Anda di halaman 1dari 3

Net Operating Working Capital, Arus Kas operasi, dan Arus

Kas Bebas

Bila dipandang dari segi manajemen keuangan, aset suatu perusahaan terbagi ke
dalam kelompok aset operasi (istilah lainnya adalah modal operasi) dan aset non
operasi. Aset operasi atau modal operasi merupakan aset yang diperlukan oleh suatu
perusahaan agar dapat beroperasi yang terdiri dari aset lancar dan aset tetap bersih.
Aset-aset lain selain aset lancar dan aset tetap bersih termasuk ke dalam aset non
operasi yang dapat berupa tanah yang dimiliki untuk investasi jangka panjang, efek
jangka di perusahaan lain, atau efek lain yang dimiliki bukan ditujukan untuk
likuiditas. Aset operasi penting artinya bagi perusahaan yang ingin menjaga agar
operasi perusahaan tetap berjalan dan berkembang. Umumnya perusahaan lebih
banyak memiliki aset operasi ketimbang aset non operasi. Arus kas yang dihasilkan
dari aset operasi sering kali dijadikan sebagai dasar untuk menilai suatu perusahaan
atau dengan kata lain nilai suatu perusahaan didasarkan arus kas operasi yang
merupakan kemampuan aset operasi dalam menghasilkan kas yang tersedia bagi
perusahaan.

Tidak semua dana yang diperoleh perusahaan berasal dari investor atau pemberi
pinjaman yang menyebabkan timbulnya biaya modal seperti deviden dan capital
gain bagi investor dan bunga bagi pemberi pinjaman. Terdapat pula dana perusahaan
yang diperoleh tanpa mengharuskan perusahaan menanggung biaya modal. Aset
tersebut diantaranya adalah utang dagang, utang gaji (accrued wages), dan utang
pajak (accrued tax). Adanya utang gaji dan utang pajak memberikan gambaran
seolah-seolah karyawan dan otoritas pajak memberikan “kredit” terhadap perusahaan.
contohnya jika perusahaan memerlukan aset lancar sebesar Rp 100 juta namun di
samping itu perusahaan dapat memperoleh utang dagang sebesar Rp 20 juta dan utang
gaji sebesar Rp 10 juta, maka dengan demikian investor hanya perlu memberikan
dana sebesar Rp 70 juta karena Rp 30 juta sisanya sudah di-supply oleh pihak lain
(pemasok dan karyawan). Utang dagang dan akrual seperti utang gaji dan utang pajak
adalah pendanaan yang “gratis” karena perusahaan tidak perlu menanggung biaya atas
penggunaan dana tersebut. Dana yang diperoleh secara “gratis” tersebut disebut
dengan dana yang diperoleh secara spontan. Disebut demikian karena dana “gratis”
tersebut timbul dari aktivitas operasi normal perusahaan dan perusahaan tidak perlu
melakukan tindakan khusus untuk mendapatkannya seperti pergi ke bank atau
menerbitkan efek baik obligasi maupun saham atau sekuritas jangka pendek.

Aset lancar yang dimiliki perusahaan sering disebut juga dengan istilah Operating
Working Capital (modal kerja operasi). Para analis sering memusatkan perhatian
terhadap apa yang disebut dengan Net Operating Working Capital (modal kerja
operasi bersih) dalam mengevaluasi posisi dan nilai keseluruhan perusahaan
(Brigham, 2010:106). Dengan melihat NOWC, kita dapat mengetahui seberapa
banyak aset lancar yang dimiliki jika dikurangi dengan seluruh kewajiban lancar tanpa
bunga. NOWC dirumuskan sebagai berikut:

NOWC = Aset lancar – kewajiban lancar tanpa bunga

Sedangkan Net Operating Working Capital ditambah aset tetap bersih (harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) disebut dengan Total Modal Operasi.
Rumusannya adalah sebagai berikut:

Total Modal Operasi = NOWC + Aset Tetap Bersih

Manajer keuangan menciptakan nilai dengan memperoleh dana kemudian


mengivestasikan dana tersebut dalam aset operasi dan menghasilkan arus kas dari aset
operasi tersebut yang kemudian akan menentukan nilai perusahaan. Arus kas operasi
dihitung dengan rumus berikut:

Arus Kas Operasi = EBIT (1-Tax) + Penyusutan + Amortisasi

Earning Before Interest and Tax (EBIT) yang dikurangi dengan EBIT yang dikalikan
dengan tarif pajak disebut dengan Net Operating Profit After Tax (NOPAT). NOPAT
menggambarkan laba usaha yang akan diperoleh perusahaan jika perusahaan
diasumsikan tidak memiliki hutang berbunga. Dengan demikian rumus arus kas
operasi di atas dapat kita jabarkan kembali seperti berikut:

Arus Kas Operasi = NOPAT + Penyusutan dan Amortisasi

Arus Kas Operasi dikurangi dengan investasi dalam pengeluaran modal (pembelian
aset tetap, investasi dalam produk baru, dan investasi dalam modal kerja operasi
bersih) disebut dengan Free Cash Flow (Arus Kas Bebas). Free Cash
Flow mencerminkan arus kas yang dihasilkan dan tersedia untuk dibagikan kepada
investor (pemegang saham dan pemegang obligasi) setelah perusahaan melakukan
seluruh investasi dalam aset tetap, produk baru, dan modal kerja operasi bersih yang
dibutuhkan untuk mempertahankan operasi perusahaan yang sedang berjalan. Dengan
demikian, rumus dari Free Cash Flow (FCF) atau Arus Kas Bebas adalah seperti
berikut:

FCF = Arus Kas Operasi – Investasi dalam modal operasi

FCF = (EBIT (1-Tax) + Penyusutan + Amortisasi) – (Pengeluaran Modal +


Perubahan NOWC)

FCF didefinisikan dengan dua cara:


1. Arus kas yang tersedia bagi pemegang saham dan pemegang obligasi
2. Arus Kas yang tersedia bagi pemegang saham, setelah pembayaran bunga

Definisi pertama adalah yang paling sering digunakan oleh para analis dan
diaplikasikan pada rumus di atas. FCF yang dihitung dengan persamaan di atas dapat
didiskontokan dengan rata-rata tertimbang biaya modal (Weigted Average Cost of
Capital – WACC) untuk menghitung nilai perusahaan. Sedangkan FCF yang tersedia
bagi pemegang saham setelah pembayaran bunga harus didiskontokan dengan biaya
saham biasa untuk menghitung nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai