Anda di halaman 1dari 63

BAB 1

PENGANTAR KULIAH
WORKSHOP KONSTRUKSI BAJA

a. Identitas Mata Kuliah


Nama matakuliah : Workshop Konstruksi Baja
Kode matakuliah : PBGN 638
SKS/ JS : 2/4
Sajian semester : Semester V
Prasyarat : (-)
Dosen : Drs. Adjib Karjanto, S.T., M.T.

b. Standar Kompetensi
Membekali mahasiswa dengan pengetahuan, wawasan, dan
ketrampilan kerja konstruksi baja yang meliputi fabrikasi, pembuatan
sambungan, merangkai komponen struktur serta ereksi konstruksi.

c. Kompetensi Dasar
1. Memahami aspek pengelolaan dan K3 workshop konstruksi baja,
2. Menjelaskan jenis-jenis baja dan karakteristiknya,
3. Menjelaskan batang tarik, tekan dan lentur baja,
4. Menjelaskan membuat sambungan konstruksi baja,
5. Menjelaskan membuat rangka/rangka kaku baja,
6. Memperagakan merangkai komponen struktur-konstruksi,
7. Memperagakan ereksi konstruksi baja.

d. Sumber Belajar
1. Anonim. 1983. Peraturan Konstruksi Baja Indonesia.Bandung:
YLPMP Bandung
2. Salmon, C. G dan Johnson, J.E.1980. Steel Structures. New York:
Harper & Row Publisher
3. Sugiharjo. 1956. Gambar Konstruksi Baja. Yogyakarta

1
e. Rincian Kegiatan

2
f. Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan perkuliahan terdiri atas kegiatan kuliah teori oleh dosen,
presentasi mahasiswa secara perorangan tentang suatu topic yang
diberikan melalui tugas terstruktur melalui konsultasi yang diatur sesuai
jadual kuliah, meputi aplikasi materi, menganalisis, dan menggambar.
Proses penilaian hasil belajar meliputi hasil konsultasi dan menempuh
ujian tengah semester, serta mengikuti ujian akhir semester.

g. Kewajiban Mahasiswa
1. Hadir dan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan workshop,
2. Menyiapkan hasil kerja melalui konsultaasi terstruktur yang
dibimbing oleh dosen
3. Membaca kepustakaan gambar konstruksi baja dan syarat teknik,
4. Memperbaiki hasil kerja seuai kesepakatan saat konsultasi dengan
dosen
5. Menyelesaikan pekerjaan didalam workshop secara mandiri dan
kelompok
6. Mengikuti kompetensi setiap unjuk kerja
7. Mengikuti ujian tengah dan akhir semester

h. Penilaian
Penilaian didasarkan pada tiga komponen yaitu konsultasi tugas , ujian
tengah semester, produk tugas 1 dan 2, dan ujian akhir (5) semester
dengan perbandingan

1 x absen + 1,5x UTS+2,5 x Tugas1 + 3 x tugas 2+2 UAS


Nilai akhir = 10

Nilai huruf sesuai sesuai dengan pedoman yang berlaku di UM.


Mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan < 80% tidak diperkenankan
mengikuti ujian akhir.

3
BAB II
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
KUDA-KUDA BAJA

I. Pendahuluan
a. Pengertian Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir,
salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala
segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun
sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk
uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga
(ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan
bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.

b. Macam-Macam Baut
1. Carriage bolts
Atau juga disebut plow bolts. Banyak digunakan pada
kayu. Bagian kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada
bagian leher baut berbentuk empat persegi. Pada saat baut
dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk empat
persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga
menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat
berbagai ukuran yang memungkinkan penggunaannya dalam
berbagai pekerjaan.
2. Flange bolts
Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala
bautnya terdapat bubungan (flens). Flens yang terdapat pada

4
bagian bawah kepala baut didesain untuk memberikan kekuatan
baut seperti halnya bila menggunakan washer.

Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts


akan memudahkan mempercepat selesainya pekerjaan.

3. Hex bolts
Merupakan baut yang sangat umum digunakan pada
pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Ciri umum dari hex
bolts adalah bagian kepala baut berbentuk segi enam (hexagonal).
Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan
memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik
yang dapat dilakukan dalam memilih hex bolts yang akan
digunakan adalah dengan memilih bahan hex bolts disesuaikan
dengan persyaratan-persyaratan teknis dari konstruksi yang akan
dikerjakan. Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts
diantaranya : stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang
disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.
4. Lag bolts
Merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip,
menyerupai konstruksi sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan
pada pekerjaan konstruksi lapangan.
5. Shoulder bolts
Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai
sumbu putar. Konstruksi shoulder bolts memungkinkan
digunakan pada sambungan maupun aplikasi yang dapat
bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat
digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam,
kayu, dan bahan-bahan lainnya. Dikarenakan sering digunakan
sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts dibuat dari bahan
logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.

c. Pengertian Las
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie
Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam

5
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan
kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses
penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material
tambahan (filler material).

d. Macam-Macam Sambungan Las


Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran
dan profil batang yang bertemu di sambungan, jenis pembebanan,
besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya
relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis
dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak
jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt),
lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 6.16.

1. Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk
menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang
sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini
ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan
lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16 (b). Bila digunakan
bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration
groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran
sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada
sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan
6
disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan
atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum
dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan
yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti.
Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel
yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2. Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis
yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan
utama:
- Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak
memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding
dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat
digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam
pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
- Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung
tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong
dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan
menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang
akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem)
tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang
potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa
baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka
kembali setelah dilas.
- Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah
digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan.
3. Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat
penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1,
gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat
samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket).
Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut
tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini
7
terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang
dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut
maupun las tumpul
4. Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat
penampang berbentuk boks segi empat seperti yang
digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen
puntir yang besar.
5. Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling
sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap
pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran
(alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka,
variasi dan kombinasi kelima jenis sambungan las dasar
sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih
dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural
dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan
(atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap persoalan.

8
II. Perhitungan Konstruksi Kuda-Kuda Baja
a. Kebutuhan Bahan Profil

Telah diketahui panjang batang horizontal (batang tarik) dan


panjang batang diagonal paling atas (batang kaki kuda-kuda).
Kemudian dicari panjang batang yang telah diberi huruf A – M.
Berikut adalah perhitungannya :
1. Panjang batang v7

9
𝑣7
Tan 33˚ = 𝑋
𝑣7
0,65 = 7,5

v7 = 7,5 x 0,65
= 4,9 m

2. Panjang batang v1, d1, v2, d2

 Batang v1
ℎ2
Tan 53˚ = 𝑣1
1,01
1,33 = 𝑣1
1,01
v1 = 1,33

= 0,76 m x 2 buah
= 1,52 m
 Batang d1
𝑣1
Cos 53˚ = 𝑑1
0,76
0,6 = 𝑑1
0,76
d1 = 0,6

= 1,27 m x 2 buah
= 2,54 m

10
 Batang v2
ℎ3
Tan 35˚ = 𝑣2
1,01
0,7 = 𝑣2
1,01
v2 = 0,7

= 1,44 m x 2 buah
= 2,88 m
 Batang d2
𝑣2
Cos 35˚ = 𝑑2
1,44
0,82 = 𝑑2
1,44
d2 = 0,82

= 1,76 m x 2 buah
= 3,52 m

3. Panjang batang v3, d3, v4, d4

11
 Batang v3
ℎ4
Tan 26˚ = 𝑣3
1,01
0,49 = 𝑣3
1,01
v3 = 0,49

= 2,06 m x 2 buah
= 4,12 m
 Batang d3
𝑣3
Cos 26˚ = 𝑑3
2,06
0,9 = 𝑑3
2,06
d3 = 0,9

