan sampai 4 derajat celsius akan bisa diatasi oleh Eropa dan negara lain yang cukup
kaya untuk menanggung biaya yang dibutuhkan untuk adaptasi. Cara terbaik mengatasi perubahan iklim,
katanya kepada BBC, ialah memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.
Hak atas fotoAFPImage captionGejala perubahan iklim mulai dirasakan warga dunia.
<span >Mengelola ekosistem
Profesor ilmu bumi dari Exeter University Tim Lenton mengatakan, perkiraan Tol sangat optimistis.
"Daratan di Eropa tengah akan lebih hangat dari rata-rata 4 derajat ceslius, yang berpotensi mengubah pola
musim di sepanjang Eropa.
"Kita akan kehilangan lapisan es di Arktik pada musim panas, dan lapisan itu akan jauh lebih tipis pada musim
dingin.
"Kami telah menemukan kaitan perubahan pola cuaca dan distribusi aliran sungai.
"Kita lalu berspekulasi kekeringan di Mediteranea akan mendorong... perpindahan manusia. Wajah Eropa akan
sangat berbeda."
Johan Rockstrom, direktur di pusat penelitian ketahanan lingkungan di Stockholm University, memperingatkan
peningkatan suhu global di atas 2 derajat celsius akan berisiko memicu dampak yang tak dapat diperbaiki."
"Penyebab kenaikan suhu sampai 6 derajat celsius bukan emisi karbon, melainkan respon biosfer. Akankah
kita dapat mempertahankan cadangan karbon di tanah permafrost, hutan hujan, dan hutan boreal, lahan basah,
dan daerah pesisir? Karena di situlah penyimpanan terbesarnya."
"Kita menghasilkan emisi sembilan gigaton karbon per tahun dari bahan bakar fosil, namun terdapat 100
gigaton tersimpan di bawah tundra Siberia. Ada berkali-kali lipat simpanan karbon yang lebih besar di topsoil
atau tanah tropis, atau di bawah es di Arktik"
"Bila kita tidak mengelola ekosistem dengan baik, ia dapat menusuk kita dari belakang."
Dampak perubahan iklim "luar biasa"
31 Maret 2014
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perubahan Iklim dan Dampaknya bagi
Kesehatan di Indonesia", https://nasional.kompas.com/read/2018/09/25/07130041/perubahan-iklim-
dan-dampaknya-bagi-kesehatan-di-indonesia.