Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI BACILLUS SUBTILLIS

TERHADAP NILAI KUAT TEKAN TANAH DENGAN VARIASI KULTUR

THE EFFECT OF BACILLUS SUBTILLIS BACTERIAL ADDITION ON


SOIL UNIFIED COMPRESSION TEST (UCT) VALUE WITH CULTURE
VARIATION

Siti Faoziah I.A, Tri Harianto, Siti Hijraini Nur


Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi
Siti Faoziah I.A
Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Hasanuddin Makassar 92171
Hp : 085242624064
Email : sfaoziahia@gmail.com

1
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI BACILLUS SUBTILLIS
TERHADAP NILAI KUAT TEKAN TANAH DENGAN VARIASI KULTUR
SITI FAOZIAH I.A
D111 13 044
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email: sfaoziahia@gmail.com

Dr.Eng. Tri Harianto, S.T., M.T. Siti Hijraini Nur, S.T., M.T.
Pembimbing I Pembimbing II
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7 Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa Kampus Gowa
Gowa 92171, Sul-Sel Gowa 92171, Sul-Sel

ABSTRAK

Salah satu metode yang baik dan ramah lingkungan dalam menstabilisasi tanah ialah
dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan merupakan lokal Indonesia
dengan jenis Bacillus Subtillis. Tugas akhir ini membahas tentang tindakan stabilisasi
tanah pada tanah lempung dengan bakteri Bacillus Subtillis. Karakteristik tanah yang
diteliti ialah karakteristik mekanik dengan melakukan pengujian kuat tekan tanah.
Metode pelaksanaanya ialah melakukan pengujian karakterisktik fisis yang telah
diambil pada lokasi. Kemudian melakukan pengujian pemadatan dan kuat tekan pada
tanah asli. Tanah lempung dicampurkan dengan bakteri dengan variasi kultur (umur)
bakteri dengan persentase larutan bakteri yang setelah itu juga diperam dengan variasi
waktu berbeda beda. Variasi kultur bakteri 1,5(fase permulaan), 3 hari (stasioner), 6
hari (fase kematian) dengan persentase 2%,4%,6%,8%, dan 10% larutan bakteri
dengan waktu pemeraman dari 3 hari, 7 hari, 14 hari hinnga 28 hari. Hasil analisis yang
diperoleh ialah nilai parameter kuat tekan tanah pada tanah lempung yang dicampurkan
dengan bakteri Bacillus Subtllis mengalami peningkatan secara kontinu. Komposisi
optimum yang diperoleh untuk menstabilkan tanah lempung sebesar 375.756 kg/cm2
pada penambahan 6% bakteri kultur 6 hari dengan masa pemeraman 28 hari (12 kali
lebih besar dari kuat tekan tanah asli tanpa campuran).
Kata Kunci : Stabilisasi tanah dengan mikroorganisme, tanah lempung, Bacillus
Subtillis, pengujian kuat tekan tanah.

2
THE EFFECT OF BACILLUS SUBTILLIS BACTERIAL ADDITION ON
SOIL UNIFIED COMPRESSION TEST (UCT) VALUE WITH CULTURE
VARIATION

SITI FAOZIAH I.A


D111 13 044
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email: sfaoziahia@gmail.com

Dr.Eng. Tri Harianto, S.T., M.T. Siti Hijraini Nur, S.T., M.T.
Pembimbing I Pembimbing II
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 7 Jl. Poros Malino Km. 7
Kampus Gowa Kampus Gowa
Gowa 92171, Sul-Sel Gowa 92171, Sul-Sel

ABSTRACT
One of the good and friendly environment method in soil stabilization is by
microorganism. Microorganism in this research used Indonesian local Bacillus
subtillis. This final project is talking about the action of soil stabilization for soft soil
with Bacillus subtillis. Soil characteristic which is want to be investigated in this
research is mechanical characteristic of soil. The implementation method is by
performing soil properties test to the undisturbed sample. Then perform compaction
test and unified compression test (UCT) to the soil. Soft soil mixed with bacteria with
bacteria culture time variation, bacteria amount variation, and also variation in curing
time. Bacteria culture varies from 1,5 days (beginning phase), 3 days (stationary), and
6 days (death phase) percentage amount of bacteria varies from 2%,4%,6%,8%, and
10% with 3 days, 7 days, 14 days until 28 days of curing time. Based on analysisThe
result of analysis result, obtained the UCT value of the soil that have been mixed with
Bacillus subtillis increased continuously. Also the optimum composition which reach
the highest UCT value, 375.756 kg/cm2 is by mixing 6% of 6 days cultured bacteria
with 28 days of curing (12 times bigger than UCT value of undistrurbed sample).
Keywords: Soil Stabilisation with microorganism, soft soil, Bacillus subtillis, Bacteria
culture, Unified Compression Tes

3
BAB I PENDAHULUAN memperbaiki tanah jenis ini agar dapat
di manfaatkan dalam pembangunan
1.1 Latar Belakang
konstruksi. Usaha stabilisasi tanah
Banyak masalah yang terjadi
yang biasa dilakukan pada tanah
pada pekerjaan dibidang teknik sipil
lempung ini dengan menambahkan
hal ini disebabkan karena jenis tanah
bahan kimia pada tanah, contohnya
itu sendiri. Suatu konstruksi bangunan
dengan mikroorganisme yang
memerlukan kondisi tanah yang harus
digunakan dalam Tugas Akhir ini.
melalui proses pengendalian mutu.
Stabilissasi yang di lakukan
Tanah dialam terdiri dari
sebagai salah satu mikroorganisme
campuran butiran-butiran mineral atau
seperti Bakteri Bacillus Subtilis yang
dengan kandungan bahan organik.
diyakini dapat memperbaiki
Jenis tanah yang mengandung
karakteristik tanah sehingga sesuai
campuran bahan- bahan mineral dan
dengan penggunaan tanah yang
silikat disebut tanah lempung. Suatu
dikehendaki (misalkan untuk
konstruksi bangunan memerlukan
meningkatkan kekuatan tanah pondasi
kondisi tanah yang harus melalui
bangunan, stabilisasi subgrade
proses pengendalian mutu. Namun di
dibawah jalan raya, penguatan
Indonesia sendiri tidak semua
tanggul, dll). Penggunaan bahan
memiliki kondisi tanah yang sesuai
tambah biologis pada tanah sebagai
untuk dijadikan bahan dasar
bahan stabilisasi sudah mulai
konstruksi.
dilakukan di Indonesia, alternatif
Usaha-usaha untuk
bahan tambah ini tidak merusak
memperbaiki tanah jenis ini telah
lingkungan seperti bahan kimia selain
banyak dilakukan dengan metode
itu mikroorganisme yang digunakan
stabilisasi tanah. Stabilitasi dapat
adalah mikroorganisme yang hidup di
dilakukan dengan meningkatkan nilai
Indonesia. Sehingga dengan beberapa
kohesi atau sudut geser, menambah
keuntungan tersebut maka
bahan yang menyebabkan perubahan
digunakanlah bakteri Bacillus Subtilis
kimiawi atau fisis tanah, dan
sebagai bahan stabilisasi tanah.
penurunan muka air tanah. Stabilisasi
tanah meliputi pencampuran tanah
1.2 Rumusan Masalah
dengan tanah lain untuk memperoleh
1. Bagaimana karakteristik fisik
gradasi yang di inginkan, atau
sampel tanah asli?
pencampuran tanah dengan bahan-
2. Bagaimana pengaruh
bahan buatan pabrik sehingga sifat
penambahan larutan Bakteri
teknis tanah menjadi lebih baik. Oleh
Bacillus Subtilis terhadap
karena itu, diperlukan untuk

