Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain.
Untuk berinteraksi juga membutuhkan komunikasi yang baik. Bagi sebagian
orang tua, inilah masa yang bisa cukup sulit, terutama dalam hal membangun
komunikasi dengan anak remaja. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan
remaja yang mencakup perubahan transisi biologis yaitu perubahan fisik pada
remaja. Tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu
mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang,
mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain,
hubungan dengan orang lain, menyelesaikan sebuah masalah, mencapai sebuah
tujuan, menurunkan tegangan dan menyelesaikan konflik, menstimulasi minat
pada diri sendiri atau orang lain. Dengan hal tersebut maka sangatlah penting
seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif.
Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada remaja adalah
hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan pengalaman belajar dan
juga merupakan pengalaman koreksi terhadap komunikasi klien. Disini perawat
sebagai tim pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan
membina hubungan interpersonal yang sepaham dan saling bergantung dengan
orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan realistis yang jelas dan peningkatan integritas diri. Dari
latar belakang di atas, dijelaskan bahwa komunikasi seorang perawat pada usia
remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan
pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap
komunikasi klien.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komunikasi pada remaja?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja?
3. Apa prinsip komunikasi pada remaja?
4. Bagaimana teknik komunikasi pada remaja?
5. Bagaimana cara komunikasi yang efektif pada remaja?
6. Apa hambatan dalam komunikasi pada remaja?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui komunikasi pada remaja.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja.
3. Mengetahui prinsip komunikasi pada remaja.
4. Mengetahui teknik komunikasi pada remaja.
5. Mengetahui cara komunikasi yang efektif pada remaja.
6. Mengetahui hambatan dalam komunikasi pada remaja.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk
perilaku komunikan atau penerima berita dan pemahaman yang dikehendaki
bersama.
Ada beberapa pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa para
ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambing-lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditunjukan kepada
penerima pesan.
2. Menurut James A. F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seseorang
berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi
dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan
mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan
lambing-lambang yang mengandung arti.
Secara umum komunikasi dapat disebutkan sebagai proses pengiriman
dan penerimaan kabar atau berita (informasi) antara dua orang atau lebih dengan
cara efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dengan mengaju
kepada beberapa definisi, komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan
atau pengetahuan kepada pihak lain. Dengan mengacu beberapa definisi
komunikasi yang dikemukakan oleh para ahlinya, secara ringkas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan,
pengetahuan kepada orang lain.

3
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat verbal, non-verbal atau abstrak. Komunikasi
verbal dapat melibatkan bahasa dan ekspresinya, vokalisasi dalam bentuk
tertawa, merintih atau berteriak atau implikasi dari hal-hal yang tidak dikatakan
dalam apa-apa yang tidak dikatakan. Komunikasi non-verbal sering disebut
bahasa tubuh dan meliputi posisi tubuh, pergerakan, dan ekspresi wajah, postur
tubuh dan reaksi. Komunikasi abstrak dapat berbentuk permainan, ekspresi,
artistik, simbol, foto, dan pilihan pakaian. Karena komunikasi verbal
memungkinkan digunakannya kontrol kesadaran yang lebih besar maka
komunikasi verbal menunjukan indikator perasaan sebenarnya yang kurang
dapat diterima, terutama perasaan anak-anak.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses komunikasi. Agar sukses
(sesuai dengan yang di harapkan), komunikasi harus dengan situasi, waktu yang
tepat, dan diungkapkan dengan jelas. Hal ini menunjukan bahwa perawat
memahami dan menggunakan teknik-teknik yang efektif, termasuk teknik
mendengarkan. Pesan verbal dan nonverbal harus sama yaitu dua atau lebih
pesan yang dikirimkan melalui tingkat yang berbeda tidak boleh bertolak
belakang. Isu penting dalam komunikasi adalah membiarkan saluran tetap
terbuka dan memeriksa persepsi dengan sering untuk mengkaji kualitas
pemahaman.

C. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 ampai 24 tahun,
namun pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam
dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja
tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka tetap dimasukkan
kedalam kelompok remaja. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia
berada dianatara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik,
perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari
waktu ke waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman. Gunarsa dan

4
Gunarsa (2001) menyatakan bahwa remaja adalah masa peralihandari masa
anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11 sampai 21 tahun, disertai
dengan perubahan fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka
pembentukkan identitas diri.
Suatu analisis yang dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan Haditono
(1996) mengenal semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara
global berlangsung antara usia 12-21 tahun yaitu usia 12-15 tahun: masa usia
remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja madya, 18-21 tahun: masa remaja akhir,
akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat
tinjauan sendiri (Satiadarma, 2004:62).

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Pada Remaja
Remaja (usia 12 tahun lebih) menggunakan komunikasi verbal yang
canggih (misalnya komunikasi menggunakan media elektronik seperti sms, bbm,
twitter, e-mail, facebook) meskipun perilaku mereka belum menunjukkan
tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan lebih tinggi. Remaja bisa
berespons terhadap pendekatan-pendekatan verbal dengan satu suku kata. Sikap
berdiam diri, marah atau tingkah laku lain perawat harus menghindari
kecenderungan untuk beresponsminimal dan perilaku sosial yang diharapkan
dengan menyelidik, konfrontasi, sikap terus bertanya, atau sikap-sikap yang
menghakimi.
Mempermudah kontak awal dengan diskusi mengenal teman, hobi,
sekolah dan keluarga dapat memberikan waktu bagi remaja yang gelisah untuk
menyesuaikan diri. Keterbukaan dapat terjadilebih mudah jika remaja dan
perawat terlihat dalam aktivitas bersama (Engel, 2008:7-8). Sangat bermanfaat
untuk menanyakan kepada remaja apa yang mereka ketahui tentang kontak
kesehatan dan untuk menjelaskan rasional dari pengkajian kesehatan. Remaja
mungkin mempunyai perhatian terhadap privasi dari kerahasiaan, dan
kesempatan harus diberikan untuk melengkapi beberapa atau semua pengkajian
tanpan kehadiran orang tua. Perawat wanita perlu sensitif terhadap potensi rasa
malu remaja putra saat diperiksa perawat wanita dan berikan selimut penutup
serta meminimalkan sentuhan. Parameter kerahasiaan harus dijelaskan terutama
harus dijelaskan bahwa informasi yang disampaikan bersifat rahasia kecuali
perlu dilakukan intervensi. Remaja cenderung menfokuskan perhatian pada citra
diri dan fungsi tubuh, dan bila sesui harus diberikan umpan balik dari
pengkajian. Diagram dan model dapat meningkatkan umpan balik. Walaupun
remaja tingkat pemahan dan kosa kata yang tinggi, mereka dapat berfungsi
secara tidak konsisten pada tingkat kognitif yang lebih tinggi, rinci, dan teknis.
Remaja yang sadar diri mungkin engganbertanya untuk klarifikasi penjelasan
yang tidak dimengerti (Engel, 2008:7-8). Perkembangan komunikasi pada usia

6
remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah
mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu,
pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang
direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai
menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa
ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

B. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja


1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat
pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan
ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan

C. Prinsip Komunikasi pada Remaja


1. Cara membangung hubungan yang harmonis dengan remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah
remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti:

a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,


b. Merasa tahu lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,

7
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan
yang dialami remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.
2. Kunci pokok berkomunikasi pada remaja
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
3. Mengenal diri remaja
a. Pahami perasaan remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu
perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.

D. Teknik Komunikasi pada Remaja

Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam


menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang
selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa
cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, antara lain:
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung

8
berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang
berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan
komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi
cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi
kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan,
tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan
melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan
ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja
tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan perasaan dan
pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat
anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan
lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan
sakitnya.

9
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada
remaja yang jengkel, marah dan diam.

E. Cara Komunikasi yang Efektif pada usia Remaja


Adapun cara komunikasi antara orang tua dan anak yang efektif pada usia
remaja yaitu meliputi: (Sofia Retnowati, 2013:3)

1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan
mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa
diterima dan dihargai. Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara
lain: “Saya mengerti.. “ Ya..hm.. “Oh ya..” Coba ceritakan lebih banyak..”ibu
koq tertarik ya..”Kelihatannya kamu seneng ya..
2. Mendengar Aktif, kemampuan orangtua untuk menguraikan perasaan anak
dengan tepat, jadi orangtua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat
bahasa verbal maupun non verbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif,
anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut
terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan hubungan yang sangat
dekat dengan orang tua; memudahkan anak memecahkan masalahnya;
meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat orang tua;
meningkatkan tanggungjawab anak.
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha
mengerti lebih dahulu, baru dimengerti”. Dalam mendengarkan empatik, kita
sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak
remaja.
F. Hambatan Komunikasi pada Remaja
Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia
dalam melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan
komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam

10
menafsirkan pesan yang kita diterima. Hal ini terjadi karena setiap manusia
mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan fisik
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan
bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan
kita, mampengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan
sebagainya yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa
adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali.
Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut seraya
mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja
tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.
d. Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan
sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa
yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik
bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki modalitas
belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena
komunikator tidak mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan bukannya
dijawab, melainkan dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah
satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan
kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu langsung di jawab oleh
komunikator.

11
f. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah
menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik.
2. Hambatan psikologis
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar
dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai
dengan ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat
berhubungan dengan ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang
benar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada
seorang remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi.
apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.

e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah
berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja.

12
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran
tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita
harus jujur. Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses
itu diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan
segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran.
Bedakan ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi
dengan seorang remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

13
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan atau
pengetahuan kepada pihak lain. Remaja ialah masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke dewasa. Bentuk komunikasi ada 2: Verbal dan non-verbal. Remaja
(usia 12 tahun lebih) menggunakan komunikasi verbal yang canggih, meskipun
perilaku mereka belum menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau
kematangan lebih tinggi. Adapun hambatan komunikasi: hambatan fisik,
hambatan psikologi dan hambatan semantik atau hambatan dalam mengartikan.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyarankan kepada para
remaja untuk melakukan komunikasi yang sesuai kepada orang tua atau teman
sebaya. Dan menyarankan kepada orang tua untuk mendidik anaknya cara
berkomunikasi yang benar dan sesuai dengan tingkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Wong, Dona L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. Jakarta: EGC.

14
Montyp, Satiadarma. (2004). Jurnal Provitae. Jakarta: Buku obor.
Barata, Atep Adya. (2003). KOMUNIKASI. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Engel, Joyce. (2008). Pengkajian Pediatrik. Jakarta: EGC.
Himmah, Nailul. (2013). (Online), (http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-
dalam-komunikasi.html, Diakses pada tanggal 9 Februari 2019. Pukul 19:52)

15

Anda mungkin juga menyukai