A. Kajian Teori
pada apa yang berada dalam pikiran dan hati konsumen, berdasarkan
kepercayaan, persepsi, dan opini tentang brand tersebut, baik atau buruk.
Riley, & Singh, 2014). Menurut, (Raithel et al., 2016) Konsep ekuitas
merek berasal dari dalam benak konsumen dan apa yang telah mereka
volume yang lebih besar atau margin yang lebih besar dari apa yang bisa
yang merupakan aset merek dan kewajiban terkait dengan merek, nama
pelanggan yang kuat jika: (1) ada kesadaran luas dan penerimaan untuk
positif atas persaingan melalui media dan sumber informasi lain (4)
(5) merek tersebut memiliki klaim khusus (hak milik paten) yang
merek secara keseluruhan. Jika suatu brand memiliki CBBE yang tinggi
tidak tertarik pada sebuah merek karena kualitas produk yang rendah
merek. (Khan, Rizwan, & Islam, 2016) Dari semua dimensi ditemukan
rasa cinta terhadap sebuah merek yang disebut dengan brand love.
kepuasan konsumen.
(César et al., 2018) menggunakan 4 indikator, yaitu (1) Masuk akal untuk
lain, meskipun mereka sama, (2) Bahkan jika merek lain memiliki fitur
yang sama dengan merek X, maka lebih suka membeli produk atau
menggunakan layanan merek X, (3) Jika ada merek lain sebagus X, maka
lebih suka membeli produk atau menggunakan layanan merek X, (4) Jika
merek lain tidak berbeda dari X dengan cara apa pun, tampaknya lebih
mengukur brand equity yaitu (1) jika merek lain memiliki fitur yang
sama dengan merek ini, maka lebih suka membeli merek ini. (2) Jika
yang sama, maka pasti akan pilih merek ini. Dan (3) jika merek lain
memiliki harga yang sama dengan merek ini, maka tetap akan membeli
merek ini.
adalah (1) jika merek lain memiliki fitur yang sama dengan merek ini,
maka konsumen tetap membeli merek ini. (2) Jika konsumen harus
sama, maka konsumen akan tetap memilih merek ini. Dan (3) jika merek
lain memiliki harga yang sama dengan merek ini, maka konsumen tetap
sebuah merek produk dan merupakan salah satu teknik pemasaran yang
kognitif, emosi, dan perilaku positif yang dialami oleh konsumen selama
merek atau fokus terhadap produk perusahaan”. sejalan (Ahn & Back,
yang terkait dengan afektif yaitu tingkat pelanggan yang terkait inspirasi
kepada orang lain untuk ikut menggunakan merek produk yang sama
maju bersama.
berupa respon afektif seperti rasa nikmat, gembira dan senang saat
amunisi penting bagi sebuah merek agar terus dicintai dan agar
dari pelanggan. Satu hal yang penting dimiliki oleh sebuah perusahaan
dialami oleh konsumen, dimana terbagi menjadi dua yaitu (1) enthusiasm
ide, atau sumber daya lainnya kepada konsumen. (2) learning (Belajar)
mental yang abadi dan aktif yang dialami konsumen, dimana terbagi
prilaku.
learning dan endorsing dan yang terakhir cognitive dilihat dari attention
dan absorption.
3. Customer satisfaction
(CBBE).
panjang.
produktivitas perusahaan.
produk, dan (3) kepuasan melalui Kinerja sebuah merek telah memenuhi
harapan pelanggan.
Sesuai dengan uraian indikator beberapa peneliti diatas Jadi, dapat
harapan pelanggan.
4. Brand Love
untuk menciptakan merek yang kuat harus terciptanya brand love (kecintaan pada
merek). Kecintaan terhadap merek akan menjadi dasar yang kuat yang terbentuk
Unal & Ayd (2013) brand love sebagai hubungan yang intens antara
sendiri, di mana konsumen “peduli dengan apa yang dapat merek lakukan
untuk mereka, bukan apa yang bisa mereka lakukan untuk merek”, Cinta
merek sebagai tingkat keterikatan emosional yang bergairah yang
pelanggan yang puas untuk hal tertentu pada sebuah merek produk.
emosional konsumen yang puas pada produk yang memiliki nama merek
dagang tertentu dan itu merupakan dimensi terkait. Cinta merek adalah
menyenangkan', dll.
berkompetisi. Cinta merek adalah konsep baru dalam teori dan praktik.
Menurut, Unal & Ayd (2013), meskipun cinta dan kepuasan merek
sangat mirip satu sama lain, ada sedikit perbedaan di antara mereka.
antara lain:
untuk menciptakan cinta merek. Oleh karena itu, kepuasan tidak cukup
sebuah brand selain itu kepuasan pelanggan juga salah satu faktor
yaitu: (1) merek yang mempunyai ketertarikan, (2) Merek yang benar-
benar hebat, (3) Merek yang membuat bahagia, (4) merek yang luar
dimensi brand love yaitu: (1) merek yang luar biasa (2)Merek yang
membuat rasa nyaman (3) Merek yang benar-benar luar biasa (4) Merek
yang membuat sangat senang (5) Merek yang sangat menyenangkan (6)
Saya sangat yang membuat tertarik (7) merek yang membuat terikat.
nyaman, (3) Merek yang membuat pelanggan merasa bahagia, (4) Merek
CBE memiliki dampak positif dan signifikan terhadap BL. Hasilnya juga
data, objek yang diteliti mengenai customer brand engagement, brand love
teknik pengumpulan data, teknik analisis data objek yang diteliti customer
adalah teknik analisis data dan objek yang diteliti mengenai customer
pengumpulan data, objek yang diteliti mengenai brand love dan brand
engagement.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan maka dapat dibuat
(perusahaan) dan mampu memicu rasa puas bagi pelanggan. Sejalan temuan
pelanggan (CS).
terhadap brand love. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh César
love). Menurut, Unal & Ayd (2013) tingkat Kepuasan membentuk dasar
itu tercermin pada hasil ekuitas merek. Menurut, Drennan, Judy, Bianchi,
layanan yang lebih baik yang sesuai dengan selera konsumen. Dimana
terhadap sebuah brand yang nantinya akan berdampak pada brand love. CS
membangun peran penting dalam cinta merek ketika pelanggan merasa puas
dengan sebuah merek maka pelanggan akan cinta terhadap merek tersebut.
4. Pengaruh Customer Brand Engagement Terhadap Customer Based
Brand Equity
customer based brand euity. Perusahaan yang memiliki CBE yang baik akan
pelanggan. Oleh karena itu dengan adaya CBE dapat membantu mencapai
Equity
Menurut, Ha, Janda, & Muthaly (2010) penelitiannya di perbankan
penting dan memiliki pengaruh yang kuat dan positif pada ekuitas merek.
sentral dan memiliki efek positif pada ekuitas merek. Demikian juga, dalam
equity).
brand equity.
6. Pengaruh Brand Love Terhadap Customer Based Brand Equity
ikatan antara konsumen dan merek, untuk memelihara hubungan dan untuk
customer based brand equity. Karena cinta merek merupakan efek dari
konsumen dan apa yang telah mereka alami dan pelajari tentang sebuah
merek.
Dari uraian di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
Customer
based brand
Brand love
equity
customer
satisfaction
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
brand love (BL) pada konsumen sepeda motor merek Honda di Fakuktas
based brand equity (CBBE ) pada konsumen sepeda motor merek Honda