4
peningkatan nilai kuat tekan bebas pengujian CBR (California
pada tanah lempung dengan Bearing Ratio).
variasi kultur? 4. Hasil stabilitasasi yang di
maksudkan disini adalah nilai
kuat tekan tanah yang di
1.3 Maksud dan Tujuan variasikan dengan kultur bakteri.
Masalah 5. Variasi Kultur Bakteri Bacillus
1. Untuk mempelajari karakteristik Subtilis untuk dijadikan bahan
fisik dan mekanik sampel tanah stabilisasi tanah adalah kultur
yang membutuhkan stabilisasi. bakteri 1,5 Hari (Fase
2. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan), 3 Hari (Fase
penambahan larutan Bakteri Stasioner), 6 Hari (Fase
Bacillus Subtilis terhadap Kematian).
peningkatan nilai kuat tekan tanah 6. Presentase larutan bakteri
pada tanah lempung dengan Bacillus Subtilis yaitu tanah
variasi kultur lempung + 2 % larutan bakteri
Bacillus Subtilis, 4 % larutan
1.4 Manfaat Penelitian bakteri Bacillus Subtilis, 6 %
Untuk mencari salah satu larutan bakteri Bacillus Subtilis, 8
alternatif bahan stabilisasi % larutan bakteri Bacillus
untuk tanah lempung. Subtilis, 10 % larutan bakteri
Bacillus Subtilis. Dengan masa
1.5 BATASAN MASALAH pemeraman tiap penambahan
1. Tanah yang digunakan dalam larutan bakteri yaitu 3,7,14 dan 28
penelitian ini ialah tanah hari
lempung.
2. Penelitian hanya meneliti sifat-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
sifat fisik dan mekanik tanah
lempung tidak meneliti unsur 2.1 Tanah
kimia tanah tersebut. Tanah didefinisikan sebagai
3. Sifat-sifat fisis dan mekanis tanah material yang terdiri dari agregat
yang dianalisis ysitu pemeriksaan (butiran) mineral-mineral padat yang
kadar air, berat jenis spesifik, tidak tersementasi (terikat secara
batas-batas atterberg, analisa kimia) satu sama lain dari bahan-
ukuran butir, pengujian bahan organik yang telah melapuk
pemadatan (kompaksi) dan disertai dengan zat cair dan zat gas
yang mengisi ruang-ruang kosong di

5
antara partikel-partikel padat. Tanah ke dalam danau atau di dekat garis
terbentuk dari terjadinya pelapukan pantai pada muara sungai.
batuan menjadi partikel-partikel yang 5. Lempung (clay), partikel mineral
lebih kecil akibat proses mekanis dan yang berukuran lebih kecil dari
kimia. Pelapukan mekanis disebabkan 0.002 mm. Partikel-partikel ini
oleh memuai dan menyusutnya batuan merupakan sumber utama dari
akibat perubahan panas dan dingin kohesi pada tanah yang kohesif.
yang terus menerus yang akhirnya 6. Koloid (colloids), partikel mineral
menyebabkan hancurnya batuan yang “diam” yang berukuran lebih
tersebut. Ketiga bagian yang kecil dari 0.001 mm.
membentuk tanah, yaitu udara, air, dan Tanah terbentuk dari
partikel-partikel tanah itu sendiri akan terjadinya pelapukan batuan menjadi
membentuk suatu gumpalan yang partikel-partikel yang lebih kecil
mempunyai massa total tanah. akibat proses mekanis dan kimia.
Menurut Bowles, tanah adalah Pelapukan mekanis disebabkan oleh
campuran partikel-partikel yang terdiri memuai dan menyusutnya batuan
dari salah satu atau seluruh jenis akibat perubahan panas dan dingin
berikut: yang terus menerus yang akhirnya
1. Berangkal (boulders), merupakan menyebabkan hancurnya batuan
potongan batu yang besar, tersebut. Ketiga bagian yang
biasanya lebih besar dari 250 mm membentuk tanah, yaitu udara, air, dan
sampai 300 mm. untuk kisaran partikel-partikel tanah itu sendiri akan
antara 150 mm sampai 250 mm, membentuk suatu gumpalan yang
fragmen batuan ini disebut mempunyai massa total tanah.
kerakal (cobbles).
2. Kerikil (gravel), partikel batuan 2.2 Klasifikasi Tanah
yang berukuran 5 mm sampai 150 System klasifikasi tanah
mm. dimaksudkan untuk menentukan dan
3. Pasir (sand), partikel batuan yang mengidentifikasi tanah dengan cara
berukuran 0.074 mm sampai 5 sistematis guna menentukan
mm, berkisar dari kasar (3-5 mm) kesesuaian terhadap pemakaian
sampai halus (kurang dari 1 mm). tertentu dan juga berguna untuk
4. Lanau (silt), partikel batuan menyampaikan informasi mengenai
berukuran dari 0.002 mm sampai kondisi tanah dari suatu daerah ke
0.074 mm. Lanau dan lempung daerah lain dalam bentuk suatu data
dalam jumlah besar ditemukan dasar.
dalam deposit yang disedimentasi

6
Adapun system klasifikasi jumlah tanah yang lolos ayakan
tersebut adalah sebagai berikut: No. 200. Sedangkan tanah yang
1. Klasifikasi Berdasarkan Tekstur masuk dalam golongan A-4, A-5,

dan Ukuran A-6, dan A-7 adalah tanah


Tekstur tanah dipengaruhi oleh lempung atau lanau.
ukuran tiap-tiap butir yang ada Tabel 2.1 Klasifikasi tanah untuk
dalam tanah. System klasifikasi Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya
tanah berdasarkan tekstur
dikembangkan oleh Departemen 3. Sistem Klasifikasi Unified
Pertanian Amerika dan klasifikasi (USCS)
internasional yang dikembangkan Sistem klasifikasi Unified pada
oleh Atterberg. Tekstur tanah mulanya diperkenalkan oleh Prof.
dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap Arthur Cassagrande pada tahun
butir yang ada dalam tanah. 1942 untuk dipergunakan pada
2. Sistem Klasifikasi AASHTO pekerjaan pembuatan lapangan
Sistem ini dikembangkan pada terbang selama Perang Dunia II.
tahun 1929 sebagai Public Road Sistem ini disempurnakan oleh
Administration Classification United Bureau of Reclamation
System. Dalam system ni tanah pada tahun 1952.
dikelompokkan menjadi tujuh Sistem ini mengelompokkan
kelompok besar yaitu A-1 sampai tanah ke dalam tiga kelompok
dengan A-7. Tanah yag termask besar, yaitu:
dalam golonga A-1, A-2. Dan A-3 • Tanah berbutir kasar (Coarse-
termasuk dalam tanah berbutir Grained-Soil), yaitu tanah
dimana 35% atau kurang dari kerikil dan pasir dimana

7
kurang dari 50% berat total tanah dengan bahan-bahan buatan
contoh tanah lolos ayakan pabrik sehingga sifat-sifat teknis
No. 200. menjadi lebih baik.
• Tanah berbutir halus (Fine- Menurut Joseph E Bowles
Grained-Soil), yaitu tanah (1984), stabilisasi merupakan salah
dimana lebih dari 50% berat satu tindakan berikut:
total contoh tanah lolos 1. Menambah kerapatan tanah
ayakan 50%. 2. Menambah material yang tidak
• Tanah organik yang dapat aktif sehingga meningkatkan
dikenal dari warna, bau, dan kohesi atau tahanan geser
sisa tumbuh tumbuhan yang 3. Menambah material untuk
terkandung didalamnya. menyebabkan perubahan kimiawi
dan fisis material tanah
Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah 4. Menurunkan muka air
Menurut USCS 5. Mengganti tanah yang buruk
Bowles menjelaskan pekerjaan
yang dapat dilakukan untuk
mendukung tindakan- tindakan di atas
tersebut, terdapat beberapa pekerjaan,
yaitu;
• Mekanis: pemadatan dengan
berbagai jenis peralatan mekanis
seperti mesin gilas (roller), benda-
2.3 Stabilisasi Tanah benda berat yang dijatuhkan,
Tanah dengan beragam eksplosif, tekanan staris,
sifatnya tersebar di seluruh wilayah pembekuan, pernanasan dan
menjadi satu unsur penting untuk lainnya.
pelaksanaan proyek pembangunan. • Bahan pencampur: menambahkan
Ada yang bersifat sangat lepas, mudah kerikil pada tanah kohesif,
tertekan (mengalami penurunan), menambahkan lempung pada
permeabilitas yang tinggi, serta sifat tanah berbutir kasar, mencarnpur
lainnya yang membuat tanah tersebut bahan kimia seperti semen
tidak dapat digunakan pada proyek Portland, gamping, abu barubara,
pembangunan. Proses stabilitas tanah kalsium klorida, limbah pabrik-
meliputi pencampuran tanah dengan pabrik kertas, dan lainnya.
tanah lain untuk memperoleh gradasi • Suntikan (grouting): suatu injeksi
yang diinginkan, atau pencampuran dari campuran kerual (larutan).

8
Stabilisasi dengan bahan dan mampu memproduksi enzim
tambah juga sering disebut stabitisasi uerase.
kimiawi yang bertujuan untuk
memperbaiki sifat teknis tanah dengan 2.4.3. Kurva Pertumbuhan
mencampur tanah dengan Mikroorganisme
menggunakan bahan tambah dengan Apabila sejumlah sel mikroba
perbandingan tertentu. (contoh: Bakteri) ditanam kedalarm
suatu medium baru, maka sel-sel
2.4 Bakteri Bacillus Subtilis bakteri tersebut tidak akan segera
Bakteri yang berperan dalam membelah diri. Bila pada waktu-waktu
pembusukan daging, salah satunya tertentu jumlah populasi bakteri
yaitu bakteri Bacillus Subtilis. Bakteri tersebut dihitung dan hasilnya diplot
ini memiliki karakter-karakter tertentu dalam grafik hubungan antara jumlah
dan spesifik. Berikut adalah klasifikasi sel dengan waktu generasi (waktu
Bacillus Subtilis: yang dibutuhkan sampai populasi
selnya menjadi dua kal lipat),
2.4.1. Klasifikasi lazimnya jumlah populasi selnya
Kingdom : Procaryorae dinyatakan dalam logaritrna jumlah.
Divisi : Firmicutes Dari profil garis grafik penumbuhan
Kelas : Schizomycetes set bakteri tersebut, dapat dikenal fase-
Bangsa (Ordo) : EubacteriaIes fase pertumbuhan populasi sel bakteri
Suku (Familia) : Bacillaceae tersebut (gambar 2.1)
Marga (Genus) : Bacillus
Jenis (Spcsies) : Baciilus Subtilis

2.4.2. Sifat dan Morfologi


Bacillus Subtilis merupakan
bakteri berbentuk barang berukuran
0.5-2,5 x 1,2-10 mikron, tersusun
dalam sepasang atau bentuk rantai,
dimana silika meliputi seluruh
permukaan sel. Berdasarkan hasil Gambar 2.1 Fase-Fase Pertumbuhan
Laboratoriurn Mikro oleh Sri pada Juli Sel Bakteri
2003, karakteristik biokimia bacillus
subtilis menunjukkan bahwa bakteri
ini mampu mengurai bahan organik 1. Fase Permulaan

9
Dikenal pula dengan initial phase Secara individual, makin lama ukuran
atau lag phase atau laten phase. sel makin mendekati maksimum. lni
Dalam fase ini bakteri belum disebabkan oleh adanya kemasukan
mengadakan perbanyakan sel, air imbibisi dan adanya permulaan
bahkan sebagian sel bakteri mati, aktivitas metabolisme.
hingga hanya sel yang kuat saja yang 3. Fase Penumbuhan Logaritma
bertahan hidup. Ukuran sel membesar (Logaruhm Phase atau
yang disebabkan oleh adanya Exponential Phase)
pemasukan air imbibisi kedalam sel. Selama fase ini kecepatan
Secara teoritis, keadaan laten atau leg pertumbuhan populasi sel berjalan
dari populasi bakteri ini diakibatkan maksimum dan konstan, sangat tepat
oleh pasokan metabolit yang tidak bila digambarkan dengan logaritma,
mencukupi, atau oleh tidak aktifnya apabila kecepatan simesisnya
suatu enzim hingga keseluruhan dinyatakan dengan kecepatan
metabolisme terhambat. lni penumbuhan spesifik.
disebabkan oleh keberadaan sel Bila populasi sel yang sedang
bakteri dalam lingkungan baru hingga mengalami fase ini dipindahkan ke
sel harus menyesuaikan diri dalarn dalam medium baru dengan
lingkungan yang baru tersebut. komposisi nutrian yang sama dengan
2. Fase Pertumbuhan yang kondisi lingkungan yang juga sama.,
Dipercepat (Accelerated Growth maka di dalam medium baru populasi
Phase) sel ini akan langsung mengalami fase
Selama fase ini, sel bakteri belum logaritma. Jadi tidak mengawali
memperbanyak diri. Kecepatan pertumbuhan dengan fase permulaan
penumbuhannya makin lama makin dan fase pertumbuhan dipercepat.
meningkat. Bila kecepatan 4. Fase Pertumbuhan Mulai
pertumbuhan diberikan dalam waktu Terhambat (Phase of Negative
generasi (doubling time, td, yaitu Accelerated Growth)
waktu yang dibutuhkan populasi sel Dimulai dari awal fase ini,
untuk melipatkan jumlahnya menjadi kecepatan pertumbuhan, makin lama
dua kali lipat, maka waktu makin menurun penghambatan
generasinya makin lama makin pertumbuhan dapat diakibatkan oleh
pendek). Sedangkan kecepatan berbagai sebab dalam banyak hal,
penumbuhannya dinyatakan dalam penurunan kecepatan pertumbuhan ini
kecepatan tumbuh spesifik (specific diakibatkan oleh kehabisan nultisi.
growth rule,µ = maka kecepatan Tetapi sering terjadi walaupun
tumbuhnya makin lama makin tinggi). pasokan nutrisi diberikan dengan