= 2,29 m x 2 buah
= 4,58 m
 Batang v4
ℎ5
Tan 20˚ = 𝑣4
1,01
0,36 = 𝑑4
1,01
v4 = 0,36

= 2,81 m x 2 buah
= 5,62 m
 Batang d4
𝑣4
Cos 20˚ = 𝑑4
2,81
0,94 = 𝑣4
2,81
d4 = 0,94

= 2,99 m x 2 buah
= 5,98 m

12
4. Panjang batang v5, d5, v6, d6

 Batang v5
ℎ6
Tan 17˚ = 𝑣5
1,01
0,31 = 𝑣5
1,01
v5 = 0,31

= 3,26 m x 2 buah
= 6,52 m
 Batang d5
𝑣5
Cos 17˚ = 𝑑5
3,26
0,96 = 𝑑5
3,26
d5 = 0,96

= 3,4 m x 2 buah
= 6,8 m
 Batang v6
ℎ7
Tan 15˚ = 𝑣6

13
1,01
0,27 = 𝑣6
1,01
v6 = 0,27

= 3,74 m x 2 buah
= 7,48 m
 Batang d6
𝑣6
Cos 15˚ = 𝑑6
3,74
0,97 = 𝑑6
3,74
d6 =
0,97

= 3,86 m x 2 buah
= 7,72 m
Rekapitulasi kebutuhan seluruh profil
Profil Ukuran 65. 65. 7
Total Berat
Panjang
Batang Jumlah Panjang Berat total
(m)
(m) (kg/m) (kg)
X 7.5 2 15 6.83 102.45
Y 10.08 2 20.16 6.83 137.69

Profil Ukuran 50. 50. 6


Total Berat
Panjang
Batang Jumlah Panjang Berat total
(m)
(m) (kg/m) (kg)
v1 0.76 2 1.52 3.77 5.73
d1 1.27 2 2.54 3.77 9.58
v2 1.44 2 2.88 3.77 10.86
d2 1.76 2 3.52 3.77 13.27
v3 2.06 2 4.12 3.77 15.53
d3 2.29 2 4.58 3.77 17.27
v4 2.81 2 5.62 3.77 21.19
d4 2.99 2 5.98 3.77 22.54
v5 3.26 2 6.52 3.77 24.58
d5 3.4 2 6.8 3.77 25.64
v6 3.74 2 7.48 3.77 28.20
d6 3.86 2 7.72 3.77 29.10
v7 4.9 1 4.9 3.77 18.47
241.96

14
b. Kebutuhan Plat Simpul

15
c. Rekapitulasi Kebutuhan Sambungan Baut
Jarak Baut Jarak baut
Ukuran
No dari Tepi Banyaknya As ke As Banyaknya
Baut
(2D) (mm) (5D) (mm)
1 5/8'' 40 2 80 2
2 5/8'' 40 2 80 1
3 5/8'' 40 2 80 -
4 5/8'' 40 2 80 -
5 5/8'' 40 2 80 2
6 5/8'' 40 2 80 1
7 5/8'' 40 2 80 -
8 5/8'' 40 2 80 -
9 5/8'' 40 2 80 2
10 5/8'' 40 2 80 -
11 5/8'' 40 2 80 -
12 5/8'' 40 2 80 2
13 5/8'' 40 2 80 -
14 5/8'' 40 2 80 -
15 5/8'' 40 2 80 2
16 5/8'' 40 2 80 -
17 5/8'' 40 2 80 2
18 5/8'' 40 2 80 2
19 5/8'' 40 2 80 -
20 5/8'' 40 2 80 2
21 5/8'' 40 2 80 -
22 5/8'' 40 2 80 1

