Disusun Oleh :
PERSETUJUAN
Pembimbing
PERSETUJUAN
Telah dapat diterima sebagai Salah Satu Syarat Ujian Memperoleh Gelar
Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep)
Ns. Febri Syafyu S, M. Kep Ns. Ridhyalla A, M.Kep Ns. Weni Lidya H, M.Kep
NIDN 1025028801 NIDN 1027098902 NIDN 1016128402
Direktur
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia di Puskesmas Koto Katiak
Padang Panjang”. Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma III
Keperawatan Akademi Keperawatan Nabila Padang Panjang. Terwujudnya
proposal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menyampai terimakasih yang setulus tulusnya
kepada:
1. Ns. Ridhyalla Afnuhazi, M. Kep selaku direktur AKPER Nabila Padang
Panjang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan keperawatan
2. Ns. Febri Syafyu S, M.Kep selaku dosen pembimbing penulisan studi kasus
yang telah membimbing penulis
3. Ns. Ridhyalla Afnuhazi, M. Kep selaku penguji I yang telah memberikan kritik
dan saran serta masukan kepada penulis
4. Ns. Weni Lidya H, M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran serta masukan kepada penulis
5. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh Studi Kasus jenjang
DIII Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta
do’a untuk kelancaran tugas akhir ini
6. Kedua Orangtua serta kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung,
memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat, semangat, dan do’a yang tiada
putus-putusnya serta pelajaran-pelajaran berharga bagi penulis
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan proposal
ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti bagi penulis
untuk lebih baik di masa mendatang. Semoga proposal ini dapat membawa manfaat
bagi pengembangan dan peningkatan bagi ilmu keperawatan. Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
neurobiologikal otak yang persisten dan serius, sindroma secara klinis yang
penderita skizofrenia mencapai 450 juta jiwa diseluruh dunia dan Indonesia
1
sebanyak 4.377 orang. Untuk Sumatera Barat menepati urutan kelima
menurut Durand (2007) dapat berupa terapi biologis (obat anti psikosis,
sedang wanita biasanya mulai umur 26-45 tahun dan jarang muncul pada
10 anak diantara 10.000 anak Kondisi yang ada lebih dari 80% penderita
baik oleh keluarga maupun tim medis yang ada. Pasien-pasien yang
2009).
agar adaptasi klien berjalan dengan baik. Kualitas dan efektifitas perilaku
2
klien meningkat. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa salah satu faktor
penyebab gangguan jiwa adalah perilaku keluarga yang tidak tahu cara
air kolam. Hal ini tidak hanya terjadi pada keluarga dengan status ekonomi
rendah, pendidikan rendah saja namun dialami pula oleh keluarga dengan
Jorge (2010) tentang dukungan keluarga dalam pengunaan obat pada pasien
secara teratur. Pengunaan obat secara teratur sangat erat kaitanya dengan
mengunakan obat.
puskesmas berdasarkan laporan pada tahun 2018 yaitu sekitar 133 orang.
3
sedangkan jumlah tertinggi pasien gangguan jiwa terdapat di Puskesmas
Studi Kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
tahun 2019.
4
c. Mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan jiwa pada
tahun 2019.
Dari segi praktis, makalah studi kasus ini akan bermanfaat bagi:
5
2. Bagi pasien
3. Bagi keluarga
4. Bagi Mahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan salah satu rujukan bagi mahasiswa
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
artinya retak atau pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran, yang
menetap, ditandai dengan kognitif dan persepsi serta afek yang tidak wajar
(Laraia, 2009). Penyakit ini bersifat kronik dan melalui 3 fase, yaitu fase
prodromal, fase aktif, dan fase residual. Fase prodromal dimulai dengan
perubahan perasaan dan mood, fase aktif biasanya disebut dengan psikosis
yaitu munculnya gejala halusinasi, delusi, dan ilusi (Sadock & Sadock,
2010).
7
B. Epidemologi
hidup sebesar 0,025 sampai 0,5 persen populasi total diobati untuk pasien
8
1. Thought echo
Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu diluar dirinya
luar.
mukjizat.
3. Halusinasi Auditorik
pasien.
9
b. Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (dia antara
c. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah bagian tubuh.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas.
10
Adanya gejala-gejala khas diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik
prodormal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara social.
D. Etiologi
1. Faktor Genetik
kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri ialah (0,9 -
86%).
11
mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat keparahan pada
2. Faktor Biokimia
12
kadang-kadang digunakan untuk mendeskripsikan tentang ibu yang
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak
gejala yang biasanya timbul, yaitu klien merasakan ada suara dari
13
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam
siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu
manusia, juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia
2. Gejala Negatif
14
menjadi orang yang malas. Karena kliens kizofrenia hanya memilki
energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain
selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi klien
perasaan mereka.
15
F. Patofisiologi
yang dimulai pada masa remaja akhir atau permulaan masa dewasa akan
hari sampai beberapa bulan. Tanda dan gejala prodromal skizofrenia dapat
2003).
Yang tinggal hanya satu atau dua gejala sisa yang tidak terlalu nyata
secara klinis, yaitu dapat berupa penarikan diri (withdrawal) dan perilaku
16
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Biologis
(haldol). Obat ini disebut obat penenang utama. Obat tersebut dapat
tinggi (orang tersebut dapat dengan mudah terbangun). Obat ini cukup
17
gangguan jiwa, termasuk skizofrenia. Antusiasme awal terhadap
bahkan meninggal.
2. Terapi Psikososial
18
(RSJ) menjadi monoton dan menjemukan. Secara historis,
telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama keluarganya.
19
penelitian, ternyata campur tangan keluarga sangat membantu
secara individual.
20
DAFTAR PUSTAKA