Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN TEKNIK PEMUPUKAN


“Karakteristik Berbagai Jenis Pupuk”

OLEH:

NAMA : MUH. MASYUDDIN AL - AMIN

NIM : D1B1 15 043

KELAS : AGT- A

ASISTEN : NUR HASANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2018
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk adalah bahan yang diberikan pada sistem tanaman-medium dengan

tujuan untuk memperoleh kenaikan hasil yang setinggi-tingginya baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian tanaman-medium meliputi : media tanah,

media air, media pasir, media agar, dan media lainnya.

Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsur hara,

reaksi kimia maupun fisiologis, senyawa, bentuk dan pembuatannya. Berdasarkan

bentuk fasanya pupuk dibedakan atas pupuk padat, pupuk cair, dan pupuk gas.

Pupuk padat dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya, yaitu : 1> pupuk

berbentuk serbuk halus, tepung, atau kristal (misal ZA atau amonium sulfat), 2>

pupuk berbentuk butiran halus atau granule (misal Urea), 3> pupuk berbentuk

butiran kasar (misal TSP), dan 4> pupuk berbentuk briket (misal urea briket).

Pupuk berfasa cair biasanya disimpan dalam bentuk botol atau drum atau tangki

(misal : larutan urea, wuxal, ammonia cair). Pupuk berfasa gas biasanya disimpan

dalam tangki bertekanan (misal ammonia atau NH3).

Berdasarkan senyawanya, pupuk digolongkan menjadi 2, yaitu : 1> pupuk

organik (contoh : kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, guano), dan 2> pupuk

anorganik (contoh : ZA, Urea, TSP, KCl, atau MOP). Berdasarkan pembuatannya,

pupuk digolongkan menjadi 2, yaitu : 1> pupuk alam (contoh : pupuk kandang,

guano, rock phosphate / RP atau batuan fosfor), dan 2> pupuk anorganik (contoh :

ZA, Urea, KCl). Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk dikelompokkan

menjadi : pupuk N, yaitu pupuk yang mengandung nitrogen (contoh : Urea (46-0-
0), ZA (21-0-0) atau ammonium sulfat), 2> pupuk P yaitu pupuk yang

mengandung fosfor (contoh : TSP (0-46-0), ESP (0-16-0)), 3> pupuk K yaitu

pupuk yang mengandung kalium (contoh : KCl atau MOP (0-0-60), ZK atau

kalium sulfat (0-0-50)).

Pupuk berdasarkan metode pelepasan unsur haranya dibedakan atas : 1>

pupuk pelepasan unsur hara cepat, yaitu pupuk yang dapat segera diserap tanaman

karena mudah larut (misal : Urea, ZA), dan 2> pupuk pelepasan unsur hara lambat

(slow release fertilizer) yaitu pupuk yang lambat diserap tanaman karena

kelarutannya rendah (misal : batuan fosfat atau RP, pupuk kompos, sulfur coated

urea). Berdasarkan reaksi fisiologisnya, pupuk dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1> pupuk fisiologis masam, yaitu pupuk yang akan meningkatkan keasaman tanah

atau menurunkan pH tanah jika digunakan secara terus menerus, contoh : ZA /

ammonium sulfat (NH4)2SO4, 2> pupuk fisiologis basa, yaitu pupuk yang jika

diaplikasikan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi lebih basa atau

meningkatkan pH tanah (contoh : NaNO3 atau Natrium nitrat), dan 3> pupuk

fisiologis netral, yaitu pupuk yang apabila diaplikasikan ke dalam tanah tidak

menyebabkan perubahan keasaman atau kebasaan tanah ( misal NH4NO3 atau

ammonium nitrat) .

