u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 60 K/TUN/2015
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa perkara tata usaha negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
do
berikut dalam perkara:
gu 1 NURMAN JAFAR, S.E., kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
Mantan Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan
In
A
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, bertempat
ah
lik
tinggal di Jalan P. Bali Raya No. 53, RT. 003/RW. 011, Kelurahan
Aren Jaya, Bekasi Timur;
am
ub
2 HASSAN ABUD, SH. MAP., kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
Mantan Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Program
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
ep
k
si
tinggal di Jalan Kasuari Blok EE/15 Cipinang Indah II, Jakarta
Timur;
ne
ng
do
gu
ub
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
melawan:
si
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI R.I., berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman
ne
ng
Kav. 69, Jakarta 12190, dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada :
1 Subowo Djoko Widodo, S.H., Jabatan Asisten Deputi Bidang
do
gu Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program, dan
Pembinaan Integritas SDM Aparatur Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
In
A
2 Salvina Herda Imban, S.H., Jabatan Kepala bagian Hukum,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
ah
lik
Birokrasi;
3 Sri Rahayu Tjandra Dewi, SH., Jabatan Kepala Bidang
am
ub
Penyiapan Pembinaan Integritas Sumber Daya Manusia
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
ep
4 Nanik Wulandari Sudiastuti, SH., Jabatan Kepala Subbagian
k
si
Perundang-Undangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
ne
ng
do
gu
ub
persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada pokoknya atas dalil-dalil
es
sebagai berikut:
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
I Obyek Sengketa .
ne
ng
Bahwa yang menjadi Obyek Sengketa dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 219
do
Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian dengan hormat:
gu • Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c)
dari jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan
In
A
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB No.219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
ah
lik
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
am
ub
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
ep
PAN dan RB N0.219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
k
II KEPENTINGAN PENGGUGAT.
ah
Bahwa objek sengketa a quo nyata-nyata telah menimbulkan kerugian kepada Para
R
si
Penggugat. Akibat pemberhentian ini Para Penggugat telah menderita kerugian, baik
moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para Penggugat merasa harkat
ne
ng
dan martabatnya telah direndahkan dengan diberhentikan begitu saja tanpa alasan
hukum yang sah dari jabatan sebagai Asisten Deputi. Secara materil, Para Penggugat
do
gu
jabatan, tunjangan kinerja, penurunan grading dan berbagai fasilitas yang melekat
pada jabatan Para Penggugat. Penghasilan Para Penggugat a. n. Nurman Jafar, yang
ah
semula mendapatkan Rp. 15.323.100,- (lima belas juta tiga ratus dua puluh tiga ribu
lik
seratus rupiah) berkurang menjadi Rp. 6.829.100,- (enam juta, delapan ratus dua
puluh Sembilan ribu seratus rupiah) dan Penggugat a.n. Hassan Abud yang semula
m
ub
mendapatkan Rp. 15. 211.900,- (lima belas juta dua ratus sebelas ribu Sembilan
ka
ratus rupiah) berkurang menjadi Rp. 6.717.900,- (enam juta, tujuh ratus tujuh belas
ep
ribu Sembilan ratus rupiah). Oleh karena itu Para Penggugat punya legal standing
(kedudukan hukum) dan kepentingan yang sah, dan konstitusional untuk menuntut
ah
agar objek sengketa a quo dinyatakan batal atau tidak sah, dengan disertai tuntutan
es
ganti rugi dan/atau rehabilitasi. (Vide, Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tahun 2004, tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
R
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara);
si
Ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, tentang
ne
ng
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang menentukan : “Orang atau badan hukum perdata yang
do
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
gu mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenamg yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal
In
A
atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”;
III. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATAN.
ah
lik
Bahwa gugatan dalam perkara a quo, diajukan Para Penggugat masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan Undang-Undang, yaitu masih dalam tenggang
am
ub
waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak dikeluarkannya atau diterimanya Surat
Keputusan a quo oleh Tergugat. (Vide Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun
ep
k
2009);
ah
si
IV BAHWA SURAT KEPUTUSAN TERGUGAT A QUO TELAH
MEMENUHI SYARAT SEBAGAI KEPUTUSAN TATA USAHA
ne
ng
do
gu
Tata Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga
ah
lik
ub
ep
adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata
es
usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha Negara yang berdasarkan
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
R
perdata”;
si
• Bahwa Obyek Sengketa bersifat konkret artinya berbentuk suatu keputusan
ne
ng
seperti terbaca dari Diktum PERTAMA-nya: “Memberhentikan dengan hormat
Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum pada lajur 2 Nomor Urut 1
do
gu sampai dengan Nomor Urut 6 dari jabatan sebagaimana tercantum pada lajur 3
lampiran keputusan ini,”;
• Bahwa Obyek Sengketa berisifat individual, ditujukan kepada pribadi Para
In
A
Penggugat, bukan kepada umum;
• Bahwa Obyek Sengketa tersebut bersifat final atau difinitif yang tidak
ah
lik
membutuhkan lagi persetujuan dari lembaga atau pihak lain baik secara vertikal
maupun horizontal dan karenanya telah menimbulkan akibat hukum bagi Para
am
ub
Penggugat berupa Pemberhentian Para Penggugat dari jabatan sebagai Asisten
Deputi pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
ep
Birokrasi, dan atas Surat Keputusan yang dikeluarkan Tergugat tersebut, tidak
k
terdapat upaya administratif yang tersedia bagi Para Penggugat (Vide Pasal 48
ah
si
jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009);
• Bahwa Obyek Sengketa bukanlah keputusan pejabat tata usaha negara yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
Kronologis Perkara.
ka
1 Bahwa Penggugat a.n Nurman Jafar, semula adalah sebagai Asisten Deputi Tata
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tunjangan jabatan struktural eselon II.a, berdasarkan Peraturan Presiden Republik
R
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007;
si
Sedangkan Penggugat a.n. Hassan Abud, semula adalah sebagai Asisten Deputi
ne
ng
Koordinasi Pelaksnaan Kebijakan Program Pendayagunaan Apartur Negara dan
Reformsi Birokrasi Pusat pada Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi,
do
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang
gu dipilih setelah mengikuti proses Seleksi Terbuka. Kemudian pada tanggal 20
Januari 2012 dilantik dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri
In
A
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun
2012 tanggal 19 Januari 2012, dan kepadanya diberikan tunjangan jabatan
ah
lik
struktural eselon II.a, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2007;
am
ub
2. Bahwa Para Penggugat pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013 sekitar Jam
15.00 dipanggil oleh Sekretaris Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi yang pada intinya menyampaikan hasil Baperjakat tentang
ep
k
pemberhentian Para Penggugat sebagai Asisten Deputi (eselon II) dengan alasan
ah
si
pejabat fungsional “analis” dan untuk itu diterbitkan Keputusan Sekretaris
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
ne
ng
do
gu
3. Bahwa pada hari Senin tanggal 2 September 2013 jam 14.00 telah terjadi
pelantikan Pejabat Eselon II (23 orang) dari 27 jabatan eselon II yang tersedia
ah
lik
sesuai dengan struktur organisasi yang baru, kendati untuk eselon I dengan
struktur organisasi yang baru Keputusan Presiden belum turun (masih dalam
m
ub
proses);
4. Bahwa Para Penggugat keberatan atau merasa dirugikan dengan Pelantikan
ka
ep
tersebut karena Para Penggugat merasa tidak memiliki kesalahan dan tidak
pernah mendapatkan teguran atau peringatan apapun dari Tergugat baik secara
ah
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Jabatan harus menempuh mekanisme Pemanggilan dan Pemeriksaan terlebih
R
dahulu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 23 sampai dengan Pasal 30;
si
5. Bahwa Para Penggugat merasa keberatan atas pencopotan jabatan tersebut secara
ne
ng
sepihak tanpa alasan yang jelas sehingga merasa dipermalukan atas penilaian
masyarakat yang tentu menilai negatif atas pencopotan jabatan tersebut;
do
6. Bahwa Para Penggugat dilantik untuk menduduki jabatan Asdep (eselon II) telah
gu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
In
A
(“PP100”) yang menyatakan, Pasal 2 ayat 2, “Jabatan struktural Eselon II ke
bawah pada instansi Pusat ditetapkan oleh Pimpinan Instansi setelah mendapat
ah
lik
pertimbangan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara” sehingga Para Penggugat dilantik secara sah
am
ub
menurut hukum;
Objek Sengketa a quo Bertentangan Dengan Peraturan Perundang-Undangan Dan
Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang baik;
ep
k
7. Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (2) PP 100 menyatakan “Secara
ah
si
dalam waktu antara 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) tahun sejak seseorang
diangkat dalam jabatan struktural.” Ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh
ne
ng
do
gu
lik
ub
persalinan;
f tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
ka
ep
es
berlaku;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
9. Bahwa menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor
R
12 Tahun 2001 Ketentuan Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000, pada butir D
si
Pemberhentian yaitu pada huruf (g) Adanya perampingan organisasi pemerintah.
ne
ng
Menyatakan apabila ada perampingan organisasi dan berdasarkan organisasi
yang baru terdapat jabatan yang hapus, maka dimungkinkan pemberhentian dari
do
jabatan yang hapus setelah melalui proses penyaluran ke instansi lain sudah tidak
gu dimungkinkan lagi. Ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh Tergugat sehingga
telah melanggar ketentuan peraturan ini;
In
A
10. Bahwa Keputusan Tergugat a quo yang dalam menimbang huruf a dinyatakan
bahwa sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi pada
ah
lik
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
sekaligus dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir Pegawai Negeri
am
ub
Sipil di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, perlu dilakukan perpindahan dalam jabatan;
11. Bahwa Keputusan Tergugat a quo dalam menimbang huruf b dinyatakan dengan
ep
k
si
Birokrasi, Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum dalam lajur 2
memenuhi syarat dan dianggap mampu untuk diangkat dalam jabatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
es
sejumlah 23 orang, sehingga pada waktu itu, bahkan sampai gugatan ini diajukan
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
masih tersisa 4 jabatan eselon II yang masih kosong (lowong). Dengan demikian
R
alasan pemberhentian jabatan Para Penggugat karena perampingan organisasi
si
menjadi kurang tepat, sehingga menimbulkan pertanyaan atas dasar apa
ne
ng
sesungguhnya Para Penggugat tidak terpilih kembali sebagai pejabat eselon II,
Jika karena batas usia pensiun masih ada beberapa diantaranya (lihat list pejabat
do
yang dilantik) yang mendekati batas usia pension, bahwa apabila dianggap
gu melakukan pelanggaran disiplin maka sebagaimana diungkapkan diatas Para
Penggugat tidak pernah diproses sesuai mekanisme yang diatur dalam Peraturan
In
A
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin PNS oleh karena
itu para Penggugat memandang ada unsur subyektif (like and dislike) dan
ah
lik
pemaksaan serta ketidakjelasan untuk memberhentikan Para Penggugat dari
Jabatan Struktural eselon II dengan melanggar aturan peraturan sebagaimana
am
ub
terurai diatas;
13. Bahwa Para Penggugat selama berkarir sebagai PNS (Nurman Jafar 26 tahun, dan
Hassan Abud 23 tahun) tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin, baik ringan,
ep
k
si
sebagai pejabat eselon II a Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
ne
ng
do
gu
jabatan sebagai Pejabat Eselon II a memperoleh nilai rata-rata Baik. Hal ini
terbukti dari hasil Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang termuat dalam Daftar
In
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil atas nama Para
A
lik
ub
menderita kerugian, baik moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para
Penggugat merasa harkat dan martabatnya telah direndahkan dengan
ka
ep
diberhentikan begitu saja tanpa alasan hukum yang sah dari jabatan sebagai
Asisten Deputi. Secara materil, Para Penggugat juga telah dirugikan karena
ah
es
penurunan grading, dan berbagai fasilitas yang melekat pada jabatan Para
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penggugat, Penghasilan Para Penggugat a.n. Nurman Jafar, yang semula
R
mendapatkan Rp. 15.323.100,-(lima belas juta tiga ratus dua puluh tiga seratus
si
rupiah) berkurang menjadi Rp.6.829.100 (enam juta delapan ratus dua puluh
ne
ng
sebilan ribu seratus rupiah) dan Penggugat a.n Hassan Abud yang semula
mendapatkan Rp. 15.211.900,-(lima belas juta dua ratus sebelas ribu sembilan
do
ratus rupiah) berkurang menjadi Rp.6.717.900 (enam juta tujuh ratus tujuh belas
gu ribu sembilan ratus rupiah) Karena itu kepentingan Para Penggugat untuk
membatalkan Keputusan Tergugat dengan melakukan upaya hukum yang sah
In
A
dan konstitusional adalah jelas dan beralasan hukum, karena didasarkan atas
kerugian yang nyata yang dialami Para Penggugat. Dengan demikian adagium
ah
lik
“point de interet point de’action” telah terpenuhi untuk melakukan gugatan ini;
15. Bahwa disamping itu Obyek Sengketa juga telah melanggar Pasal 23, Pasal 24,
am
ub
Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30 serta Pasal 31 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
16. Bahwa Obyek Sengketa dengan demikian telah cacat hukum dan tidak memiliki
ep
k
kekuatan hukum mengikat, karena itu harus dinyatakan batal demi hukum dan
ah
harus dicabut;
R
si
17. Bahwa dari uraian diatas sudah sangat jelas bahwa Tergugat telah membuat suatu
keputusan (Obyek Sengketa) yang bertentangan dengan peraturan perundang-
ne
ng
do
gu
19. Bahwa Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik telah dilanggar oleh
Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa, yaitu berupa pelanggaran terhadap
ah
lik
:
• Asas Kecermatan/kehati–hatian, karena Objek Sengketa dapat memicu
m
ub
ep
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
• Asas Akuntabilitas, karena Objek Sengketa tidak dapat dipertanggungjawabkan
si
kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
ne
ng
20. Bahwa dengan demikian gugatan Para Penggugat dalam perkara a quo telah
memenuhi kualifikasi sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 53
do
gu ayat 2 sub (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, maka sangat beralasan
hukum bagi Para Penggugat dalam mengajukan gugatan a quo untuk
In
A
membatalkan Obyek Sengketa dan mewajibkan Tergugat mencabut Obyek
Sengketa dalam perkara a quo;
ah
lik
DALAM PENUNDAAN
Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 67 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-
am
ub
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Juklak
Mahkamah Agung Nomor : 052/Td.TUN/III/1992 Angka 3, Permohonan Penangguhan
Keputusan Tata Usaha Negara dapat diajukan sekaligus atau terpisah dalam surat
ep
k
gugatan. Bahwa mengingat terdapat keadaan yang sangat mendesak yang dapat
ah
si
tetap dilaksanakan karena
• Para Penggugat merasa dirugikan dengan adanya SK a quo karena ada
ne
ng
do
gu
dengan adanya pejabat baru tersebut akan semakin mempersulit posisi para
Penggugat karena ada ketidakpastian hukum dan ketidak adilan terhadap
In
A
a
quo yaitu Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian
m
ub
dengan hormat:
ka
pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan RB
R
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
• Hassan Abud,SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/
si
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
ne
ng
Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
do
gu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Penggugat mohon kepada
In
A
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan sebagai berikut:
DALAM PENUNDAAN (SCHOORSING):
ah
lik
Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan objek sengketa yaitu
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
am
ub
Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013, tentang pemberhentian dengan
hormat:
• Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c)
ep
k
si
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/
ne
ng
do
gu
selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
ah
ub
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemerintahan pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri
R
PAN dan RB N0.219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
si
• Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/
ne
ng
c) dari jabatan sebagai Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pusat pada
do
gu Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri
PAN dan RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6);
3. Mewajibkan Tergugat mencabut Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
In
A
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 219 Tahun 2013, tanggal 30 Agustus 2013,
tentang pemberhentian dengan hormat:
ah
lik
- Nurman Jafar, SE. NIP. 195705261977031001 Pembina Utama Muda (IV/c) dari
jabatan sebagai Asisten Deputi Tata Hubungan Penyelenggaraan Pemerintahan
am
ub
pada Deputi Bidang Tata Laksana (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan RB
Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 2), dan
- Hassan Abud, SH.MAP. NIP. 196204071990011001 Pembina Utama Muda (IV/c)
ep
k
si
Bidang Program dan Reformasi Birokrasi (Lampiran Keputusan Menteri PAN dan
RB Nomor : 219 Tahun 2013, Nomor Urut 6;
ne
ng
do
gu
5. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini;
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah
In
mengambil putusan, yaitu Putusan Nomor 194/G/2013/PTUN-JKT Tanggal 10 April
A
lik
ub
Para Penggugat putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan oleh
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan Putusan Nomor 183/B/2014/
R
PT.TUN.JKT, Tanggal 28 Agustus 2014;
si
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Para
ne
ng
Pembanding/Para Penggugat pada Tanggal 02 Oktober 2014, kemudian terhadapnya
oleh Para Pembanding/Para Penggugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat
do
gu Kuasa Khusus, Nomor 19/X/2014 tanggal 07 Oktober 2014 diajukan permohonan
kasasi secara lisan pada Tanggal 16 Oktober 2014 sebagaimana ternyata dari Akta
Permohonan Kasasi Nomor 194/G/2013/PTUN-JKT yang dibuat oleh Panitera
In
A
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Permohonan tersebut diikuti dengan Memori
Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut
ah
lik
pada tanggal 30 Oktober 2014;
Bahwa setelah itu, oleh Termohon Kasasi yang pada Tanggal 04 November
am
ub
2014 telah diberitahu tentang Memori Kasasi dari Para Pemohon Kasasi, diajukan
Jawaban Memori Kasasi (Kontra Memori Kasasi) yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada Tanggal 18 November 2014;
ep
k
diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
R
si
dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
ne
ng
2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, maka secara
formal dapat diterima;
do
gu
alasan kasasi
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi
In
dalam Memori Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:
A
I Bahwa Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan
ah
ub
bersangkutan.
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 30 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa dalam
R
memeriksa perkara, Mahkamah Agung berkewajiban menggali, mengikuti, dan
si
memahami rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
ne
ng
Berikutnya, Pasal 45 A Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menentukan
do
bahwa :
gu (1) Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi mengadili perkara yang memenuhi syarat
untuk diajukan kasasi, kecuali perkara yang oleh Undang-Undang ini dibatasi
In
A
pengajuannya.
(2) Perkara yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
ah
lik
a. putusan tentang praperadilan;
b. perkara pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
am
ub
tahun dan/atau diancam pidana denda;
c. perkara tata usaha negara yang objek gugatannya berupa keputusan pejabat
daerah yang jangkauan keputusannya berlaku di wilayah daerah yang
ep
k
bersangkutan.
ah
(3) Permohonan kasasi terhadap perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau
R
si
permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat-syarat formal, dinyatakan tidak
dapat diterima dengan penetapan ketua pengadilan tingkat pertama dan berkas
ne
ng
do
gu
Bahwa objek gugatan a quo merupakan suatu keputusan tata usaha negara yang
dikeluarkan bukan oleh pejabat daerah melainkan oleh Tergugat (Kementerian
ah
lik
ub
pengecualian objek gugatan perkara tata usaha negara yang dapat diajukan pada
tahap kasasi. Lebih lanjut sebagaimana telah dinyatakan dalam pertimbangan hukum
ka
ep
mengenai sengketa a quo termasuk dalam kompetensi peradilan tata usaha negara
R
es
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tata Usaha Negara, maka sengketa a quo telah memenuhi syarat formal permohonan
R
kasasi. Sehingga permohonan kasasi sudah seharusnya diterima oleh Mahkamah
si
Agung.
ne
ng
II Bahwa, pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta No.183/B/2014/PT.TUN.JKT merupakan pertimbangan hukum yang tidak
do
cukup atau tidak layak (Onvoldoende Gemotiveerd) karena hanya membenarkan
gu dan mengambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta tanpa memberikan pertimbangan sendiri, tanpa memperhatikan
In
A
fakta-fakta hukum yang sesungguhnya terungkap dalam persidangan dan tanpa
mempertimbangkan keberatan-keberatan yang diajukan dalam Memori Banding.
ah
lik
A Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
yang memeriksa perkara Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28
am
ub
Agustus 2014 dalam putusannya tidak mempertimbangkan seluruh dalil
dalam memori banding yang diajukan oleh Para Pemohon Banding
terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 194/
ep
k
si
hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
yang memeriksa Perkara Nomor: 194/G/2013/PTUN-JKT tertanggal 10
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus
R
es
perkara banding sebagai pertimbangan hukum dalam memutus sengketa ini dan
M
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pembanding ternyata tidak terdapat hal-hal baru yang dapat dipertimbangkan
R
untuk membatalkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
si
Jakarta yang dimohonkan banding, oleh karenanya Putusan Majelis Hakim
ne
ng
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut harus dikuatkan.”
Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha
do
Negara Jakarta diatas yang hanya membenarkan dan mengambil alih
gu pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta tanpa memberikan suatu pertimbangan hukum sendiri dan tanpa
In
A
mempertimbangkan kembali fakta-fakta hukum yang sesungguhnya terungkap di
depan sidang pengadilan, serta tidak mempertimbangkan dengan layak dan
ah
lik
cukup keberatan-keberatan Pembanding dalam Memori Banding pada halaman 3
sampai dengan 8 Memori Banding, sebagaimana dinyatakan berikut :
am
ub
“Bahwa Para Pembanding tidak sependapat atas semua pertimbangan hukum dan
amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 194/G/2013/PTUN-
JKT, antara lain sebagai berikut:
ep
k
si
putusan, khususnya dalam bagian pertimbangan tentang prosedur penerbitan
keputusan objek sengketa;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
sengketa telah melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal
R
es
28, Pasal 29, Pasal 30 serta Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
M
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah tidak beralasan menurut
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hukum. Hal demikian didasarkan pada pemikiran bahwa perampingan organisasi
R
pada kementrian PAN RB adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi
si
kementrian negara lainnya, yang tidak terkait dengan penerapan peraturan
ne
ng
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim tersebut diatas, Para Pembanding
do
tidak sependapat karena pertimbangan tersebut keliru, tidak cermat dan tidak
gu berdasarkan fakta-fakta serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, karena:
In
A
• Bahwa Pemberhentian Para Penggugat/sekarang Para Pembanding dari Jabatan
Struktural Eselon II oleh Terbanding dengan alasan akibat adanya perampingan
ah
lik
organisasi jelas dan nyata telah melanggar ketentuan dalam Lampiran I
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal
am
ub
17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100
Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
ep
k
Tahun 2002, pada romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 1 huruf g.
ah
si
menentukan:
Apabila ada perampingan organisasi dan berdasarkan organisasi yang baru
ne
ng
do
gu
lik
tata cara dan mekanisme yang telah diatur dalam peraturan tersebut di atas,
karena Terbanding tidak melakukan proses penyaluran ke instansi lain terhadap
m
ub
ep
ng
Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002 tentang
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang
R
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana
si
Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, pada
ne
ng
romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 2” yang menentukan:
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari Jabatan Struktural ditetapkan dengan
do
keputusan pejabat yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi
gu Kepegawaian Negara/Baperjakat disertai alasan yang jelas atas
pemberhentiannya yang dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam Anak
In
A
Lampiran I-d, kecuali pemberhentian karena sebagaimana tersebut dalam angka
I huruf a, b, dan e.
ah
lik
Bahwa berdasarkan Bukti Surat (Bukti P-22 dan P-24) dan dikaitkan dengan
Keterangan Saksi-Saksi (Saksi Jaka Sutisna dan Saksi Otto Kuswandari) serta
am
ub
Keterangan Ahli (H.Nurmadjito dan Aidu Tauhid) bahwa dalam pemberhentian
Para Penggugat/sekarang Para Pembanding tidak melalui mekanisme
pertimbangan Baperjakat. Selain itu, dalam Kementrian PAN dan RB pun tidak
ep
k
si
dilakukan tanpa melalui mekanisme sidang Baperjakat adalah tidak sah dan
melanggar peraturan perundang-undangan.
ne
ng
• Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak cermat
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
do
gu
lik
ub
ep
• Dengan demikian dalam hal ini Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta telah menilai fakta dan memahami ketentuan hukum secara kurang
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2 Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim
R
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam pertimbangan putusannya pada
si
paragraf 1 halaman 67 yang menyatakan:
ne
ng
Menimbang, bahwa mengacu pada latar belakang di atas, dapat dipahami
bahwa keputusan objek sengketa menekankan bahwa perpindahan jabatan
do
merupakan konsekuensi dari adanya perubahan struktur organisasi pada
gu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
In
A
Jakarta tersebut di atas Para Pembanding tidak sependapat dan sangat
keberatan karena pertimbangan tersebut keliru, tidak cermat dan cenderung
ah
lik
prematur. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan jelas
dan nyata bahwa tindakan Terbanding terhadap Para Pembanding melalui
am
ub
Surat Keputusan Terbanding a quo merupakan pemberhentian Para
Pembanding dari Jabatan Struktural Eselon II, bukan perpindahan jabatan.
Para Pembanding telah di-non-job-kan oleh Terbanding melalui Surat
ep
k
Keputusan Tata Usaha Negara a quo, atau dengan kata lain Para Pembanding
ah
telah di-persona non grata-kan (orang yang tidak diinginkan) oleh Terbanding
R
si
dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
ne
ng
Hal ini kemudian dipertegas dengan terbitnya Bukti P-15, yakni Keputusan
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
do
gu
Birokrasi Nomor 222 Tahun 2013 tertanggal 5 September 2013, yang pada
pokoknya berisi pengalihan tugas Para Pembanding ke jabatan “Analis pada
In
Asisten Deputi”. Bahwa jabatan fungsional yang dimaksud sebagai Analis
A
lik
ub
ep
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa
R
perubahan struktur organisasi pada Kementrian merupakan suatu keniscayaan/
si
suatu kebutuhan. Perkembangan ini adalah konsekuensi logis dari semakin
ne
ng
demokratisnya sistem pemerintahan di Indonesia yang diperkuat dengan
sistem pengawasan, baik oleh masyarakat (social control), lembaga-lembaga
do
pengawasan maupun Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, dalil para
gu Penggugat yang menyatakan bahwa tindakan Tergugat merupakan
kesewenang-wenangan (abuse of power) karena telah tidak cermat
In
A
menerapkan peraturan perundang-undangan dan telah melanggar Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik, adalah tidak terbukti dan tidak beralasan
ah
lik
hukum.
Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
am
ub
Jakarta tersebut diatas, Para Pembanding tidak sependapat dan keberatan
karena pertimbangan tersebut keliru, prematur dan tidak cermat serta tidak
memperhatikan dampak yang timbul kepada Para Pembanding akibat
ep
k
si
• Bahwa Keputusan Terbanding a quo nyata-nyata telah menimbulkan kerugian
kepada Para Pembanding. Akibat pemberhentian ini Para Pembanding telah
ne
ng
menderita kerugian, baik moril, maupun materil. Kerugian moril antara lain, Para
Pembanding merasa harkat dan martabatnya telah direndahkan dengan
do
gu
diberhentikan begitu saja tanpa alasan hukum yang sah dari Jabatan Struktural
Eselon II. Secara materil, Para Pembanding juga telah dirugikan karena dengan
In
diberhentikannya dari jabatannya, Para Pembanding telah kehilangan/penurunan
A
lik
ub
menjadi Rp.6.829.100 (enam juta delapan ratus dua puluh sebilan ribu seratus
rupiah) dan Pembanding a.n Hassan Abud yang semula mendapatkan Rp.
ka
ep
15.211.900,-(lima belas juta dua ratus sebelas ribu sembilan ratus rupiah)
berkurang menjadi Rp.6.717.900 (enam juta tujuh ratus tujuh belas ribu sembilan
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
konstitusional adalah jelas dan beralasan hukum, karena didasarkan atas kerugian
R
yang nyata yang dialami Para Pembanding.
si
• Bahwa Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik pun telah dilanggar oleh
ne
ng
Terbanding dalam menerbitkan Objek Sengketa, yaitu berupa pelanggaran
terhadap :
do
gu • Asas Kecermatan/kehati–hatian, karena Objek Sengketa dapat memicu
munculnya kesalahan dan permasalahan hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan;
In
A
• Asas Kepastian Hukum, karena Objek Sengketa dapat memicu
ketidakpastian dalam kebijakan penyelenggaraan pemerintahan;
ah
lik
• Asas Profesionalitas, karena Objek Sengketa terlihat tidak profesional
dan terkesan dibuat asal-asalan saja tanpa persiapan yang matang;
am
ub
• Asas Akuntabilitas, karena Objek Sengketa tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan
ep
tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
k
berlaku;
ah
•
R
Bahwa dengan memperhatikan hal tersebut, maka Majelis Hakim Pengadilan
si
Tata Usaha Negara Jakarta telah membuat putusan yang keliru dengan tidak
ne
ng
do
gu
lik
gugatan a quo; dan Para Penggugat memiliki kedudukan hukum (legal standing)
untuk mengajukan gugatan a quo”, karena hal tersebut telah benar dan telah
m
ub
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam putusannya pada
ah
Penggugat tidak terbukti dan tidak beralasan menurut hukum, maka sangat
es
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penggugat”, karena pertimbangan tersebut keliru, tidak benar dan tidak cermat,
R
sebagaimana telah Para Pembanding uraikan di atas yang pada pokoknya
si
menyatakan bahwa objek sengketa a quo terbukti bertentangan dengan peraturan
ne
ng
perundang-undangan yang berlaku serta bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Pengadilan
do
menyatakan bahwa dalil-dalil gugatan terbukti dan beralasan, sehingga sangat
gu beralasan hukum Pengadilan menerima Gugatan Para Penggugat/sekarang Para
Pembanding untuk seluruhnya;
In
A
6 Bahwa untuk selanjutnya Para Pembanding bertetap pada dalil-dalil dalam
Gugatan, Replik dan Kesimpulan terdahulu;”
ah
lik
Keberatan-keberatan Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/ Para
Pembanding tersebut tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Hal ini
am
ub
menyebabkan pertimbangan Majelis Hakim menjadi suatu pertimbangan yang
tidak berdasar hukum karena pertimbangan putusan sangat tidak cukup atau
pengambilan putusan tidak berdasar pertimbangan yang layak menurut hukum
ep
k
si
(SEMA) Nomor 3 Tahun 1974 tanggal 23 November 1974 perihal Putusan yang
Harus Cukup Diberi Pertimbangan/Alasan.
ne
ng
do
gu
alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dimengerti ataupun bertentangan satu sama
lain, maka hal demikian dapat dipandang sebagai suatu kelalaian dalam acara
In
(Vormverzuim) yang dapat mengakibatkan batalnya Putusan Pengadilan yang
A
lik
ub
ep
1970:
“Mahkamah Agung menganggap perlu untuk meninjau keputusan Pengadilan
ah
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 492 K/Sip/1970 tertanggal 16
R
Desember 1970:
si
“Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup
ne
ng
pertimbangannya (onvaldoende gemotiveerd), yaitu karena dalam putusannya
itu hanya mempertimbangkan soal mengesampingkan keberatan-keberatan
do
yang diajukan dalam memori banding tanpa memeriksa perkara itu kembali
gu baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal penerapan hukumnya
terus menguatkan putusan Pengadilan Negeri begitu saja.” (Yurisprudensi
In
A
Mahkamah Agung RI 1971-I)
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
ah
lik
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 183/B/2014/PT.TUN.JKT tertanggal 28
am
ub
Agustus 2014.
III Bahwa, pada pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor 194/G/2013/PTUN.JKT, tanggal 10 April 2014 yang diambil alih dalam
ep
k
PT.TUN.JKT., tanggal 28 Agustus 2014, tampak bahwa Majelis Hakim tidak tepat
R
si
dalam mengkonstatir (menentukan atau menarik benang merah) permasalahan
hukum yang sesungguhnya terjadi dalam sengketa a quo. Pada halaman 64 putusan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi Ketiga yang diterbitkan
oleh Pusat Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, kata
ah
es
aktivitas; 2. metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu
M
masalah.” Hal ini berarti bahwa kata “prosedur” merujuk pada “banyak” tahap atau
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
langkah yang mana dapat memiliki beragam variasi dari awal hingga akhir proses.
R
Lingkup permasalahan yang berada di dalam suatu “prosedur” amatlah luas, mulai
si
dari apa saja tentang apa saja. Selanjutnya, berdasarkan KBBI tersebut, kata
ne
ng
“substansi” berarti : 1. watak yg sebenarnya dari sesuatu; isi; pokok; inti; 2 unsur;
zat: pembakaran terjadi sbg hasil persenyawaan sebuah -- dng oksigen; dl
do
konferensi akan dihimpun -- masalah yg akan kita bicarakan dl pertemuan tingkat
gu tinggi mendatang; 3 kekayaan; harta: pikiran itu merupakan -- yg tidak
kelihatan; 4 Ling medium yg dipakai untuk mengungkapkan Bahasa”. Hal ini
In
A
berarti bahwa kata “substansi” juga memiliki cakupan permasalahan yang luas,
yakni keseluruhan tulisan di dalam keputusan objek sengketa. Pokok
ah
lik
persengketaan yang dirumuskan oleh Majelis Hakim tersebut, teranglah tampak
terlalu luas, tidak spesifik dan tidak fokus terhadap sengketa a quo.
am
ub
Adapun untuk dapat menarik suatu pokok persengketaan, maka perlu dipahami,
setidak-tidaknya, inti Gugatan dan inti Jawaban. Adapun inti Gugatan perkara a
quo adalah mengenai pemberhentian dengan hormat dari jabatan atas diri Para
ep
k
si
Menteri PAN-RB No.219 Tahun 2013 (tanggal 30 Agustus 2013). Adapun alasan
pemberhentian tersebut berdasarkan fakta yang terdapat pada persidangan Judex
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
es
(pokok persengketaan) pada perkara a quo adalah “apakah pemberhentian atas diri
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Para Penggugat dikarenakan perampingan organisasi yang dilakukan oleh
R
Tergugat berdasarkan objek gugatan a quo telah sesuai dengan peraturan
si
perundang-undangan dan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik atau tidak?”.
ne
ng
Rumusan permasalahan hukum tersebut lebih sempit, spesifik dan fokus sesuai
dengan sengketa a quo. Seharusnya permasalahan hukum tersebutlah yang
do
dirumuskan oleh Majelis Hakim, namun pada pertimbangan hukum putusan tidak
gu demikian adanya.
Akibat dari tidak tepatnya Majelis Hakim merumuskan permasalahan hukum pada
In
A
sengketa a quo, maka pemecahan masalah hukum pun menjadi bias, kasus in
concreto menjadi tidak tuntas. Hal ini melanggar Pasal 107 A Undang-Undang
ah
lik
No.51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa :
am
ub
1 Dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim harus
bertanggungjawab atas penetapan dan putusan yang dibuatnya;
2 Penetapan dan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
ep
k
si
Sebagaimana penjelasan Pasal 107 A ayat (1) dinyatakan bahwa dalam membuat
penetapan dan putusan, hakim harus bersandar pada keadilan hukum dan norma
ne
ng
yang ada dan berlaku di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, seorang hakim tidak
dibenarkan untuk membuat penetapan atau putusan yang didasarkan oleh adanya
do
gu
pertimbangan hukum hakim tidak didasarkan pada alasan dan dasar hukum yang
tepat dan benar sehingga pada akhirnya perbuatan hakim tersebut melanggar
ah
lik
ub
melanggar hukum.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
ka
ep
Agustus 2014.
R
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
IV Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
R
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
si
bersangkutan :
ne
ng
• Bahwa Judex Facti sama sekali tidak mempertimbangkan dan
menilai satu per satu bukti yang diajukan oleh Para Pemohon
do
gu Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding hal ini terbukti
dengan pertimbangan Majelis Hakim sebagaimana Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara No. 183/B/2014/PTUN.JKT.
In
A
halaman 69-70 yang menyebutkan:
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam
ah
lik
pemeriksaan persidangan, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986, Pengadilan menentukan apa yang harus dibuktikan,
am
ub
membagai beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu
terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan
pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya
ep
k
dipakai alat-alat bukti yang relevan, sedangkan terhadap alat bukti selebihnya
ah
si
Adapun Bukti-bukti yang dijadikan acuan dalam pertimbangan hukum Majelis
Hakim (halaman 64 Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakata No.194/
ne
ng
do
gu
T-6, dan T-7 yang kesemuanya merupakan bukti dari Tergugat, berupa :
T-1 : Peraturan Menteri PAN-RB No.31 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
In
Tata Kerja Kementerian PAN-RB;
A
lik
ub
ep
Kementerian PAN-RB;
T-4 : Risalah Rapat Baperjakat, tanggal 30 Agustus 2013;
ah
T-5 : Keputusan Menteri PAN-RB No. 219 Tahun 2013 tentang Pengangkatan
es
ng
Kementerian PAN-RB;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
T-6 : Berita Acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Asisten
R
Deputi Perumusan Kebijakan Inovasi dan Sistem Infoemasi Pelayanan
si
Publik pada Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN-RB,
ne
ng
tanggal 30 Agustus 2013;
T-7 : Keputusan Sekretaris Kementerian PAN-RB No.222 Tahun 2013 tentang
do
Pengalihtugasan an. Sdr. Nurman Jafar, S.E., dan Sdr. Hassan Abud,
gu S.H.M MAP ke jabatan fungsional Analisis;
Adapun bukti-bukti yang dijadikan pertimbangan hukum Majelis Hakim
In
A
tersebut sama sekali tidak cukup dan tidak relevan dalam menyelesaikan
sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB
ah
lik
yang dikarenakan Perampingan Organisasi). Khususnya, T-1 dan T-2 tidak
mengatur mengenai pemberhentian PNS di Kementerian dikarenakan adanya
am
ub
perampingan organisasi. Sementara itu, guna menyelesaikan sengketa a quo,
Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding telah
mengajukan sejumlah bukti-bukti yang relevan dan diyakini dapat menjadi
ep
k
dinyatakan pada Daftar Alat Bukti Penggugat, P-1 hingga P-31, khususnya
R
si
P-21, P-22, P-23, dan P-25 yakni :
P-21: Peraturan Pemerintah RI No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;
ne
ng
P-22: Pasal 2 ayat (2), pasal 9 ayat (2), Pasal 10 Peraturan Pemerintah RI
No.100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan
do
gu
Struktural;
P-23: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.12 Tahun
In
2001 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.100 Tahun 2000 tentang
A
lik
Fungsional PNS RI
Namun demikian, sungguh disesalkan, Majelis Hakim sama sekali tidak
m
ub
ep
es
atas. Hal ini tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
M
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 107 dan Pasal
R
109 ayat 1 (huruf d) jo. Ayat (2) sehingga Majelis Hakim Agung Mahkamah
si
Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata
ne
ng
Usaha Negara No. 183/B/2014/PT.TUN-JKT tertanggal 28 Agustus 2014.
• Bahwa Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta lalai memenuhi
do
gu syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara No. 183/B/2014/PT.TUN-JKT tertanggal 28
In
A
Agustus 2014.
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta cenderung
ah
lik
memihak dengan hanya memperhatikan fakta-fakta hukum, argumentasi hukum
dan dasar hukum berdasarkan apa yang dibuat oleh Termohon Kasasi semula
am
ub
Tergugat/Terbanding tanpa mempertimbangkan fakta-fakta hukum,
argumentasi hukum dan dasar hukum yang telah diajukan Para Pemohon
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dalam Memori Banding, hal
ep
k
si
dan dikesampingkan menurut hukum pembuktian atau dapat dikatakan
melanggar hukum pembuktian dalam hal ini melanggar asas “audi alteram
ne
ng
do
gu
lik
ub
atau tidak Layak (Onvoldoende Gemotiveerd) yang berakibat lebih lanjut pada
Kesalahan Majelis Hakim Dalam Menerapkan Hukum;
ka
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
merupakan akibat dari adanya perampingan organisasi di Kementerian PAN-RB,
R
yang mana perampingan organisasi tersebut merupakan tindak lanjut dari
si
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
ne
ng
Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terkahir
dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013, serta Peraturan Presiden
do
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I
gu Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013. Dengan demikian, dalil Para
In
A
Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan keputusan obyek Sengketa telah
melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29,
ah
lik
Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah tidak beralasan menurut hukum. Hal
am
ub
demikian didasarkan pada pemikiran bahwa perampingan organisasi pada
kementerian PAN-RB adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi
kementerian negara lainnya, yang tidak tekait dengan penerapan peraturan
ep
k
si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya tidak sesuai
dengan konsiderans faktual obyek gugatan a quo (Keputusan Menteri
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
Penggugat/Para Pembanding.
R
es
Berdasarkan konsiderans faktual objek gugatan a quo dapat diketahui bahwa yang
M
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pembanding dari jabatannya adalah dikarenakan “Perubahan struktur organisasi”
R
dan “pembinaan dan pengembangan karir” bukan dikarenakan “perampingan
si
organisasi”. Adapun bila dinalarkan secara logis, maka suatu “perubahan struktur
ne
ng
organisasi” bermakna lebih luas daripada “perampingan organisasi”. Perubahan
struktur organisasi dapat saja berarti bahwa terdapat perubahan nama jabatan saja
do
atau susunan organisasi tanpa berarti terjadi perampingan pada organisasi tersebut.
gu Lebih lanjut pada baik konsiderans huruf c objek gugatan a quo, maupun bagian
amar objek gugatan a quo, tidak disebutkan alasan yang terang dan jelas mengenai
In
A
pemberhentian Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding
dari jabatannya. Pada bagian amar objek gugatan a quo bagian
ah
lik
“MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERTAMA :” dinyatakan “Memberhentikan
dengan hormat Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum pada lajur 2 Nomor
am
ub
urut 1 sampai dengan Nomor Urut 6 dari jabatan sebagaimana tercantum pada
lajur 3 lampiran keputusan ini, disertai ucapan terimakasih atas pengabdiannya
selama memangku jabatan tersebut”.
ep
k
si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding dari jabatannya merupakan suatu
kelalaian fatal yang dilakukan oleh Tergugat. Tergugat dalam menerbitkan objek
ne
ng
do
gu
Lebih lanjut akibat kelalaian Tergugat tersebut, maka keabsahan objek gugatan a
quo pun patut dipertanyakan, mengingat pada ketentuan alasan-alasan
ah
lik
ub
sebagai berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
ka
ep
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban
R
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
si
3. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
ne
ng
diberhentikan karena :
a. melanggar sumpah/janji Pegawai negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan
do
selain pelanggaran sumpah janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji
gu jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah ; atau
In
A
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
ah
lik
kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
4. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
am
ub
sendiri atau tidak dengan hormat karena :
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang,
ep
k
si
5. Pegawai Negeri Sipil di berhentikan tidak dengan hormat karena :
a. melanggar sumpah janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah janji jabatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000, mengatur bahwa PNS diberhentikan dari jabatan
R
es
struktural karena :
M
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
b mencapai batas usia pensiun;
R
c diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
si
d diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan
ne
ng
fungsional;
e cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar
do
tanggungan negara karena persalinan;
gu f tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
g adanya perampingan organisasi pemerintah;
In
A
h tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan
rohani; atau
ah
lik
i hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
am
ub
Hal alasan mengenai “perubahan struktur organisasi” tidak termasuk dalam alasan
pemberhentian PNS dari jabatan struktural. Oleh sebab itu, objek gugatan a quo
adalah tidak sah, sehingga harus dinyatakan batal atau tidak sah dan dicabut.
ep
k
Adapun Majelis Hakim Judex Facti tidak mempertimbangkan hal tersebut diatas.
ah
Pada halaman 66 – 69 putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 194/
R
si
G/2013/PTUN.JKT hanya dinyatakan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa sesuai dengan latar belakang penerbitan Keputusan objek
ne
ng
do
gu
Menimbang, bahwa mengacu pada latar belakang diatas, dapat dipahami bahwa
keputusan obek sengketa menekankan bahwa perpindahan dalam jabatan
ah
lik
ub
ep
es
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
• Organisasi pemerintah yang belum tepat fungsi dan tepat
si
ukuran (right sizing);
• Sejumlah peraturan perundang-undangn di bidang aparatur
ne
ng
negara masih banyak yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak
jelas dan multitafsif atau bahkan terdapat pertentangan antara
do
gu •
peraturan perundang-undangan yang satu denganyang lainnya;
Manajemen sumber daya manusia aparatur belum
dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan
In
A
profesionalisme, kinerja pegawai dan organisasi. Selain itu
sistem penggajian pegawai negeri belum didasarkan pada
ah
lik
bobot pekerjaan/kinerja atau jabatan yang diperoleh dari
evaluasi jabatan. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan
am
ub
golongan/pangkat tidak sepenuhnya mencerminan beban tugas
dan tanggung jawab. Tunjangan kinerja belum sepenuhnya
ep
dikaitkan dengan prestasi kerja dan tunjangan pensiun belum
k
menjamin kesejahteraan;
ah
si
wewenang dalam proses penyelenggaran pemerintahan dan
belum mantapnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
ne
ng
do
gu
lik
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mindset ke arah pola pikir aparat birokrasi yang melayani,
R
kepedulian dan keberpihakan pada masyarakat;
si
Menimbang, bahwa berdasarkan urraian di atas dapat dipahami bahwa perubahan
ne
ng
struktur organisasi pada Kementerian merupakan suatu keniscayaan/suatu
kebutuhan. Perkembangan ini adalah konsekuensi logis dari semakin
do
demokratisnya sistem pemerintahan di Indonesia yang diperkuat dengan sistem
gu pengawasan, baik oleh masyarakat (social control), lembaga-lembaga pengawasan
maupun Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, dalil Para Penggugat yang
In
A
menyatakan bahwa tindakan Tergugat merupakan kesewenang-wenangan (abuse
of power) karena telah tidak cermat menerapkan peraturan perundang-undangan
ah
lik
dan telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, adalah tidak
terbukti dan tidak beralasan hukum;”
am
ub
Pertimbangan hukum Majelis Hakim Judex Facti tersebut merupakan suatu
pertimbangan hukum yang tidak relevan dan tidak cukup. Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan ketidaksesuaian “niat” Tergugat mengeluarkan objek gugatan
ep
k
si
berakibat pada tidak sah/batalnya objek gugatan a quo dikarenakan melanggar
Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
ne
ng
do
gu
Negara No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 100 Tahun 2000
serta melanggar pula Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, sehingga lebih
In
lanjut Judex Facti salah dalam menerapkan hukum.
A
V.B. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terkahir dengan
ah
lik
ub
ep
Hakim untuk memutus sengketa a quo. Hal ini berakibat pada putusan Majelis
R
es
Hakim Judex Facti tidak memiliki landasan hukum, sementara Negara Indonesia
M
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Majelis Hakim tidak seharusnya mendasarkan pertimbangan hukum sengketa a
R
quo pada ketentuan hukum tersebut. Adapun telah terang bahwa Para Pemohon
si
Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding merupakan Pegawai Negeri Sipil
ne
ng
(PNS) yang berada pada Kementerian PAN-RB, yang mana termasuk dalam
definisi Pasal 1 angka 1 UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No.8
do
Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian, yang lebih lanjut disebut sebagai PNS
gu Pusat sebagaimana diatur Lampiran I bagian C tentang Pengertian pada Keputusan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis
In
A
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 2003 tentang PP No. 9 Tahun 2003
tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS. Oleh
ah
lik
sebab itu, teranglah berlaku pada sengketa a quo aturan tentang pokok-pokok
kepegawaian (saat ini disebut aparatur sipil negara), dan peraturan mengenai PNS
am
ub
secara umum, selama tidak ditentukan lain pada peraturan yang lebih spesifik (lex
specialis).
Adapun aturan hukum yang mengatur mengenai sengketa a quo (pemberhentian
ep
k
si
• UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No.8
Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian
ne
ng
do
gu
Pertimbangan hukum Majelis Hakim Judex Facti didasarkan pada ketentuan yang
tidak mengatur sengketa a quo, sehingga teranglah Judex Facti salah dalam
m
ub
menerapkan hukum. Judex Facti dalam hal ini juga berarti kurang dalam
ka
penerbitan keputusan obyek Sengketa telah melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan
R
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil”.
si
Para Pemohon Kasasi/semula Para Penggugat/Para Pembanding sebagaimana
ne
ng
dalam posita Gugatan poin 15 halaman 5 menyatakan “Bahwa disamping itu
Obyek Sengketa juga telah melanggar melanggar Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25,
do
Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, serta Pasal 31 Peraturan
gu Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil”.
Penggunaan kata “juga telah” tersebut menunjukkan bahwa ada ketentuan/aturan
In
A
hukum lain yang dilanggar oleh obyek sengketa a quo. Ketentuan/aturan hukum
lain yang dimaksud, khususnya, pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 100
ah
lik
Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 jo
am
ub
Butir D huruf “g” Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.13 Tahun
2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.
ep
k
si
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden
ne
ng
Nomor 56 Tahun 2013 dengan Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS. Hal ini merupakan suatu bentuk ketidakcermatan Majelis Hakim
do
gu
yang berakibat fatal, yang menyebabkan Judex Facti pada akhirnya hanya
mempertimbangkan berdasarkan peraturan hukum yang tidak relevan atau tidak
In
cukup relevan, sebagaimana diterangkan pada poin V.B Memori Kasasi. Oleh
A
sebab itu, teranglah Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum dan
pertimbangan hukumnya tidak cukup atau tidak layak.
ah
lik
V.D. Pertimbangan hukum Judex Facti cenderung tidak logis sehingga berakibat pada
kesalahan Judex Facti menerapkan hukum.
m
ub
ep
adalah kebijakan nasional yang juga berlaku bagi kementerian negara lainnya,
yang tidak terkait dengan penerapan peraturan tentang disiplin Pegawai Negeri
ah
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perampingan organisasi pada kementerian PAN-RB bukan merupakan suatu
R
kebijakan nasional yang berlaku bagi kementerian negara lain, sebab setiap
si
kementerian negara memiliki haknya sendiri untuk menentukan kebijakan
ne
ng
perampingan organisasinya. Lebih lanjut, perampingan organisasi pada
kementerian PAN-RB tidak bisa dilepaskan dari peraturan terkait Pegawai Negeri
do
Sipil secara umum, pun misalnya peraturan tentang disiplin PNS. Sebab pada
gu Kementerian PAN-RB terdapat pegawai dengan status PNS, termasuk dalam hal
ini adalah Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding. Lalu
In
A
dalam hal tidak ada pengaturan spesifik atau ditentukan lain berdasarkan, antara
lain, peraturan ataupun keputusan kementerian tersebut terkait PNS yang ada pada
ah
lik
lingkungannya, maka berlaku lah pengaturan umum mengenai PNS. Hal ini
sebagaimana telah dijelaskan pada poin V.B. Memori Kasasi ini.
am
ub
Dalam sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-
RB yang dikarenakan Perampingan Organisasi), maka salah satu yang menjadi
dasar pemberhentian tersebut adalah adanya pelanggaran disiplin. Sehingga dapat
ep
k
pula aturan hukum mengenai Disiplin PNS tersebut menjadi salah satu bahan
ah
si
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
ne
ng
do
gu
VI Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dengan
mengabaikan dan tidak melakukan pemeriksaan yang cermat ketentuan
In
perimbangan BAPERJAKAT yang berdasarkan peraturan perudangan-undangan
A
lik
ub
ep
Pasal 14 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeria Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan
ah
es
Tahun 2000, pada Lampiran I bagian III Komisi Kepegawaian Negara dan Badan
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT) huruf A. Pembentukan
R
poin 3,mengatur sebagai berikut :
si
Pembentukan Baperjakat sebagaimana dimaksud dalam ayat ditetapkan oleh:
ne
ng
a. pejabat pembina kepegawaian pusat untuk instansi pusat;
b. pejabat pembina kepegawaian daerah Propinsi untuk instansi daerah Propinsi;
do
c. pejabat pembina kepegawaian daerah Kabupaten/Kota untuk instansi daerah
gu Kabupaten/Kota.
Pada sengketa a quo tidak terdapat suatu bentuk penetapan BAPERJAKAT di
In
A
lingkungan Kementerian PAN-RB. Hal ini menyebabkan perbuatan hukum yang
dilakukan oleh BAPERJAKAT, khususnya pertimbangan untuk memberhentikan
ah
lik
Para Pemohon Kasasi/ semula Para Penggugat/Para Pembanding, tidak memiliki
landasan hukum. Sehingga pertimbangan BAPERJAKAT tersebut adalah tidak
am
ub
sah. Hal ini berakibat lebih lanjut pada tidak sahnya pula objek gugatan a quo.
Hal ini tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, padahal ini sangat berkaitan
dengan pokok sengketa a quo. Oleh sebab itu Majelis Hakim dalam hal ini tidak
ep
k
cukup atau tidsk layak memberikan pertimbangan hukum, alhasil berakibat lebih
ah
si
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Majelis Hakim Agung
Mahkamah Agung RI sudah sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
ne
ng
do
gu
VII Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dengan
mengabaikan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 tentang
In
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah
A
diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002 dan Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
ah
lik
ub
2002.
Judex Facti sama sekali tidak mempertimbangkan ketentua Peraturan Pemerintah
ka
ep
No. 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun
ah
2002 dan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) No.13 Tahun
R
es
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2002, khususnya mengenai tata cara
R
pemberhentian dari jabatan dalam hal terjadi perampingan organisasi padahal
si
sengketa a quo (pemberhentian dari jabatan PNS pada Kementerian PAN-RB yang
ne
ng
dikarenakan Perampingan Organisasi) sangat berkaitan dengan ketentuan hukum
tersebut.
do
Bahwa menurut Judex Facti diketahui “niat” diterbitkannya objek gugatan a quo
gu adalah guna “perampingan organisasi”. Adapun dalam hal pemberhentian dari
jabatan karena perampingan organisasi diatur pada kedua peraturan tersebut
In
A
(sebagai lex specialis) oleh sebab itu sudah seharusnya kedua ketentuan tersebut
turut dijadikan dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim. Dengan diabaikannya
ah
lik
kedua ketentuan tersebut oleh Majelis Hakim maka tentunya hukum yang
diterapkan pun menjadi salah, sehingga pada akhirnya pokok persengketaan a quo
am
ub
tidak diperiksa dan diadili dengan seharusnya.
Dalam Pasal 9 ayat (2) PP 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil Dalam Jabatan Struktural ditentukan: “Secara normal perpindahan tugas dan/
ep
k
atau perpindahan wilayah kerja, dapat dilakukan dalam waktu antara 2 (dua)
ah
sampai dengan 5 (lima) tahun sejak seseorang diangkat dalam jabatan struktural”.
R
si
Dalam pertimbangan hukumnya Judex Facti tidak menerapkan ketentuan hukum
tersebut di atas dalam memutus sengketa a quo, sehingga menyebabkan Judex
ne
ng
do
gu
Menteri PAN-RB No.219 Tahun 2013 tanggal 30 Agustus 2013 (objek gugatan a
quo) kurang dari waktu 2 (dua) tahun.
In
Selain itu, Judex Facti dalam pertimbangannya juga telah melanggar ketentuan
A
lik
ub
pada Lampiran I romawi II butir “D. Pemberhentian” sub “angka 1 huruf g. adanya
perampingan organisasi pemerintah” ditentukan:
ka
ep
setelah melalui proses penyaluran ke instansi lain sudah tidak dimungkinkan lagi.
R
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Apabila penyaluran ke instansi lain tidak dimungkinkan lagi maka pemberhentian
R
sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan proses pemberian uang tunggu
si
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ne
ng
Bahwa pemberhentian Para Pemohon Kasasi dari Jabatan Struktural Eselon II oleh
Termohon Kasasi tidak memenuhi tata cara dan mekanisme yang telah diatur
do
dalam peraturan tersebut di atas, karena Termohon Kasasi tidak melakukan proses
gu penyaluran ke instansi lain terhadap Para Pemohon Kasasi sebelum Termohon
Kasasi memberhentikan Para Pemohon Kasasi dari Jabatan Struktural Eselon II. Di
In
A
lain sisi, Termohon Kasasi pun tidak melakukan proses pemberian uang tunggu
kepada Para Pemohon Kasasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
ah
lik
berlaku.
PERTIMBANGAN HUKUM
am
ub
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Putusan Judex Facti
ep
k
sudah benar dan tidak salah dalam menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai
ah
berikut:
R
si
• Bahwa penerbitan Objek Sengketa tidak bertentangan dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik karena sebagai akibat adanya perampingan organisasi.
ne
ng
Tentu saja Pejabat yang diberhentikan mendapat prioritas apabila ada kemampuan
pada jabatan yang sesuai.
do
gu
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
m
ub
Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-
undang, maka permohonan kasasi yang diajukan Para Pemohon Kasasi: 1. Nurman
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan kasasi, maka Para Pemohon
R
Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan karenanya dihukum untuk membayar
si
biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;
ne
ng
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
do
Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
gu perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah
In
A
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
ah
lik
MENGADILI,
Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. NURMAN JAFAR,
am
ub
SE., 2. HASSAN ABUD, SH., MAP. tersebut;
Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
ep
kasasi sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu Rupiah);
k
hari : Senin, tanggal 30 Maret 2015 oleh H. Yulius, S.H., M.H., Hakim Agung yang
R
si
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Is Sudaryono, S.H.,
M.H., dan Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota
ne
ng
Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut, dan dibantu oleh Elly Tri
do
gu
Pangestuti, S.H., M.H. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
In
A
lik
Panitera Pengganti,
ep
Biaya-biaya ttd./
ah
M.H.
es
3 Untuk Salinan
ng
d
In
A
ASHADI, S.H.
Disclaimer
NIP. 220000754
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Jumlah …....................… Rp500.000,00
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
am
ub
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43