Anda di halaman 1dari 5

INFLAMASI AURICULA

Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena
cedera fisik (Gina, 2004) terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya atau
perikondrium aurikula (Nurcahyo, 2007).
Impetigo
Impetigo merupakan infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis superfisial. Sering disebabkan
oleh infeksi Staphylococcus aureus, atau yang lebih jarang Streptococcus pyogenes. Impetigo canalis
aurikularis umumnya ditemukan pada anak-anak
Impetigo tidak disertai gejala umum, lebih sering terjadi pada anak-anak (Djuanda, 2007). Impetigo
umumnya ditularkan ke telinga melalui jari yang kotor. Untuk alasan ini, bentuk lesi awal ditemukan pada
pintu masuk kanalis eksterna. Tidak seperti furunkulosis, impetigo merupakan infeksi yang menyebar
pada daerah superficial yang mana dapat meluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula. Lesi awal
terbentuk suatu bula kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudat infektif berwarna
kekuningan. Eksudat mengering menjadi krusta keemasan. Seiring dengan penyebaran infeksi, daerah
yang terkena meluas dan terlihat krusta (Jahn dan Hawke, 1990).
Erysipelas
Erysipelas merupakan selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara superfisial pada aurikula,
erysipelas disebabkan oleh Streptococcus β hemolitikus grup A (Underbrink, 2001), ini dapat diakibatkan
karena menggaruk atau self-inoculation oleh pasien yang mencoba untuk membersihkan telinganya.
Bentuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkakan. Lesi berupa penyebaran selulitis yang
berwarna merah dengan suatu perimeter iregular yang meninggi dan berbatas jelas dari kulit normal
disekitarnya. Bila erysipelas mulai pada MAE atau pada aurikula, lesi secara khusus menyebar pada
anterior wajah tanpa terpengaruh batasan-batasan anatomis (Jahn dan Hawke, 1990). Erysipelas disertai
gejala konstitusi seperti pasien merasa sakit, menggigil, demam dan malaise (Djuanda, 2007).
Keterlibatan sistemik tidak terlihat pada banyak infeksi superfisial (Jahn dan Hawke, 1990).
Herpes Zooster Otikus

Herpes zoster otikus merupakan infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus varicella zoster.

Herpes Zoster Otikus

Gejala awal berupa nyeri terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit kepala, malaise dan
demam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3 sampai hari ke 7 setelah onset nyeri, dan
biasanya timbul pada antiheliks, concha dan posterior lateral MAE. Infeksi pada ganglion genikulatum
juga dapat muncul disertai parese facialis atau paralisis komplit (Underbrink, 2001).

Eczema
Eczema atau dermatitis pada telinga merupakan suatu peradangan kulit (epidermis dan dermis) yang
melibatkan liang telinga, meatus dan concha di dekatnya (Boies, 1997) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen seperti bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar, suhu),
mikroorganisme (bakteri, jamur) dan atau faktor endogen, misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak
diketahui etiologinya yang pasti (Sularsito dan Djuanda, 2007)
Eczema

Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema,
edema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, edema
dan eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak
kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi
karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, biasanya suatu dermatitis sejak awal memberi
gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis (Sularsito dan Djuanda, 2007).

Ot Hematoma
Ot Hematoma merupakan hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan
tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago. Keadaan ini biasanya terdapat pada
remaja atau orang dewasa yang mempunyai kegiatan memerlukan kekerasan, namun bisa saja dijumpai
pada usia lanjut dan anak-anak (Soekirman, 1997).
Ot hemathoma

Pada ot hemathoma aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan tulang
rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka dapat terjadi organisasi dari hemathoma,
sehingga tonjolan menjadi padat dan permanen (Sosialisman dan Helmi, 2004).

Perikondritis

Infeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma dan kecelakaan pada
aurikula (Underbrink, 2001).

Perichondritis

Tampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan. Pembengkakan ini
dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. Terdapat demam, pembesaran
kelenjar linfe regional dan leukositosis. Serum yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi
purulen, sehingga terdapat fluktuasi diffuse atau terlokalisasi (Mansjoer et al, 2000).

CERUMEN PROP

Gejala: dapat terjadi gangguan pendengaran, tinnitus, rasa penuh di telinga, gaatal, otalgia, sekret, kadang
berbau

OTITIS EKSTERNA adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat
terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit.
OTITIS MEDIA AKUT

Diagnosis

Diagnosis didasarkan pada riwayat nyeri pada telinga atau adanya nanah yang keluar dari dalam telinga
(selama periode < 2 minggu). Pada pemeriksaan, pastikan terjadi otitis media akut dengan otoskopi.
Warna membran timpani (MT) merah, meradang, dapat sampai terdorong ke luar dan menebal, atau
terjadi perforasi disertai nanah.

Tatalaksana

Berikan pengobatan rawat jalan kepada anak:

Berhubung penyebab tersering adalah Streptococus pneumonia, Hemophilus influenzae dan Moraxella
catharrhalis, diberikan Amoksisilin (15 mg/kgBB/kali 3 kali sehari) atau Kotrimoksazol oral (24
mg/kgBB/kali dua kali sehari) selama 7–10 hari.
Jika ada nanah mengalir dari dalam telinga, tunjukkan pada ibu cara mengeringkannya dengan wicking
(membuat sumbu dari kain atau tisyu kering yang dipluntir lancip). Nasihati ibu untuk membersihkan
telinga 3 kali sehari hingga tidak ada lagi nanah yang keluar.
Nasihati ibu untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga anak, kecuali jika terjadi penggumpalan
cairan di liang telinga, yang dapat dilunakkan dengan meneteskan larutan garam normal. Larang anak
untuk berenang atau memasukkan air ke dalam telinga.
Jika anak mengalami nyeri telinga atau demam tinggi (≥ 38,5°C) yang menyebabkan anak gelisah,
berikan parasetamol.
Antihistamin tidak diperlukan untuk pengobatan OMA, kecuali jika terdapat juga rinosinusitis alergi.
Tindak lanjut

Minta ibu untuk kunjungan ulang setelah 5 hari

Jika keadaan anak memburuk yaitu MT menonjol keluar karena tekanan pus, mastoiditis akut, sebaiknya
anak dirujuk ke spesialis THT.
Jika masih terdapat nyeri telinga atau nanah, lanjutkan pengobatan dengan antibiotik yang sama sampai
seluruhnya 10 hari dan teruskan membersihkan telinga anak. Kunjungan ulang setelah 5 hari.
Setelah kunjungan ulang (5 hari lagi):

Bila masih tampak tanda infeksi, berikan antibiotik lini kedua: Eritromisin dan Sulfa, atau Amoksiklav
(dosis disesuaikan dengan komponen amoksisilinnya). Infeksi mungkin karena kuman penghasil
betalaktamase (misalnya H. influenzae) atau karena terdapat penyakit sistemik, misalnya alergi,
rinosinusitis, hipogamaglobulinemia.
Bila dengan antibiotik lini kedua juga gagal, dapat dirujuk untuk kemungkinan tindakan miringotomi
dengan atau tanpa pemasangan grommet.
OMA sembuh bila tidak ada lagi cairan di kavum timpani dan fungsi tuba Eustakius sudah normal (cek
dengan timpanometer). Kesembuhan yang tidak sempurna, dapat menyebabkan berulangnya penyakit
atau meninggalkan otitis media efusi kronis dengan ketulian ringan sampai berat.
SALURAN EUSTACHIUS biasanya tertutup tetapi kadang terbuka untuk sirkulasi udara yang ada di
salurang telinga tengah. Saluran ini juga berfungsi untuk menyeimbankan tekanan udara pada telinga
tengah terhadap lingkungan. Flu atau infeksi saluran nafas dapat memblokir ventilasi udara pada saluran
eustasius. Saluran eustachius yang tertutup menyebabkan cairan dari jaringan di telinga tengah tidak
terakumulasi sehingga menimbulkan gejala telinga seperti penuh(“air fluid middle air”)

Ukuran adenoids pada anak-anak lebih besar daripada oarang dewasa. banyak limfosites pada adenoid
yang berfungsi melawan infeksi. Adenoid terletak pada tenggorokan bagian atas dekat dengan saluran
eustachius. Infeksi pada adeonid dapat menyebabkan infeksi pada saluran eustachius.

Bakteri dapat menginfeksi telinga tengah melewati saluran eustachius menyebabkan bengkak dan “lining”
di telinga tengah, dan blocking saluran eustachius, migrasi sel darah putih dari darah. Sel darah putih
yang melawan bakteri akan memfagosit baketeri kemudia akan lisis dan terbentuklah pus tebal putih
kekuningan di telinga tengah. Ketika ini mungkin anak tersebut akan terasa kurang dapat mendengar
karena membran timpani dan tulang pendengaran di telinga tengah tidak dapat bergerak bebas.Apila
infeksinya bertambah parah maka telinga anak akan terasa sakit. Air fluid pada telinga tengah juga dapat
menyebabkan tekanan pada membran timpani sehingga merobeknya.

Anda mungkin juga menyukai