Anda di halaman 1dari 5

1.

UU No, 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik


a. Pasal 1(1): Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Pasal 2
i. 1-2: didirikan dan dibentuk oleh >= 30 (tiga puluh) WNI yang telah
berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah dari setiap
provinsi, 30%nya adalah perempuan
didaftarkan oleh >= 50 pendiri dgn akta notaris
Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota
Partai Politik lain
ii. 2: akta notaris memuat AD &ART kepengurusan parpol pusat
c. Pasal 3: didaftarkan ke kementerian utk menjadi BH; harus punya: akta notaris,
nama, lambing parpol, kepengurusan pada setiap tingkatan, rekening a/n parpol
d. Pasal 4: prosedur pengesahan parpol menjadi BH
e. Pasal 5: perubahan AD & ART
f. Pasal 16: pemberhentian Anggota Parpol
i. 1: berhenti: meninggal, mengundurkan diri secara tertulis, menjadi anggota
parpol lain, melanggar AD &ART
ii. 2: Tata cara pemberhentian anggota diatur di AD & ART
g. Pasal 23: pergantian kepengurusan parpol
i. Susunan kepengurusan didaftakan ke kementerian plg lambat 30 hari sejak
terbentuk kepengurusan baru
h. Pasal 29: rekrutmen parpol
i. WNI ikut parpol utk jadi: anggota parpol; bakal calon anggota DPR & DPRD,
kepala dan wakil kepala daerah, capresiden & cawapres
ii. Rekrutmen dilakukan melalui kaderisasi secara demokratis & terbuka
i. Pasal 32&33: perselisihan internal partai politik
i. Diselesaikan oleh mahkamah parpol, paling lama 60 hari
ii. Apabila tdk bisa diselesaikan secara internal, dilakukan melaui pengadilan
negeri (60 hari), dan hanya dapat diajukan kasasi ke MA (30 hari)
j. Pasal 34&35: keuangan partai politik
i. Sumber: iuran anggota, sumbangan sah menurut hokum, bantuan dari APBN
& APBD
ii. Wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban dan diaudit BPK
iii. Sumbangan: 1M utk perseorangan & 7,5 utk badan usaha dalam 1 tahun
anggara.
k. Pasal 45: pembubaran parpol diumumkan dalam berita negara RI oleh kementerian
l. Pasal 47: pelanggaran peraturan parpol dikenai sanksi administrative: teguran
pemerintah, penghentian bantuan APBN/APBD, teguran oleh KPU

2. UU No. 12 tahun 2012: pendidikan tinggi


a. Pasal 2: PT berdasarkan Pancasila, UUD RI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
b. Pasal 3: asas PT: kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuran, keadlian, manfaat,
kebajikan, tanggung jawab, kebhinekaan, keterjangkauan
c. (Pasal 4) Fungsi pendidikan tinggi
i. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
ii. Mengembangkan sivitas akademika
iii. Mengembangkan iptek dengan menerapkan nilai humaniora
d. Pasal 11: sivitas akademika
e. Pasal 12: dosen _> wajib memnerbitkan buku ajar atau buku teks
f. Pasal 13: mahasiswa -> memiliki kebebasan akademik dan berhak mendapat layanan
pendidikan
g. Pasal 14: kegiatan korikuler dan ekstrakorikuler untuk mahasiswa diatur dalam
statute PT
h. Jenis Akademik
i. Pasal 15: pendidikan akademik: sarjana & pascasarjana
ii. Pasal 16: pendidikan vokasi -> pekerjaan dgn keahlian terapan tertentu
sebelum sarjana
iii. Pasal 17: pendidikan profesi: pekerjaan dgn keahlian terapan tertentu
setelah sarjana
iv. Pasal 18, 19, 20: sarjana, magister dan doctor
v. Pasal 21-23: diploma, sarjana terapan, magister terapan, doctor terapan
vi. Pasal 24: profesi
vii. Pasal 25: program spesialis
i. Gelar akademik: pasal 26-28
j. Pendidikan jarak jauh menggunakan media komunikasi: pasal 31
k. Pendidikan khusus: pasal 32
l. Pasal 35: Kurikulum PT wajib memuat matkul: agama, Pancasila, kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia
m. Pasal 37: Bahasa pengantar: Bahasa Indonesia, bahasa asung, Bahasa daerah (prodi
sastra Bahasa)
n. Pasal 55: akreditasi -> menentukan kelayakan; dilakukan oleh Badan Akreditasi
Nasional PT
o. 59: bentuk PT:
i. Universitas: menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi dalam
berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan
ii. Institute: dalam beberapa rumpun ilmu tertentu & dpt menyelenggarakan
pendidikan profesi
iii. Sekolah tinggi: hanya dpt menyelenggarakan profesi*
iv. Politeknik: pendidikan vokasi dan profesi*
v. Akademi: pendidikan vokasi dalam satu atay beberapa cabang ilmu
pengetahuan
vi. Akademi komunitas: pendidikan vokasi setingkat D1/D2
p. Pasal 60: PTN dan PTS
q. Psal 61: organisasi penyelenggara: penyusun kebijakan, pelaksana akademik,
pengawas dan penjaminan mutu, penunjang akademik atau sumber belajar,
pelaksana administrasi dan TU
r. Pasal 72: jabatan akademik dosen tetap: asisten ahli, lector, lector kepala, professor
s. Pasal 92: Sanksi administrative: peringatan tertulis, penghentian sementara,
penghentian pembinaan, pencabutan izin
3. UU No. 17/2003: Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) -> perpu 2/2017
a. Pasal 2: Asas ormas tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD RI 1945
b. Pasal 4: Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba dan demokratis
c. Pasal 6: berfungsi sebagai sarana:
i. penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan
organisasi;
ii. pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan
organisasi;
iii. penyalur aspirasi masyarakat;
iv. pemberdayaan masyarakat;
v. pemenuhan pelayanan sosial;
vi. partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa; dan/atau
vii. pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pasal 8: lingkup ormas meliputi nasional, provinsi, kabupaten/kota
e. Pasal 9: ormasi didirikan oleh 3 WNI, kecuali ormas berbadan hokum Yayasan
f. Pasa; 10: ormas berbentuk badan hokum (perkumpulan – berbasis anggota atau
Yayasan – tidak berbasis anggota)
g. Pasal 11: pendirian ormas BH: punya akta oendirian, proker, sumber pendanaan,
surat keterangan domisili, NPWP atas nama perkumpulan, surat pernyataan tidak
sedang dalam sengketa/perkara pengadilan
h. Pasal 15: pendaftaran ormas bukan BH perlu surat ketrangan terdaftar
i. Pasal 20: ormas berhak
i. mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri dan
terbuka;
ii. memperoleh hak atas kekayaan intelektual untuk nama dan lambang Ormas
iii. memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi;
iv. melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;
v. mendapatkan perlindungan hukum terhadap keberadaan dan kegiatan
organisasi; dan
vi. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta,
Ormas lain, dan pihak lain
j. Pasal 21: ormas berkewajiban:
i. melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi;
ii. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
iii. memelihara nilai agama, budaya, moral, etika, dan norma kesusilaan serta
memberikan manfaat untuk masyarakat;
iv. menjaga ketertiban umum dan terciptanya kedamaian dalam masyarakat;
v. melakukan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel; dan
vi. berpartisipasi dalam pencapaian tujuan negara.
k. Pasal 29: kepengurusan ormas paling sedikit terdiri atas 1 ketua, sekretaris dan
bendahara
l. Pasal 37: keuangan ormas berasal dari: iuran anggota, bantuan/sumbangan
masyarakat, hasil usaha, APBN/APBD, dan disimpan pada rek bank nasional
m. Pasal 59: ormas dilarang:
i. Menggunakan bendera atau lambing negara RI dan atribut Lembaga
pemerintahan, Lembaga internasional dna organisasi terlarang sebagai
identitas ormas
ii. Nama, lambing, bendera tidak boleh sama dengan tanda gambar ormas lain
atau parpol
iii. Melakukan tindakan permusuhan terhadap sara
iv. Melakukan penistaan agama
v. Melakukan kegiatan separatis
vi. Melakukan tindakan kekerasan dan mengganggu ketertiban umum
vii. Melakukan kegiatan yang menjadu tugas dan wewenang penegak hokum
viii. Mengumpulkan dana untuk parpol
n. Pasal 60-62: penjatuhan sanksi
o. Pasal 82: ketentuan hukuman pidana

4. UU No. 28/2004 tentang Yayasan (perubahan UU 16/2001)


a. Pasal 5: Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain,
dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam
bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan
uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas
b. Pasal 11 & 12: Yayasan memperoleh status BH setelah akta pendirian disahkan oleh
Menteri, permohonan pengesahan diajukan secara tertulis
c. Pasal 13: perbuatan hokum yang dilakukan oleh pengurus Yayasan sebelum Yayasan
berstatus BH ditanggung oleh pengurus scara tanggung renteng
d. Pasal 24: pengurus Yayasan diangkat oleh pembina untuk 5 tahun. Pengurus
setidaknya terdiri dari: ketua, sekretaris, dan bendahara
e. Pasal 33: penggantian pengurus disampaikan secara tertulsi pada Menteri paling
lambat 30 hari
f. Pasal 38: Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi
dengan Yayasan, Pembina, Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau seseorang
yang bekerja pada Yayasan.
g. Pasal 52:
i. Ikhtisar LK (tahunan) wajib diumumkan pada surat kabar harian bagi
Yayasan yang memperoleh bantuan diatas 500jt rupiah, atau mempunyai
kekayaan diluar harta wakaf sebesar 20M. LK harus diaudit oleh akuntan
public dan disampaikan kepada pembina Yayasan dan Menteri
ii. LK disusun sesuai SAK yang berlaku

5. UU No. 44/2009
a. Pasal 4: tugas RS: memberi pelayanan kesehatan perorangan
b. Pasal 6: pemerintah dan pemda bertanggung jawab menyediakan RS
c. Pasal 7: syarat2 RS: memenuhi syarat lokasi (8), bangunan (9-10), prasarana (11),
SDM (12-14), kefarmasian (15) dan peralatan (16)
d. Jenis rumah sakit
i. Pasal 19: berdasarkan jenis pelayanan; umum: semua bidang dan jenis
penyakit; khusus: 1 bidang atau jenis penyakit
ii. Pasal 20: pengelolaan -> public (dikelola pemerintah), privat: tujuan profit,
dikelola PT atau persero
iii. Pasal 22-24: RS Pendidikan: menyelanggarakan pendidikan dan penelitian di
bidang kedokteran dan tenaga kesehatan
e. Klasifikasi: Pasal 24 -> RS Umum: A-D; RS Khusus: A-C
f. Pasal 25-27: Perizinan RS
i. RS wajib memiliki izin
ii. Izin mendirikan 2 tahun
iii. Izin beroperasi: 5 tahun
iv. Izin RS Kelas
1. A: oleh pemprov
2. B: o/ pemprov atas dasar rekomen pemda kab/kota
3. C: o/ pemda atas dasar rekomen pemda kab/kota
v. Pencabutan izin RS: habis izin, tdk memenuhi standar, melanggar peraturan,
perintah pengadilan
g. Pasal 29: kewajiban RS; Pasal 30: hak RS
h. Pasal 31: kewajiban pasien; pasal 32: hak pasien
i. Pasal 33-35 pengorganisasian RS
i. Kepala RS, tenaga structural
ii. Pemilik RS tdk boleh merangkap sbg kepala RS
j. Pasal 36-39
i. Setiap tindakan dokter perlu mendapat persetujuan pasien/keluarga
ii. Menyimpan rahasia kedokteran
iii. Harus dilakukan audit kinerja dan audit media
k. Pasal 40: akreditasi -> dilakukan 3 tahun sekali
l. Pasal 52-53: setiap RS wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan
RS dalam bentuk sistem informasi manajemen RS
m. Pasal 56: dewan pengawas RS bersifat independent, dibentuk untuk menentukan
kebijakan RS, menyetujui dan mengawasi pelaksanaan kegiatan RS
n. Pasal 58-60: badan pengawas RS
i. Tugas: membuat pedoman ttg pengawasan RS,
o. Pasal 62-63: RS yg tdk memiliki izin di pidana paling lama 2 tahun dan denda makx
5M; utk RS privat dendanya 3x lipat

Anda mungkin juga menyukai