10
cukup, penurunan kecepatan 6. Fase Kematian Dipercepat dan
penumbuhan tetap berjalan. Fase Kematian Logaritma
Umumnya ini disebabkan oleh Kedua fase ini biasanya dijadikan
akumulasi substansi toksik hasil satu menjadi fase yang menurun
metabolisme sel, yang menghambat (phase of decline). Selama fase ini
dapat menghambat pertumbuhan sel. jumlah sel yang hidup makin lama
Substansi ini memungkinkan pula makin rnenurun, sedangkan jumlah
menyebabkan tepresi terhadap kerja kematian sel makin banyak. Kematian
sistem sintesis enzim, yang ini disebabkan oleh kondisi
mengakibatkan terhentinya transkripsi lingkungan yang memburuk, terutama
kode genetik dari gen tertentu hingga sekali oleh makin banyaknya
pembentukan enzim baru terhenti akumulasi hasil metabolisme yang
sama sekali, Selanjutya perubahan toksik terhadap sel. Lamanya fase ini
kondisi lingkungan, seperti perubahan tergantung pada kondisi
pil yang tajam sebagai akibat lingkungannya sendiri (M.Natsir
metabolisme sel, dapat mengakibatkan Djide dan Sartini.2012).
penghambatan terhadap pertumbuhan
sel. 2.4.4. Pengaruh bakteri dalam
5. Fase Stasioner atau Fase Konstan menstabilkan tanah
Karena adanya penurunan kadar Bakteri urease akan
nutrien dan adanya penimbunan zat- mengkatalisis urea sehingga melepas
zat yang bersifat racun, maka ion karbonat, yang selanjutnya akan
kecepatan pertumbuhan dan terikat dengan ion kalsium dari CaCl2
perbanyakan mikroorganisme akan dan mempresipitasikan Kalsium
terhambat. Selain daripada itu juga Karbonat/Kalsit (CaCO3). Kalsit
jumlah mikroorganisme yang mati inilah yang mengikat partikel tanah
semakin meningkat, sehingga jumlah satu sama lain. Sehingga presipitasi
mikroorganisme yang mati sama kalsium karbonat merupakan proses
dengan yang hidup. yang utama dalam teknik biogroutiug.
Panjang pendek fase stasioner ini Teknik tersebut bekerja pada tingkat
sangat tergantung pada kepekaan pori-pori yaitu memperbaiki kondisi
mikroorganisme dalam menghadapi tanah dengan meningkatkan kekuatan
faktor-faktor pertumbuhan serta dan kekakuan (stiffness).
perubahan- perubahan yang
berlangsung dalam mediumnya.
BAB III METODOLOGI
Semakin peka bakteri itu, semakin
PENELITIAN
pendek pula fase stasionernya.

11
3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.2.2. Penyiapan Alat
Penelitian ini dilakukan sejak 1. Satu set alat pengujian kadar air
bulan Oktober 2016 hingga Mei 2017 untuk menentukan kadar air
dengan beberapa lokasi penelitian sampel tanah yang digunakan
yaitu: pada penelitian ini.
1. Laboratorium Mekanika Tanah 2. Satu set alat pengujian berat jenis
Departemen Sipil Fakultas Teknik untuk mengetahui berat jenis
Universitas Hasanuddin, Gowa. sampel tanah yang digunakan
2. Laboratorium Mikrobiologi pada penelitian ini.
Fakultas Farmasi Universitas 3. Satu set alat pengujian batas-batas
Hasanuddin, Makassar. atterberg untuk menentukan batas
3. Laboratorium Mekanika Tanah cair, batas plastis dan batas susut
Jurusan Teknik Sipil Politeknik sampel tanah yang digunakan
Negeri Ujung Pandang. pada penelitian ini.
Jenis penelitian ini adalah 4. Satu set alat pengujian pemadatan
penelitian eksperimen berupa (kompaksi) untuk mengetahui
pengujian tanah lempung distabilisasi nilai berat isi kering dan kadar air
dengan larutan bakteri Bacillus optimum dari sampel tanah
Subtilis. maupun campuran tanah dengan
bahan stabilisasi yang digunakan
3.2. Penyiapan Bahan dan Alat pada penelitian ini.
3.2.1. Penyiapan Bahan Uji yang 5. Pipa paralon dengan ukuran yang
digunakan disesuaikan dengan cetakan
Jenis tanah yang digunakan sampel kuat tekan bebas, yaitu
dalam penelitian ialah tanah lempung dengan diameter 4,5 cm dan
yang diperoleh dalam kondisi tinggi 9 cm yang dibungkus
terganggu di daerah Saluran Irigasi dengan plastic dan diikat dengan
Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. karet gelang. Jumlah cetakan
Dan bakteri yang digunakan sebagai disesuaikan dengan jumlah
bahan stabilisasi di dapatkan dari sampel yang dibuat.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas 6. Wadah pencampuran serta gelas
Farmasi Universitas Hasanuddin serta ukur yang dibutuhkan pada saat
media pencampur bakteri dibuat di mencampur sampel tanah dengan
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan bakteri Bacillus Subtilis.
Biologi Fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin. 3.3. Pekerjaan Laboratorium

12
1. Penumbuhan bakteri Bacillus Laboratorium Mekanika Tanah
Subtilis dilakukan di Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Laboratorium Mikrobiologi Negeri Ujung Pandang.
Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin. 3.3.1. Pembuatan Larutan Bakteri
2. Pengujian tanah lempung Bacillus Subtilis
dilakukan di Laboratorium a. Medium B4
Mekanika Tanah Departemen Komposisi:
Sipil Fakultas Teknik Universitas Urea 20 gr
Hasanuddin ialah pengujian sifat Nutrien Brouth 3 gr
fisik (kadar air, berat jenis, NaHCO3 2,12 gr
analisa saringan dan hidrometer, CaCl2.2H2O 4,14 gr
serta batas kosistensi) dan sifat NH4Cl 10 gr
mekanik (pengujian kompaksi, Cara Membuat:
dan kuat tekan bebas). a. Bahan-bahan diatas
3. Dilaboratorium Mekanika Tanah dimasukkan ke dalam gelas
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Erlenmeyer. Kemudian
Negeri Ujung Pandang dilakukan dilarutkan dengan air suling
pencampuran tanah dengan (aquades) sebanyak 1000 ml.
larutan bakteri Bacillus subtilis Setelah itu disterilkan dalam
dengan beberapa variasi volume autoclave pada suhu 121oC
pencampuran, variasi kultur
bakteri dan variasi pemeraman,
yaitu jumlah larutan bakteri (2%,
4%, 6%, 8%, 10%) dengan kultur
bakteri 1/5, 3, dan 6 hari
kemudian diperam dengan waktu
pemeraman selama 3, 7, 14, dan
28 hari pada pengujian tekanan 1 atm selama 15
karakteristik mekanis kuat tekan menit.
bebas (Unconfined Compression
Strength Test). Gambar 3.1 Campuran
4. Pengujian sifat mekanis tanah bahan-bahan kimia dalam
sesuai waktu pemeraman yaitu larutan Bakteri Bacillus
pengujian kuat tekan bebas Subtilis
(Unconfined Compression
Strength Test) dilakukan di

