Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi
Analisis menemukan bahwa akuntabilitas sektor publik di Nigeria rendah dan prosedur
dalam akuntanbilitas perlu dikritisi. Secara lebih lanjut, menyarankan bahwa setiap departemen
pemerintahan, kementrian dan lembaga pemerintah didalam setiap keuangan harus menghasilkan
laporan keuangan yang memuat penyediaan anggaran untuk periode berjalan disertai laporan
kinerja, analisis varians, dan faktor penghambat kinerja. Demikian juga dengan akun dan laporan
terebut harus diterbitkan kepada publik.
II. Introduction
Akuntablititas publik merupakan corak penting yang menandai sistem pemerintahan yang
demokratis. Akuntabilitas publik ini terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem
informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui
pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan
pemeriksaan dapat dilakukan terhadap akuntabilitas proses, untuk dapat menghindari kolusi,
korupsi dan nepotisme.
Akuntabilitas publik merupakan hal yang sangat penting karena memberikan suatu
petunjuk sasaran pada hampir semua reformasi sektor publik dan mendorong pada munculnya
tekanan untuk pelaku kunci yang terlibat untuk bertanggung jawab dan untuk menjamin kinerja
pelayanan publik yang baik. Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggung
jawaban dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu
mempertanggung jawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip
akuntabilitas terutama berkaitan erat dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan
dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau program yang telah ditetapkan itu.
Aspek yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik mempunyai
hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka beri
kepercayaan. Media pertanggung jawaban dalam konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan
pertanggung jawaban saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat
mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan.
Dengan demikian, akuntabilitas akan tumbuh subur pada lingkungan yang mengutamakan
keterbukaan sebagai landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan demokrasi serta
kebebasan dalam mengemukakan pendapat.
Di negara Nigeria, pelayanan publik telah diatur dalam undang- undang. Menurut
konstitusi negara tahun 1999, pelayanan publik mempunyai pengertian pelayanan yang diberikan
oleh negara dalam segala hal yang berkenaan dengan kewajiban negara yang telah diatur dalam
undang- undang.
Pelayanan publik dapat dibagi menjadi tiga, yang pertama ialah kementerian pusat dan
lembaga pemerintah daerah. Pelayanan yang diberikan pemerintah pusat diberikan kepada daerah
melalui wakil perangkat pusat yang ada di daerah, meliputi field administration dan local
administratif. Sedangkan parastatal adalah suatu pelimpahan kewenangan dalam pembuatan
keputusan dan manajerial dalam melaksanakan tugas-tugas khusus kepada suatu organisasi yang
tidak langsung berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Lembaga- lembaga pemerintah
tersebut dibentuk berdasarkan hukum dalam pengelolaan keuangan dan penggunaan sumber daya
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam paper ini, penulis berusaha untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan
ini menggunakan metode ilmiah, dalam menilai sejauh mana praktik akuntansi publik yang
efektif di sektor publik, dan mengidentifikasi faktor-faktor penghambat akuntansi dan
mengajukan kemungkinan solusi yang ada.
Menurut Auditor General of Canada (1972: 2) seperti dikutip dalam Omolehinwa (2012:
22) "akuntabilitas adalah kewajiban untuk menjawab untuk pelaksanaan ditugaskan tanggung
jawab seseorang". Akuntabilitas diwujudkan ketika pengambil keputusan menjadi bertanggung
jawab atas tindakan mereka (Jobe, Kadewere dan Rutayisire, 2008).
Metodologi yang diterapkan dalam makalah ini adalah evaluatif dan sistem ekspositori.
Literatur yang relevan ditinjau. Data sekunder yang terdapat dalam buku-buku, jurnal, laporan
keuangan yang telah diaudit dari kementerian federal, parastatal dan lembaga pemerintah
dikonsultasikan. Standar akuntansi, peraturan keuangan pemerintah, undang-undang yang relevan
dan internet dan dokumen lainnya yang dikonsultasikan. Pengamatan dilakukan selama bertahun-
tahun juga diandalkan. Informasi yang dikumpulkan dianalisis, didiskusikan dan kesimpulan
yang ditarik darinya.