Berdasarkan unsur hara yang terkandung dalam pupuk, dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: 1> Pupuk tunggal (single fertilizer)

yaitu pupuk yang mengandung 1 unsur hara pokok saja (contoh: Urea (N), TSP

(P), KCL (K), dan 2 > Pupuk majemuk (compound fertilizer) yaitu yang

mengandung >1unsurhara pokok, yang dibedakan menjadi : 2. a> Pupuk majemuk


tidak lengkap (mengandung dua unsur hara pokok, contoh : nitrofosfat (NP),dan

2. b> Pupuk majemuk lengkap (complete fertilizer) yang mengandung 3 unsur

hara pokok (contoh : Rustika Yellow atau NPK) 3> Pupuk campur (Mixed

fertilizer), yaitu pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur hara pkoko dengan

mencapur beberapa pupuk tunggal maupun pupuk majemuk tidak lengkap.

Berdasarkan latar belakang diatas dengan adanya berbagai jenis pupuk maka

perlu diadakan praktikum karakterisasi berbagai jenis pupuk.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mengenal karakteristik berbagai jenis pupuk

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari raktikum ini yaitu kita dapat memahami

karakteristik berbagai jenis pupuk dalam mengaplikasikannya pada tanaman.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Organik dan Anorganik

Pupuk merupakan materail yang ditambahkan pada tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk

anorganik dan pupuk organik. Jenis pupuk anorganik sangat beragam misalnya

pupuk urea, SP 36, KCl, ZA dan lain-lain. Sedangkan jenis pupuk organik adalah

pupuk amazing bio gowth (ABG), super bionik, golden harvest dan lain-lain

(Syufrin et al. 2012).

Di pasaran terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan organik.

Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau

biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Pupuk organik

adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang

berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat

dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik,

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik dapat

memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan

kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.

pemberian pupuk anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan

khususnya cabang, batang, daun, dan berperan pentingdalam pembentukan hijau

daun (Lingga, 2008 dalam Dewanto, 2013).


Salah satu pupuk organik itu ialah kompos aktif mengandung hara yang

lengkap, baik itu unsur hara makro dan mikro. Senyawa organik yang dikandung

sampah kota akan didekomposisi oleh mikroba menjadi ion-ion anorganik seperti

NH4+, NO3-, H2PO4-, HPO4= dan K+ yang dapat langsung diserap oleh

tanaman untuk proses metabolisme. Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang

tersedia bagi tanaman dalam bentuk NH4 dan NO3-, berfungsi untuk menyusun

khlorophyl, protoplasma, asam nukleat dan asam amino. Fosfor diserap tanaman

dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=, merupakan komponen struktural dari

sejumlah senyawa penting seperti ATP, ADP, DNA dan RNA. Kalium

merupakan unsur hara esensial yang diserap tanaman dalam bentuk K+, berfungsi

untuk mengaktifkan kerja enzim, translokasi gula dan membantu penyusunan

protein (Lestari et al. 2010).

B. Karaterisasi Pupuk

Pupuk organik yang sering dipakai ialah (pupuk kandang sapi) dari

imbangan dengan pupuk anorganik yang digunakan, mempunyai komposisi

kandungan kimia yang relatif baik. C-organik (22,40%), N total tanah (1,09%),P

total tanah (1,02%), K total tanah (1,07%), C/N (20,55) dan C/P (21,96)

memenuhi standar SNI yang dianjurkan (Minardi et al. 2014).

Pupuk urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4(amonia) dengan

CO. Bahan dasanya biasanya berupa gas alam. Kandungan N total berkisar antara

45 – 46 %. Urea merupakan pupuk dasar utama yang diberikanpada pertanaman.

Nitrogen yang dikandungnya dilepas dalam bentuk amonia dan sebagian bereaksi

dengan tanah membentuk nitrat dan nitrit (Marsono, 2001).


Pupuk Ammonium Sulfat ((NH4.) dikenal dengan nama pupuk ZA

mengandung 21 % nitrogen dan 26 % sulfur. Berbentuk kristal dan bersifat urang

higoskopis. Sifat dari pupuk ZA adalah bereaksi asam dan kurang cocok

digunakan pada tanah-tanah ber-pH rendah atau bersifat asam (Idris, 2004).

Pupuk SP 36 mempunyai kandungan hara 36 % P 2O5. Bentuknya berupa

butiran besar dan berwarna abu-abu, mudah larut dalam air serta reaksi

fisiologisnya adalah netral (Sinaga, 2006).

Salah satu pupuk kalium dikenal dengan nama Muriate of potash (MOP)

dengan rumus kimia KCl. Pupuk ini berbentuk kristal berwarna merah atau putih

kotor dan mengandung 55 % - 58 % K2O (Berutu, 2009).

Sering digunakan pupuk majemuk sebagai alternatif dari pemakaian pupuk

tunggal. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur

pupuk (N,P,K). Penggunaan pupuk ini selain memberi keuntungan dalam arti

mengurangi biaya penaburan, dan biaya penyimpanan, juga penyebaran unsur

hara lebih merata (Hasibuan, 2006).


BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo, pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA 

selesai.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis dan kamera serta

buku penuntun. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu pupuk NPK,

Urea, KCl, SP-36 dan pupuk cair.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengamati dan mencatat karakteristik berbagai jenis pupuk secara langsung

dari brosur yang tersedia.

2. Mengamati karakteristik pupuk seperti sifat fisik (bentuk, ukuran butir, warna

dan higroskopis), sifat kimia (rumus kimia, kadar hara dan kemasan), kemasan

(produsen pembuat, tanggal pembuatan dan kadar luarsa), aplikasi (cara daan

takaran pembuatan) dan keterangan lain yang dianggap perlu.

3. Mencatat hasil pengamatan karakteristik pupuk.

4. Mendokumentasi setiap gambar pupuk.


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pada praktikum ini yaitu ada pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil gambar pupuk dan karaterisasinya


B. Pembahasan

Berdasarkan bahan yang digunakan pupuk dibedakan menjadi pupuk

organik dan pupuk anorganik, pupuk organik merupakan hasil dari peruraian

bagian-bagian atau sisa-sisa makhluk hidup. Misalnya pupuk kandang, kompos

dan lain sebagainya. Pupuk organik mampu menggemburkan dan memperbaiki

struktur tanah bagian atas (top soil) dan mengikatkan aktivitas jasad renik. Selain

itu, pupuk organik juga mampu mempertinggi daya serap dan daya simpan air,

sehingga kesuburan tanah dapat meningkat.

Untuk itu praktikum menentukan klasifikasi dan sifat – sifat pupuk perlu

dilakukan. Karena pupuk memiliki peran penting dalam peningkatan hasil

tanaman. Dalam media tanam sebenarnya sudah ada unsur hara yang terkandung

di dalamnya, tetapi unsur hara tersebut belum tentu lengkap dan memenuhi

kebutuhan dari setiap tanaman agar dapat berproduksi secara maksimal. Selain itu

setiap jenis pupuk yang ada baik organik maupun anorganik memiliki kandung

yang berbeda, sehingga memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap jenis

tanaman. Sebagai contoh pupuk NPK, pupuk NPK memiliki berbagai macam

jenis seperti NPK Inred, NPK Yara Mila, dan NPK mutiara. Dari ketiga pupuk

NPK tersebut memilki grade / kandungan unsur hara yang berbeda – beda.

Dalam menentukan bentuk, warna, dan senyawa suat pupuk dapat dilihat

secara langsung karena cukup mudah untuk mengetahuinya. Kemudian untuk

menentukan kelarutan suat pupuk biasanya di lihat dari bentuk pupuk tersebut,

semakin halus bentuk pupuk maka semakin mudah pupuk untuk larut. Kemudian

untuk menentukan higoskopisitas suat pupuk biasanya berbanding lurus dengan


kelarutan suat jenis pupuk, karena higrokopisitas adalah kemampuan pupuk dalam

menyerap air. Selajutnya dalam menentukan grade suat pupuk biasanya sudah

tertera di kemasan pupuk atau bisa juga mengetahui dari kandungan unsur hara

yang terdapat di dalam pupuk. Dengan ketentuan N – P – K dan semuanya dalam

bentuk persen. Sebagai contoh pupuk NPK Inred dengan kadar hara 10% N, 30%

P, 30% K maka dalam grade di tulis 10 – 30 – 30. Ada juga pupuk yang tidak

memiliki grade sebagai contoh pupuk kandang.

Selanjutnya untuk menentukan sifat kimia seperti : rumus kimia dan kadar

hara bisa dilihat di kemasan. Biasanya setiap pupuk anorganik memiliki

kandungan unsur hara yang di tulis di kemasan pupuk tersebut. Kemudian untuk

menentukan sifat fisiologis dapat dilihat dari kandungan unsur hara yang terdapat

di dalam pupuk dengan ketentuan pupuk akan bersifat asam apabila di dalam

pupuk terdapat unsur non logam seperti C, O, dan yang lainnya. Pupuk bersifat

basa apabila terdapat kandungan logam di dalam pupuk tersebut seperti Boron dan

Magnesium. Dan pupuk dengan jenis organik dan NPK biasanya bersifat netral.

Dengan mengetahui jenis–jenis pupuk yang ada kita dapat mengaplikasikan

atau membuat jenis pupuk sendiri jika sewaktu-waktu pupuk yang di inginkan

tidak sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan.


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa, Pupuk memiliki bentuk yang berbeda – beda seperti, butiran halus, butiran

kasar dan cair yang berpengaruh terhadap kelarutan suat jenis pupuk. Grrade

pupuk menunjukan kadar unsur hara yang terdapat di dalam pupuk dengan urutan

N – P – K. Pupuk organik memiliki higroskopisitas yang lebih rendah

dibandingkan pupuk anorganik. Pupuk dengan tipe sama (NPK) belum tentu

memiliki kandungan unsur hara yang sama. Pupuk dapat mempengaruhi pH tanah

karena terdapat pupuk yang terdapat asam, basa dan netral.

B. Saran

Saran praktikum identifikasi pupuk, agar pupuk dipraktekan cara melihat

kelarutannya dan kerja fisiologisnya.


DAFTAR PUSTAKA

Berutu, Sudarni. 2009. Pengelolaan hara N, K dan kompos sampah kota untuk
meningkatkan hasil dan mutu kailan (Brassica oleraceae var. Achephala).
Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Dewanto FG,. JJMR Londok , RAV Tuturoong dan WB Kaunang. 2013.


Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman
jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek. 32 (5): 158–171 ISSN 0852-
2626.

Idris, M. 2004. Respons tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat


pemangkasan dan pemberian pupuk ZA. Jurnal penelitian bidang ilmu
pertanian. 2(1): 20-28.

Lestari AP, S. Sarman, E. Indraswari 2010. Subtitusi pupuk anorganik dengan


kompos sampah kota tanaman jagung manis ( Zea mays saccharata Sturt).
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 12 (2): 01-06.

Marsono, Paulus, S. 2001. Pupuk Akar. Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Minardi S, S. Hartati dan Pardono. Imbangan pupuk organik dan anorganik


pengaruhnya terhadap hara pembatas dan kesuburan tanah lahan sawah
bekas glaian C pada hasil jagung (Zea mays L.). 2014. Jurnal Ilmu Tanah
dan Agroklimatologi. 11(2) :122-129.

Sinaga, Darlen. 2006. Efisiensi Pemupukan SP 36 pada Ultisol Mancang Melalui


Pengelolaan Dosis dan Waktu Pemberian. Departemen Ilmu Tanah.Fakultas
Pertanian. Unversitas Sumatera Utara. Medan.

Syufrin M, Pasaribu, H. Hasyim W. Hardi Pengaruh penggunaan pupuk anorganik


dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium
ascalonicum L.). 2012. Jurnal Agrium. 17(2):108-113.

Anda mungkin juga menyukai