16
Rekapitulasi Kebutuhan Baut (Lanjutan)
Jarak
Jarak Baut
Ukuran baut As
No dari Tepi Banyaknya Banyaknya
Baut ke As (5D)
(2D) (mm)
(mm)
23 5/8'' 40 2 80 -
24 5/8'' 40 2 80 -
25 5/8'' 40 2 80 2
26 5/8'' 40 2 80 -
27 5/8'' 40 2 80 -
28 5/8'' 40 2 80 2
29 5/8'' 40 2 80 1
30 5/8'' 40 2 80 -
31 5/8'' 40 2 80 -
32 5/8'' 40 2 80 1
33 5/8'' 40 2 80 -
34 5/8'' 40 2 80 -
35 5/8'' 40 2 80 1
36 5/8'' 40 2 80 -
37 5/8'' 40 2 80 1
38 5/8'' 40 2 80 1
39 5/8'' 40 2 80 -
40 5/8'' 40 2 80 1
41 5/8'' 40 2 80 2
42 5/8'' 40 2 80 -
43 5/8'' 40 2 80 2
44 5/8'' 40 2 80 -

17
d. Kebutuhan Sambungan Las

Panjang
No.
Las (cm)

16 13
16 6
17 13
17 6
18 26
18 13
19 6
19 13
20 13
20 6
21 13
21 6
22 13
22 13
23 13
23 6
24 13
24 8
25 6
25 13
26 17
26 13
27 13
27 6
28 6
28 13
29 17
29 13
30 13
30 6

18
BAB III
MEMBUAT SAMBUNGAN
LAS DAN BAUT PADA PLAT SIMPUL

A. PENDAHULUAN
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah
satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi
enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.
Sedangkan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam
atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas.

B. TUJUAN
Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat
menyambungkan profil siku pada plat simpul dengan baut dan las
dengan baik (pas dan presisi).

C. ALAT DAN BAHAN


 Untuk bahan mal :
a. Kertas karton 3 mm
b. Pensil
c. Penghapus
d. Penggaris
e. Cutter
 Untuk bahan praktik :
a. Profil baja siku 50.50. 6
b. Mesin pemotong baja
c. Mesin gergaji baja
d. Mesin pelubang baja
e. Mesin pengikir baja
f. Palu
g. Penitik
19
h. Klem
 Untuk safety :
a. Kacamata safety
b. Sepatu kerja
c. Katelpak jurusan

D. KESELAMATAN KERJA
1. Mulailah praktikum dengan memakai peralatan safety lengkap
2. Perhatikan instruksi dari dosen maupun petugas bengkel dengan
baik
3. Gunakan alat workshop sesuai dengan fungsinya
4. Tanyakan kembali pada dosen/ petugas workshop apabila ada
prosedur kerja yang kurang dimengerti
5. Segera lapor kepada petugas workshop apabila terjadi keganjalan
pada mesin kerja
6. Selalu fokus saat praktik berlangsung
7. Tidak bergurau saat praktik berlangsung

E. PROSEDUR KERJA
1. Sebelum membuat produk kerja, hal yang dilakukan terlebih dahulu
adalah membuat mal. Pilih satu titik simpul pada desain konstruksi
kuda-kuda yang telah dibuat pada tugas sebelumnya yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan bentuk produk kerja yang akan
dibuat.
2. Setelah memilih titik simpul yang akan dibuat, gambar rencana plat
simpul beserta profil siku yang menempel pada plat di atas kertas
karton tebal 3 mm. Gambarlah dengan menggunakan pensil.
3. Setelah tergambar, rencanakan panjang las dan jumlah baut. Jumlah
baut tergantung pada jarak baut yang direncanakan. Untuk baut
bagian pinggir plat, jarak baut ditentukan dengan rumus 2D.
Sedangkan untuk baut yang berada di tengah simpul, jarak baut
ditentukan dengan rumus 3D-7D.
4. Setelah mengetahui jumlah baut. Gambarkan garis gaya yang
bekerja pada baut.
20
5. Mintalah persetujuan dosen terhadap rencana produk kerja yang
akan dibuat.
6. Setelah mendapat persetujuan, segera potong kertas karton, produk
kerja siap dibuat.
7. Mal yang sudah dibuat pertama – tama di drap pada plat baja.
8. Kemudian potong pola plat simpul dari hasil drap tadi dengan
mesin gergaji baja
9. Setelah itu ambil profil siku ukuran 50. 50. 6, kemudian potong
profil siku dengan panjang sesuai kebutuhan yang telah
direncanakan. Pemotongan profil siku dilakukan sebanyak 6 kali.
Untuk profil siku panjang 12,5 cm dibuat sebanyak 4 buah dan
untuk profil siku panjang 27 cm dibuat sebanyak 2 buah. Potong
dengan mesin pemotong baja.
10. Saat memotong profil siku, jangan lupa untuk meggunakan
peralatan safety.
11. Setelah mendapatkan potongan plat simpul dan profil siku, kikir
tiap sisinya. Kemudian dilanjutkan dengan melubangi plat simpul.
Cara menentukan titik yang akan dilubangi pada plat simpul
dilakukan dengan cara menitik bagian yang akan dilubangi dengan
alat penitik dan palu. Lakukan cara yang sama saat menentukan titik
lubang pada dua buah profil siku yang panjangnya 27 cm.
12. Setelah mendapat titik yang akan dilubangi, bor seluruh titik
tersebut dengan menggunakan mesin pengebor
13. Pasang mur, ring, dan baut pada lubang yang telah terbentuk.
Pasang hingga kencang
14. Langkah selanjutnya, mengelas batang profil siku arah vertikal dan
diagonal.
15. Setelah pengelasan selesai, tunggu beberapa saat. Kemudian kikis
las yang terlalu tebal.
16. Benda kerja telah selesai dibuat.

21
F. GAMBAR KERJA

Gambar 1.0 Rencana Penyambungan antara plat dengan profil siku


menggunakan sambungan las dan baut

22
G. FOTO KERJA

Gambar 3.1 Buat mal rencana benda kerja pada kertas karton tebal 3
mm

Gambar 3.2 Hasil mal yang sudah digunting/ cutter

23
Gambar 3.3 Buat pola plat simpul di atas plat baja dengan bantuan mal

Gambar 3.4 Potong pola plat simpul menggunakan mesin pemotong


baja

24
Gambar 3.5 Mengambil profil siku 50. 50. 6 dari gudang

Gambar 3.6 Mengukur panjang rencana profil siku yang akan dipotong

25
Gambar 3.7 Memotong profil siku baja ukuran 50. 50. 6 sebanyak 6
buah

Gambar 3.8 Mengikir seluruh sisi-sisi plat simpul dan profil siku agar
halus

26
Gambar 3.9 Menandai plat simpul dengan penitik sebagai
tanda tempat lubang akan dibuat

Gambar 3.10 Melubangi plat simpul yang telah


diberi tanda dengan mesin bor

27
Gambar 3.11 Menandai dua buah profil siku dengan penitik sebagai
tanda tempat lubang akan dibuat

Gambar 3.12 Melubangi dua buah profil siku yang


telah diberi tanda dengan mesin bor baja

28
Gambar 3.13 Memasang mur, ring, dan baut

Gambar 3.14 Mengencangkan sambungan baut

29
Gambar 3.15 Mengelas profil siku dengan hati-hati

Gambar 3.16 Pembuatan benda kerja telah selesai

30
H. KESIMPULAN
Sikap teliti, berhati-hati, dan ketrampilan dalam menggunakan
mesin dan alat manual sangat mempengaruhi hasil kerja. Selain itu,
kerja sama dan komunikasi yang baik antar anggota kelompok pun
dapat menjadikan proses pembuatan benda kerja akan menjadi mudah
dan cepat sehingga dapat meminimalisasi penggunaan waktu yang
berlebihan.

31
BAB IV
MENYAMBUNG DUA PROFIL
SIKU DENGAN SAMBUNGAN LAS

A. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini, mahasiswa diberikan tugas untuk
menyambungkan dua profil siku ukuran 50.50.6 dengan sambungan las.
B. TUJUAN
Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat
menyambungkan dua buah profil siku ukuran 50.50.6 (dengan masing-
masing panjang 5 cm) dengan rapi dan sesuai alur pengelasan.

C. ALAT DAN BAHAN


 Untuk bahan praktik :
a. Profil baja siku 50.50. 6
b. Mesin pemotong baja
c. Mesin pengikir baja
d. Elektroda
e. Penjepit elektroda
f. Penutuk
 Untuk safety :
d. Kacamata safety
e. Topeng las
f. Sepatu kerja
g. Katelpak jurusan

D. KESELAMATAN KERJA
1. Mulailah praktikum dengan memakai peralatan safety lengkap
2. Perhatikan instruksi dari dosen maupun petugas bengkel dengan
baik
3. Gunakan alat workshop sesuai dengan fungsinya

32
4. Tanyakan kembali pada dosen/ petugas workshop apabila ada
prosedur kerja yang kurang dimengerti
5. Segera lapor kepada petugas workshop apabila terjadi keganjalan
pada mesin kerja
6. Selalu fokus saat praktik berlangsung
7. Tidak bergurau saat praktik berlangsung

E. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat, bahan, dan peralatan safety
2. Ambil profil siku ukuran 50. 50. 6 dari gudang penyimpanan
3. Letakkan profil baja pada mesin pemotong baja
4. Ukur profil siku baja sepanjang 5 cm sebanyak dua kali. Tandai
dengan tipe - x. setelah itu potong profil siku tersebut menggunakan
mesin pemotong baja.
5. Setelah mendapat dua buah profil siku dengan masing-masing
panjang 5 cm, kikir kedua sisi profil baja dengan mesin pengikir.
6. Dua buah profil siku kemudian di las. Caranya, sejajarkan dua buah
profil siku ukuran 5 cm tadi kemudian beri jarak antar keduanya ± 2
mm.
7. Kemudian las perlahan kedua profil tersebut. Pengelasan dilakukan
di antara jarak antar profil.
8. Hasil pengelasan kemudian diketuk-ketuk dengan penutuk untuk
merapikan alur las
9. Setelah selesai, laporkan hasil benda kerja kepada dosen.

33
F. GAMBAR KERJA

Gambar 1.0 Rencana Pengelasan

34
G. FOTO KERJA

Gambar 4.1 Mengambil baja profil siku ukuran 50.50.6

Gambar 4.2 Meletakkan profil baja siku di atas alat pemotong baja

35
Gambar 4.3 Menandai bagian profil yang akan dipotong dengan tipe - x

Gambar 4.4 Proses pemotongan profil siku

36
Gambar 4.5 Satu buah profil siku yang telah terpotong

Gambar 4.6 Sejajarkan dua buah profil siku ukuran 5 cm. kemudian
memberi jarak antar keduanya ± 2 mm.

37
Gambar 4.7 Menyiapkan elekroda sebagai bahan pengelasan

Gambar 4.8 Proses pengelasan berlangsung

38
Gambar 4.9 Hasil pengelasan sebelum diketuk-ketuk

Gambar 4.10 Mengetuk –ngetuk hasil las

39
Gambar 4.11 Hasil las setelah diketuk-ketuk

H. KESIMPULAN
Sikap teliti, berhati-hati, dan ketrampilan dalam menggunakan mesin
dan alat manual sangat mempengaruhi hasil kerja. Selain itu, kerja sama dan
komunikasi yang baik antar anggota kelompok pun dapat menjadikan proses
pembuatan benda kerja akan menjadi mudah dan cepat sehingga dapat
meminimalisasi penggunaan waktu yang berlebihan.

40
BAB V
MERAKIT KOMPONEN SAMBUNGAN
KONSTRUKSI BAJA (EREKSI)

A. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini, mahasiswa diberikan tugas untuk merakit
komponen profil WF ukuran 150. 75. 5. 7 hingga menjadi sebuah struktur
bangunan rangka baja
B. TUJUAN
Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat
memahami bagaimana merakit/ merangkai sebuah struktur bangunan rangka
baja dengan baik dan benar.

C. ALAT DAN BAHAN


 Untuk bahan praktik : 

a. Profil baja WF 150. 75. 5. 7 untuk balok dan kolom
b. Mur
c. Baut ukuran 1/2”, 1”, dan 1 1/2”
d. Kunci pas ukuran 14, 17, dan 19
 Untuk safety : 

a. Sepatu kerja
b. Katelpak jurusan

D. KESELAMATAN KERJA
1. Mulailah praktikum dengan memakai peralatan safety lengkap
2. Perhatikan instruksi dari dosen maupun petugas bengkel dengan baik
3. Gunakan alat workshop sesuai dengan fungsinya
4. Tanyakan kembali pada dosen/ petugas workshop apabila ada prosedur
kerja yang kurang dimengerti

41
5. Segera lapor kepada petugas workshop apabila terjadi keganjalan pada
mesin kerja
6. Selalu fokus saat praktik berlangsung
7. Tidak bergurau saat praktik berlangsung

E. PROSEDUR KERJA
1. Menyimak dan memahami langkah-langkah kerja perakitan rangka
struktur baja yang dijelaskan oleh dosen saat di kelas
2. Mengeluarkan alat, bahan, dan memakai pakaian safety
3. Merangkai dan menata semua komponen bahan sesuai dengan
perencanaan. Untuk memudahkan penataan, baca kode yang ada
pada tiap-tiap baja profil.
4. Merangkai balok pada kolom
 Sambung balok pada kolom dengan menggunakan mur dan baut.
Pemasangan balok dilakukan dengan menidurkan balok dan
kolomnya. Memasang baut dan mur tidak perlu terlalu kencang.
Lakukan hal yang sama pada sisi yang lain.
 Angkat kedua komponen yang telah tersambung dengan mur dan
baut
 Agar kedua komponen dapat menyatu, sambung dengan balok.
Pasang mur dan baut di setiap ujung pertemuan antara balok dan
kolom. Jangan mengencangkan mur dan bautnya.
5. Merangkai kuda-kuda pada kolom
 Rakit scaffolding terlebih dahulu. Setelah itu letakkan scaffolding
di dekat kolom.
 Angkat kaki kuda-kuda hingga berada di atas kolom. Menaikkan
kaki kuda-kuda dilakukan dengan cara beberapa orang naik ke
atas scaffolding yang telah dirangkai sebelumnya..
 Posisikan kaki kuda-kuda hingga letaknya pas pada lubang mur
dan baut pada konsol. Setelah itu pasang langsung mur dan baut
tapi tidak perlu terlalu kencang.
 Pasang kaki kuda-kuda lagi pada kolom seberang. Cara
pemasangannya sama pada langkah di atas.
42
 Apabila pertemuan antara kaki kuda-kuda tidak menyatu, maka
solusinya adalah menarik dua kolom yang dipasangi kaki kuda-
kuda pada arah berlawanan
 Setelah pertemuan kaki kuda-kuda menyatu, pasang baut dan mur
pada pertemuan tersebut dengan kencang
6. Merangkai gording
 Angkat gording ke atas secara bahu-membahu. Angkat dengan
hati-hati.
 Letakkan gording pada tupai-tupai yang telah menempel pada
kaki kuda-kuda. Kemudian pasang mur dan baut pada gording
yang menumpu pada tupai-tupai.
 Lakukan pemasangan gording pada tempat tupai-tupai yang lain
seperti pada langkah atas.
7. Memasang trekstang
 Pasang trekstang di tengah-tengah gording. Kemudian kunci
dengan baut agar tidak kendor
8. Memasang ikatan angin
 Ikatan angin dipasang menyilang dan posisinya berada di bawah
gording. Ikatan angin dipasang dengan jarum pengunci
9. Memasang ikatan dinding
 Ikatan dinding dipasang menyilang dan posisinya berada di dalam
balok dinding. Ikatan angin dipasang dengan jarum pengunci
10. Memasang penutup atap
 Memasang penutup atap dengan asbes. Susun asbes dengan benar
mengikuti arah pergerakan air bila jatuh dari atas ke bawah.
11. Setelah selesai, laporkan hasil benda kerja kepada dosen.

