ABSTRACT
Introduction
Depresi merupakan salah satu masalah yang paling banyak dijumpai pada remaja yang
dirujuk untuk memperoleh penanganan psikologis. Adanya penurunan minat, berat badan,
gangguan tidur atau tidur terlalu banyak, kelelahan atau kehilangan energi, merupakan lima
dari sembilan gejala yang dialami remaj yang mengalami depresi.Remaja yang didiagnosis
mengalami depresi, cenderung akan memperlihatkan masalah ini hingga mereka memasuki
masa dewasa dari pada remaja yang tidak didiagnosa mengalami depresi. Temuan ini
menunjukkan bahwa, depresi pada remaja perlu ditangani secara serius.
Method
This systematic review was conducted by searching relevant articles published in online
databases EBSCO, Science Direct, PubMed, and Google scoolar. The search was restricted to
the full-text articles published in 2007-2017 and employed the RCTs and non-RCTs research
designs with a mindfulness intervention
Result
Dari hasil tabel ekstraksi data, dapat disimpulkan untuk hasil dari masing-masing jurnal
adalah terapi yang digunakan sebagai ntervensi untuk mengurangi depresi pada remaja,
menunjukakan bahwa baik metode MBSR, MBCT, CBM, CDRS dapat mengurangi depresi
maupun faktor yang menyebabkan depresi pada remaja.
Conclusion
Intervensi pada remaja rata-rata menggunakan intervensi MBSR dan MBCT dengan kurun
waktu penelitian antara 6 minggu samapai dengan 1 tahun pengamatan, dan didapatkan hasil
yang signifikan yaitu mindfukness dan terapi cognitif dapat menurunkan depresi pada
remaja.. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam efektifitas Mindfulness terutama pada
peergroup agar tedapat upaya pemberdayaan remaja yang datangnya juga dari inisiatif remaja
dalam mencegah terjadinya deprsi remaja.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Depresi merupakan suatu gejala dari masalah kesehatan jiwa yang utama
dewasa ini dan perlu mendapatakan perhatian khusus dari masyarakat. Hal ini
sangat penting karena orang dengan depresi menyebabkan produktifitasnya
menurun, dan ini sangat buruk akibatnya bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat,
dan bangsa yang sedang membangun. Organisasi kesehatan dunia (WHO, 1974)
menyebutkan bahwa 17% pasien-pasien yang berobat ke dokter adalah pasien
dengan depresi. Diperkirakan prevalensi pada populasi masyarakat dunia adalah
3%. Sementara itu Sartorius (1974) memperkirakan 100 juta penduduk di dunia
mengalami depresi (Baskoro dan Fitrikasari, 2010). Depresi bisa melanda siapa
saja, pada segala rentang usia. Hal yang menarik, depresi pada kelompok umur
remaja ternyata relatif tinggi. Dengan kata lain, remaja rentan terkena depresi.
Depresi pada remaja perempuan dua kali lipat lebih banyak jika dibandingkan
kejadian depresi pada anak laki-laki (Santrock, 2007 hlm. 265).
Masa remaja sering dianggap masa yang rentan masalah, salah satu wujud dari
masalah-masalah tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku
antisosial. Kondisi ini perlu disikapi dengan serius, karena dapat memicu hal yang
negatif, termasuk kecenderungan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain,
serta berbagai tindakan pelanggaran hukum lainnya. Sebagai gambaran, penelitian
yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health dan World Bank
mendapatkan angka Global Burden of Disease 2000 yang disebabkan oleh depresi
pada penduduk umur 15-44 tahun adalah sebesar 8,6 % Disability Adjusted Life
Year (DALY). Sedangkan untuk kejadian depresi pada semua usia adalah 4,4 %
DALY. Angka tersebut lebih besar daripada tuberkulosis yang sebesar 3,9 %, dan
penyakit jantung yang besarnya 1,5 %. Penelitian oleh Richelson menunjukkan
angka prevalensi depresi sebanyak 30 % orang dewasa di Amerika menderita
depresi, Sedangkan National Institute of Mental Health mendapatkan prevalensi
depresi pada anak usia 9-17 tahun adalah lebih dari 6% dimana 4,9 persen
diantaranya mengalami depresi mayor (Asmika, dkk, 2008). Angka ini semakin
bertambah untuk masa mendatang yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
usia harapan hidup semakin bertambah, stresor psikososial semakin berat,
bertambahnya peyakit-penyakit kronik, bertambahnya pemakaian obat-obat yang
memacu terjadinya depresi, dan kehidupan beragama yang semakin ditinggalkan
masyarakat saat ini (Baskoro dan Fitrikasari, 2010).
Dari beberapa penelitian yang dilakukan secara pada beberapa kurun waktu
menjelaskan bahwa, terjadinya depresi pada remaja berkaitan dengan faktor
situasi seperti pengalaman traumatis atau negatif ketika berinteraksi dengan teman
sebaya dan karakteristik individu seperti perilaku internalisasi (Brooks-Gunn &
Graber, 1995 dalam Santrock, 2007 hlm 265). Disamping faktor individu, faktor
keluarga juga berperan dalam terjadinya depresi pada remaja. Mempunyai orang
tua yang berkarakter depresif, juga menjadi salah satu faktor yang beresiko untuk
mengalami depresi pada masa kanak-kanak dan remaja. Kurangnya kedekatan
emosional orang tua dengan anak, adanya konflik dalam hubungan orang tua, atau
orang tua yang mempunyai masalah ekonomi juga dapat mempermudah terjadinya
depresi pada remaja. Hubungan yang buruk antara remaja dengan teman sebaya,
tidak mempunyai teman akrab, adanya gangguan komunikasi dengan tean sebaya
atau bahkan ditolak oleh teman sebaya, kegagagalan dalam hubungan percintaan
dengan lawan jenis diduga juga menjadi faktor pncetus depresi pada remaja.
Faktor lainnya yang dapat menimbulkan adanya depresi pada remaja adalah juga
terkait dengan masa transisi, dimana seorang remaja yang mengalami masa
transisi atau pubertas bersamaan dengan masa peralihan dari sekolah dasar ke
sekolah menengah, menyatakan lebih depresif dibanding remaja yang menjalani
masa transisi setelah masa transisi sekolah (Santrock, 2007, hlm 266).
Dalam menangani masalah depresi pada remaja, tingkat keberhasilannya
sangat tergantung beberapa anggota komunitas yang berperan aktif dan saling
berkesinambungan, termasuk didalamnya peran orangtua, guru (termasuk
bimbingan konseling sekolah) dan lingkungan masyarakat yang sehat. Langkah
terbaik adalah dengan pencegahan kemunculan gejala awal depresi. Banyak faktor
yang menentukan keberhasilan terapi seperti usia remaja saat awal mengalami
depresi, beratnya depresi, motivasi, kualitas terapi, dukungan orangtua, kondisi
keluarga (apakah orangtua juga menderita depresi atau tidak, ada atau tidaknya
konflik dengan keluarga, kehidupan yang penuh stres atau tidak, dan sebagainya)
(Baskoro dan Fitrikasari, 2010).
.
2. Tujuan
Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk menilai efektifitas terapi
mindfulnes dan terapi perilaku pada remaja yang mengalami depresi dengan
metode Randomize Control Trial.
B. Metode
1. Desain
Metode yang digunakan yaitu sistematik review, artikel penelitian dicari
dengan beberapa kriteria inklusi-eksklusi dan kata kunci, kemudian dilakukan
review dari semua artikel tersebut.
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi dari artikel yang dicari yaitu: remaja yang mengalami depresi
b. Kriteria eksklusi yaitu artikel yang tidak memeiliki full text pdf, pemberian
intervensi selain mindfulness dan Cognitive therapy, responden diluar dari
kriteria inklusi.
3. Strategi Pencarian Literatur
Penelusuran artikel melalui Ebsco, Science Direct, PubMed dan Google
Scholar. Pencarian melalui Ebsco, Science Direct dan Pub Med dilakukan dengan
menggunakan advanced search dengan kata kunci hipertension dan catechin.
Setelah dilakukan pencarian ditemukan 2667 artikel pada Ebsco, 2032 pada
Science Direct, dan 923 pada Google Scholar.
Selanjutnya adalah screening untuk mendapatkan artikel yang full text dalam
bentuk pdf dari tahun 2007-2017. Pada tahap ini ditemukan 5 artikel dari Ebsco,
10 artikel dari 32 Science Direct, dan 18 artikel dari Google Scholar.
Semua judul artikel yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dijadikan satu dan dilakukan screening apakah judul pada artikel tersebut ada
yang sama atau tidak dan apakah ada yang tidak signifikan dalam pemberian
terapi mindfulness dan cognitive therapy.
6. Sintesis Data
Data-data akan ditampilkan secara naratif. Penyajian data meliputi
karakteristik artikel, efektifitas katekin dan hasil setelah dilakukan terapi
katekin.
C. Hasil
1. Karakteristik Studi
Berdasarkan hasil penelusuran hingga mendapatkan 10 artikel yang
menggunakan desain RCT (Randomized control trial) dengan kualitas tinggi
dan non RCT. Satu artikel dipublikasikan pada tahun 2007 sampai dengan
2017 menyatakan lama waktu pemberian 6 minggu – 1 tahun dengan
pemberian terapi mindfulness dan cognitive therapy dapat menurunkan
tekanan depresi pada remaja.
3.Richard R. Feasibiity Participants were - Participants were CDRS 12-week a significant increase in
Dopp et al Study 13 adolescents with 13 adolescents with intervention exercise levels and a
depression depression significant decrease in
reporting low reporting low levels depression
levels of aerobic of aerobic exercise. severity. Initially, ten
exercise They completed a participants were
12-week overweight or obese,
intervention (15 and three were healthy
supervised exercise weight. After 12 weeks
sessions and 21 of exercise, the number
independent of participants in the
sessions). Exercise healthy-weight category
was measured doubled.
through the aerobic
exercise
Questionnaire,
actigraphy, and
heart-rate
monitoring.
4. Alexandria RCT adolescents at risk Excluded n = 32 PCP MI + Internet CTACH-IT One year Both groups
Saulsberry for depression Did not meet program or PCP demonstrated
MD et al inclusion criteria n BA significant within-group
= 12 + Internet program. decreases in depressed
Refused Between-group and mood, loneliness,
participation n = 13 within-group and self-harm ideation.
Other reasons n = 7 comparisons were While no between-
(study ended conducted on group differences were
before completion depressive disorder noted in depressed
of enrollment) outcome mood or depressive
measures at disorder
baseline and one- measures at one-year,
year post- fewer participants in the
enrollment. MI group had
Regression experienced a
analyses examined depressive episode.
factors predicting Greater participant
declines in automatic negative
depressed mood thoughts and more
favorable ratings of a
component of the
Internet-based training
experience
predicted declines in
depressed mood at one-
year
5.Paul Rollon, RCT 314 adolescents 104 randomized to Locally developed 16 weeks. Both interventions were
MBBS et al (aged 14-17 years) control group screening tools locally feasible. Group
in 2 camps for assessed the interpersonal
internally effectiveness of psychotherapy
displaced persons interventions was effective for
in northern in reducing depression symptoms
Uganda. symptoms of among adolescent girls
depression and affected by
anxiety, war and displacement.
ameliorating Other interventions
conduct should be investigated
problems, and to assist adolescent
improving function boys in this population
among those who who have symptoms of
met study criteria depression.
and were randomly
allocated (105,
psychotherapy-
based intervention
[group
interpersonal
psychotherapy];
105, activity-based
intervention
[creative play];
104, wait-control
group
[individuals wait
listed to receive
treatment at study
end]). Intervention
groups met
weekly for 16
weeks. Participants
and controls were
reassessed at end of
study.
6. Mansoureh random We recruited 188 the wait-list control Participants were CDI, CBI, 12 week The analyses
Charkhande sampling adolescent patients condition (p=.031) randomly assigned REIKI indicated a significant
h, et al who were 12- to CBT, Reiki or interaction between
17 years old. wait-list. gender, condition and
Depression scores change in CDI scores,
were assessed such that
before and after the male participants
12 week showed a smaller
interventions or treatment effect for
wait-list. CBT Reiki than did female
showed a participants.
significantly greater
decrease in Child
Depression
Inventory (CDI)
scores across
treatment than
both Reiki (p<.001)
and the wait-list
control (p<.001).
Reiki also showed
greater decreases in
2
CDI scores across
treatment relative to
the wait-list control
condition (p=.031)
7. Lauren B. Et Paralel Thirty-three girls adolescents The MAAS Six months Adolescents were
al group, RCT 12-17y with randomized to mindfulness-based evaluated at baseline,
overweight/obesity, mindfulness had program included post-intervention, and
family history of greater decreases in guided mindfulness sixmonths.
diabetes, and fasting insulin at awareness Feasibility/acceptability
elevated depressive post-treatment practices. The were measured by
symptoms (d=.78; p=.04; cognitivebehavioral attendance and program
Figure 4b). program involved ratings. Depressive
There were no cognitive symptoms were
differences in restructuring and assessed by validated
fasting insulin at behavioral survey
six-months (d=.31; activation.
p=.34) or fasting
glucose at
post-treatment
(d=.30; p=.34) or
six-months (d=.40;
p=.21; Figure 4c).
8. WILLIAM a variety psychiatric Studies indicate All three MBCT, one’s daily Studies indicate that
R. of medical symptoms and/or that MBSR and approaches MBSR life MBSR and MBCT
MARCHA and pain MBCT have originated have
ND, MD psychiatric broad-spectrum from Buddhist broad-spectrum
conditions. antidepressant and spiritual practices, antidepressant and
antianxiety but only antianxiety
effects and Zen is an actual effects and decrease
decrease general Buddhist general psychological
psychological tradition. MBSR distress.
distress. and
MBCT are secular,
clinically based
methods that
employ manuals
and standardized
techniques
9. Ngar-sze RCT Fourteen to 16- control groups (n = It was hypothesised MBSR, six-week a significant decrease in
Lau & year-old 48). that a six-week MBCT symptoms of depression
Ming-tak adolescents with mindfulness-based and a significant
Hue low academic programme would increase in one
performance increase well-being, dimension of wellbeing
reduce stress and among both groups.
symptoms of
depression. Well-
being, stress and
depressive
symptoms of both
intervention and
control groups were
assessed at baseline
and
post-intervention
2.
3. Efektifitas mindfulnesdan cognitive therapy terhadap penurunan depresi pada
remaja.
D. Pembahasan
F. Penutup
Mindfulness dan terapi kognitif merupakan suatu terapi yang belandaskan
pada kemampuan diri untuk sadar akan suatu yang ada pada dirinya, tidak menolak
dan mampu menyelesaikannya, terapi ini sangat baik pada remaja yang notabenenya
menjadi tulang punggung suatu negara.
Daftar Pustaka
1. E. L. de Voogd, et al. Imagine the bright side of life: A randomized controlled trial of
two types of interpretation bias modification procedure targeting adolescent anxiety and
depression. 2017; https://doi.org/10.1371/journal.
pone.0181147
4. Norwegian Knowledge Centre for the Health Services User on 05/12/2015 Richard R.
Dopp, Ann J.Mooney, Roseanne Armitage, and Cheryl King. Exercise for Adolescents
with Depressive Disorders: A Feasibility Study. Hindawi Publishing Corporation
Depression Research and Treatment Volume 2012, Article ID 257472, 9 pages
doi:10.1155/2012/257472
5. Alexandria Saulsberry MD, et al. Randomized Clinical Trial of a Primary Care Internet-
based Intervention to Prevent Adolescent Depression: One-year Outcomes. Can Acad
Child Adolesc Psychiatry, 22:2, May 2013
9. Marı´a I. Jime´nez Chafey, Guillermo Bernal, and Jeannette Rossello. Clinical Case
Study: Cbt For Depression In A Puerto Rican Adolescent: Challenges And Variability In
Treatment Response. Depression And Anxiety 26:98–103 (2009)