13
b. Pembuatan medium B4 dan bakteri harus sama dengan
pencampuran dengan bakteri 25%T.
Bacillus Subtilis 6. Kemudian ambil suspensi
1. Sediakan aquades (Air) bakteri sebanyak 2% dari
sebanyak 500 ml dan total medium B4 untuk
dicampurkan dengan dimasukkan ke dalam
Nutrient Broth 3 gram tabung erlenmeyer,
serta 500 ml aquades (Air) 7. Guncangkan media
tanpa campuran di dalam dengan alat penggetar
gelas erlenmeyer berbeda. sampai kira-kira bakteri
2. Setelah itu kedua gelas sudah tercampur dengan
erlenmeyer dimasukkan media.
ke dalam alat autoclave 8. Kemudian kultur bakteri
dengan suhu 121oC selama 1/5 hari, 3 hari, 5
dengan tekanan 1 atm hari dan 6 hari untuk di
selama 15 menit. aplikasikan ke tanah yang
3. Setelah medium dingin akan di stabilisasi.
kemudian dilakukan
proses inokulasi bakteri c. Membuat Grafik
yaitu pencampuran isolat Pertumbuhan Bakteri Bacillus
bakteri ke dalam medium Subtilis pada medium B4.
B4 yang sudah dibuat dan 1. Ambil larutan bakteri dari
semua dilakukan di dalam erlenmeyer sebanyak 10
alat Laminar Airflow ml dengan mikropipet,
untuk menjaga kestabilan masukkan ke tabung
dan kestrerilannya.
4. Ambil isolat bakteri
sebanyak 1 ose
(menggunakan jarum ose)
kemudian disuspensi
dalam akuades pada
tabung reaksi.
5. Masukkan tabung reaksi
kedalam alat
spektrofotometer reaksi.
kemudian uji. Hasil uji
spektrofotometer isolat

14
Gambar 3.2 Pengambilan bisa diketahui kerapatan objek (Object
sampel dengan menggunakan Density) kemudian dibuatkan grafik.
pipet
3.3.2. Prosedur Pelaksanaan
2. Guncang tabung reaksi
Adapun pelaksanaan
dengan vortex (minimal 3
penelitian di laboratorium yaitu
kali) untuk
sebagai berikut:
menghilangkan udara
1 . Kadar Air Tanah
yang terjebak di dasar
Cara pengujian kadar air tanah
tabung.
adalah timbang cawan kosong
3. Ulangi langkah 1 dan 2
kemudian masukan contoh tanah
untuk membuat blanko.
ke dalam cawan timbang, setelah
4. Kalibrasi
itu dalam keadaan terbuka cawan
spektrofotometer dengan
bersama tanah dimasukan
blanko kemudian uji
kedalam oven (105°C - l10 °C)
sampel 1 (T0).
selama 16-24 jam, setelah itu
dinginkan dalam desikator ± 2
jam, cawan yag berisi tanah
tersebut ditimbang.
2. Berat Jenis (Specific Gravity)
Cara pengujian berat jenis adalah
piknometer kosong di timbang
masukan tanah kedalam
piknometer, sehingga tanah
terendam seluruhnya kira-kira 10
gram, diisi air kurang lebih 10cc
kedalam picnometer, sehingga
tanah terendam seluruhnya kira-
Gambar 3.3 Kalibrasi kira 2-10 jam, setelah itu
Spektrofotometer picnometer beserta tanah di
vacuum sampai gelembungnya
5. Lakukan langkah (4) hilang kemudian tambahkan air
setiap 24 jam kultur, untuk sampai penuh, kemudian ukur
T1,T2, T3, T4, T5, T6, T7. suhunya kemudian timbang.
Dari hasil uji spektrofotometer Piknometer dikosongkan dan
selama 7 hari (T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7) dibersihkan, kemudian diisi

15
dengan air, ditutup kemudian Setelah itu tanah diambil dan
ditimbang. ditaruh pada cawan kemudian
3. Batas Cair (Liquid Limit) ditimbang dan dioven selama 24
Cara pengujian batas cair adalah jam ditimbang kembali.
contoh tanah diambil ±150-200 5. Batas Susut (Shrinkage Limit)
gram ditaruh dalam mangkuk dan Cara pengujian batas susut
diberi air sebanyak 15-20 ml, adalah contoh tanah diambil
contoh tanah ditaruh dalam sedikit taruh pada cawan porselin
cawan batas cair, ratakan kemudian diberi air sedikit
permukaan contoh dalam cawan sampai campuran tanah tersebut
menjadi sejajar dengan alas, buat dapat dicetak pada cawan
alur dengan menggunakan alat penguap, setelah itu tanah
grooving tool tegak lurus dicetak dan diketok-ketok untuk
permukaan contoh, setelah itu menghilangkan rongga udara
angkat dan turunkan cawan yang ada setelah itu ditimbang
tersebut dengan kecepatan 2 baru dioven selama 24 jam,
putaran/detik, hentikan aksi. setelah itu tanah kering
Tersebut jika alur sudah tertutup ditimbang kembali cawan kaca
sepanjang ±1,25 cm dan hitung ditimbang siapkan air raksa
berapa ketukan yang dibutuhkan, secukupnya taruh pada mangkok
ambil contoh tanah untuk kaca yang bawahnya diberi juga
diperiksa kadar airnya. Ulangi diberi alas untuk tempat air raksa
percobaan dengan kadar air yang nanti yang tumpah, tanah kita
berbeda. ambil dan kita masukkan kedalam
4. Batas Plastis (Plastic Limit) air raksa kemudian kita tekan dan
Cara pengujian tanah kering yang geser-geser dengan lempengan
lolos saringan No. 40 atau tanah kaca air raksa akan tumpah, air
yang dipakai untuk menentukan raksa yang tumpah tersebut kita
batas cair diambil sebagian, taruh pada cawan kaca yang sudah
ditaruh pada mangkuk dan diberi diketahui beratnya dan kita
air aquades serta diaduk sampai timbang bersama air raksa yang
merata setelah itu diambil sedikit tumpah tadi.
dan ditaruh pada lempengan kaca 6. Analisis Ukuran Butir
terus digililng-giling s ampai a. Analisa Saringan (Sieve
tanah tersebut kelihatan retak- Analysis)
retak atau putus pada saat Prosedur pengujian analis
panjangnya mencapai 3 mm. saringan adalah timbang

