Anda di halaman 1dari 7

BAB II

HUBUNGAN PIHAK KETIGA, PERLUASAN USAHA DAN PEMBUBARAN


Hubungan antar Sekutu Firma
Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu
sekutu komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer
menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga
Hubungan antar Sekutu Firma
Berikut ini adalah hak dan kewajiban setiap sekutu terhadap
persekutuan. Hak dan tanggung jawab sekutu firma:
Setiap anggota berhak untuk melakukan pengumuman dan
bertindak keluar atas nama firma
Perjanjian yang dibuat oleh seorang anggota, juga mengikat
anggota lainnya
Segala sesuatu yang diperoleh oleh seorang anggota menjadi harta
firma
Tiap-tiap anggota secara tanggung menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnya atas perikatan firma yang disebut dengan
tanggung jawab solider.
Hubungan dengan Pihak Ketiga
Selain hubungan antar sekutu, firma juga memiliki hubungan dengan pihak
ketiga. Hubungan hukum antara sekutu firma dengan pihak ketiga meliputi
ketentuan:
Sekutu yang telah keluar secara sah masih dapat dituntut oleh pihak ketiga
atas dasar perjanjian yang belum dibereskan pembayarannya.
Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi
kepentingan persekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari
kewenangan itu.
Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan
persekutuan firma, meskipun di buat oleh sekutu lain, termasuk juga
perikatan karena perbuatan melawan hukum.
Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan persekutuan
firma tidak ada karena tidak ada akta pendirian, maka pihak ketiga itu
dapat membuktikan adanya persekutuan firma dengan segala macam alat
pembuktian.
Perluasan Usaha
Usaha firma memiliki kemudahan untuk memperluas usaha
dikarenakan jumlah modalnya jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan usaha perseorangan. Mayoritas tujuan dari pendirian firma
adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih
kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Ekspansi atau
perluasan usaha tersebut dapat berupa kegiatan perluasan dari
perusahaan baik berupa perluasan fisik, yang menyangkut perluasan
pabrik, atau penambahan mesin-mesin, untuk peningkatan produksi,
maupun perluasan pasar.
Pembubaran Firma

Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam


ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal
1652 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan
Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD.
Pembubaran Firma
Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal yang
menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu:
Lewatnya jangka waktu sebagaimana dlm akta pendirian
Pengunduran diri atau pemberhentian sekutu
Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan
persekutuan firma;
Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu; dan
Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah
pengampuan atau dinyatakan pailit.

Anda mungkin juga menyukai