Anda di halaman 1dari 4

REKAYASA IRIGASI II (HSKB 614)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam masa pembangunan Indonesia sejak tahun 1970-an hingga ini,
khususnya dalam penyediaan prasarana bangunan air, telah ribuan bangunan
bendun dibangun. Salah satu jenis bending yang dibangun ialah bending
tetap dari pasangan batu. Bendung Karang Intan merupakan bending yang
terletak di Padang Panjang, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan.
Adanya Bendung Karang Intan memberikan manfaat untuk mengalirkan air
sebagai sumber kehidupan, dan juga dimanfaatkan untuk pengairan
persawahan yang menjadi pekerjaan umum bagi masyarak setempat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Irigasi II.
2. Membagikan pengalaman, pengetahuan hasil observasi lapangan
mengenai bagian dari bangunan bendung (Pintu Sorong) serta
pengetahuan teknik hidraulik bendung.

1.3 Manfaat
Adapun rumusan manfaat dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan mengenai bangunan bendung.
2. Dapat memberikan informasi kepada teman, kerabat, maupun
masyarakat mengenai bangunan bendung.
REKAYASA IRIGASI II (HSKB 614)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bendung
Menurut standar Tata Cara erencanaan Umum Bendung, yang
diartikan dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan
yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk
meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga
air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membuthhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil
yang dibangun di badan sungai untuk beragai keperluan.
Bendung tetap adalah bendung yang terdiri dari ambang tetap,
sehingga muka air banjir tidak dapat diatur elevasinya. Bendung tetap
dipakai bilamana persoalan genangan banjir di udik (flood-plain) akibat
peninggian muka air tidak ada atau dapat diatasi secara murah dan aman
dengan tanggul-tanggul tanah relative rendah. Dibangun umumnya di
sungai-sungai ruas hulu dan tengah. Di daerah pedataran lebih cocok dengan
memilih tipe bendung gerak, sebab untuk meghindarkan pembuatan tanggul
yang tinggi dan panjang bilamana memakakan pnggunaan bendung tetap.

2.2 Klasifikasi Bendung


Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi :
o Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk
berbagai keperluan seperti irigasi, air baku dan sebagainya.
o Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk
mengatur muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit
banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya.
o Bendung penahan pasang, dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi
pasang surut air lut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.
Bendung berdasarkan tipe strukturnya dapat dibedakan atas :
o Bendung tetap
o Bendung gerak
REKAYASA IRIGASI II (HSKB 614)

o Bendung kombinasi
o Bendung kembang-kempis
o Bendung bottom intake
Bendung berdasarkan dari segi sifatnya dapat dibedakan menjadi :
o Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan
kombinasi beton dan pasangan batu.
o Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu dan
sebagainya
o Bendung darurat, yang dibuat masyarakat pedesaan seperti bendung
tumpukan batu dan sebagainya.

2.3 Tata Letak Bendung dan Kelengkapannya


Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi
terdiri atas berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing.
Komponen utama bendung itu yakni :
Tubuh bendung ; antara lain terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung
dengan bangunan peredam energinya.
Bangunan intake ; antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu, dinding
banjir, pilar penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah
pintu dan perlengkapan lainnya.
Bangunan pembilas ; dengan undersluice atau tanpa undersluice, pilar
penempatan pintu, pintu bilas, jembatan pelayan, rumah pintu, saringan batu
dan perlengkapan lainnya.
Bangunan perlengkapan lain yang harus ada pada bendung antara lain yaitu
tembok pangkal, sayap bendung, lanta udik dan dinding tirai, pengarah arus
tanggul banjir dan tanggul penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen
atau tanpa penangkap sedimen, tangga, penduga muka air, dan sebagainya.
REKAYASA IRIGASI II (HSKB 614)

BAB III
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai