Disusun Oleh
Fatimah Hartina Faradillah
11.2017.100
Dosen Pembimbing
Dr. Rinanto Prabowo, Sp.M
Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam.
Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan
gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi
sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan.
b.. Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa
minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak
kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada
bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian
sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam,
seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong
dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang.
Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus
mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui.
Gambar 7. Mooren's Ulcer1
d. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-
kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi
satu menyerupai ring ulcer.
Manifestasi Klinis5-6
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :
Gejala Subjektif
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
Sekret mukopurulen
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
Silau
Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer
kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
Hipopion
Diagnosis1,4,5
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien
penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing,
abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi
virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian
obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit
bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi
akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi
khusus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea
edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang
disertai dengan hipopion.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :
Ketajamanpenglihatan
Tesrefraksi
Tes air mata
Pemeriksaanslit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
Responreflek pupil
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
Gambar 9 a.Pewarnaan gram ulkus Gambar 9 b.Pewarnaan gram ulkus kornea herpes
simplex1 herpes zoster1
Gambar 10. aPewarnaan gram ulkus kornea1 Gambar 10. bPewarnaan gram ulkus
bacteria akantamoeba1
Penatalaksanaan1,6
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata
agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus kornea
tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus,
anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat
bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat
dan perlunya obat sistemik.
a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
4. Berikan analgetik jika nyeri
b. Penatalaksanaan medis
Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi kornea
sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya. Konjungtuvitis,
dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok,
gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
Infeksi pada mata harus diberikan :
Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,
Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.
Efek kerja sulfas atropine :
Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.
Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.
Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi
sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor
pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat
dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru
Skopolamin sebagai midriatika.
Analgetik.
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau tetrakain
tetapi jangan sering-sering.
Antibiotik
Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas
diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus
sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan
dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembali.
Anti jamur
Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat
komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi
:
1. Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal amphotericin B
1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan
Imidazole
2. Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin,
Imidazol
3. Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol
4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis anti
biotik
Anti Viral
Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal
untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik spektrum luas untuk infeksi
sekunder analgetik bila terdapat indikasi.
1. Flap Konjungtiva
Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva
dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus. Tujuan tindakan ini
memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan.
Jika sudah sembuh flap konjungtiva dapat dilepaskan kembali.
2. Transplantasi Membran Amnion
a. Indikasi
Transplantasi membran amnion digunakan pada defek epitel persisten yang
tidak respon terhadap pengobatan medikamentosa dan sebagai alternatif lain dari
tindakan flap konjungtivadan tarsorafi.Transplantasi membran amnion
merupakan metode efektif untuk penatalaksanaan perforasi kornea nontraumatik
dan descemetokel. Metoda ini juga bermanfaat sebagai terapi permanen atau
sebagai tindakan sementara sampai inflamasi berkurang dan prosedur
rekonstruksi tetap dapat dilakukan. Disamping itu, teknik ini juga bermanfaat
pada negara-negara yang persediaan jaringan korneanyaterbatas.
b. Kontraindikasi
Kontraindikasitransplantasi membran amnion meliputidry eye
beratdenganlagoftalmus, ataunekrosishebat yang mengiringiiskemik.
3. Keratoplasti
Transplantasi kornea (keratoplasti) diindikasikan bagi banyak kornea yang
serius, misalnya jaringan parut, edema, penipisan dan distorsi. Istilah keratoplasti
penetrans berarti penggantikan kornea seutuhnya dan keratoplasti lamelar berarti
penggantian sebagian dari ketebalan kornea.
Donor yang lebih muda lebih disukai untuk keratoplasti penetrans dan terdapat
hubungan langsung antara umur dengan kesehatan dan jumlah sel endotel. Karena
sel endotel sangat cepat mati, mata hendaknya segera diambil segera setelah donor
meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh harus dimanfaatkan dalam 48 jam, dan
sebaiknya dalam 48 jam. Untuk keratoplasti lamelar, kornea tersebut dapat
dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam lemari es selama beberapa minggu, sel
endotel tidak penting untuk prosedur ini.
Pencegahan
Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli
mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat
mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat
lensa tersebut.
Komplikasi6
Komplikasi yang paling sering timbul berupa:
Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder
Prognosis6
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena
jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya
mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal
ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka
dapat menimbulkan resistensi. Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus
disembuhkan dengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua
metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan
pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat
melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar
leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.
HIPOPION
Definisi
Hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata depan. Hipopion dapat
terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan karena
adanya gravitasi. Komposisi dari pus biasanya steril, hanya terdiri dari lekosit tanpa adanya
mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur maupun virus, karena hipopion adalah reaksi
inflamasi terhadap toxin dari mikroorganisme patogen, dan bukan mikroorganisme itu
sendiri.1,2,5
Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-
aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan
aqueous, sehingga memberikan gambaran hipopion.Adanya pus di bilik mata depan biasanya
bisanya disebabkan oleh jamur. Karena pus bersifat lebih berat dari cairan aqueous, maka pus
akan mengendap di bagian bawah bilik mata depan. Kuantitas dari hipopion biasanya
berhubungan dengan virulensi dari organisme penyebab dan daya tahan dari jaringan yang
terinfeksi. Beberapa organisme menghasilkan pus lebih banyak dan lebih cepat. Diantaranya
fungal biasanya dapat terinfeksi karena jamur dapat menembus membran Descemet. Bakteri
memproduksi hipopion lebih cepat dari jamur sedangkan infeksi virus tidak menyebabkan
hipopion. Apabila ditemukan hipopion pada infeksi virus, biasanya disebabkan adanya
ETIOLOGI
Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua penyakit
keratitis dan ulkus kornea. Bakteria, jamur, amoba maupun herpes simplex dapat
Ulkus Kornea. Apabila terjadi peradangan hebat tapi belum terjadi perforasi dari ulkus,
maka toksin dari peradangan kornea dapat sampai ke iris dan badan siliar, dengan melalui
membran Descemet, endotel kornea ke cairan bilik mata depan. Dengan demikian iris dan
badan siliar mengalami peradangan dan timbulah kekeruhan di cairan bilik mata depan
KOMPLIKASI
Struktur dari hipopion yang mengandung fibrin, merupakan reaksi tubuh terhada
inflamasi. Tetapi fibrin-fibrin ini dapat menyebabkan terjadinya perlengketan antara iris dan
lensa (sinekia posterior) Bila seluruh pinggir iris melekat pada lensa disebut seklusio pupil,
sehingga cairan dari cop tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke coa, iris terdorong ke
depan, disebut iris bombe dan menyebabkan sudut coa sempit sehingga timbul glaukoma
sekunder.
Peradangan di badan silier dapat juga menyebabkan kekeruhan dalam badan kaca oleh sel-sel
radang, yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Peradangan ini menyebabkan
metabolisme lensa terganggu dan dapat menimbulkan kekeruhan lensa, hingga terjadi
katarak.Pada kasus yang sudah lanjut, kekeruhan badan kaca pun mengalami jaringan
organisasi dan tampak sebagai membrana yang terdiri dari jaringan ikat dengan
neovaskularisasi yang berasal dari sistem retina, disebut retinitis proliferans.Bila membrana
ini mengkerut, dapat menarik retina sehingga robek dan cairan badan kaca melalui robekan
itu masuk ke dalam celah retina potensial dan mengakibatkan ablasi retina.3,4
Katarak
Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin
Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
Klasifikasi
dan katarak senilis.8 Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut. Yaitu diatas 50 tahun.1,2,4Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa
atau karena proses penuaan. Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium
Penyebab katarak senilis sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Tetapi,
seiring dengan meningkatnya usia, maka lensa seseorang akan mengalami perubahan-
erubahan yaitu bertambahnya tekanan dan ketebalan lensa, serta berkurangnya kekuatan
Patofisiologi
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan
penuaan, dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata, yaitu katarak. Semakin
bertambhanya usia, lemak akan berakumulasi disekitar kornea dan membentuk lingkaran
berwarna putih atau kekuningan di antara iris dan sklera. Kejadian ini disebut arkus sinilia
atau biasanya ditemukan pada lansia hingga sekarang sering disebut katarak sinilis.9
Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Namun diduga katarak
Oleh karena serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke
arah tengah muka serabut-serabut lensa bagian tengah akan menjadi lebih padat
Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa
Timbul celah-celah diantara serabut serat lensa, yang berisi air dan penimbunan
ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak
1. Katarak insipien
Kekeruhan berupa bercak-bercak seperti baji dengan dasar di perifer dan jernih di
Kekeruhan ini mula-mula hanya dapat tampak bila pupil dilebarkan sedangkan
pada stadium lanjut puncak baji dapat tampak pada pupil normal. Kekeruhan ini
dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada
2. Katarak imatur
ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi
korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang
mata menjadi dangkal dan dapat memberikan penyulit glaukoma. Hal ini disebut
katarak intumesen.
3. Katarak matur
Kekeruhan yang telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi
4. Katarak hipermatur
Terjadi akibat korteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat keluar melalui
kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus “tenggelam” ke arah bawah
(jam 6) (Katarak Morgagni). Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang
keluar ke dalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa uveitis
Penatalaksanaan
tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Etiologi dari
ulkus kornea adalah infeksi dan non infeksi.Ulkus kornea dapat didiagnosis berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.Pengobatan pada ulkus kornea
tergantung penyebabnya.Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat
lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat keduanya. Didiagnosis
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan opthalmologi, pengobatan terhadap katarak adalah
pembedahan.
Daftar Pustaka
1. Paul, R.E. John, P.W. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17.2012. Penerbit
Buku Kedokteran ECG:Jakarta
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit
Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi 2. 2002. Penerbit
Sagung Seto, Jakarta.
7. Ilyas S, Katarak, Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata, FKUI, Jakarta, 2005
8. Wijaya N, Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata, FK UI Jakarta, 1990 : 40-
72.
9. Nazira A, Kowara RA, Amalia, Yunaidah A, Putri RA, Rahyuningtias, dkk. Katarak
senilis, risiko bagi orang yang berusia lanjut. Dalam: Jurnal EPTM Katarak. 2014. pp
1-12.
10. Riordan-Eva P, Whitcher JP,. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum, Jakarta, 2010.