Anda di halaman 1dari 43

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 60 K/TUN/2015

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa perkara tata usaha negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

do
berikut dalam perkara:
gu 1 NURMAN JAFAR, S.E., kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
Mantan Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan

In
A
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, bertempat
ah

lik
tinggal di Jalan P. Bali Raya No. 53, RT. 003/RW. 011, Kelurahan
Aren Jaya, Bekasi Timur;
am

ub
2 HASSAN ABUD, SH. MAP., kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
Mantan Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Program
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
ep
k

Deputi Program dan Reformasi Birokrasi, Kementrian


ah

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, bertempat


R

si
tinggal di Jalan Kasuari Blok EE/15 Cipinang Indah II, Jakarta
Timur;

ne
ng

Dalam hal ini memberi kuasa kepada :


1. Yoni A. Setyono, SH, MH.,

do
gu

2. Febby Mutiara Nelson, SH, MH.,


3. Abdul Toni, SH.,
In
4. Ludwig Kriekholff, SH. MKn.
A

5. Meddy Setiawan, SH.,


ah

6. Puspa Pasaribu, SH.,


lik

7. Christina Daeli, SH.,


8. Syawaludin, SE., Ak., SH., ME., CPMA.,
m

ub

kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, Staf Lembaga Konsultasi dan


Bantuan Hukum Pilihan Penyelesaian Sengketa Fakultas Hukum Universitas
ka

ep

Indonesia (LKBH-PPS FHUI), berkantor di LKBH-PPS FHUI yang beralamat


di Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424, berdasarkan Surat Kuasa
ah

Khusus Nomor : 19/X/2014, tanggal 07 Oktober 2014.


es

Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para Pembanding/Para Penggugat;


M

ng

on

Halaman 1 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melawan:

si
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI R.I., berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman

ne
ng
Kav. 69, Jakarta 12190, dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada :
1 Subowo Djoko Widodo, S.H., Jabatan Asisten Deputi Bidang

do
gu Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program, dan
Pembinaan Integritas SDM Aparatur Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

In
A
2 Salvina Herda Imban, S.H., Jabatan Kepala bagian Hukum,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
ah

lik
Birokrasi;
3 Sri Rahayu Tjandra Dewi, SH., Jabatan Kepala Bidang
am

ub
Penyiapan Pembinaan Integritas Sumber Daya Manusia
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
ep
4 Nanik Wulandari Sudiastuti, SH., Jabatan Kepala Subbagian
k

Pertimbangan dan Bantuan Hukum Kementerian PAN dan RB;


ah

5 Ari Nur Rochmat, SH., Jabatan Kepala Subbagian Peraturan


R

si
Perundang-Undangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;

ne
ng

6 Ananta Antasari, SH., Jabatan Kepala Subbagian Perencanaan


dan Jaringan Dokumentasi Hukum, Kementerian

do
gu

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;


Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, beralamat dan berkedudukan pada
In
A

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi, Jalan


Jenderal Sudirman Kav. 69 Jakarta 12190, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
ah

Nomor : SKK/001/M.PANRB/PTUN/12/2013, Tanggal 16 Desember 2013.


lik

Termohon Kasasi dahulu sebagai Terbanding/Tergugat;


Mahkamah Agung tersebut;
m

ub

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


ka

Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata bahwa sekarang


ep

Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para Pembanding/Para Penggugat telah


ah

menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Terbanding/Tergugat di muka


R

persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada pokoknya atas dalil-dalil
es

sebagai berikut:
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
I Obyek Sengketa .

ne
ng
Bahwa yang menjadi Obyek Sengketa dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 219

do
Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian dengan hormat:
gu • Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c)
dari jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan

In
A
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB No.219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
ah

lik
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
am

ub
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
ep
PAN dan RB N0.219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
k

II KEPENTINGAN PENGGUGAT.
ah

Bahwa objek sengketa a quo nyata-nyata telah menimbulkan kerugian kepada Para
R

si
Penggugat. Akibat pemberhentian ini Para Penggugat telah menderita kerugian, baik
moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para Penggugat merasa harkat

ne
ng

dan martabatnya telah direndahkan dengan diberhentikan begitu saja tanpa alasan
hukum yang sah dari jabatan sebagai Asisten Deputi. Secara materil, Para Penggugat

do
gu

juga telah dirugikan kerena dengan diberhentikannya dari jabatannya Para


Penggugat telah kehilangan/ penurunan pendapatan yang sah seperti, tunjangan
In
A

jabatan, tunjangan kinerja, penurunan grading dan berbagai fasilitas yang melekat
pada jabatan Para Penggugat. Penghasilan Para Penggugat a. n. Nurman Jafar, yang
ah

semula mendapatkan Rp. 15.323.100,- (lima belas juta tiga ratus dua puluh tiga ribu
lik

seratus rupiah) berkurang menjadi Rp. 6.829.100,- (enam juta, delapan ratus dua
puluh Sembilan ribu seratus rupiah) dan Penggugat a.n. Hassan Abud yang semula
m

ub

mendapatkan Rp. 15. 211.900,- (lima belas juta dua ratus sebelas ribu Sembilan
ka

ratus rupiah) berkurang menjadi Rp. 6.717.900,- (enam juta, tujuh ratus tujuh belas
ep

ribu Sembilan ratus rupiah). Oleh karena itu Para Penggugat punya legal standing
(kedudukan hukum) dan kepentingan yang sah, dan konstitusional untuk menuntut
ah

agar objek sengketa a quo dinyatakan batal atau tidak sah, dengan disertai tuntutan
es

ganti rugi dan/atau rehabilitasi. (Vide, Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9
M

ng

on

Halaman 3 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2004, tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

R
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara);

si
Ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, tentang

ne
ng
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang menentukan : “Orang atau badan hukum perdata yang

do
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
gu mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenamg yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal

In
A
atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”;
III. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATAN.
ah

lik
Bahwa gugatan dalam perkara a quo, diajukan Para Penggugat masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan Undang-Undang, yaitu masih dalam tenggang
am

ub
waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak dikeluarkannya atau diterimanya Surat
Keputusan a quo oleh Tergugat. (Vide Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun
ep
k

2009);
ah

si
IV BAHWA SURAT KEPUTUSAN TERGUGAT A QUO TELAH
MEMENUHI SYARAT SEBAGAI KEPUTUSAN TATA USAHA

ne
ng

NEGARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 1 BUTIR 9


UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

do
gu

PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN


1986 TENTANG PERADILA TATA USAHA NEGARA.
In
• Bahwa “objek sengketa” yang dikeluarkan oleh Tergugat merupakan Keputusan
A

Tata Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga
ah

lik

memenuhi ketentuan Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009


tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
m

ub

Peradilan Tata Usaha Negara;


Bahwa Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
ka

ep

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang


Peradilan Tata Usaha Negara menentukan : “Keputusan Tata Usaha Negara
ah

adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata
es

usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha Negara yang berdasarkan
M

ng

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual,


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum

R
perdata”;

si
• Bahwa Obyek Sengketa bersifat konkret artinya berbentuk suatu keputusan

ne
ng
seperti terbaca dari Diktum PERTAMA-nya: “Memberhentikan dengan hormat
Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum pada lajur 2 Nomor Urut 1

do
gu sampai dengan Nomor Urut 6 dari jabatan sebagaimana tercantum pada lajur 3
lampiran keputusan ini,”;
• Bahwa Obyek Sengketa berisifat individual, ditujukan kepada pribadi Para

In
A
Penggugat, bukan kepada umum;
• Bahwa Obyek Sengketa tersebut bersifat final atau difinitif yang tidak
ah

lik
membutuhkan lagi persetujuan dari lembaga atau pihak lain baik secara vertikal
maupun horizontal dan karenanya telah menimbulkan akibat hukum bagi Para
am

ub
Penggugat berupa Pemberhentian Para Penggugat dari jabatan sebagai Asisten
Deputi pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
ep
Birokrasi, dan atas Surat Keputusan yang dikeluarkan Tergugat tersebut, tidak
k

terdapat upaya administratif yang tersedia bagi Para Penggugat (Vide Pasal 48
ah

Undang-Undang Nomr 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004


R

si
jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009);
• Bahwa Obyek Sengketa bukanlah keputusan pejabat tata usaha negara yang

ne
ng

dikecualikan dari pengertian keputusan pejabat tata usaha negara karena


“dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,

do
gu

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan-peraturan lain yang


bersifat pidana” sebagaimana diatur dalam Pasal 2 huruf d Undang-Undang
In
A

Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
ah

lik

- Bahwa dengan demikian Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berwenang


mengadili perkara ini;
V. DASAR DAN ALASAN DIAJUKANNYA GUGATAN.
m

ub

Kronologis Perkara.
ka

1 Bahwa Penggugat a.n Nurman Jafar, semula adalah sebagai Asisten Deputi Tata
ep

Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana


ah

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang


R

diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


es

Nomor 91 Tahun 2013, tanggal 24 April 2013, dan kepadanya diberikan


M

ng

on

Halaman 5 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tunjangan jabatan struktural eselon II.a, berdasarkan Peraturan Presiden Republik

R
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007;

si
Sedangkan Penggugat a.n. Hassan Abud, semula adalah sebagai Asisten Deputi

ne
ng
Koordinasi Pelaksnaan Kebijakan Program Pendayagunaan Apartur Negara dan
Reformsi Birokrasi Pusat pada Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi,

do
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang
gu dipilih setelah mengikuti proses Seleksi Terbuka. Kemudian pada tanggal 20
Januari 2012 dilantik dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri

In
A
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun
2012 tanggal 19 Januari 2012, dan kepadanya diberikan tunjangan jabatan
ah

lik
struktural eselon II.a, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2007;
am

ub
2. Bahwa Para Penggugat pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013 sekitar Jam
15.00 dipanggil oleh Sekretaris Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi yang pada intinya menyampaikan hasil Baperjakat tentang
ep
k

pemberhentian Para Penggugat sebagai Asisten Deputi (eselon II) dengan alasan
ah

karena adanya perampingan organisasi, dan selanjutnya akan dialihkan sebagai


R

si
pejabat fungsional “analis” dan untuk itu diterbitkan Keputusan Sekretaris
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

ne
ng

222 Tahun 2013, tertanggal 2 September 2013;


Bahwa Jabatan Fungsional yang dimaksud sebagai “Analis” tidak dikenal dalam

do
gu

rumpun jabatan fungsional sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden


Nomor 87 Tahun1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
In
Sipil;
A

3. Bahwa pada hari Senin tanggal 2 September 2013 jam 14.00 telah terjadi
pelantikan Pejabat Eselon II (23 orang) dari 27 jabatan eselon II yang tersedia
ah

lik

sesuai dengan struktur organisasi yang baru, kendati untuk eselon I dengan
struktur organisasi yang baru Keputusan Presiden belum turun (masih dalam
m

ub

proses);
4. Bahwa Para Penggugat keberatan atau merasa dirugikan dengan Pelantikan
ka

ep

tersebut karena Para Penggugat merasa tidak memiliki kesalahan dan tidak
pernah mendapatkan teguran atau peringatan apapun dari Tergugat baik secara
ah

lisan maupun tertulis, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat(4) huruf c


R

es

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin PNS,


M

bahwa Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat Berat berupa Pembebasan dari


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jabatan harus menempuh mekanisme Pemanggilan dan Pemeriksaan terlebih

R
dahulu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 23 sampai dengan Pasal 30;

si
5. Bahwa Para Penggugat merasa keberatan atas pencopotan jabatan tersebut secara

ne
ng
sepihak tanpa alasan yang jelas sehingga merasa dipermalukan atas penilaian
masyarakat yang tentu menilai negatif atas pencopotan jabatan tersebut;

do
6. Bahwa Para Penggugat dilantik untuk menduduki jabatan Asdep (eselon II) telah
gu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural

In
A
(“PP100”) yang menyatakan, Pasal 2 ayat 2, “Jabatan struktural Eselon II ke
bawah pada instansi Pusat ditetapkan oleh Pimpinan Instansi setelah mendapat
ah

lik
pertimbangan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara” sehingga Para Penggugat dilantik secara sah
am

ub
menurut hukum;
Objek Sengketa a quo Bertentangan Dengan Peraturan Perundang-Undangan Dan
Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang baik;
ep
k

7. Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (2) PP 100 menyatakan “Secara
ah

normal perpindahan tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja, dapat dilakukan


R

si
dalam waktu antara 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) tahun sejak seseorang
diangkat dalam jabatan struktural.” Ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh

ne
ng

Tergugat sehingga dapat dikatakan telah melanggar ketentuan peraturan ini;


8. Bahwa sebagaimana pula dalam ketentuan Pasal 10 PP 100 Tahun 2000

do
gu

menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural


karena :
In
a mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya;
A

b mencapai batas usia pensiun;


c diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
ah

lik

d diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional;


e cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar tanggungan negara karena
m

ub

persalinan;
f tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
ka

ep

g adanya perampingan organisasi pemerintah;


h tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani;
ah

atau hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang


R

es

berlaku;
M

ng

on

Halaman 7 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Bahwa menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor

R
12 Tahun 2001 Ketentuan Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000, pada butir D

si
Pemberhentian yaitu pada huruf (g) Adanya perampingan organisasi pemerintah.

ne
ng
Menyatakan apabila ada perampingan organisasi dan berdasarkan organisasi
yang baru terdapat jabatan yang hapus, maka dimungkinkan pemberhentian dari

do
jabatan yang hapus setelah melalui proses penyaluran ke instansi lain sudah tidak
gu dimungkinkan lagi. Ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh Tergugat sehingga
telah melanggar ketentuan peraturan ini;

In
A
10. Bahwa Keputusan Tergugat a quo yang dalam menimbang huruf a dinyatakan
bahwa sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi pada
ah

lik
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
sekaligus dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir Pegawai Negeri
am

ub
Sipil di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, perlu dilakukan perpindahan dalam jabatan;
11. Bahwa Keputusan Tergugat a quo dalam menimbang huruf b dinyatakan dengan
ep
k

bahwa berdasarkan pertimbangan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan


ah

(Baperjakat) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


R

si
Birokrasi, Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum dalam lajur 2
memenuhi syarat dan dianggap mampu untuk diangkat dalam jabatan

ne
ng

sebagaimana tercantum pada lajur 5 lampiran keputusan ini;


Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun

do
gu

2002 tanggal 17 Juni 2002 sebagai Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah


Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam
In
Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
A

Nomor 13 Tahun 2002, bahwa apabila pemberhentian pejabat struktural dengan


pertimbangan Baperjakat maka harus mengikuti petunjuk pengisian sebagaimana
ah

lik

tercantum dalam Anak Lampiran 1 d. Ketentuan ini diabaikan oleh Tergugat


sehingga jelas melanggar peraturan yang berlaku;
m

ub

12. Bahwa perubahan struktur organisasi yang menjadikan perampingan organisasi


mengakibatkan terjadinya kelebihan pejabat eselon II yaitu dari yang semula
ka

ep

berjumlah 33 pejabat eselon II menjadi 27 pejabat eselon II, sehingga kelebihan


6 pejabat eselon II yang kemudian diberhentikan dengan hormat termasuk
ah

diantaranya adalah Para Penggugat. Namun anehnya yang menjadi persoalan


R

es

pada tanggal 2 September 2013 telah dilakukan pelantikan pejabat eselon II


M

sejumlah 23 orang, sehingga pada waktu itu, bahkan sampai gugatan ini diajukan
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masih tersisa 4 jabatan eselon II yang masih kosong (lowong). Dengan demikian

R
alasan pemberhentian jabatan Para Penggugat karena perampingan organisasi

si
menjadi kurang tepat, sehingga menimbulkan pertanyaan atas dasar apa

ne
ng
sesungguhnya Para Penggugat tidak terpilih kembali sebagai pejabat eselon II,
Jika karena batas usia pensiun masih ada beberapa diantaranya (lihat list pejabat

do
yang dilantik) yang mendekati batas usia pension, bahwa apabila dianggap
gu melakukan pelanggaran disiplin maka sebagaimana diungkapkan diatas Para
Penggugat tidak pernah diproses sesuai mekanisme yang diatur dalam Peraturan

In
A
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin PNS oleh karena
itu para Penggugat memandang ada unsur subyektif (like and dislike) dan
ah

lik
pemaksaan serta ketidakjelasan untuk memberhentikan Para Penggugat dari
Jabatan Struktural eselon II dengan melanggar aturan peraturan sebagaimana
am

ub
terurai diatas;
13. Bahwa Para Penggugat selama berkarir sebagai PNS (Nurman Jafar 26 tahun, dan
Hassan Abud 23 tahun) tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin, baik ringan,
ep
k

sedang maupun berat karena suatu pelanggaran administrasi maupun


ah

pelanggaran yang bersifat pidana. Para Penggugat dalam menjalankan tugasnya


R

si
sebagai pejabat eselon II a Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

ne
ng

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga prestasi


kerja, tanggung jawab dan unsur-unsur penilaian lainnya selama menduduki

do
gu

jabatan sebagai Pejabat Eselon II a memperoleh nilai rata-rata Baik. Hal ini
terbukti dari hasil Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang termuat dalam Daftar
In
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil atas nama Para
A

Penggugat. Demikian juga dengan pencapaian kinerja, selalu tercapai sesuai


dengan target yang ditentukan pimpinan;
ah

lik

14. Bahwa Keputusan Tergugat a quo nyata-nyata telah menimbulkan kerugian


kepada Para Penggugat. Akibat pemberhentian ini Para Penggugat telah
m

ub

menderita kerugian, baik moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para
Penggugat merasa harkat dan martabatnya telah direndahkan dengan
ka

ep

diberhentikan begitu saja tanpa alasan hukum yang sah dari jabatan sebagai
Asisten Deputi. Secara materil, Para Penggugat juga telah dirugikan karena
ah

dengan diberhentikannya dari jabatannya Para Penggugat telah kehilangan/


R

es

penurunan pendapatan yang sah seperti, tunjangan jabatan, tunjangan kinerja,


M

penurunan grading, dan berbagai fasilitas yang melekat pada jabatan Para
ng

on

Halaman 9 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat, Penghasilan Para Penggugat a.n. Nurman Jafar, yang semula

R
mendapatkan Rp. 15.323.100,-(lima belas juta tiga ratus dua puluh tiga seratus

si
rupiah) berkurang menjadi Rp.6.829.100 (enam juta delapan ratus dua puluh

ne
ng
sebilan ribu seratus rupiah) dan Penggugat a.n Hassan Abud yang semula
mendapatkan Rp. 15.211.900,-(lima belas juta dua ratus sebelas ribu sembilan

do
ratus rupiah) berkurang menjadi Rp.6.717.900 (enam juta tujuh ratus tujuh belas
gu ribu sembilan ratus rupiah) Karena itu kepentingan Para Penggugat untuk
membatalkan Keputusan Tergugat dengan melakukan upaya hukum yang sah

In
A
dan konstitusional adalah jelas dan beralasan hukum, karena didasarkan atas
kerugian yang nyata yang dialami Para Penggugat. Dengan demikian adagium
ah

lik
“point de interet point de’action” telah terpenuhi untuk melakukan gugatan ini;
15. Bahwa disamping itu Obyek Sengketa juga telah melanggar Pasal 23, Pasal 24,
am

ub
Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30 serta Pasal 31 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
16. Bahwa Obyek Sengketa dengan demikian telah cacat hukum dan tidak memiliki
ep
k

kekuatan hukum mengikat, karena itu harus dinyatakan batal demi hukum dan
ah

harus dicabut;
R

si
17. Bahwa dari uraian diatas sudah sangat jelas bahwa Tergugat telah membuat suatu
keputusan (Obyek Sengketa) yang bertentangan dengan peraturan perundang-

ne
ng

undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik;


18. Bahwa dengan demikian pemberhentian Para Penggugat bisa di-katagorikan

do
gu

sebagai tindakan kesewenang-wenangan Tergugat (abuse of power) karena telah


tidak cermat atau tidak hati-hati menerapkan peraturan perundang-undangan
In
sehingga merugikan Para Penggugat;
A

19. Bahwa Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik telah dilanggar oleh
Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa, yaitu berupa pelanggaran terhadap
ah

lik

:
• Asas Kecermatan/kehati–hatian, karena Objek Sengketa dapat memicu
m

ub

munculnya kesalahan dan permasalahan hukum dalam penyelenggaraan


pemerintahan;
ka

ep

• Asas Kepastian Hukum, karena Objek Sengketa dapat memicu ketidakpastian


dalam kebijakan penyelenggaraan pemerintahan;
ah

• Asas Profesionalitas, karena Objek Sengketa terlihat tidak profesional dan


es

terkesan dibuat asal-asalan saja tanpa persiapan yang matang;


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Asas Akuntabilitas, karena Objek Sengketa tidak dapat dipertanggungjawabkan

si
kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

ne
ng
20. Bahwa dengan demikian gugatan Para Penggugat dalam perkara a quo telah
memenuhi kualifikasi sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 53

do
gu ayat 2 sub (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, maka sangat beralasan
hukum bagi Para Penggugat dalam mengajukan gugatan a quo untuk

In
A
membatalkan Obyek Sengketa dan mewajibkan Tergugat mencabut Obyek
Sengketa dalam perkara a quo;
ah

lik
DALAM PENUNDAAN
Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 67 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-
am

ub
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Juklak
Mahkamah Agung Nomor : 052/Td.TUN/III/1992 Angka 3, Permohonan Penangguhan
Keputusan Tata Usaha Negara dapat diajukan sekaligus atau terpisah dalam surat
ep
k

gugatan. Bahwa mengingat terdapat keadaan yang sangat mendesak yang dapat
ah

mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika Surat Keputusan Tergugat


R

si
tetap dilaksanakan karena
• Para Penggugat merasa dirugikan dengan adanya SK a quo karena ada

ne
ng

penurunan pendapatan sebagaimana diuraikan pada poin 14 diatas;


• Tergugat akan melantik pejabat baru yang menggantikan posisi para Penggugat,

do
gu

dengan adanya pejabat baru tersebut akan semakin mempersulit posisi para
Penggugat karena ada ketidakpastian hukum dan ketidak adilan terhadap
In
A

pembehentian para Penggugat khususnya dan teman-teman pegawai lain di


lingkungan para Penggugat pada umumnya;
ah

Karenanya para Penggugat mohon agar Tergugat menunda diberlakukan SK


lik

a
quo yaitu Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian
m

ub

dengan hormat:
ka

• Nurman Jafar,SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c) dari


ep

jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan


ah

pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan RB
R

Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan


es
M

ng

on

Halaman 11 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Hassan Abud,SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/

si
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada

ne
ng
Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);

do
gu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Penggugat mohon kepada

In
A
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan sebagai berikut:
DALAM PENUNDAAN (SCHOORSING):
ah

lik
Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan objek sengketa yaitu
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
am

ub
Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian dengan
hormat:
• Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c)
ep
k

dari jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan


ah

Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri


R

si
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/

ne
ng

c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan


Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada

do
gu

Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri


PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
In
A

selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
ah

DALAM POKOK PERKARA:


lik

1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2 Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan tata usaha negara
m

ub

berupa : Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


ka

Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 219 Tahun 2013, tanggal


ep

30 Agustus 2013, tentang pemberhentian dengan hormat:


• Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c)
ah

dari jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri

R
PAN dan RB N0.219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan

si
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/

ne
ng
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada

do
gu Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
3. Mewajibkan Tergugat mencabut Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

In
A
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013,
tentang pemberhentian dengan hormat:
ah

lik
- Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c) dari
jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan
am

ub
pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan RB
Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
- Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/c)
ep
k

dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Program


ah

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada Deputi


R

si
Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan
RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6;

ne
ng

4. Mewajibkan Tergugat untuk merehabilitasi kedudukan Para Penggugat seperti


semula atau setara dengan jabatan Para Penggugat semula;

do
gu

5. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini;
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah
In
mengambil putusan, yaitu Putusan Nomor 194/G/2013/PTUN-JKT Tanggal 10 April
A

2014 yang amarnya sebagai berikut:


DALAM POKOK SENGKETA.
ah

lik

• Menolak permohonan penundaan pelaksanaan keputusan tata


usaha negara objek sengketa yang diajukan oleh Para Penggugat;
m

ub

DALAM POKOK SENGKETA.


ka

1 Menolak gugatan Para Penggugat untuk Seluruhnya ;


ep

2 Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.151.000, -


(seratus lima puluh satu ribu rupiah);
ah

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Para Pembanding/


es

Para Penggugat putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan oleh
M

ng

on

Halaman 13 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan Putusan Nomor 183/B/2014/

R
PT.TUN.JKT, Tanggal 28 Agustus 2014;

si
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Para

ne
ng
Pembanding/Para Penggugat pada Tanggal 02 Oktober 2014, kemudian terhadapnya
oleh Para Pembanding/Para Penggugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat

do
gu Kuasa Khusus, Nomor 19/X/2014 tanggal 07 Oktober 2014 diajukan permohonan
kasasi secara lisan pada Tanggal 16 Oktober 2014 sebagaimana ternyata dari Akta
Permohonan Kasasi Nomor 194/G/2013/PTUN-JKT yang dibuat oleh Panitera

In
A
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Permohonan tersebut diikuti dengan Memori
Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut
ah

lik
pada tanggal 30 Oktober 2014;
Bahwa setelah itu, oleh Termohon Kasasi yang pada Tanggal 04 November
am

ub
2014 telah diberitahu tentang Memori Kasasi dari Para Pemohon Kasasi, diajukan
Jawaban Memori Kasasi (Kontra Memori Kasasi) yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada Tanggal 18 November 2014;
ep
k

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan- alasannya telah


ah

diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
R

si
dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

ne
ng

2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, maka secara
formal dapat diterima;

do
gu

alasan kasasi
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi
In
dalam Memori Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:
A

I Bahwa Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan
ah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menentukan


lik

bahwa: Mahkamah Agung dalam Tingkat Kasasi membatalkan putusan atau


penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:
m

ub

• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;


ka

• Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;


ep

• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-


ah

undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang


R

bersangkutan.
es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 30 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa dalam

R
memeriksa perkara, Mahkamah Agung berkewajiban menggali, mengikuti, dan

si
memahami rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

ne
ng
Berikutnya, Pasal 45 A Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menentukan

do
bahwa :
gu (1) Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi mengadili perkara yang memenuhi syarat
untuk diajukan kasasi, kecuali perkara yang oleh Undang-Undang ini dibatasi

In
A
pengajuannya.
(2) Perkara yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
ah

lik
a. putusan tentang praperadilan;
b. perkara pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
am

ub
tahun dan/atau diancam pidana denda;
c. perkara tata usaha negara yang objek gugatannya berupa keputusan pejabat
daerah yang jangkauan keputusannya berlaku di wilayah daerah yang
ep
k

bersangkutan.
ah

(3) Permohonan kasasi terhadap perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau
R

si
permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat-syarat formal, dinyatakan tidak
dapat diterima dengan penetapan ketua pengadilan tingkat pertama dan berkas

ne
ng

perkaranya tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung.


(4) Penetapan ketua pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat

do
gu

diajukan upaya hukum.


(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur
In
lebih lanjut oleh Mahkamah Agung.
A

Bahwa objek gugatan a quo merupakan suatu keputusan tata usaha negara yang
dikeluarkan bukan oleh pejabat daerah melainkan oleh Tergugat (Kementerian
ah

lik

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) yang jangkauannya tidak


berlaku di wilayah daerah, sehingga objek gugatan a quo tidak termasuk
m

ub

pengecualian objek gugatan perkara tata usaha negara yang dapat diajukan pada
tahap kasasi. Lebih lanjut sebagaimana telah dinyatakan dalam pertimbangan hukum
ka

ep

putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No.194/G/2013/PTUN.JKT. dan


putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No.183/B/2014/PT.TUN.JKT
ah

mengenai sengketa a quo termasuk dalam kompetensi peradilan tata usaha negara
R

es

dan Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding memiliki


M

kedudukan hukum (legal standing) dalam mengajukan sengketa a quo ke Peradilan


ng

on

Halaman 15 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tata Usaha Negara, maka sengketa a quo telah memenuhi syarat formal permohonan

R
kasasi. Sehingga permohonan kasasi sudah seharusnya diterima oleh Mahkamah

si
Agung.

ne
ng
II Bahwa, pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta No.183/B/2014/PT.TUN.JKT merupakan pertimbangan hukum yang tidak

do
cukup atau tidak layak (Onvoldoende Gemotiveerd) karena hanya membenarkan
gu dan mengambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta tanpa memberikan pertimbangan sendiri, tanpa memperhatikan

In
A
fakta-fakta hukum yang sesungguhnya terungkap dalam persidangan dan tanpa
mempertimbangkan keberatan-keberatan yang diajukan dalam Memori Banding.
ah

lik
A Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
yang memeriksa perkara Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28
am

ub
Agustus 2014 dalam putusannya tidak mempertimbangkan seluruh dalil
dalam memori banding yang diajukan oleh Para Pemohon Banding
terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 194/
ep
k

G/2013/PTUN-JKT tertanggal 10 April 2014.


ah

B Bahwa Para Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan


R

si
hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
yang memeriksa Perkara Nomor: 194/G/2013/PTUN-JKT tertanggal 10

ne
ng

April 2014, halaman 7 sampai dengan halaman 8 yang menyatakan


sebagai berikut:

do
gu

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding


memeriksa dan meneliti secara seksama terhadap sengketa ini dan berkas
In
perkaranya yang terdiri dari salinan resmi Putusan Majelis Hakim Pengadilan
A

Tata Usaha Negara Jakarta Nomor188/G/2011/PTUN-JKT tanggal 2 Mei 2012


yang dimohonkan banding, berita acara pemeriksaan persiapan, berita acara
ah

lik

pemeriksaan persidangan dan Memori Banding dari Kuasa Hukum Penggugat/


Pembanding, berpendapat bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum yang
m

ub

dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


dalam menjatuhkan putusannya tersebut sudah tepat dan benar.
ka

ep

Menimbang, bahwa oleh karena itu pertimbangan hukum Majelis Hakim


Pengadilan Tingkat Pertama tersebut diambil alih oleh Majelis Hakim
ah

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus
R

es

perkara banding sebagai pertimbangan hukum dalam memutus sengketa ini dan
M

juga telah menelaah Memori Banding dari Kuasa Hukum Penggugat/


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pembanding ternyata tidak terdapat hal-hal baru yang dapat dipertimbangkan

R
untuk membatalkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

si
Jakarta yang dimohonkan banding, oleh karenanya Putusan Majelis Hakim

ne
ng
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut harus dikuatkan.”
Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha

do
Negara Jakarta diatas yang hanya membenarkan dan mengambil alih
gu pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta tanpa memberikan suatu pertimbangan hukum sendiri dan tanpa

In
A
mempertimbangkan kembali fakta-fakta hukum yang sesungguhnya terungkap di
depan sidang pengadilan, serta tidak mempertimbangkan dengan layak dan
ah

lik
cukup keberatan-keberatan Pembanding dalam Memori Banding pada halaman 3
sampai dengan 8 Memori Banding, sebagaimana dinyatakan berikut :
am

ub
“Bahwa Para Pembanding tidak sependapat atas semua pertimbangan hukum dan
amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 194/G/2013/PTUN-
JKT, antara lain sebagai berikut:
ep
k

1 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak memeriksa, menganalisis dan


ah

memutuskan fakta-fakta dengan benar dan teliti, sehingga mempengaruhi


R

si
putusan, khususnya dalam bagian pertimbangan tentang prosedur penerbitan
keputusan objek sengketa;

ne
ng

Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam pertimbangan putusannya pada

do
gu

halaman 66, yang menyatakan:


Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas terungkap fakta
In
hukum bahwa Pemberhentian Para Penggugat dari Jabatan Struktural Eselon II,
A

merupakan akibat dari adanya perampingan organisasi tersebut merupakan


tindak lanjut dari terbitnya Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
ah

lik

Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa


kali diubah dengan, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013,
m

ub

serta Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas, dan


Fungsi Eselon I Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah,
ka

ep

teraikhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013. Dengan demikian,


dalil Para Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan keputusan obyek
ah

sengketa telah melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal
R

es

28, Pasal 29, Pasal 30 serta Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
M

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah tidak beralasan menurut
ng

on

Halaman 17 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum. Hal demikian didasarkan pada pemikiran bahwa perampingan organisasi

R
pada kementrian PAN RB adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi

si
kementrian negara lainnya, yang tidak terkait dengan penerapan peraturan

ne
ng
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim tersebut diatas, Para Pembanding

do
tidak sependapat karena pertimbangan tersebut keliru, tidak cermat dan tidak
gu berdasarkan fakta-fakta serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, karena:

In
A
• Bahwa Pemberhentian Para Penggugat/sekarang Para Pembanding dari Jabatan
Struktural Eselon II oleh Terbanding dengan alasan akibat adanya perampingan
ah

lik
organisasi jelas dan nyata telah melanggar ketentuan dalam Lampiran I
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal
am

ub
17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100
Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
ep
k

Tahun 2002, pada romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 1 huruf g.
ah

adanya perampingan organisasi pemerintah” (Vide, Bukti P-24) yang


R

si
menentukan:
Apabila ada perampingan organisasi dan berdasarkan organisasi yang baru

ne
ng

terdapat jabatan yang hapus, maka dimungkinkan pemberhentian dari jabatan


setelah melalui proses penyaluran ke instansi lain sudah tidak dimungkinkan lagi.

do
gu

Apabila penyaluran ke instansi lain tidak dimungkinkan lagi maka


pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan proses pemberian
In
uang tunggu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A

Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, pemberhentian Para


Pembanding dari Jabatan Struktural Eselon II oleh Terbanding tidak memenuhi
ah

lik

tata cara dan mekanisme yang telah diatur dalam peraturan tersebut di atas,
karena Terbanding tidak melakukan proses penyaluran ke instansi lain terhadap
m

ub

Para Pembanding sebelum Terbanding memberhentikan Para Pembanding dari


Jabatan Struktural Eselon II. Di lain sisi, Terbanding pun tidak melakukan proses
ka

ep

pemberian uang tunggu kepada Para Pembanding sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku;
ah

• Bahwa Pemberhentian Para Pembanding dari Jabatan Struktural Eselon II oleh


es

Terbanding juga telah melanggar ketentuan dalam Lampiran I Keputusan Kepala


M

ng

Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002 tentang
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang

R
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana

si
Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, pada

ne
ng
romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 2” yang menentukan:
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari Jabatan Struktural ditetapkan dengan

do
keputusan pejabat yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi
gu Kepegawaian Negara/Baperjakat disertai alasan yang jelas atas
pemberhentiannya yang dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam Anak

In
A
Lampiran I-d, kecuali pemberhentian karena sebagaimana tersebut dalam angka
I huruf a, b, dan e.
ah

lik
Bahwa berdasarkan Bukti Surat (Bukti P-22 dan P-24) dan dikaitkan dengan
Keterangan Saksi-Saksi (Saksi Jaka Sutisna dan Saksi Otto Kuswandari) serta
am

ub
Keterangan Ahli (H.Nurmadjito dan Aidu Tauhid) bahwa dalam pemberhentian
Para Penggugat/sekarang Para Pembanding tidak melalui mekanisme
pertimbangan Baperjakat. Selain itu, dalam Kementrian PAN dan RB pun tidak
ep
k

terdapat ketentuan mengenai Baperjakat. Bahwa pemberhentian Para


ah

Pembanding oleh Terbanding melalui Surat Keputusan TUN a quo yang


R

si
dilakukan tanpa melalui mekanisme sidang Baperjakat adalah tidak sah dan
melanggar peraturan perundang-undangan.

ne
ng

• Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak cermat
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan

do
gu

menurut Para Pembanding pertimbangan Majelis Hakim PTUN Jakarta yang


menyatakan bahwa ”perampingan organisasi pada kementrian PAN RB adalah
In
kebijakan Nasional yang juga berlaku bagi kementrian negara lainnya, yang
A

tidak terkait dengan penerapan peraturan perundang-undangan” merupakan


pertimbangan yang prematur dan keliru karena tidak sesuai dengan ketentuan
ah

lik

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, merupakan suatu ironi


apabila Kementerian Terbanding melakukan suatu reformasi birokrasi dengan
m

ub

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam


reformasi birokrasi di Kementrian Negara.
ka

ep

• Dengan demikian dalam hal ini Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta telah menilai fakta dan memahami ketentuan hukum secara kurang
ah

cermat sehingga mengakibatkan pertimbangan hukum dan amar putusannya pun


es

menjadi kurang cermat.


M

ng

on

Halaman 19 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2 Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim

R
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam pertimbangan putusannya pada

si
paragraf 1 halaman 67 yang menyatakan:

ne
ng
Menimbang, bahwa mengacu pada latar belakang di atas, dapat dipahami
bahwa keputusan objek sengketa menekankan bahwa perpindahan jabatan

do
merupakan konsekuensi dari adanya perubahan struktur organisasi pada
gu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

In
A
Jakarta tersebut di atas Para Pembanding tidak sependapat dan sangat
keberatan karena pertimbangan tersebut keliru, tidak cermat dan cenderung
ah

lik
prematur. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan jelas
dan nyata bahwa tindakan Terbanding terhadap Para Pembanding melalui
am

ub
Surat Keputusan Terbanding a quo merupakan pemberhentian Para
Pembanding dari Jabatan Struktural Eselon II, bukan perpindahan jabatan.
Para Pembanding telah di-non-job-kan oleh Terbanding melalui Surat
ep
k

Keputusan Tata Usaha Negara a quo, atau dengan kata lain Para Pembanding
ah

telah di-persona non grata-kan (orang yang tidak diinginkan) oleh Terbanding
R

si
dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

ne
ng

Hal ini kemudian dipertegas dengan terbitnya Bukti P-15, yakni Keputusan
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

do
gu

Birokrasi Nomor 222 Tahun 2013 tertanggal 5 September 2013, yang pada
pokoknya berisi pengalihan tugas Para Pembanding ke jabatan “Analis pada
In
Asisten Deputi”. Bahwa jabatan fungsional yang dimaksud sebagai Analis
A

tersebut tidak dikenal dalam rumpun jabatan fungsional sebagaimana diatur


dalam Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun1999 tentang Rumpun Jabatan
ah

lik

Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Vide, Bukti P-25). Sehingga tindakan


Terbanding tersebut jelas-jelas merupakan suatu perbuatan yang bertentangan
m

ub

dengan Peraturan perundangan;


3 Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta keliru dan tidak cermat
ka

ep

serta tidak memperhatikan dampak yang timbul terhadap Para Pembanding


setelah munculnya Keputusan Terbanding a quo.
ah

Bahwa Para Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis


R

es

Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam pertimbangan


M

putusannya pada halaman 68-69 yang menyatakan:


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa

R
perubahan struktur organisasi pada Kementrian merupakan suatu keniscayaan/

si
suatu kebutuhan. Perkembangan ini adalah konsekuensi logis dari semakin

ne
ng
demokratisnya sistem pemerintahan di Indonesia yang diperkuat dengan
sistem pengawasan, baik oleh masyarakat (social control), lembaga-lembaga

do
pengawasan maupun Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, dalil para
gu Penggugat yang menyatakan bahwa tindakan Tergugat merupakan
kesewenang-wenangan (abuse of power) karena telah tidak cermat

In
A
menerapkan peraturan perundang-undangan dan telah melanggar Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik, adalah tidak terbukti dan tidak beralasan
ah

lik
hukum.
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
am

ub
Jakarta tersebut diatas, Para Pembanding tidak sependapat dan keberatan
karena pertimbangan tersebut keliru, prematur dan tidak cermat serta tidak
memperhatikan dampak yang timbul kepada Para Pembanding akibat
ep
k

terbitnya Keputusan Terbanding a quo. Adapun alasan-alasannya antara lain


ah

adalah sebagai berikut:


R

si
• Bahwa Keputusan Terbanding a quo nyata-nyata telah menimbulkan kerugian
kepada Para Pembanding. Akibat pemberhentian ini Para Pembanding telah

ne
ng

menderita kerugian, baik moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para
Pembanding merasa harkat dan martabatnya telah direndahkan dengan

do
gu

diberhentikan begitu saja tanpa alasan hukum yang sah dari Jabatan Struktural
Eselon II. Secara materil, Para Pembanding juga telah dirugikan karena dengan
In
diberhentikannya dari jabatannya, Para Pembanding telah kehilangan/penurunan
A

pendapatan yang sah seperti, tunjangan jabatan, tunjangan kinerja, penurunan


grading, dan berbagai fasilitas yang melekat pada jabatan Para Pembanding.
ah

lik

Penghasilan Pembanding a.n.Nurman Jafar, yang semula mendapatkan Rp.


15.323.100,-(lima belas juta tiga ratus dua puluh tiga seratus rupiah) berkurang
m

ub

menjadi Rp.6.829.100 (enam juta delapan ratus dua puluh sebilan ribu seratus
rupiah) dan Pembanding a.n Hassan Abud yang semula mendapatkan Rp.
ka

ep

15.211.900,-(lima belas juta dua ratus sebelas ribu sembilan ratus rupiah)
berkurang menjadi Rp.6.717.900 (enam juta tujuh ratus tujuh belas ribu sembilan
ah

ratus rupiah) Karena itu kepentingan Para Pembanding untuk membatalkan


es

Keputusan Terbanding dengan melakukan upaya hukum yang sah dan


M

ng

on

Halaman 21 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konstitusional adalah jelas dan beralasan hukum, karena didasarkan atas kerugian

R
yang nyata yang dialami Para Pembanding.

si
• Bahwa Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik pun telah dilanggar oleh

ne
ng
Terbanding dalam menerbitkan Objek Sengketa, yaitu berupa pelanggaran
terhadap :

do
gu • Asas Kecermatan/kehati–hatian, karena Objek Sengketa dapat memicu
munculnya kesalahan dan permasalahan hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan;

In
A
• Asas Kepastian Hukum, karena Objek Sengketa dapat memicu
ketidakpastian dalam kebijakan penyelenggaraan pemerintahan;
ah

lik
• Asas Profesionalitas, karena Objek Sengketa terlihat tidak profesional
dan terkesan dibuat asal-asalan saja tanpa persiapan yang matang;
am

ub
• Asas Akuntabilitas, karena Objek Sengketa tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan
ep
tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
k

berlaku;
ah


R
Bahwa dengan memperhatikan hal tersebut, maka Majelis Hakim Pengadilan

si
Tata Usaha Negara Jakarta telah membuat putusan yang keliru dengan tidak

ne
ng

memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik yang telah dilanggar


oleh pihak Terbanding dan tidak memperhatikan dampak yang timbul kepada
Para Pembanding yang telah dilanggar dengan Keputusan Terbanding a quo.

do
gu

4 Bahwa Para Pembanding sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam putusannya pada halaman 69
In
A

paragraf 2, yang pada pokoknya menyatakan bahwa: “Pengadilan berkesimpulan


bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berwenang untuk mengadili
ah

lik

gugatan a quo; dan Para Penggugat memiliki kedudukan hukum (legal standing)
untuk mengajukan gugatan a quo”, karena hal tersebut telah benar dan telah
m

ub

sesuai dengan hukum. Sehingga dengan demikian, Para Pembanding merasa


tidak perlu lagi untuk menguraikannya lebih lanjut;
ka

5 Bahwa Para Pembanding tidak sependapat dan keberatan dengan pertimbangan


ep

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam putusannya pada
ah

halaman 69 paragraf 3 yang menyatakan: “Menimbang, bahwa karena dalil para


R

Penggugat tidak terbukti dan tidak beralasan menurut hukum, maka sangat
es

beralasan hukum Pengadilan untuk menyatakan menolak gugatan Para


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat”, karena pertimbangan tersebut keliru, tidak benar dan tidak cermat,

R
sebagaimana telah Para Pembanding uraikan di atas yang pada pokoknya

si
menyatakan bahwa objek sengketa a quo terbukti bertentangan dengan peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang berlaku serta bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Pengadilan

do
menyatakan bahwa dalil-dalil gugatan terbukti dan beralasan, sehingga sangat
gu beralasan hukum Pengadilan menerima Gugatan Para Penggugat/sekarang Para
Pembanding untuk seluruhnya;

In
A
6 Bahwa untuk selanjutnya Para Pembanding bertetap pada dalil-dalil dalam
Gugatan, Replik dan Kesimpulan terdahulu;”
ah

lik
Keberatan-keberatan Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/ Para
Pembanding tersebut tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Hal ini
am

ub
menyebabkan pertimbangan Majelis Hakim menjadi suatu pertimbangan yang
tidak berdasar hukum karena pertimbangan putusan sangat tidak cukup atau
pengambilan putusan tidak berdasar pertimbangan yang layak menurut hukum
ep
k

pembuktian atau dapat dikatakan melanggar hukum pembuktian (onvoldoende


ah

gemotiveerd) serta bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung


R

si
(SEMA) Nomor 3 Tahun 1974 tanggal 23 November 1974 perihal Putusan yang
Harus Cukup Diberi Pertimbangan/Alasan.

ne
ng

SEMA Nomor 3 Tahun 1974 tanggal 23 November 1974:


“Putusan yang tidak/ kurang memberikan pertimbangan/alasan, bahkan apabila

do
gu

alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dimengerti ataupun bertentangan satu sama
lain, maka hal demikian dapat dipandang sebagai suatu kelalaian dalam acara
In
(Vormverzuim) yang dapat mengakibatkan batalnya Putusan Pengadilan yang
A

bersangkutan dalam pemeriksaan di tingkat kasasi”.


A Bahwa putusan yang tidak memberikan pertimbangan yang cukup telah
ah

lik

dibatalkan oleh Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung RI, sesuai


dengan beberapa putusan Mahkamah Agung RI yang telah menjadi
m

ub

yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI, yaitu:


1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 638 K/Sip/1969 tertanggal 22 Juli
ka

ep

1970:
“Mahkamah Agung menganggap perlu untuk meninjau keputusan Pengadilan
ah

Negeri/Pengadilan Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan (onvoldoende


R

es

gemotiveerd).” (Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 1970-III);


M

ng

on

Halaman 23 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 492 K/Sip/1970 tertanggal 16

R
Desember 1970:

si
“Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup

ne
ng
pertimbangannya (onvaldoende gemotiveerd), yaitu karena dalam putusannya
itu hanya mempertimbangkan soal mengesampingkan keberatan-keberatan

do
yang diajukan dalam memori banding tanpa memeriksa perkara itu kembali
gu baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal penerapan hukumnya
terus menguatkan putusan Pengadilan Negeri begitu saja.” (Yurisprudensi

In
A
Mahkamah Agung RI 1971-I)
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
ah

lik
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28
am

ub
Agustus 2014.
III Bahwa, pada pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor 194/G/2013/PTUN.JKT, tanggal 10 April 2014 yang diambil alih dalam
ep
k

putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Nomor : 183/B/2014/


ah

PT.TUN.JKT., tanggal 28 Agustus 2014, tampak bahwa Majelis Hakim tidak tepat
R

si
dalam mengkonstatir (menentukan atau menarik benang merah) permasalahan
hukum yang sesungguhnya terjadi dalam sengketa a quo. Pada halaman 64 putusan

ne
ng

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 194/G/2013/PTUN.JKT, tanggal 10


April 2014, dinyatakan sebagai berikut :

do
gu

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan mencermati dengan seksama, gugatan,


jawaban, replik, duplik, bukti-bukti, saksi, ahli, maupun kesimpulan para pihak,
In
maka Pengadilan berkesimpulan bahwa yang menjadi pokok persengketaan dalam
A

sengketa ini adalah :


1 Apakah prosedur penerbitan keputusan objek sengketa telah sesuai
ah

lik

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku?;


2 Apakah substansi keputusan objek sengketa telah sesuai dengan
m

ub

ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan atau asas-asas


umum pemerintahan yang baik?;
ka

ep

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi Ketiga yang diterbitkan
oleh Pusat Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, kata
ah

“prosedur” memiliki arti : 1. tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu


R

es

aktivitas; 2. metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu
M

masalah.” Hal ini berarti bahwa kata “prosedur” merujuk pada “banyak” tahap atau
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
langkah yang mana dapat memiliki beragam variasi dari awal hingga akhir proses.

R
Lingkup permasalahan yang berada di dalam suatu “prosedur” amatlah luas, mulai

si
dari apa saja tentang apa saja. Selanjutnya, berdasarkan KBBI tersebut, kata

ne
ng
“substansi” berarti : 1. watak yg sebenarnya dari sesuatu; isi; pokok; inti; 2 unsur;
zat: pembakaran terjadi sbg hasil persenyawaan sebuah -- dng oksigen; dl

do
konferensi akan dihimpun -- masalah yg akan kita bicarakan dl pertemuan tingkat
gu tinggi mendatang; 3 kekayaan; harta: pikiran itu merupakan -- yg tidak
kelihatan; 4 Ling medium yg dipakai untuk mengungkapkan Bahasa”. Hal ini

In
A
berarti bahwa kata “substansi” juga memiliki cakupan permasalahan yang luas,
yakni keseluruhan tulisan di dalam keputusan objek sengketa. Pokok
ah

lik
persengketaan yang dirumuskan oleh Majelis Hakim tersebut, teranglah tampak
terlalu luas, tidak spesifik dan tidak fokus terhadap sengketa a quo.
am

ub
Adapun untuk dapat menarik suatu pokok persengketaan, maka perlu dipahami,
setidak-tidaknya, inti Gugatan dan inti Jawaban. Adapun inti Gugatan perkara a
quo adalah mengenai pemberhentian dengan hormat dari jabatan atas diri Para
ep
k

Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding oleh Tergugat/


ah

Terbanding/Termohon Kasasi yang didasarkan pada objek gugatan Keputusan


R

si
Menteri PAN-RB No.219 Tahun 2013 (tanggal 30 Agustus 2013). Adapun alasan
pemberhentian tersebut berdasarkan fakta yang terdapat pada persidangan Judex

ne
ng

Facti adalah dikarenakan adanya “perampingan organisasi”. Objek gugatan a quo


tersebut terkait pula dengan adanya pengalih-tugasan atas diri Para Pemohon

do
gu

Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding oleh Tergugat/Terbanding/


Termohon Kasasi yang didasarkan pada Keputusan Sekretaris Kementerian PAN-
In
RB No.222 Tahun 2013 (tanggal 5 September 2013), dari yang semula Asisten
A

Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata


Laksana Kementerian PAN-RB menjadi Analis Asisten Deputi Tata Hubungan
ah

lik

Penyelenggaraan Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana Kementerian


PAN-RB (Nurman Jafar,S.E.), dan yang semula Asisten Deputi Koordinasi
m

ub

Pelaksanaan Kebijakan Program PAN-RB Pusat pada Deputi Program dan


Reformasi Birokrasi Kementerian PAN-RB menjadi Analis Asisten Deputi
ka

ep

Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Program PAN-RB Pusat pada Deputi Program


dan Reformasi Birokrasi Kementerian PAN-RB (Hassan Abud, S.H., MAP.). Inti
ah

gugatan demikian diakui pula oleh Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi pada


R

es

tahap Judex Facti. Sehingga seharusnya yang menjadi permasalahan hukum


M

(pokok persengketaan) pada perkara a quo adalah “apakah pemberhentian atas diri
ng

on

Halaman 25 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Para Penggugat dikarenakan perampingan organisasi yang dilakukan oleh

R
Tergugat berdasarkan objek gugatan a quo telah sesuai dengan peraturan

si
perundang-undangan dan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik atau tidak?”.

ne
ng
Rumusan permasalahan hukum tersebut lebih sempit, spesifik dan fokus sesuai
dengan sengketa a quo. Seharusnya permasalahan hukum tersebutlah yang

do
dirumuskan oleh Majelis Hakim, namun pada pertimbangan hukum putusan tidak
gu demikian adanya.
Akibat dari tidak tepatnya Majelis Hakim merumuskan permasalahan hukum pada

In
A
sengketa a quo, maka pemecahan masalah hukum pun menjadi bias, kasus in
concreto menjadi tidak tuntas. Hal ini melanggar Pasal 107 A Undang-Undang
ah

lik
No.51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa :
am

ub
1 Dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim harus
bertanggungjawab atas penetapan dan putusan yang dibuatnya;
2 Penetapan dan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
ep
k

memuat pertimbangan hukum hakim yang didasarkan pada alasan dan


ah

dasar hukum yang tepat dan benar.


R

si
Sebagaimana penjelasan Pasal 107 A ayat (1) dinyatakan bahwa dalam membuat
penetapan dan putusan, hakim harus bersandar pada keadilan hukum dan norma

ne
ng

yang ada dan berlaku di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, seorang hakim tidak
dibenarkan untuk membuat penetapan atau putusan yang didasarkan oleh adanya

do
gu

kepentingan dan atau keuntungan pribadi. Dengan salahnya hakim merumuskan


permasalahan hukum sengketa a quo, yang berakibat pada salahnya hakim dalam
In
menerapkan hukum dan/atau melanggar hukum, maka hal ini menyebabkan
A

pertimbangan hukum hakim tidak didasarkan pada alasan dan dasar hukum yang
tepat dan benar sehingga pada akhirnya perbuatan hakim tersebut melanggar
ah

lik

ketentuan Pasal 107 A tersebut. Alhasil, pertimbangan-pertimbangan hukum


Majelis Hakim merupakan suatu kesalahan dalam penerapan hukum atau
m

ub

melanggar hukum.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
ka

ep

Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi


Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28
ah

Agustus 2014.
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
IV Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

R
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

si
bersangkutan :

ne
ng
• Bahwa Judex Facti sama sekali tidak mempertimbangkan dan
menilai satu per satu bukti yang diajukan oleh Para Pemohon

do
gu Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding hal ini terbukti
dengan pertimbangan Majelis Hakim sebagaimana Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara No. 183/B/2014/PTUN.JKT.

In
A
halaman 69-70 yang menyebutkan:
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam
ah

lik
pemeriksaan persidangan, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986, Pengadilan menentukan apa yang harus dibuktikan,
am

ub
membagai beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu
terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan
pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya
ep
k

dipakai alat-alat bukti yang relevan, sedangkan terhadap alat bukti selebihnya
ah

tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dalam putusan ini.


R

si
Adapun Bukti-bukti yang dijadikan acuan dalam pertimbangan hukum Majelis
Hakim (halaman 64 Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakata No.194/

ne
ng

G/2013/PTUN.JKT yang diambil alih oleh Putusan Pengadilan Tinggi Tata


Usaha Negara No.183/B/2014/PT.TUN.JKT) hanyalah T-1, T-2, T-3, T-4, T-5,

do
gu

T-6, dan T-7 yang kesemuanya merupakan bukti dari Tergugat, berupa :
T-1 : Peraturan Menteri PAN-RB No.31 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
In
Tata Kerja Kementerian PAN-RB;
A

T-2 : Peraturan Presiden RI No.56 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat


atas Peraturan Presiden No.24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,
ah

lik

dan Fungsi Kementerian Negara serta Sususnan Organisasi, Tugas, dan


Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
m

ub

T-3 : Notulen Reform Corner Internal Seri 10 (sepuluh) Kementerian PAN-RB,


Hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2013, sosialisasi struktur baru
ka

ep

Kementerian PAN-RB;
T-4 : Risalah Rapat Baperjakat, tanggal 30 Agustus 2013;
ah

T-5 : Keputusan Menteri PAN-RB No. 219 Tahun 2013 tentang Pengangkatan
es

dan Pemberhentian Dalam Jabatan Struktural Eselon II di Lingkungan


M

ng

Kementerian PAN-RB;
on

Halaman 27 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
T-6 : Berita Acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Asisten

R
Deputi Perumusan Kebijakan Inovasi dan Sistem Infoemasi Pelayanan

si
Publik pada Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN-RB,

ne
ng
tanggal 30 Agustus 2013;
T-7 : Keputusan Sekretaris Kementerian PAN-RB No.222 Tahun 2013 tentang

do
Pengalihtugasan an. Sdr. Nurman Jafar, S.E., dan Sdr. Hassan Abud,
gu S.H.M MAP ke jabatan fungsional Analisis;
Adapun bukti-bukti yang dijadikan pertimbangan hukum Majelis Hakim

In
A
tersebut sama sekali tidak cukup dan tidak relevan dalam menyelesaikan
sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB
ah

lik
yang dikarenakan Perampingan Organisasi). Khususnya, T-1 dan T-2 tidak
mengatur mengenai pemberhentian PNS di Kementerian dikarenakan adanya
am

ub
perampingan organisasi. Sementara itu, guna menyelesaikan sengketa a quo,
Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding telah
mengajukan sejumlah bukti-bukti yang relevan dan diyakini dapat menjadi
ep
k

dasar hukum yang kuat dalam penyelesaian sengketa a quo, sebagaimana


ah

dinyatakan pada Daftar Alat Bukti Penggugat, P-1 hingga P-31, khususnya
R

si
P-21, P-22, P-23, dan P-25 yakni :
P-21: Peraturan Pemerintah RI No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;

ne
ng

P-22: Pasal 2 ayat (2), pasal 9 ayat (2), Pasal 10 Peraturan Pemerintah RI
No.100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan

do
gu

Struktural;
P-23: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.12 Tahun
In
2001 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.100 Tahun 2000 tentang
A

Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural;


P-25 : Keputusan Presiden RI No.87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
ah

lik

Fungsional PNS RI
Namun demikian, sungguh disesalkan, Majelis Hakim sama sekali tidak
m

ub

mempertimbangkan bukti-bukti Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/


Para Pembanding tersebut, padahal Daftar Alat Bukti Penggugat tersebut lebih
ka

ep

relevan daripada bukti-bukti Tergugat tersebut.


Lalu bagaimana mungkin, Majelis Hakim Judex Facti langsung
ah

mengesampingkan semua bukti-bukti yang ada sebagaimana yang diuraikan di


R

es

atas. Hal ini tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
M

perundang-undangan sebagaimana ketentuan yang ada dalam Undang-Undang


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 107 dan Pasal

R
109 ayat 1 (huruf d) jo. Ayat (2) sehingga Majelis Hakim Agung Mahkamah

si
Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata

ne
ng
Usaha Negara No. 183/B/2014/PT.TUN-JKT tertanggal 28 Agustus 2014.
• Bahwa Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta lalai memenuhi

do
gu syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara No. 183/B/2014/PT.TUN-JKT tertanggal 28

In
A
Agustus 2014.
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta cenderung
ah

lik
memihak dengan hanya memperhatikan fakta-fakta hukum, argumentasi hukum
dan dasar hukum berdasarkan apa yang dibuat oleh Termohon Kasasi semula
am

ub
Tergugat/Terbanding tanpa mempertimbangkan fakta-fakta hukum,
argumentasi hukum dan dasar hukum yang telah diajukan Para Pemohon
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dalam Memori Banding, hal
ep
k

mana merupakan pertimbangan yang tidak berdasar hukum karena pengambilan


ah

putusan tidak berdasar pertimbangan yang layak (onvoldoende gemotiveerd)


R

si
dan dikesampingkan menurut hukum pembuktian atau dapat dikatakan
melanggar hukum pembuktian dalam hal ini melanggar asas “audi alteram

ne
ng

partem” (hakim harus mendengarkan para pihak).


V Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

do
gu

dengan mengabaikan dan tidak melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap


motivasi diterbitkannya objek gugatan a quo sebagaimana niat Tergugat dan apa
In
yang sesungguhnya disebutkan pada konsiderans objek gugatan a quo, keabsahan
A

alasan pemberhentian pada objek gugatan a quo berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan, memahami dalil Para Pemohon Kasasi/semula Para
ah

lik

Penggugat/Para Pembanding sesungguhnya dan menarik kesimpulan logis dari


sengketa a quo. Alhasil pertimbangan hukum Majelis Hakim Tidak Cukup
m

ub

atau tidak Layak (Onvoldoende Gemotiveerd) yang berakibat lebih lanjut pada
Kesalahan Majelis Hakim Dalam Menerapkan Hukum;
ka

ep

• Pada Halaman 66 paragraf satu putusan Pengadilan Tata Usaha Negara


Jakarta Nomor 194/G/2013/PTUN.JKT, tanggal 10 April 2014,
ah

dinyatakan sebagai berikut :


es

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti-bukti tersebut di atas terungkap fakta


M

ng

bahwa Pemberhentian Para Penggugat dari Jabatan Struktural Eselon II,


on

Halaman 29 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan akibat dari adanya perampingan organisasi di Kementerian PAN-RB,

R
yang mana perampingan organisasi tersebut merupakan tindak lanjut dari

si
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

ne
ng
Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terkahir
dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013, serta Peraturan Presiden

do
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I
gu Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013. Dengan demikian, dalil Para

In
A
Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan keputusan obyek Sengketa telah
melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29,
ah

lik
Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah tidak beralasan menurut hukum. Hal
am

ub
demikian didasarkan pada pemikiran bahwa perampingan organisasi pada
kementerian PAN-RB adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi
kementerian negara lainnya, yang tidak tekait dengan penerapan peraturan
ep
k

tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.”


ah

V.A. Bahwa perampingan Organisasi sebagai alasan pemberhentian Para Pemohon


R

si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya tidak sesuai
dengan konsiderans faktual obyek gugatan a quo (Keputusan Menteri

ne
ng

PAN-RB No.219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013).


Menurut Judex Facti niat/alasan pemberhentian Para Pemohon Kasasi/ semula

do
gu

Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya adalah dikarenakan


“perampingan organisasi”. Namun konsiderans faktual obyek gugatan a quo
In
(Keputusan Menteri PAN-RB No.219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013) tidak
A

menyatakan mengenai “perampingan organisasi” sebagai alasan pemberhentian.


Konsiderans huruf a objek gugatan a quo menyatakan “dikarenakan adanya
ah

lik

perubahan struktur organisasi sekaligus dalam rangka pembinaan dan


pengengembangan karir PNS di lingkungan Kementerian PAN-RB maka
m

ub

dilakukan perpindahan dalam jabatan”. Lebih lanjut pada konsiderans huruf c


objek gugatan a quo dinyatakan “…dan untuk maksud tersebut maka dipandang
ka

ep

perlu memberhentikan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tercantum pada lajur 3”


yang mana pada lajur 3 terdapat nama Para Pemohon Kasasi/ semula Para
ah

Penggugat/Para Pembanding.
R

es

Berdasarkan konsiderans faktual objek gugatan a quo dapat diketahui bahwa yang
M

menjadi alasan pemberhentian Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pembanding dari jabatannya adalah dikarenakan “Perubahan struktur organisasi”

R
dan “pembinaan dan pengembangan karir” bukan dikarenakan “perampingan

si
organisasi”. Adapun bila dinalarkan secara logis, maka suatu “perubahan struktur

ne
ng
organisasi” bermakna lebih luas daripada “perampingan organisasi”. Perubahan
struktur organisasi dapat saja berarti bahwa terdapat perubahan nama jabatan saja

do
atau susunan organisasi tanpa berarti terjadi perampingan pada organisasi tersebut.
gu Lebih lanjut pada baik konsiderans huruf c objek gugatan a quo, maupun bagian
amar objek gugatan a quo, tidak disebutkan alasan yang terang dan jelas mengenai

In
A
pemberhentian Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding
dari jabatannya. Pada bagian amar objek gugatan a quo bagian
ah

lik
“MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERTAMA :” dinyatakan “Memberhentikan
dengan hormat Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum pada lajur 2 Nomor
am

ub
urut 1 sampai dengan Nomor Urut 6 dari jabatan sebagaimana tercantum pada
lajur 3 lampiran keputusan ini, disertai ucapan terimakasih atas pengabdiannya
selama memangku jabatan tersebut”.
ep
k

Ketidaksesuaian “niat” Tergugat mengeluarkan objek gugatan a quo dengan


ah

“konsiderans faktual” dan ketidakjelasan alasan pemberhentian Para Pemohon


R

si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya merupakan suatu
kelalaian fatal yang dilakukan oleh Tergugat. Tergugat dalam menerbitkan objek

ne
ng

gugatan a quo telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik,


khususnya asas kecermatan/ kehati-hatian, asas kepastian hukum, asas

do
gu

profesionalitas dan asas akuntabilitas sebagaimana telah diuraikan oleh Para


Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding dalam Gugatan,
In
Replik, Kesimpulan dan Memori Banding.
A

Lebih lanjut akibat kelalaian Tergugat tersebut, maka keabsahan objek gugatan a
quo pun patut dipertanyakan, mengingat pada ketentuan alasan-alasan
ah

lik

pemberhentian PNS dari jabatannya. Pasal 23 UU No.43 Tahun 1999 tentang


Perubahan Aatas UU No.8 Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian mengatur
m

ub

sebagai berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
ka

ep

2. Pegawai Negeri Sipil dapat di berhentikan dengan hormat karena :


a. atas permintaan sendiri;
ah

b. mencapai batas usia pensiun;


R

es

c. perampingan organisasi pemerintah; atau


M

ng

on

Halaman 31 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban

R
sebagai Pegawai Negeri Sipil.

si
3. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak

ne
ng
diberhentikan karena :
a. melanggar sumpah/janji Pegawai negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan

do
selain pelanggaran sumpah janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji
gu jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah ; atau

In
A
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
ah

lik
kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
4. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
am

ub
sendiri atau tidak dengan hormat karena :
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang,
ep
k

ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih ; atau


ah

b. melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil tingkat berat.


R

si
5. Pegawai Negeri Sipil di berhentikan tidak dengan hormat karena :
a. melanggar sumpah janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah janji jabatan

ne
ng

karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara,


dan Pemerintah

do
gu

b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila, Undang-


Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang negara dan
In
pemerintah ; atau
A

c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah


mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
ah

lik

kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya


dengan jabatan.
m

ub

Selanjutnya, Pasal 10 Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang


Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah
ka

ep

diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 jo Lampiran I Keputusan


Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
ah

Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000, mengatur bahwa PNS diberhentikan dari jabatan
R

es

struktural karena :
M

a mengundurkan diri dari


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b mencapai batas usia pensiun;

R
c diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;

si
d diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan

ne
ng
fungsional;
e cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar

do
tanggungan negara karena persalinan;
gu f tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
g adanya perampingan organisasi pemerintah;

In
A
h tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan
rohani; atau
ah

lik
i hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
am

ub
Hal alasan mengenai “perubahan struktur organisasi” tidak termasuk dalam alasan
pemberhentian PNS dari jabatan struktural. Oleh sebab itu, objek gugatan a quo
adalah tidak sah, sehingga harus dinyatakan batal atau tidak sah dan dicabut.
ep
k

Adapun Majelis Hakim Judex Facti tidak mempertimbangkan hal tersebut diatas.
ah

Pada halaman 66 – 69 putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 194/
R

si
G/2013/PTUN.JKT hanya dinyatakan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa sesuai dengan latar belakang penerbitan Keputusan objek

ne
ng

sengketa yang menyatakan bahwa sehubungan dengan adanya perubahan struktur


organisasi pada Kementerian Penadayagunaan Aparatur Negara dan Reofrmasi

do
gu

Birokrasi sekaligus dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir Pegawai


Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pendayuganaan Aparatur Negara dan
In
Reformasi Birokrasi, perlu dilakukan perpindahan dalam jabatan;
A

Menimbang, bahwa mengacu pada latar belakang diatas, dapat dipahami bahwa
keputusan obek sengketa menekankan bahwa perpindahan dalam jabatan
ah

lik

merupakan konsekuensi dari adanya perubahan struktur organisasi pada


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarasi;
m

ub

Menimbang, bahwa selanjutnya timbul pertanyaan bagi Pengadilan, apakah


perubahan struktur organisasi pada Kementerian mengharuskan adanya
ka

ep

perpindahan dalam jabatan?


Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangakn lebih lanjut mengenai
ah

pertanyaan hukum tersebut, Pengadilan perlu mengemukakan terlebih dahulu


R

es

mengenai alasan-alasan dilaksanakannya perubahan struktur organisasi pada


M

Kementerian pada umumnya, yaitu sebagai berikut:


ng

on

Halaman 33 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Organisasi pemerintah yang belum tepat fungsi dan tepat

si
ukuran (right sizing);
• Sejumlah peraturan perundang-undangn di bidang aparatur

ne
ng
negara masih banyak yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak
jelas dan multitafsif atau bahkan terdapat pertentangan antara

do
gu •
peraturan perundang-undangan yang satu denganyang lainnya;
Manajemen sumber daya manusia aparatur belum
dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan

In
A
profesionalisme, kinerja pegawai dan organisasi. Selain itu
sistem penggajian pegawai negeri belum didasarkan pada
ah

lik
bobot pekerjaan/kinerja atau jabatan yang diperoleh dari
evaluasi jabatan. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan
am

ub
golongan/pangkat tidak sepenuhnya mencerminan beban tugas
dan tanggung jawab. Tunjangan kinerja belum sepenuhnya
ep
dikaitkan dengan prestasi kerja dan tunjangan pensiun belum
k

menjamin kesejahteraan;
ah

• Masih adanya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan


R

si
wewenang dalam proses penyelenggaran pemerintahan dan
belum mantapnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

ne
ng

• Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan


seluruh lapisan masyarakat, dan belum memnuhi hak-hak

do
gu

dasar warga negara/ pendukung. Pelayanan publik sebagai


pilar utama penyelenggaraan pemerintahan memerlukan
In
A

komitmen bersama mulai dari Pejabat eselon 1 sampai dengan


sampai dengan Unit-unit pelaksana. Pelayanan publik perlu
ah

lik

diselaraskan dengan harapan masyarakat dan dinamika


kebutuhan pelayanan masyarakat yang lebih baik, murah,
m

cepat dan peningkatan mutu pelayanan yang inovatif;


ub

• Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (cultural set) birokrat


ka

belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang efisien, efektif,


ep

produktif, dan professional. Selain itu birokrat belum benar-


ah

benar memiliki pola piker yang melayani masyarakat, belum


R

mencapai kinerja yang baik dan belum berorientasi pada hasil


es

(outcomes). Dalam hal ini diperlukan adanya perubahan


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mindset ke arah pola pikir aparat birokrasi yang melayani,

R
kepedulian dan keberpihakan pada masyarakat;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan urraian di atas dapat dipahami bahwa perubahan

ne
ng
struktur organisasi pada Kementerian merupakan suatu keniscayaan/suatu
kebutuhan. Perkembangan ini adalah konsekuensi logis dari semakin

do
demokratisnya sistem pemerintahan di Indonesia yang diperkuat dengan sistem
gu pengawasan, baik oleh masyarakat (social control), lembaga-lembaga pengawasan
maupun Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, dalil Para Penggugat yang

In
A
menyatakan bahwa tindakan Tergugat merupakan kesewenang-wenangan (abuse
of power) karena telah tidak cermat menerapkan peraturan perundang-undangan
ah

lik
dan telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, adalah tidak
terbukti dan tidak beralasan hukum;”
am

ub
Pertimbangan hukum Majelis Hakim Judex Facti tersebut merupakan suatu
pertimbangan hukum yang tidak relevan dan tidak cukup. Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan ketidaksesuaian “niat” Tergugat mengeluarkan objek gugatan
ep
k

a quo dengan “konsiderans faktual” dan ketidakjelasan alasan pemberhentian Para


ah

Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya yang


R

si
berakibat pada tidak sah/batalnya objek gugatan a quo dikarenakan melanggar
Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri

ne
ng

Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan


Pemerintah No.13 Tahun 2002 dan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian

do
gu

Negara No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000
serta melanggar pula Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, sehingga lebih
In
lanjut Judex Facti salah dalam menerapkan hukum.
A

V.B. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terkahir dengan
ah

lik

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013, serta Peraturan Presiden Nomor 24


Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
m

ub

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden


Nomor 56 Tahun 2013. Tidak mengatur mengenai permasalahan sengketa a quo
ka

ep

(pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB yang dikarenakan


Perampingan Organisasi), pun tidak dapat dijadikan landasan hukum bagi Majelis
ah

Hakim untuk memutus sengketa a quo. Hal ini berakibat pada putusan Majelis
R

es

Hakim Judex Facti tidak memiliki landasan hukum, sementara Negara Indonesia
M

menganut asas legalitas.


ng

on

Halaman 35 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Majelis Hakim tidak seharusnya mendasarkan pertimbangan hukum sengketa a

R
quo pada ketentuan hukum tersebut. Adapun telah terang bahwa Para Pemohon

si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding merupakan Pegawai Negeri Sipil

ne
ng
(PNS) yang berada pada Kementerian PAN-RB, yang mana termasuk dalam
definisi Pasal 1 angka 1 UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No.8

do
Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian, yang lebih lanjut disebut sebagai PNS
gu Pusat sebagaimana diatur Lampiran I bagian C tentang Pengertian pada Keputusan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis

In
A
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 2003 tentang PP No. 9 Tahun 2003
tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS. Oleh
ah

lik
sebab itu, teranglah berlaku pada sengketa a quo aturan tentang pokok-pokok
kepegawaian (saat ini disebut aparatur sipil negara), dan peraturan mengenai PNS
am

ub
secara umum, selama tidak ditentukan lain pada peraturan yang lebih spesifik (lex
specialis).
Adapun aturan hukum yang mengatur mengenai sengketa a quo (pemberhentian
ep
k

dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB yang dikarenakan Perampingan


ah

Organisasi) terdapat pada :


R

si
• UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No.8
Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian

ne
ng

• Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang


Pengangkatan Pegawai Negeria Sipil Dalam Jabatan

do
gu

Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan


Pemerintah No.13 Tahun 2002, pada Pasal 10.
In
A

• Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun


2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000,
ah

pada Lampiran I bagian Pemberhentian.


lik

Pertimbangan hukum Majelis Hakim Judex Facti didasarkan pada ketentuan yang
tidak mengatur sengketa a quo, sehingga teranglah Judex Facti salah dalam
m

ub

menerapkan hukum. Judex Facti dalam hal ini juga berarti kurang dalam
ka

memberikan pertimbangan hukum, sehingga pertimbangan hukum Judex Facti


ep

menjadi tidak layak atau tidak cukup.


V.C. Judex Facti kurang cermat dalam merumuskan Gugatan Para Pemohon Kasasi/
ah

semula Para Penggugat/Para Pembanding dengan menyatakan bahwa “…


es

penerbitan keputusan obyek Sengketa telah melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan

R
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil”.

si
Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding sebagaimana

ne
ng
dalam posita Gugatan poin 15 halaman 5 menyatakan “Bahwa disamping itu
Obyek Sengketa juga telah melanggar melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,

do
Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan
gu Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil”.
Penggunaan kata “juga telah” tersebut menunjukkan bahwa ada ketentuan/aturan

In
A
hukum lain yang dilanggar oleh obyek sengketa a quo. Ketentuan/aturan hukum
lain yang dimaksud, khususnya, pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 100
ah

lik
Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 jo
am

ub
Butir D huruf “g” Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun
2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.
ep
k

Pertimbangan hukum Judex Facti tampak hanya didasari dengan membandingkan


ah

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013, serta Peraturan Presiden Nomor 24


R

si
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden

ne
ng

Nomor 56 Tahun 2013 dengan Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS. Hal ini merupakan suatu bentuk ketidakcermatan Majelis Hakim

do
gu

yang berakibat fatal, yang menyebabkan Judex Facti pada akhirnya hanya
mempertimbangkan berdasarkan peraturan hukum yang tidak relevan atau tidak
In
cukup relevan, sebagaimana diterangkan pada poin V.B Memori Kasasi. Oleh
A

sebab itu, teranglah Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum dan
pertimbangan hukumnya tidak cukup atau tidak layak.
ah

lik

V.D. Pertimbangan hukum Judex Facti cenderung tidak logis sehingga berakibat pada
kesalahan Judex Facti menerapkan hukum.
m

ub

Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa “….didasarkan


pada pemikiran bahwa perampingan organisasi pada kementerian PAN-RB
ka

ep

adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi kementerian negara lainnya,
yang tidak terkait dengan penerapan peraturan tentang disiplin Pegawai Negeri
ah

Sipil”. Pertimbangan hukum demikian adalah suatu rangkaian pernyataan yang


R

es

cenderung tidak logis dan tidak relevan dengan sengketa a quo.


M

ng

on

Halaman 37 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perampingan organisasi pada kementerian PAN-RB bukan merupakan suatu

R
kebijakan nasional yang berlaku bagi kementerian negara lain, sebab setiap

si
kementerian negara memiliki haknya sendiri untuk menentukan kebijakan

ne
ng
perampingan organisasinya. Lebih lanjut, perampingan organisasi pada
kementerian PAN-RB tidak bisa dilepaskan dari peraturan terkait Pegawai Negeri

do
Sipil secara umum, pun misalnya peraturan tentang disiplin PNS. Sebab pada
gu Kementerian PAN-RB terdapat pegawai dengan status PNS, termasuk dalam hal
ini adalah Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding. Lalu

In
A
dalam hal tidak ada pengaturan spesifik atau ditentukan lain berdasarkan, antara
lain, peraturan ataupun keputusan kementerian tersebut terkait PNS yang ada pada
ah

lik
lingkungannya, maka berlaku lah pengaturan umum mengenai PNS. Hal ini
sebagaimana telah dijelaskan pada poin V.B. Memori Kasasi ini.
am

ub
Dalam sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-
RB yang dikarenakan Perampingan Organisasi), maka salah satu yang menjadi
dasar pemberhentian tersebut adalah adanya pelanggaran disiplin. Sehingga dapat
ep
k

pula aturan hukum mengenai Disiplin PNS tersebut menjadi salah satu bahan
ah

pertimbangan hukum Majelis Hakim.


R

si
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi

ne
ng

Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28


Agustus 2014.

do
gu

VI Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dengan
mengabaikan dan tidak melakukan pemeriksaan yang cermat ketentuan
In
perimbangan BAPERJAKAT yang berdasarkan peraturan perudangan-undangan
A

merupakan dasar sengketa a quo. Alhasil pertimbangan hukum Majelis Hakim


Tidak Cukup atau tidak Layak (Onvoldoende Gemotiveerd ) yang berakibat lebih
ah

lik

lanjut pada Kesalahan Majelis Hakim Dalam Menerapkan Hukum;


Pada Judex Facti diketahui bahwa sengketa a quo didasarkan pada hasil rapat/
m

ub

pertimbangan BAPERJAKAT, yang mana pada Kementerian PAN-RB belum ada


peraturan terkait BAPERJAKAT.
ka

ep

Pasal 14 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeria Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan
ah

Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 jo Keputusan Kepala Badan


R

es

Kepegawaian Negara No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 100


M

Tahun 2000, pada Lampiran I bagian III Komisi Kepegawaian Negara dan Badan
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT) huruf A. Pembentukan

R
poin 3,mengatur sebagai berikut :

si
Pembentukan Baperjakat sebagaimana dimaksud dalam ayat ditetapkan oleh:

ne
ng
a. pejabat pembina kepegawaian pusat untuk instansi pusat;
b. pejabat pembina kepegawaian daerah Propinsi untuk instansi daerah Propinsi;

do
c. pejabat pembina kepegawaian daerah Kabupaten/Kota untuk instansi daerah
gu Kabupaten/Kota.
Pada sengketa a quo tidak terdapat suatu bentuk penetapan BAPERJAKAT di

In
A
lingkungan Kementerian PAN-RB. Hal ini menyebabkan perbuatan hukum yang
dilakukan oleh BAPERJAKAT, khususnya pertimbangan untuk memberhentikan
ah

lik
Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding, tidak memiliki
landasan hukum. Sehingga pertimbangan BAPERJAKAT tersebut adalah tidak
am

ub
sah. Hal ini berakibat lebih lanjut pada tidak sahnya pula objek gugatan a quo.
Hal ini tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, padahal ini sangat berkaitan
dengan pokok sengketa a quo. Oleh sebab itu Majelis Hakim dalam hal ini tidak
ep
k

cukup atau tidsk layak memberikan pertimbangan hukum, alhasil berakibat lebih
ah

lanjut pada salah dalam menerapkan hukum.


R

si
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi

ne
ng

Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28


Agustus 2014.

do
gu

VII Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dengan
mengabaikan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang
In
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah
A

diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 dan Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
ah

lik

Pelaksanaan PP No.100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan


Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun
m

ub

2002.
Judex Facti sama sekali tidak mempertimbangkan ketentua Peraturan Pemerintah
ka

ep

No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun
ah

2002 dan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.13 Tahun
R

es

2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.100 Tahun 2000 tentang


M

Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan


ng

on

Halaman 39 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002, khususnya mengenai tata cara

R
pemberhentian dari jabatan dalam hal terjadi perampingan organisasi padahal

si
sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB yang

ne
ng
dikarenakan Perampingan Organisasi) sangat berkaitan dengan ketentuan hukum
tersebut.

do
Bahwa menurut Judex Facti diketahui “niat” diterbitkannya objek gugatan a quo
gu adalah guna “perampingan organisasi”. Adapun dalam hal pemberhentian dari
jabatan karena perampingan organisasi diatur pada kedua peraturan tersebut

In
A
(sebagai lex specialis) oleh sebab itu sudah seharusnya kedua ketentuan tersebut
turut dijadikan dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim. Dengan diabaikannya
ah

lik
kedua ketentuan tersebut oleh Majelis Hakim maka tentunya hukum yang
diterapkan pun menjadi salah, sehingga pada akhirnya pokok persengketaan a quo
am

ub
tidak diperiksa dan diadili dengan seharusnya.
Dalam Pasal 9 ayat (2) PP 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil Dalam Jabatan Struktural ditentukan: “Secara normal perpindahan tugas dan/
ep
k

atau perpindahan wilayah kerja, dapat dilakukan dalam waktu antara 2 (dua)
ah

sampai dengan 5 (lima) tahun sejak seseorang diangkat dalam jabatan struktural”.
R

si
Dalam pertimbangan hukumnya Judex Facti tidak menerapkan ketentuan hukum
tersebut di atas dalam memutus sengketa a quo, sehingga menyebabkan Judex

ne
ng

Facti keliru/salah dalam putusannya karena Pemohon Kasasi pada saat


diberhentikan dan dipindahtugaskan oleh Termohon Kasasi melalui Keputusan

do
gu

Menteri PAN-RB No.219 Tahun 2013 tanggal 30 Agustus 2013 (objek gugatan a
quo) kurang dari waktu 2 (dua) tahun.
In
Selain itu, Judex Facti dalam pertimbangannya juga telah melanggar ketentuan
A

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17


Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
ah

lik

2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural


Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002,
m

ub

pada Lampiran I romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 1 huruf g. adanya
perampingan organisasi pemerintah” ditentukan:
ka

ep

Apabila ada perampingan organisasi dan berdasarkan organisasi yang baru


terdapat jabatan yang hapus, maka dimungkinkan pemberhentian dari jabatan
ah

setelah melalui proses penyaluran ke instansi lain sudah tidak dimungkinkan lagi.
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Apabila penyaluran ke instansi lain tidak dimungkinkan lagi maka pemberhentian

R
sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan proses pemberian uang tunggu

si
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ne
ng
Bahwa pemberhentian Para Pemohon Kasasi dari Jabatan Struktural Eselon II oleh
Termohon Kasasi tidak memenuhi tata cara dan mekanisme yang telah diatur

do
dalam peraturan tersebut di atas, karena Termohon Kasasi tidak melakukan proses
gu penyaluran ke instansi lain terhadap Para Pemohon Kasasi sebelum Termohon
Kasasi memberhentikan Para Pemohon Kasasi dari Jabatan Struktural Eselon II. Di

In
A
lain sisi, Termohon Kasasi pun tidak melakukan proses pemberian uang tunggu
kepada Para Pemohon Kasasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
ah

lik
berlaku.
PERTIMBANGAN HUKUM
am

ub
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Putusan Judex Facti
ep
k

sudah benar dan tidak salah dalam menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai
ah

berikut:
R

si
• Bahwa penerbitan Objek Sengketa tidak bertentangan dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik karena sebagai akibat adanya perampingan organisasi.

ne
ng

Tentu saja Pejabat yang diberhentikan mendapat prioritas apabila ada kemampuan
pada jabatan yang sesuai.

do
gu

• Bahwa di samping itu alasan-alasan tersebut pada hakikatnya mengenai penilaian


hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak
In
A

dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan


pada tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan
ah

dalam pelaksanaan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-


lik

Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
m

ub

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009;


ka

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata putusan


ep

Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-
undang, maka permohonan kasasi yang diajukan Para Pemohon Kasasi: 1. Nurman
ah

Jafar, SE., 2. Hassan Abud, SH., MAP. tersebut harus ditolak;


es
M

ng

on

Halaman 41 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan kasasi, maka Para Pemohon

R
Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan karenanya dihukum untuk membayar

si
biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;

ne
ng
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah

do
Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
gu perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah

In
A
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
ah

lik
MENGADILI,
Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. NURMAN JAFAR,
am

ub
SE., 2. HASSAN ABUD, SH., MAP. tersebut;
Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
ep
kasasi sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu Rupiah);
k

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada


ah

hari : Senin, tanggal 30 Maret 2015 oleh H. Yulius, S.H., M.H., Hakim Agung yang
R

si
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Is Sudaryono, S.H.,
M.H., dan Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota

ne
ng

Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut, dan dibantu oleh Elly Tri

do
gu

Pangestuti, S.H., M.H. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
In
A

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


ttd./ ttd./
ah

lik

Is Sudaryono, S.H., M.H. H. Yulius, SH.,MH.


ttd./
m

Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N.


ub
ka

Panitera Pengganti,
ep

Biaya-biaya ttd./
ah

1 Meterai ……………..… Rp 6.000,00 Elly Tri Pangestuti, S.H.,


R

M.H.
es

2 Redaksi ………...........… Rp 5.000,00


M

3 Untuk Salinan
ng

Administrasi .................. Rp489.000,00 MAHKAMAH AGUNG R.I.


a.n. Panitera
on

Panitera Muda Tata Usaha Negara,


gu

d
In
A

ASHADI, S.H.
Disclaimer
NIP. 220000754
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jumlah …....................… Rp500.000,00

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 43 dari 43 halaman Putusan Nomor 60 K/TUN/2015


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Anda mungkin juga menyukai