Membahas tugas dan kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada pegawai negeri.
Membahas kerangka hukum kinerja, kebijakan, dan pengawasan.
Meninjau ulang lingkup aplikasi dari kebijakan tersebut dibandingkan dengan ekpekstasi
masyarakat.
Menarik kesimpulan dan memberi rekomendasi untuk meningkatkan akuntabilitas sektor
publik.
Public Officer terdiri dari pegawai yang dipilih dan mencakup anggota parlemen/legislatif,
eksekutif/pemerintah, peradilan/yudikatif, menteri serta kepala lembaga, departemen, dan
perusahaan milik negara. Sebagai contoh, secara horizontal anggota parlemen dan peradilan
mengawasi kinerja eksekutif. Anggota parlemen mempunyai kekuatan meminta
pertanggungjawaban aktivitas semua public officer atau menjawab beberapa pertanyaan,
misalnya fungsi penyelidikan. Parlemen memegang tanggung jawab politik pemerintah,
sementara peradilan memegang tanggung jawab legal eksekutif.
General public terdiri dari masyarakat Nigeria atau para pemilih public officer.
Public assessment: masyarakat menilai kinerja institusi atau pemegang jawabatan publik melalui
berbagai komentar di media elektronik, koran harian, dan majalah. Mereka dapat memanggil
wakil pemerintah untuk menginvestigasi permasalahan dan membawanya ke Majelis Nasional.
Judgment: pertimbangan yang baik dilakukan oleh badan yang berwenang mengevaluasi public
officer.
Sanctions dapat bersifat formal maupun informal. Dikatakan formal jika sanksi tersebut meliputi
hukuman penjara, pencopotan jabatan, pembekuan pasapor atau akun bank untuk penyitaan atau
pengenaan denda. Dikatakan informal jika public officer menjadi perhatian negatif masyarakat
yang dapat mempengaruhi citra serta integritas mereka. Public officer boleh mengundurkan diri
secara sukarela.
Manajemen sumber daya yang salah akan menimbulkan tindakan yang kurang tepat. Hal ini
menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menghindari manajemen sumber daya yang salah dan
juga meningkatkan kepercayaan publik pada tindakan dan tujuan pemerintah. Untuk
meningkatkan akuntabilitas publik yang efektif pemerintah mendirikan instansi berikut:
PAC bertanggung jawab untuk menjamin akuntabilitas publik yang efektif. Pengaruh
PAC pada praktik pertanggung jawaban di Nigeria sangat besar, termasuk:
Selain itu, salinan laporan audit harus tersedia bagi otoritas yang tepat dengan laporan
keuangan yang telah diadit. Peraturan lain yang dapat menjamin kuntabilitas publik yang
efektif mencakup ketaatan atas Financial Regulations, 1999 Constitution, Finance Act,
Audit Act, Annual Appropriation Act dan Statement Accounting Standard Nigerian
Accounting Standard Board (NASB). Untuk perusahaan publik, 1999 Constitution Sect
85 dan Sect 125 memberi wewenang untuk mengaudit dan menerbitkan laporan pada
PAC, yang akan mempertimbangkan laporan tersebut dan memanggil pejabat yang
bertanggung jawab.
Profesi akuntan telah memberi kontribusi positif pada efektivitas akuntabilitas publik
meskipun Akuntan bersertifikat menyatakan bahwa 33.000 pejabat sangat tidak berhasil
mengelola keuangan secara efektif. Data statistik lain juga menunjukkan bahwa fraud
meningkat.
Pengadilan yang didirikan Konstitusi adalah pengadilan superior yang tercatat di Nigeria.
Konstitusi memberi wewenang Majelis Nasional untuk mendirikan pengadilan menjadi
Pengadilan Tinggi. Pengadilan yang didirikan berdasarkan Kontitusi biasanya pengadilan
bawahan terlepas dari status pejabat dalam pengadilan tersebut.
Supreme Court adalah pengadilan tertinggi dan semua tujuan pengadilan terikat dengan
pengadilan lainya. Di Nigeria, struktur status pengadilan tergabung dalam tingkat Court of
Appeal. Court of Appeal mengatasi banding dari High Court, Sharia Courts of Appeal dan
Customary Courts of Appeal. Banding dari Court of Appeal ditujukan ke Supreme Court.
Supreme Court adalah pengadilan terakhir di Nigeria. Fungsi dasar dari pengadilan-pengadilan
ini adalah bertindak sebagai hakim sebelum masalah ini dibawa ke akuntabilitas publik. Sebagian
besar dari pejabat publik gagal dalam mempertanggungjawabkan aktivitasnya di pengadilan, dan
dikenakan sanksi.
X. Temuan
Prioritas politik atas alokasi sumber daya dan pembangunan tidak memuaskan
masyarakat, misalnya, pembangunan Niger Delta tidak memuaskan masyarakat sekitar.
Beberapa korupsi yang diduga dan sedang diadili oleh lembaga pengadilan ditunda atau
sudah tidak ada kejelasannya lagi.
Masyarakat percaya bahwa jika uang sudah disesuaikan, uang harus dihabiskan sebelum
tahuan finansial berakhir. Hal ini ditemukan pada sebagian besar pemerintahan, bahwa
terdapat pengeluaran yang besar pada Oktober hingga Desember. Hal ini bertentangan
dengan Government Financial Regulation 515.
Terdapat ketidak konsistenan pada beberapa kebijakan akuntansi pada kementrian,
misalnya, perlakuan atas sumbangan yang tidak konsisten. Kadang menggunakan basis
akrual, kadang menggunakan basis kas.
80% organisasi yang diuji tidak menyiapkan dan menerbitkan laporan evaluasi kinerja
anggaran, sehingga penyimpangan dan faktor yang menyebabkannya sulit ditetntukan.
Fraud terjadi pada 45% dari keseluruhan organisasi yang diteliti.
45% dari keseluruhan organisasi yang diteliti tidak membuat laporan keuangan selama 4
tahun terakhir, 30% yang membuat laporan keuangan tidak diaudit dan sebagian yang
diaudit menolak memberi laporan.
75% dari keseluruahan organisasi yang diteliti tidak mengumpulkan laporan mereka ke
PAC untuk diperiksa.
Pengendalian internal sangat lemah, misalnya, tidak ada pencatatan aset pemerintah dan
penggunaannya.
Sebagian besar organisasi memiliki satu proyek yang terbengkalai, misalnya, proyek
Federal Secretiat yang terbengkalai selama 15 tahun.
60% dari keseluruan organisasi yang diteliti tidak mematuhi standar akuntansi, dari
undang-undang keuangan.
55% dari keseluruan organisasi yang diteliti tidak menyertakan informasi keuangan 5
tahuan, sehingga pengukuran kinerja antar tahun sulit dilakukan.
70% dari keseluruan organisasi yang diteliti gagal mengimplementasikan anggaran.
Sebagian besar korupsi yang dilakukan pejabat publik dilaporkan pada koran harian dan
media tidak diberi sanksi. Setelah penundaan dan komentar panjang, masalah korupsi
tersebut akan lenyap.
XI. Conclusion
Akuntabilitas publik di Nigeria tidak meningkat secara signifikan semebjak tahun 2001.
Banyak pegawai publik yang melakukan korupsi dan gagal untuk memberikan pelayanan yang
baik. EFCC menyatakan bahwa 31 dari 36 lembaga pemerintahan Nigeria dan 86% gubernur
berada dalam investigasi korupsi. Beberapa agensi publik menyatakan bahwa dengan
meningkatkan akubtabilitas publik belum dapat dikatakan efektif dan kinerja mereka juga
dianggap belum memuaskan. Hal tersebut merupakan kegagalan dalam menjawab harapan
masyarakat. Pada akhirnya akuntabilitas publik adalah unsur yang penting dalam praktik good
governance. Untuk sekarang, prosedur dalam akuntabilitas publik perlu untuk ditinjau kembali.
XII. Recommendation
C. Literatur lain
Bovens, Mark. _____. A Framework for The Analysis and Assessment of Accountability
Arrangements in The Public Domain. Tidak dipublikasikan.
Apaza, Carmen. _____. Public Management Challenge Ensuring Accountability and
Controlling Corruption. The Public Purpose Volume 4: 45-60.
Okekeocha, Chinelo. 2013. A Case Study of Corruption and Public Accountability in Nigeria.
Disertasi Kennesaw State University.
D. Critical Review
Dari sisi penyajian artikel, menurut kami penyajian sudah cukup baik dengan
terstrukturnya sub-sub bagian penelitian dari mulai abstrak, pendahuluan, kajian pustaka,
metodologi, pembahasan, hasil, kesimpulan, saran, dan daftar pustaka. Tentunya dengan
beberapa kekurangan mendasar seperti kurangnya referensi dari penelitian terdahulu, tidak
adanya model penelitian atau kerangka pikiran yang dinyatakan oleh peneliti sendiri penelitian
ini merupakan evaluasi atau critical review. Dan juga bagaimana pengolahan data dari beberapa
responden dan data sekunder yang dikatakan peneliti pada metode penelitiannya tidak
dicantumkan dan dijelaskan. Namun, di sisi lain peneliti dapat menunjukkan model praktik
akuntabilitas publik di Nigeria dengan memodifikasi model dari Bovens.
Metode penelitian pada paper ini berbeda dengan beberapa penelitian lain yang kami
rujuk. Dimana penelitian lainnya secara empiris menguji pengaruh akuntabilitas publik terhadap
pencegahan korupsi menggunakan model regresi. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah
analisis data secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh melalui survey yang telah
dilakukan terhadap pegawai kementerian dan 10 parastatal dan lembaga pemerintah. Populasi
survey ini dilakukan secara acak dengan menggunakan data sekunder yang telah ada,
menggunakan laporan keuangan dan melakukan interview. Namun kelemahan yang timbul disini
seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, tidak terdapat penjelasan bagaimana data ini
diolah. Selain itu apabila memang peneliti melakukan wawancara, pertanyaan yang hendak
ditanyakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan tidak dicantumkan dalam lampiran
penelitian. Meski begitu, penelitian ini menekankan pada evaluasi dan juga pengataman dari
peneliti sendiri berdasarkan data yang dikumpulkan.
Menurut kami sample size untuk penelitian ini cenderung sedikit. Berdasarkan pendapat
dari peneliti sendiri, ruang lingkup penelitian ini terbatas pada sepuluh kementerian federal dan
sepuluh parastatal dan lembaga pemerintah yang dipilih melalui teknik simple random sampling.
Penelitian ini dibatasi oleh ketidakmampuan peneliti mengunjungi beberapa organisasi secara
langsung sebagai sampel. Sehingga dampak yang paling signifikan dari hal tersebut adalah
kurangnya informasi yang handal yang dapat diperoleh terkait dengan kinerja pegawai negeri
sipil.
Peneliti menemukan bahwa akuntabilitas sektor publik di Nigeria rendah dan prosedur
dalam akuntanbilitas perlu dikritisi. Secara lebih lanjut, kami rasa peneliti telah memberikan
rekomendasi yang konkret dengan menyarankan setiap departemen pemerintahan, kementerian
dan lembaga pemerintah didalam setiap keuangan harus menghasilkan laporan keuangan yang
memuat penyediaan anggaran untuk periode berjalan disertai laporan kinerja, analisis varians,
dan faktor penghambat kinerja. Hal tersebut kami rasa sejalan dengan apa yang dibutuhkan
pemerintah Nigeria saat ini.