16
masing-masing saringan dan masing saringan, Hitung hasil
susun sesuai standart yang keseluruhan.
dipakai. Letakan susunan b. Hidrometer
saringan tersebut diatas alat Prosedur pengujian
pengguncang. Keringkan hidrometer adalah untuk tanah
benda uji dalam oven dengan yang lolos saringan No.200
temperatur 600 C sampai dapat 80%, langsung diambil tepat
digemburkan, atau dengan 50 gram kering
panas matahari, kemudian oven. Mengambil 50 gram
tumbuk dengan palu karet contoh tanah kering oven dari
agar butirannya tidak langkah No 1 atau No 2 diatas,
hancur. Timbang sample aduk sampai merata dengan
sebanyank 500 gram, 125 ml larutan 4 % NaPO3 (40
masukan kedalam saringan gram/ liter Sodium
no. 200 kemudian cuci sampai metaphosphate). Membiarkan
air kelihatan bersih. selama 24 jam agar ikatan /
Keringkan sample tertahan kohesi antar butir dihilangkan,
saringan no. 200 tersebut dan semua gumpalan –
didalam oven selama 24 jam gumpalan dipisahkan
dengan suhu 1100C. Susun butirannya. Memasukkan
atau set saringan sesuai larutan tanah seluruhya ke
dengan standar yang dalam mangkuk pengaduk dan
digunakan. Timbang masing- menambahkan air suling
masing saringan tersebut dan sampai penuh dan aduk
sebelumnya dibersihkan merata selama 15 menit,
dengan menggunakan sikat. dengan menggunakan
Masukan sample yang pengaduk listrik. Menuang
tertahan saringan no.200 seluruhnya kedalam silinder
kedalam saringan yang telah pengendapan dan
tersusun, goncangkan dengan menambahkan air suling
menggunakan sieve shaker hingga larutan menjadi 1000
(alat pengguncang) selama ml, menutup rapat mulut
10-15 menit, diamkan selama tabung dengan telapak tangan
5 menit agar sample dan mengocok dalam arah
mengendap. Timbang sample mendatar selama 1 menit.
yang tertahan pada masing- Segera setelah dikocok,
meletakkan tabung bersamaan

17
dengan menjalankan sampel selama 24 jam di dalam
stopwatch dan memasukkan kantong plastik. Kemudian ambil
hidrometer. membaca salah satu sampel lakukan
hydrometer pada menit ke, 1 penambahan air sedikit demi
dan 2 menit. Mengangkat sedikit sambil diaduk dan catat
hydrometer, membersihkan jumlah penambahan air tersebut.
dan memindahkan ketabung Kemudian diamkan sampel 24
control yang berisi air suling. jam lagi (lakukan hal yang sama
Meletakkan kedua tabung untuk sisa 4 sampel lainnya
dalam bak perendam untuk dengan jumlah penambahan air
menjaga temperaturnya sama yang berbeda). Sekarang sampel
dan konstan. Memasukkan tanah sudah siap untuk
kembali hydrometer ke dalam dipadatkan. Ambil salah satu
larutan dan melakukan sampel, masukkan 1/3 bagian ke
pembacaan untuk menit ke 5, dalam mold berdiameter 10,09 cm
15, 30 dan pada jam ke 1, 4 dan tinggi 11,61 cm lalu tumbuk
dan 24 jam. Setiap kali selesai dengan penumbuk seberat 2,5 kg
pembacaan, lakukan langkah dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
4 diatas. Proses memasukkan Tanah tersebut dipadatkan dalam
dan mengangkat 3 lapisan dengan tiap lapisannya
hidrometer masing – masing ditumbuk sebanyak 25 kali
selama 10 detik. Mengukur (Lakukan hal yang sama untuk
suhu larutan pada setiap lapisan kedua dan ketiga). Setelah
melakukan pembacaan selesai ratakan tanah dan isi
hidrometer. rongga-rongga yang terbentuk
dengan tanah bekas potongan.
Kemudian timbang tanah beserta
mouldnya. Kemudian ambil
3.3.3. Mekanis Tanah sampel di bagian tengah atas dan
1. Pengujian Kompaksi bawah mould untuk kemudian
Cara pengujian kompaksi adalah ditimbang dan dioven selama 24
dengan menggunakan tanah jam untuk dihitung kadar airnya
kering yang lolos saringan No. 40 (lakukan hal yang sama untuk 4
yang telah dihitung kadar airnya. sampel lainnya).
Kemudian ambil 5 sampel dengan 2. Kuat Tekan Bebas (Unconfined
berat masing-masing 2 kg untuk Compression Test)
setiap sampelnya. Diamkan

18
Prosedur kuat tekan bebas adalah tetapi sampel tanah belum
contoh tanah diambil dan dicetak mengalami keruntuhan.
dalam ring silinder untuk Menggambar pola keruntuhan
mendapatkan sampel berbentuk
silinder. Kedua permukaan tanah
diratakan dengan pisau.
Keluarkan contoh tanah dari
silinder menggunakan extruder.
Catat diameter sampel, tinggi
sampel, dan hitung luas
permukaan sampel serta volume
sampel. Menimbang sampel tanah
yang akan digunakan untuk
menentukan berat volume.
Mengatur ketinggian plat atas
dengan tepat menyentuh
permukaan atas sampel tanah.
Mengatur dial beban dan dial
deformasi pada posisi nol.
Melakukan percobaan dengan
cara menghidupkan motor
(caraelectric). Kecepatan
regangan diambil ½% - 2% tanah, setelah mendapat
permenit daritinggi sampel tanah. bebanbatas (maksimum) atau
Membaca dial beban dan regangan telah mencapi 20%.
mencatat pada regangan 0,5%,
1%, 2% dan seterusnya sampai 3.4. Penyiapan Benda Uji
tanah mengalami keruntuhan. Siapkan contoh tanah yang
Keruntuhan dapat dilihat dari kering udara kemudian ambil contoh
makin beban walaupun regangan tanah yang lolos saringan nomor 10.
semakin besar. Bila regangan Berat contoh tanah disesuaikan dengan
0,5% maka pembacaan deformasi kebutuhan masing-masing standar
adalah 70 selama 1 menit untuk pengujian yang akan diterapkan.
tinggi sampel 13,6 cm. Contoh perhitungan penentuan kuat
Menghentikan Percobaan, jika tekan bebas dan campuran bakteri dan
regangan sudah mencapai 20%, air.

19
Setelah itu siapkan sampel 3.5. Pencampuran Larutan Bakteri
tanah untuk dilakukan pengujian kuat Bacillus Subtilis dan
tekan bebas dengan variabel control Pemeraman
(tanpa perlakukan) sebelum dicampur Dalam penelitian ini sampel uji
dengan larutan bakteri Bacillus terdiri dari masing-masing material
Subtilis. Menyiapkan cetakan untuk asli dan campuran yang dibuat
pengujian kuat tekan bebas berdasarkan variasi waktu kultur
(unconfined compression test) dengan bakteri, dan volume bakteri pada kuat
diameter 4.5 cm dan tinggi 9 cm. tekan bebas (Unconfined Compression
Setelah itu menyiapkan larutan Bakteri Test).
Bacillus subtilis, dimana jumlah
volume dari Bakteri Bacillus subtilis Contoh perhitungan komposisi sampel
dan pelarutnya ditentukan berdasarkan pengujian:
volume benda uji masing-masing.
V_cetakan = Luas × tinggi sampel
Sampel pengujian campuran tanah asli
dengan larutan. Bakteri Bacillus = (22/7×4.5×4.5) × 9.0
Subtilis secara rinci terlihat pada
= 143.14 cm^3
(Tabel 3.1)
Jumlah Tanah = V_cetakan × γ_dry
Tabel 3.1 Sampel Pengujian untuk
campuran tanah asli dengan larutan = 143.14×1.46
Bakteri Bacillus subtilis untuk
= 208.98 gram
pengujian Kuat Tekan Bebas
(Unconfined Compresion Test) Jumlah Ai r= Wc_optimum × berat
tanah
= 26.5% × 208.98 gram
= 55.38 gram

Jumlah Larutan Bakteri = variasi


persentase bakteri × berat tanah
= 6% × 208.98 gram
= 12.54 gram

20
Masing- masing ditentukan masa 4.1.1 Hasil Pengujian Fisik Tanah
pemeraman selama 3, 7, 14, 28 hari Lempung
dapat dilihat pada (Gambar 3.5) Pengujian karakteristik fisik

dan mekanis tanah dilakukan untuk


mengklasifikasikan jenis tanah yang
digunakan pada penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian di
laboratorium diperoleh data-data
karakteristik fisik dan mekanik tanah
dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Gambar 3.5 Sampel yang siap


diperam

Tabel 4.1 Hasil pengujian sifat fisis


BAB IV HASIL DAN
tanah
PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sifat Fisis dan


Mekanis Tanah Lempung Klasifikasi Tanah Asli

21
• The Unified Soil Classification 97,3% serta nilai batas cair sebesar
System (USCS) 72,47% dan indeks plastisitas sebesar
40,99%. Untuk penentuan tipe tanah
Berdasarkan hasil pengujian
dapat dilihat menurut tabel klasifikasi
analisa saringan, didapatkan bahwa
di bawah:
lebih dari 50% tanah lolos saringan
No. 200 yang berarti tanah termasuk Tabel 4.2 Klasifikasi Tanah
tanah berbutir halus. Kemudian nilai untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan
batas cair sebesar 72,47% dan indeks Raya (Sistem AASHTO)
plastisitas 40,99% pada pengujian
batas-batas atterberg. Dengan
menghubungkan nilai batas plastis
dengan indeks plastisitas pada diagram
plastisitas, didapatkan tipe tanah
termasuk golongan CH (clay with high
plasticity) yang berarti tanah lempung
dengan plastisitas tinggi. Hubungan
yang menunjukkan nilai batas cair dan
indeks plastisitas untuk penggolongan
jenis tanah dapat dilihat pada gambar
4.1.

Gambar 4.1 Diagram Plastisitas


(ASTM, Casagrande)
(Sumber: Braja M. Das (1995))

• American Association of State


Highway and Transportation
Officials (AASHTO)

Dari hasil pengujian analisa


saringan dan batas-batas atterberg
diperoleh data tanah dengan nilai
lebih dari 50% tanah tersebut lolos
saringan No. 200, yaitu sebesar

22
Gambar diatas menunjukkan bahwa
tanah yang berat isi kering sebesar
Berdasarkan tabel di atas dengan
1,51 gr/cm3, dan kadar air optimum
meninjau data yang diperoleh maka
sebesar 25,90%.
tanah termasuk A-7. Adapun A-7
terbagi menjadi dua, yaitu A-7-5 dan • Pengujian kuat tekan bebas
A-7-6. Dengan nilai PI (40,99) ≤ LL – Uji kuat tekan bebas tanah asli
30 (40,47%), maka tanah termasuk ke ini akan dijadikan sebagai kontrol dari
dalam golongan A-7-5, yang berarti pengujian sampel tanah yang
tanah termasuk tanah lempung dengan dicampurkan bakteri. Berikut adalah
plastisitas dan perubahan volume yang grafik hubungan antara tegangan dan
tinggi. regangan tanah asli.

4.1.2 Karakteristik Pengujian


Mekanis Tanah Asli
• Pengujian Kompaksi
Uji pemadatan dengan
kompaksi ini ialah usaha untuk
mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan energi yang
standar sehingga dapat diketahui
kepadatan tanah berdasarkan berat isi
kering dan kadar air optimum sampel.
Berikut adalah grafik hubungan antara Gambar 4.3 Grafik Hubungan
berat volume tanah kering dan kadar Tegangan Dan Regangan Tanah Asli
air. Berdasarkan grafik di atas diperoleh
parameter tegangan maksimum tanah
asli tanpa larutan dengan nilai qu
sebesar 0,29 kg/cm2.

4.2 Analisis Kurva


Pertumbuhan Bakteri
Mikroorganisme memiliki
tahap pertumbuhan dengan waktu
yang berbeda - beda, tergantung
dengan nutrisi yang terkandung di
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kadar dalam lingkungannya (M Natsir Djide
Air dengan Berat Isi Kering dan Sartini, 2012).

23
dan 28 hari guna melihat hasil yang
diperoleh.

4.3.1 Variasi Kultur Bakteri 1,5


Hari
Untuk variasi kultur bakteri 1,5
hari ada 5 macam perbandingan
Gambar 4.4 Kurva Pertumbuhan campuran yang diuji, kelima
Bakteri saat berada di lingkungan campuran diuji selama 3,7,14 dan 28
baru (sampel tanah lempung) hari. Adapun hasil perbandingan nilai
qu masing-masing campuran dapat
Berdasarkan fase-fase
dilihat dalam tabel berikut:
pertumbuhan bakteri, masa adaptasi
(Lag phase) larutan bakteri terjadi Tabel 4.3 Hasil nilai qu dengan
sampai hari pertama. Fase persentase campuran
pertumbuhan bakteri terjadi satu
sampai dua hari ini. Selanjut fase
stasioner yang dimulai dari dua sampai
lima hari. Dan terakhir fase kematian
yang terjadi pada hari ke lima sampai
hari ke tujuh.

4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan


Bebas Terhadap Tanah
Lempung yang Terstabilisasi
dengan Bakteri Bacillus
Subtilis
Pengujian kuat tekan bebas
dilakukan pada tanah lempung dengan
variasi kultur bakteri 1,5 hari, 3 hari,
dan 6 hari dengan variasi campuran
bakteri Bacillus Subtilis yaitu 2%, 4%,
6%, 8%, dan 10 % serta variasi masa
pemeraman yaitu 3 hari,7 hari,14 hari Gambar 4.5 Grafik Hubungan
Tegangan Dengan Persentase Bakteri

24
Dari grafik dapat dilihat nilai
kuat tekan tertinggi untuk kultur
bakteri 1,5 hari yaitu dengan
penambahan 6% bakteri untuk setiap
masa pemeraman. Penambahan
bakteri sebanyak 8% dan 10%
menyebabkan sampel pengujian
mengandung terlalu banyak air ketika
diuji sesuai waktu pemeramannya.
Sehingga jumlah optimum bakteri
yang harus ditambahkan untuk Gambar 4.6 Grafik Hubungan
stabilisasi tanah ini adalah 6%. Tegangan Dengan Persentase Bakteri

4.3.2 Variasi Kultur Bakteri 3 Hari Dapat dilihat nilai kuat tekan tertinggi
Hasil perbandingan nilai qu untuk kultur bakteri 3 hari yaitu
masing-masing campuran dapat dilihat dengan penambahan 6% bakteri untuk
dalam tabel berikut: setiap masa pemeraman. Penambahan
Tabel 4.4 Hasil nilai qu dengan bakteri sebanyak 8% dan 10%
persentase campuran menyebabkan sampel pengujian
mengandung terlalu banyak air ketika
diuji sesuai waktu pemeramannya.
Sehingga jumlah optimum bakteri
yang harus ditambahkan untuk
stabilisasi tanah ini adalah 6%.

4.3.3 Variasi Kultur Bakteri 6 Hari


Hasil perbandingan nilai qu
masing-masing campuran dapat dilihat
dalam tabel berikut:

25
Tabel 4.5 Hasil nilai qu dengan 5.1 Kesimpulan
persentase campuran Berdasarka hasil pengujian
laboratorium yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan pengujian fisik dan


mekanis, tanah asli dapat
digolongkan ke dalam golongan
CH (USCS) dan A-7-5
(AASHTO).
2. Kuat tekan tanah yang
distabilisasi dengan campuran
larutan Bacillus Subtilis yang
optimal adalah dengan
penambahan 6% bakteri kultur 6
hari dengan masa pemeraman 28
hari yaitu sebesar 375.756 kg/cm2
(12 kali lebih besar dari kuat tekan
tanah asli tanpa campuran).
3. Sampel dengan penambahan
larutan bakteri Bacillus Subtilis
Gambar 4.7 Grafik Hubungan kultur 6 hari (fase kematian)
Tegangan Dengan Persentase Bakteri memiliki nilai kuat tekan paling
optimal dibanding 1,5 dan 3 hari
Dapat dilihat nilai kuat tekan tertinggi kultur bakteri. Disebabkan karena
untuk kultur bakteri 6 hari yaitu pada saat fase kematian, larutan
dengan penambahan 6% bakteri untuk bakteri menghasilkan suatu enzim
setiap masa pemeraman. Penambahan yang dapat mengikat unsur di
bakteri sebanyak 8% dan 10% dalam tanah sehingga kuat tekan
menyebabkan sampel pengujian tanah meningkat.
mengandung terlalu banyak air ketika
diuji sesuai waktu pemeramannya. 5.2 Saran
Sehingga jumlah optimum bakteri 1. Sebaiknya dilakukan penelitian
yang harus ditambahkan untuk lanjutan terhadap permasalahn ini
stabilisasi tanah ini adalah 6%. untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dengan ketelitian dan
efektifitas alat yang lebih tinggi
BAB V PENUTUP agar meminimalisasi kesalahan

26
yang terjadi sehingga data dan Pada Tanah Lempung
hasil yang diperoleh lebih akurat. Kepasiran, Fakultas Teknik,
2. Sebaiknya dilakukan penelitian Universitas Hasanuddin
lanjutan terhadap tanah lunak Makassar.
lainnya untuk melihat sejauh Hardiyatmo, Hary Christady (2013).
mana pengaruh bakteri Bacillus Stabilisasi Tanah untuk
Subtilis dalam menstabilkan Perkerasan Jalan. Gajah Mada
tanah. University Press. Yogyakarta.
3. Kalibrasi alat laboratorium harus Lisdiyanti. P, Suyanto E, Ratnakomala
tetap diperhatikan sebelum S, Fahrurrozi, Sari N.M,
memulai penelitian sehingga Gusmawati F.N (2011)
diperoleh hasil lebih akurat. Bacterial carbonate
precipitation for biogrouting,
5.3 Ucapan Terima Kasih Prosiding Simposium Nasional
Penulis mengucapkan terima Ekohidrologi, PP 219-232.
kasih serta penghormatan kepada Vera, Imelda (2014), Studi
rekan peneliti Univesitas Karakteristik Mekanik Tanah
Hasanuddin, dan para dosen Organik Terstabilisasi Bakteri
pembimbing dalam penelitian ini Bacillus Subtilis
yaitu Bapak Dr.Eng. Tri Harianto, Lynda, Angelina (2013),
S.T., M.T. dan Ibu Siti Hijraini Karakteristik Kuat Geser
Nur, S.T., M.T. Tanah Dengan Metode
Stabilisasi Biogrouting
Bakteribacillus Subtilis,
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Teknik, Universitas
Ahmad, Rukaesih (2004), Kimia Hasanuddin, Makassar.
Lingkungan, Penerbit Andi, Pedoman Kimpraswil No.Pt M-01-
Yogyakarta. 2002-B Panduan Geoteknik
Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Indonesia Penyelidikan Tanah
Ir.Johan Kelana Putra Edisi Lunak Pengujian
Kedua, Sifat-Sifat Laboratorium edisi pertama
Fisis Dan Geoteknis Tanah, bahasa Inonesia.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Penuntun Praktikum Mekanika Tanah,
Fadliah, Iffah (2013), Studi Penerbit : Labroratorium
Eksperimental Stabilisasi Mekanika Tanah
Biogrouting Bacillus Subtilis

27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Makassar
Das, B. M. (1994). Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis) Jilid II. Jakarta:
Erlangga.
Das, Braja. M. (1998). Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknik) Jilid I.
Jakarta: Erlangga
SNI 1964:2008. “Cara uji berat jenis
tanah tanah”. Revisi dari SNI
03-1964-1990.
SNI 1966:2008. “Cara uji penentuan
batas plastis dan indeks
plastisitas tanah”. Revisi dari
SNI 03-1966-1990
SNI 3423:2008. “Cara uji analisis
ukuran butir tanah”. Revisi
dari SNI 03-3423-1994.
SNI 03-1743-1989. Panduan
pengujian kepadatan berat
untuk tanah. Standar Nasional
Indonesia. Bahan Konstruksi
Bangunan Dan Rekayasa Sipil.
SNI 03-1967-1990. “Metode
pengujian batas cair tanah
dengan alat Cassagrande”.
Pudyawardhana Chrisna (2007),
Mekanika Tanah I, Jakarta.
Terzaghi, K dan RB. Peck. (1987),
Mekanika Tanah dalam
Praktek Rekayasa
I, Alih bahasa Bagus, W., dan K.
Benny. Erlangga, Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai