SKRIPSI
Oleh
Robertus Ega Awisaba
NIM 07603141021
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
adalah asli. Jika tidak asli saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada
periode berikutnya.
iii
iv
MOTTO
Apapun yang akan terjadi tetaplah untuk terus melangkah maju, karena
Jadilah pribadi yang mudah mencoba untuk sebuah hal yang lebih baik.
(www.RedMario.com)
Lebih baik satu pekerjaan sederhana selesai, daripada seribu impian yang
(www.RedMario.com)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Bapak, Ibu, dan semua keluarga yang
tanpa henti mendoakan, memberi semangat dan dukungan. Pelatih dan seluruh
siswa yang tergabung dalam tim futsal putra O2SN SMK Daerah Istimewa
dalam penelitian ini. Teman-teman, sahabat dan semua yang sudah terlibat,
vi
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT
KEBUGARAN JASMANI TIM FUTSAL PUTRA O2SN SMK DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014
Oleh:
Robertus Ega Awisaba
07603141021
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena belum diketahuinya hubungan antara status
gizi dengan tingkat kebugaran jasmani tim futsal putra O2SN SMK Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2014, serta sebagai informasi untuk siswa tentang
status gizi beserta kaitanya dengan tingkat kebugaran jasmani. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat
kebugaran jasmani tim futsal putra O2SN SMK Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu pengambilan data
dilakukan dalam satu waktu dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan populasi sampling, jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 10 Siswa yang mewakili 02SN SMK Daerah
Istimewa Yogyakarta ke Jakarta, umur 16-18 tahun. Pengumpulan status gizi
diperoleh dari data pengukuran berat badan dan tinggi badan, yang kemudian
diolah dengan rumus IMT (Indeks Masa Tubuh), sedangkan tingkat kebugaran
jasmani diperoleh dari tes multistage. Uji statistik yang digunakan yaitu uji
korelasi Kendall Tau.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani tim futsal O2SN
SMK Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien korelasi 0,802 menunjukan besar korelasi antara kedua variable. Dalam
hal ini nilai tersebut memberikan arti bahwa korelasi antara kedua variable
tersebut adalah sangat kuat dan bersifat positif. Peran utama makanan mendukung
tercapainya dan mempertahankan kondisi badan yang telah diperoleh dari latihan,
serta menyediakan tenaga yang diperlukan sewaktu melakukan latihan maupun
pertandingan.
Kata kunci : Status Gizi, Kebugaran Jasmani, Tim Futsal Putra O2SN SMK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berjudul ”Hubungan Antara Status Gizi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Tim
Futsal Putra O2SN SMK Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014” sebagai
kendala. Dengan segala upaya skripsi ini dapat terwujud dengan baik dengan
uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada
1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S., selaku dekan Fakultas Ilmu
dan Rekreasi. Atas dorongan moril dan semangat yang diberikan kepada
4. Ibu Eka Swasta Budayati, M.S., selaku pembimbing akademik. Atas nasehat-
5. Para dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah di
viii
6. Kepada Pelatih tim futsal O2SN SMK Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
7. Orang tua yang selalu mendoakan, memberi semangat dan memberi dukungan
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Disamping itu, penulis berharap skripsi ini
mampu menjadi salah satu bahan referensi untuk acuan pembuatan skripsi
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN ..................................................................................................... 72
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Zat Gizi Esensial Yang Dibutuhkan Tubuh .................................. 14
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3. Bola............................................................................................ 46
xiii
DAFTARLAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Setiap
dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan,
melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien
yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat. World Health
2002:6). Gizi adalah ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada
zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara
energi.
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui
1
Gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-
kematian.
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu makanan anak dan
oleh penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup tetapi sering terserang
diare atau demam dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang tidak cukup
makanan, daya tahan tubuh akan melemah, mudah terserang infeksi, kurang
terhadap daya tahan tubuh anak terhadap infeksi, dan infeksi derajat apapun
2
(Soekirman, 1999/2000).
salah satu faktor yang harus diperhatikan pada remaja, karena selain untuk
berasal dari makanan yang cukup mengandung nilai gizi yang baik, maka
seseorang akan terlihat semangat, gesit, dan aktif dalam melakukan gerak
3
lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efesien, tanpa kelelahan
yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama
yang dibutuhkan untuk setiap orang sangat berbeda, tergantung dari sifat
peningkatan pada kekuatan otot, daya tahan otot dan daya tahan
jasmani tidak kurang atau tidak lebih dari kemampuan tubuh beradaptasi
salah satunya status gizi, dengan demikian status gizi maupun kebugaran
jasmani siswa hendaknya perlu diperhatikan oleh guru maupun orang tua
siswa terlebih pada anak yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan
juga sangat berpengaruh terhadap segala bentuk aktivitas. Status gizi siswa
Kebugaran jasmani yang baik tidak mampu diperoleh jika kondisi status
4
siswa tersebut tidak normal. Pada saat siswa melaksanakan aktivitas sehari-
hari mereka memerlukan energi yang cukup, dimana energi ini nantinya
masuk dalam tim futsal SMK Yogyakarta merupakan siswa pilihan yang
makanannya belum tentu pas takaran gizinya dan terkadang jajanan yang
dimakan oleh siswa tidak mengandung gizi sama sekali. Dengan pola makan
siswa yang tidak teratur dan tidak memenuhi standar empat sehat lima
5
peranan penting agar atlet dalam kondisi sehat dan berprestasi. Seorang
darah ke otot rangka dimaksudkan untuk menyalurkan zat gizi dan oksigen
saat bertanding perlu tambahan cairan (minum air putih/ jus buah) untuk
6
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan kata lain, orang dengan
bergizi. Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk
Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah tim futsal putra O2SN
seorang anak harus didukung oleh kebugaran jasmani yang baik. Kebugaran
jasmani selain dipengaruhi oleh aktifitas juga dapat didukung oleh asupan
Penelitian ini dilakukan karena belum diketahui status gizi dan tingkat
Yogyakarta serta apakah ada hubungan antara status gizi dengan tingkat
7
siswa mengetahui status gizi dan tingkat kebugaran dan mampu menjalani
serangkaian latihan dengan baik secara maksimal dan program latihan dapat
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
hubungan status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani tim futsal putra
8
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani tim futsal putra O2SN SMK
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi tim futsal putra O2SN SMK Daerah Istimewa
Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
praktik, yaitu:
1. Secara Teoritik
9
2. Secara Praktik
b. Membantu pelatih dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik dan
kebugaran jasmani.
masyarakat.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 2), istilah gizi berasal dari
bahasa Arab “Giza“ yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi.
Menurut Sunita Almatsier (2003: 3), secara klasik zat gizi hanya
zat makanan (gizi) pada setiap bahan makanan berbeda, ada yang rendah
dan ada pula yang tinggi. Oleh karena itu, dengan memperhatikan empat
kegiatan.
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Status
gizi dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Status
12
Menurut pendapat Sunita Almatsier (2002: 8), Kebutuhan zat gizi
a. Pemberian energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak,protein. Oksidasi zat gizi tersebut menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktifitas.
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh,ketiga zat
gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
c. Pengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur
prosese tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam sel.
Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam
prosesproses osidasi. Air di perlukan untuk melarutkan bahan
bahan didalam tubuh serta didalam darah, cairan pencernaan dan
proses tubuh yang lain.
mempertahankan kehidupan”.
Zat gizi dibagi menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi
mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah
besar dengan satuan gram. Zat gizi yang termasuk zat gizi makro adalah
karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan zat gizi mikro adalah zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tetapi ada
dalam makanan zat gizi yang termasuk dalam zat gizi mikro adalah
mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg (mili gram)
a. Karbohidrat
tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), terdapat
14
Fungsi dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi, memberi
b. Lemak
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air (sifat
karbon, hal ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk
larut didalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar
15
menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi
dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan
c. Protein
yang terdiri dari sembilan asam amino esensial (asam amino yang
16
tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan
sebelas asam amino non esensial. Belakangan ini asam amino tidak
esensial dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino tidak esensial
asam keton atau melalui trans aminase. Sedangkan asam amino tidak
esensial bersyarat adalah asam amino yang disintesis dari asam amino
17
hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gr/kg berat badan,
d. Vitamin
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena
pengolahan.
e. Mineral
18
dari makanan atau jaringan tubuh dalam bentuk ion-ion. Mineral
atas mineral.
f. Air
70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air sangat
yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi tubuh yang
lebih sehat dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik serta
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik
pula.
mutlak dan hakiki. Kebutuhan gizi itu sendiri adalah sejumlah zat gizi
kekurangan gizi yang terjadi pada masa remaja ini dapat berdampak
negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan gizi meliputi hal-
a. Kebutuhan energi
nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini
pertumbuhan.
b. Kebutuhan protein
c. Kebutuhan lemak
konsumsi lemak tidak lebih dari 30 persen dari energi total dan tidak
21
d. Kebutuhan karbohidrat
adalah 50 persen atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10 -
fruktosa.
e. Kebutuhan mineral
remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga
15 mg/hari.
22
Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme
f. Kebutuhan vitamin
Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi
23
secara langsung dan penilaian gizi secara tidak langsung. Penilaian
status gizi secara langsung dapat dilakukan dengan empat cara yaitu
a. Antropometri
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air
dalam tubuh.
b. Klinis
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi.
24
c. Biokimia
darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali
spesifik.
d. Biofisik
adaptasi gelap.
Penilaian status gizi cecara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
2002: 20)
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
25
dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
b. Statistik vital
c. Faktor ekologi
budaya.
satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan
tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks
26
Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index
(Supariasa, 2001).
a. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling
gizi seperti protein, lemak, air dan mineral. Untuk mengukur Indeks
2005).
b. Tinggi Badan
perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anak-
27
badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah
Klasifikasi Interpretasi
< 16,0 Severe thinness
16,00 – 16,99 Moderate thinness
17,00 – 18,49 Mild thinness
18,50 – 24,99 Normal
25,00 – 29,99 Grade 1 overweight
30,00 – 39,99 Grade 2 overweight
≥ 40,0 Grade 3 overweight
28
B. Kebugaran Jasmani
yang baik, maka tidak akan mengalami kelelahan yang berarti saat
dimana tubuh tidak sakit atau tidak terserang penyakit, sedangkan bugar
adalah kondisi tubuh yang tidak mudah merasa lelah yang berarti setelah
29
Kirkendall yang dikutip Muharun (2006: 10) menyatakan bahwa
tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan
1994: 146).
yang berarti dan masih dapat menikmati waktu luangnya setiap hari.
30
Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) kebugaran yang berhubungan
secara optimal pada saat melakukan aktifitas sehari hari dalam waktu
yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan
menerus. Menurut Rusli Lutan (2002: 56) daya tahan otot adalah
31
selama periode waktu yang relatif lama terhadap sebuah beban yang
sebuah beban.
c. Kelentukan
d. Komposisi tubuh
lemak tubuh.
keterampilan, meliputi:
a. Kecepatan
satu tempat ketempat lain dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk
32
melakukan aktivitas latihan (Rusli Lutan, 2001: 71), sedangkan Kent,
dan tungkai) harus digerakkan dari suatu tempat ke tempat yang lain
b. Keseimbangan
tubuh.
33
disebut dengan power yang berhubungan dengan kekuatan disertai
kecepatan.
d. Kelincahan
arah dengan cepat dan tepat, sewaktu tubuh bergerak dari suatu tempat
e. Waktu reaksi
1999: 6).
tubuh baik anggota gerakatas maupun bawah, dasar gerak antara lain
meliputi jalan, lari, lompat, loncat dan lain sebagainya. Tipe gerak ini
34
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan jantung-paru dan
b. Lift adalah gerak melawan beban, baik beban berat badan sendiri
maupun beban luar sepert imisalnya dumble, atau partner. Tipe gerak
akan meningkat.
memiliki langkah atau cara yang sesuai dengan takaran. Menurut Djoko
kebugaran meliputi:
35
a. Overload (Beban lebih). Pembebanan dalam latihan harus “lebih
setiap berangkat kerja berjalan sejauh 500 meter, maka pada saat
36
memenuhi pasti tingkat efektif dan efisienya juga kurang. Dampak jika
latihan.
c. Time atau durasi adalah lama setiap sesi latihan. Untuk meningkatkan
37
d. Type atau model latihan. Tidak semua tipe gerak/model latihan cocok
tipe latihan dengan gerak kontinyu, ritmis. Untuk melatih otot dapat
tersebut meliputi:
a. Umur
separuhnya.
b. Jenis Kelamin
38
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir
c. Genetik.
d. Makanan.
e. Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki
39
f. Aktifitas Fisik
yang baik
1. Hakikat Futsal
skor lebih besar. Futsal juga ditekuni sebagai sarana pengarahan dan
secara bergulir cepat dari kaki ke kaki, yang para pemainnya dituntut
40
dalam futsal banyak mengontrol atau menahan bola dengan
pemain harus menahan bola tidak boleh jauh dari kaki, karena apabila
jauh dari kaki dengan ukuran lapangan yang kecil pemain lawan akan
yang tidak bisa dilaksanakan lantaran pengaruh salju di Eropa saat musim
2. Sejarah Futsal
futbol dan sala. Jeff Thaler dan Net McLontosh (2004: 9) futsal
ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-
bentuk law of the game yang disesuaikan. Supaya tidak rancu dengan
41
keberadaan FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola, maka dibentuk
tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil
2006: 1).
42
Table 5. Piala Dunia Futsal AMF
No Tempat Tahun Juara/Negara
1 Sao Paulo, Brazil 1982 Brazil
2 Madrid, Spanyol 1985 Brazil
3 Melbourne, Australia 1988 Paraguay
4 Milan, Italia 1991 Portugal
5 Argentina 1994 Argentina
6 Meksiko 1997 Venezuela
7 La Paz, Bolivia 2000 Columbia
8 Paraguay 2003 Paraguay
9 Mendoza, Argentina 2007 Paraguay
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal
a. Lapangan
43
lapangan sebagai berikut: seperempat lingkaran dengan radius 6
meter, ditarik sebagai pusat penalti dari tiap-tiap tiang gawang (Taufiq
Rasjid, 2008: 2), dan titik penalti kedua 10 m dari titik tengah garis
b. Gawang
bagian tengah dari tiap garis gawang. Jarak (pengukuran dalam) antara
tiang tegak tersebut adalah 3 meter dan jarak dari ujung bagian bawah
dari palang gawang ke tanah adalah 2 meter, kedua tiang dan kedua
palang gawang memiliki lebar dan dalam yang sama yaitu 8 cm.
jarring terbuat dari rami (hemp), goni (jute) atau nilon yang diikat ke
44
tiang gawang dan palang dibelakang bidang gawang. Dalam gawang
lapangan 80 cm pada bagian atas dan 100 cm pada garis datar tanah.
Gambar 2. Gawang
c. Bola
sepak bola kecuali dalam hal ukuran, karena ukuran bola futsal lebih
kecil dibanding dengan ukuran bola dalam sepak bola. Bola futsal
diwajibkan berbentuk bulat, terbuat dari bahan kulit atau bahan yang
terbuat dari kulit laken (felt ball) tidak diperbolehkan. Keliling bola
tidak boleh kurang dari 62 cm dan tidak boleh lebih dari 64 cm. Berat
bola futsal tidak kurang dari 400 gram dan tidak lebih dari 440 gram
atmosfer (atm) atau 400 – 600 g/cm3 pada permukaan laut. Pada saat
45
tinggi pantulan tidak boleh kurang dari 50 cm dan tidak boleh lebih
Gambar 3. Bola
boleh meminta waktu untuk keluar (time out) selama 1 menit pada
jumlah gol lebih banyak daripada tim lawan. Apabila mencetak gol
dengan jumlah pemain yang sama namun dengan orang yang berbeda.
e. Jumlah Pemain
lainya.
f. Perlengkapan pemain
1. Kaos
dasar kaos.
2. Celana pendek
3. Kaos kaki
oleh kaos kaki. Bahan alat pelindung ini diharapkan terbuat dari
47
karet dan sejenisnya. Bahan lain yang cocok juga diizinkan,
5. Sepatu
dari kain atau kulit lunak atau sepatu gimnastik dengan sol karet
D. Kerangka Berfikir
jasmani akan baik pula. Sedangkan kondisi gizi yang baik biasanya akan
kondisi gizi yang baik akan terlihat aktif, gesit, bersemangat dan bergairah
juga dibutuhkan status gizi yang baik. Makin baik status gizi seseorang, bila
diberikan latihan fisik (olahraga) yang teratur maka makin tinggi angka
beban kerja yang diberikan atau dengan kata lain kemampuan produktivitas
48
apabila asupan makanan termasuk asupan energi dan protein baik serta
terpenuhi dan status gizi baik juga akan terbentuk kebugaran jasmani yang
Futsal
E. Hipotesis Penelitian
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tingkat
Yogyakarta.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tingkat
Yogyakarta.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
antara variabel status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani tim futsal
sebagai berikut:
X Y
Keterangan:
X : Status Gizi
Y : Tingkat kebugaran jasmani
B. Definisi Operasional
1. Status Gizi
50
menggunakan cara penilaian status gizi dengan menghitung indeks masa
tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) (Djoko Pekik , 2006:7).
2. Kebugaran Jasmani
yang paling sederhana dan mudah adalah dengan cara Tes Lari
51
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
seluruh tim futsal tim futsal O2SN SMK Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Sampel
16-18 tahun.
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu status gizi yang
terikat. Karena terdapat dua variabel, maka instrumen dalam penelitian ini
a. Timbangan berat badan yang sudah lulus uji tera dan diberi tanda tera
dibalai metrologi.
52
2) Siswa ditimbang dengan melepas sepatu, topi, dan meletakkan
2) Siswa diukur dengan melepas sepatu dan topi atau penutup kepala.
pada dinding.
atas.
stopwatch, dan lintasan yang datar dan tidak licin. Pelaksanaan untuk tes
53
multistage sebagai berikut:
pada kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda
semakin ditingkatkan.
54
g. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap 1, kecepatan kedua
sedangkan akhir tiap tahap ditandai dengan sinyal “TUT” tiga kali
i. Peserta tes harus selalu menempatkan satu kaki pada atau tepat
dibelakang tanda garis Start/Finish pada akhir setiap kali lari. Apabila
peserta testelah mencapai salah satu batas lari sebelum sinyal “TUT”
rekaman kaset sehingga peserta secara sukarela harus menari diri dari
k. Apabila peserta tes gagal mencapai jarak dua langkah menjelang garis
ujung pada saat terdengar sinyal “TUT” , peserta test masih diberi
55
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
presentase, dan rata-rata serta standar deviasi dari keseluruhan data yang
2. Analisis Statistik
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pada tanggal 1 Juni 2014. Sampel dari penelitian ini adalah tim futsal O2SN
Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu status gizi dan tingkat
jumlah responden sebanyak 10 siswa. Nilai minimum adalah 19,88 dan nilai
maksimum adalah 25,40. Nilai rata-rata mean adalah 22,3628 dan standar
maksimum adalah 48,2. Nilai rata-rata mean adalah 44,400 dan standar
deviation 3,0510.
57
1. Status
S Gizi
fuutsal O2SN
N SMK Daaerah Istim
mewa Yogyyakarta yanng berjumlaah 10
n
normal sebannyak 7 sisw
wa (70,0%).
T
Tabel 9 : Peenilaian Stattus Gizi
Kategori IMT
Frequency
y Percent Valid Percen
nt Cumulative
Percent
Gemuk Tingkat Ringan 3 30.0 30.0 30.0
Valid
d Normal 7 70.0 70.0 100.0
Total 10
0 100.0 100.0
A
Apabila ditaampilkan daalam bentu
uk diagram dapat dilihhat pada gaambar
d
dibawah ini:
7
6
5
4
3
2
1
0
Kuruus ( Kuurus ( N
Normal Gemuk ( gemuk (
kekuranngan kekuurangan kelebihan kelebihann
berat badan beratt badan b
berat badan berat badaan
tingkkat tinngkat tingkat tingkat
beraat) rinngan) ringan) berat)
G
Gambar 5: Diagram Peenilaian Staatus Gizi
58
2. Tingkat
T Keb
bugaran Jaasmani
k
kategori baik sebanyakk 4 siswa (4
40%), dan yang mem
miliki kebugaran
k
kategori sedaang sebanyaak 6 siswa (60%).
(
T
Tabel 10: Peenilaian Tinngkat Kebug
garan
Kategori Kebugaran
Frequ
uency Percent Valid Percent Cumulativ
ve
Percentt
Baik 4 40.0 40.0 40.0
Valid Sedang 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
A
Apabila ditaampilkan daalam bentu
uk diagram dapat dilihhat pada gaambar
d
dibawah ini:
0
Sangat Kurang Sedang Baik Baik seekali
kuurang
G
Gambar 6: Diagram Peenilaian Tin
ngkat Kebuggaran
59
C. Analisis Data
antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. Namun diperlukan uji
dipertanggungjawabkan.
1. Uji Normalitas
bila probabilitas yang dihasilkan adalah lebih dari 0,05 ( > 0,05). Uji
0,200. Maka dalam hal ini kedua data tersebut adalah berdistribusi
normal.
60
2. Uji Bivariat
tersedia berasal dari 10 siswa dan tidak ada data yang hilang (missing)
sebagai berikut :
kategori kebugaran yang baik sebanyak 3 siswa, dan yang memiliki IMT
61
siswa, dan yang memiliki IMT dengan kategori normal serta memiliki
3. Uji Hipotesis
korelasi antara kedua variable. Dalam hal ini nilai tersebut memberikan
arti bahwa korelasi antara kedua variable tersebut adalah sangat kuat dan
Dari tabel tersebut nilai Signifikansi (p) adalah 0,016. Jika p < 0,05
maka H0 di tolak, sedangkan jika p > 0,05 maka H0 di terima. Maka hasil
62
antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani tim futsal O2SN
D. Pembahasan
penyakit yang erat kaitannya dengan asupan gizi. Semakin maju ilmu
maka perlu diperhatikan kembali pola komsumsinya dan juga pola konsumsi
yang berlebihan tersebut harus diikuti dengan aktivitas fisik yang baik pula.
tubuh agar terjadinya kelebihan berat badan dapat dihindari. Hidangan dan
makanan bila dikonsumsi dalam jumlah dan cara tepat akan menghasilkan
keadaan gizi yang sehat, keadaan gizi sehari-hari yang sehat akan
63
sekolah. Dengan keadaan gizi yang baik maka akan membantu mereka
sesuai dengan jenis olahraga yang diikutinya, keadaan ini akan berubah-
ubah sesuai jadwal latihan dan pertandingan. Dengan menjaga berat badan
sebanyak 6 siswa (60%) dan tidak ada siswa yang tingkat kesegarannya baik
lagi dengan berkurangnya lemak tubuh), hanya remaja saja yang memiliki
64
kedua variable status gizi dan tingkat kebugaran jasmani tersebut adalah
sangat kuat dan bersifat positif. Maka hal ini menunjukkan bahwa ada
dilakukan, baik itu dalam bekerja, belajar, bermain maupun kegiatan yang
lain. Dengan demikian maka bagi seluruh tim futsal O2SN SMK Daerah
cara melakukan aktifitas fisik yang lebih banyak lagi. Sharkley (2011)
mengatakan individu yang tidak bugar, cepat lelah dalam latihan dan
durasi, dan frekuensi latihan dan karena keikutsertaan dalam aktivitas yang
lebih berat. Individu yang bugar tidak begitu lelah. Dengan demikian,
berat badan.
65
fisik (olahraga) juga dibutuhkan status gizi yang baik. Makin baik status gizi
seseorang, bila diberikan latihan fisik (olahraga) yang teratur maka makin
Jadi dalam penelitian ini status gizi menjadi salah satu faktor dalam
status tingkat kebugaran jasmani seseorang. Semakin baik asupan gizi yang
diterima tubuh, akan semakin baik pula kebugaran jasmani yang didapatkan,
namun hal ini juga harus didukung dengan intensitas latihan yang teratur.
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
jasmani yaitu 0,802 dan termasuk kategori sangat kuat dan bersifat
positif.
B. Implikasi
siswa. Diharapkan juga bagi orang tua untuk selalu memperhatikan status
gizi anak supaya kebugaran jasmani anak tetap dalam kondisi yang bagus.
tubuh agar tidak kekurangan atau kelebihan zat gizi, baik dalam bentuk
67
C. Keterbatasan Penelitian
sebagai berikut :
data.
D. Saran – Saran
1. Siswa yang mewakili tim futsal putra O2SN SMK Daerah Istimewa
mengatur pola makan secara tepat dan sesuai dengan aktifitas fisik
kondisi tersebut.
68
jasmaninya.
dengan beban latihan yang meningkat agar terjadinya status gizi lebih
dipertanggungjawabkan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Offset
70
Kent, Michael. (1994). The Oxfort Dictionary of Sport Science and Medicine.
USA: Oxfort Universiity Press Inc. New York
Krisdiyanto, (2004). Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani
Siswa Putera Kelas II SLTPN 2 Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2003/2004. Skripsi. Fakultas Ilmu Olahraga Universitas
Negeri Semarang Tahun 2004.
M. Abdul Kadir Ateng. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud
Mochamad Sajoto. (1998). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta:
Depdikbud
Muharun. (2006). “Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Siswa SMAN 3
Yogyakarta yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga
Permainan.”Skripsi. Yogyakarta:FIK UNY
Purba, dkk, (2006). Buku Seminar Nasional Gizi dan Olahraga. Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Sharkley, Brian, (2011). Fitness dan Health. Terjemahan dari Eri Desmarini.
Kebugaran dan Kesehatan Cetakan ke-2. Rajawali Pers. Jakarta.
Soekirman. (2002). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi
Depdiknas
WHO. (2007). WHO Reference 2007 for Child and Adolescent. WHO, Geneva.
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
74
75
Lampiran 2. Data Penelitian
Data Siswa
SMK Muhamadyah
1 Oktavianus Tomi F. Sleman Sleman, 5 Oktober 1996
Moyudan
Kategori
BB TB
No Nama IMT Status Gizi Vo2Max Kategori
(kg) (cm)
Oktavianus Tomi
1
F.
61 166 22.13 Normal 40.8 Sedang
Gemuk (tingkat
2 Deni Irawan 68 164 25.28 48 Baik
ringan)
Gilang Arisena
3
D.P
59 167 21.15 Normal 40.2 Sedang
Gemuk (tingkat
4 Wahyu Arya R. 70 166 25.40 48 Baik
ringan)
5 Akhid Nuryanto 60 167 21.51 Normal 40.2 Sedang
6 Gito Lestari 49 157 19.87 Normal 44.2 Baik
7 Risang Pratomo 63 167 22.58 Normal 41.8 Sedang
8 Imam Adi F. 57 168 20.19 Normal 42.2 Sedang
9 Ridho Priambada 51 159 20.17 Normal 42 Sedang
Gemuk (tingkat
10 Dimas Damarjati 60 154 25.29 43.9 Baik
ringan)
76
Lampiran 3. Statistik penelitian
Uji Deskriptif
Statistics
Kategori IMT
Kategori Kebugaran
Descriptive Statistics
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
77
Uji Crosstab
Correlations
Kategori IMT Kategori
Kebugaran
Correlation Coefficient 1.000 .802*
Kategori IMT Sig. (2-tailed) . .016
N 10 10
Kendall's tau_b
Correlation Coefficient .802* 1.000
Kategori Kebugaran Sig. (2-tailed) .016 .
N 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
78
Lampiran 4. Foto Dokumentasi Penelitian
79
Gambar 8. Persiapan Lari Multistage
80