Anda di halaman 1dari 5

9.

Bagaimana mekanisme alergi, faktor penyebab, terapi dan hubungan dengan

keluhan anak ?

1. Definisi

Alergi adalah sebuah kondisi dimana tubuh memiliki respon yang berlebihan

terhadap suatu zat. Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I, dimana reaksinya

diperantari oleh IgE.

2. Mekanisme terjadinya alergi

Alergen menembus barier I  ditangkap sel makrophage, sel dendritik,

kupffer (sebagai APC)  dipersentasikan kepada sel T helper (APC

menghasilkan reseptor HLA yang dipersentasikan ke sel CD4)  T heper

berdiferensias menjadi TH2  dihasilkan IL4, IL13  aktivitas limfosit B 

mengeluarkan IgE  menempel pada sel mass, basofil  alergen menempel

secara spesifik, degranulasi sel, mengeluarkan mediator-mediator yang dapat

menyebabkan reaksi alergi . Reaksi ini menyebabkan gangguan lokal maupun

sistemik sebagai berikut :

 Reaksi lokal

Terjadi bila alergen terbatas pada tempat tertentu sesuai jalur pemajanannya yaitu:

- Kulit (kontak) : urtikaria eritema dan gatal

- Traktus gastrointestinal (ingesti) : diare

- Paru (bronkokonstriksi) : sesaf nafas dan mengi

 Reaksi sistemik

Pajanan terhadap alergen dapat menyebabkan vasodilatasi sistemik yang berakibat

pada kegagalan sirkulasi dan berujung pada kematain segera. Reaksi ini disebut
shock anafilaktik. Kerja mediator-mediator sel mass dalam menimbulkan reaksi

alergi yaitu:

a. Infiltrasi sel

Sitokin (TNF), leukotrien B4, faktor kemotaksin, eusinofil pada anafilaksis,

faktor kemotaksis neutrofil pada anafilaksis, faktor pengaktivasi trombosit.

b. Vasoaktif (Vasodilatasi, meningkatnya permeabilitas vaskuler)

Histamin, faktor pengaktivasi trombosit, leukoterien C4, B4, E4, protease

netral yang mengaktivasi komplemen dan kinin, prostaglandin D2.

c. Spasme otot polos (salah satu efenya dari diare)

Leukoterien C4, D4, E4, histamin, prostaglandin, faktor pengaktivasi

trombosit.

d. Peningkatan sekresi mukus

Histamin dan prostaglandin D2

3. Faktor-faktor pemicu alergi

a. Faktor genetik atau keturunan. Alergi dapat disebabkan karena faktor

keturunan. Jika orangtua Anda mempunyai alergi terhadap sesuatu maka Anda

berisiko sekitar 60 persen. Sedangkan jika orangtua Anda tidak mempunyai alergi

maka Anda hanya berisiko sekitar 15 persen mengidap alergi.Faktor makanan.

Alergi pada makanan tertentu seringkali dialami oleh anak-anak maupun orang

dewasa. Banyak gejala yang biasanya timbul akibat sistem kekebalan tubuh

melepas antibodi sebagai respon terhadap masuknya makanan tertentu. Makanan

yang seringkali menimbulkan alergi yaitu ikan-ikanan, kerang-kerangan, kacang-

kacangan, atau bahkan buah-buahan.Faktor fisik. Kelelahan merupakan salah satu

penyebab utama dan paling mengganggu fisik yang dapat menimbulkan alergi.
Pada saat kelelahan, sistem kekebalan tubuh menurun sehingga tidak dapat

memfilter zat-zat yang masuk ke dalam tubuh.

b. Faktor psikis. Stres juga dapat menimbulkan alergi. Ketika Anda sedang stres,

maka emosi sedang tidak bisa dikontrol dengan baik. Stres dapat memicu

produksi IgE (Imunoglobulin E) dan protein yang dapat menyebabkan reaksi

alergi pada tubuh. Biasanya orang yang mengalami alergi ketika stres dapat

menimbulkan gejala gatal-gatal dan sebagainya.

c. Faktor lingkungan. Seseorang bisa mengalami alergi terhadap sesuatu yang

ada di lingkungan sekitar seperti debu, asap kendaraan, bau cat, asap rokok, dan

lain sebagainya. Gejala alergi yang timbul karena faktor lingkungan biasanya

adalah gangguan pernapasan (asma), mata merah, dan batuk-batuk.

d. Faktor cuaca. Akhir-akhir ini keadaan cuaca yang tidak menentu seringkali

terjadi. Udara panas, lembab, dan perubahan cuaca ekstrim dapat mengakibatkan

alergi pada orang-orang tertentu. Biasanya gejala yang timbul karena faktor cuaca

terjadi pada kulit.

4. Terapi terhadap alergi

Obat yang dapat digunakan adalah obat golongan antihistamin. Obat ini

bekerja dengan cara memblokir reseptor histamin sehingga histamin tidak bisa

bekerja lagi menyebabkan reaksi-reaksi alergi. Obat ini hanya bisa

menyembuhkan gejala alergi, tetapi tidak bisa menyembuhkan alergi. Artinya,

walaupun sekarang sudah hilang gatal-gatalnya, tetapi jika suatu saat terjadi

kontak lagi dengan alergen, maka reaksi alergi bisa timbul lagi.

H1-receptor antagonists
Dalam penggunaan umum, antihistamin merujuk hanya untuk antagonis H1,

juga dikenal sebagai antihistamin H1. Telah ditemukan bahwa antihistamin H1-agonis

adalah benar-benar berlawanan dengan reseptor histamin H1. Secara klinis, H1

antagonis digunakan untuk mengobati reaksi alergi. Sedasi adalah efek samping yang

umum, dan antagonis H1 tertentu, seperti diphenhydramine dan Doksilamin, juga

digunakan untuk mengobati insomnia. Namun, antihistamin generasi kedua ini tidak

melewati penghalang darah- otak, dan dengan demikian tidak menyebabkan kantuk.

 Azelastine

 Brompheniramine

 Buclizine

 Bromodiphenhydramine

 Carbinoxamine

 Cetirizine

 Chlorpromazine (antipsychotic)

 Cyclizine

 Chlorpheniramine

 Chlorodiphenhydramine

 Clemastine

 Cyproheptadine

 Desloratadine

 Dexbrompheniramine

 Deschlorpheniramine

 Dexchlorpheniramine

 Dimenhydrinate (sering digunakan sebagai antiemetic)

 Dimetindene
 Diphenhydramine (Benadryl)

 Doxylamine (most commonly used as an OTC sedative)

 Ebastine

 Embramine

 Fexofenadine

 Levocetirizine

 Loratadine

 Meclozine (sering digunakan sebagai antiemetik)

 Olopatadine

 Orphenadrine (sejenis diphenhydramine digunakan terutama sebagai relaksan otot

rangka dan anti-Parkinson)

 Phenindamine

 Pheniramine

 Phenyltoloxamine

 Promethazine

 Pyrilamine

 Quetiapine (antipsychotic)

 Rupatadine

 Tripelennamine

 Triprolidine

Anda mungkin juga menyukai