43
F. FOTO KERJA

Gambar 5.1 Mengeluarkan seluruh komponen konstruksi (baja profil WF)


dari gudang

Gambar 5.2 Merencanakan bagaimana posisi batang balok dan kolom


profil WF yang akan dirangkai

44
Gambar 5.3 Mulai mengunci setiap pertemuan balok dan kolom
profil baja WF (joint) dengan mur dan baut

Gambar 5.4 Mengunci setiap pertemuan balok dan kolom


profil baja WF (joint) dengan mur dan baut pada sisi yang lain

45
Gambar 5.5 Mengangkat bersama balok-kolom profil WF yang
bagian-bagian joint-nya telah dikunci dengan mur dan baut

Gambar 5.6 Dua baja profil WF yang telah berdiri disatukan dengan
balok baja profil WF

46
Gambar 5.7 Mengunci seluruh joint dengan mur dan baut
(Mengunci tidak sampai rapat)

Gambar 5.8 Memasang profil WF pada bagian tengah konstruksi

47
Gambar 5.9 Memasang mur dan baut pada joint

Gambar 5.10 Proses perakitan scaffolding

48
Gambar 5.11 Mengangkat dan mengunci sambungan kapstang dengan
mur dan baut

Gambar 5.12 Mengangkat dan mengunci sambungan kapstang dengan


mur dan baut pada sisi yang lain

49
Gambar 5.13 Memasang kaki kuda-kuda dan mengunci sambungan
dengan mur dan baut

Gambar 5.14 Memasang kaki kuda-kuda dan mengunci sambungan


dengan mur dan baut pada sisi yang lain

50
Gambar 5.16 Menarik kolom baja agar kaki kuda-kuda dapat menyatu

Gambar 5.17 Kaki kuda-kuda yang sudah tersambung disambung


dengan mur dan baut

51
Gambar 5.18 Proses mengangkat gording

Gambar 5.19 Menyambung gording dengan mur dan baut

52
Gambar 5.20 Memasang trekstang

Gambar 5.21 Memasang jarum pengunci untuk ikatan angin

53
Gambar 5.22 Pemasangan ikatan angin

Gambar 5.23 Memasang penguat dinding

64

54
Gambar 5.24 Bangunan struktur rangka baja yang sudah jadi

F. KESIMPULAN
Sikap berhati-hati dan ketrampilan merencanakan dapat mempengaruhi
hasil benda kerja . Selain itu, kerja sama dan komunikasi yang baik antar
anggota kelompok pun dapat menjadikan proses pembuatan benda kerja akan
menjadi mudah dan cepat sehingga dapat meminimalisasi penggunaan waktu
yang berlebihan.

55
BAB VI
MEMBONGKAR KOMPONEN SAMBUNGAN
KONSTRUKSI BAJA (EREKSI)

A. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini, mahasiswa diberikan tugas untuk membongkar
sebuah struktur bangunan rangka baja hingga kembali menjadi beberapa
komponen profil WF ukuran 150. 75. 5. 7
B. TUJUAN
Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat
memahami bagaimana membongkar sebuah struktur bangunan rangka baja
dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.

C. ALAT DAN BAHAN


 Untuk bahan praktik : 

a. Sebuah struktur bangunan rangka baja profil WF 150. 75. 5. 7
b. Kunci pas ukuran 14, 17, dan 19
 Untuk safety : 

a. Sepatu kerja
b. Katelpak jurusan

D. KESELAMATAN KERJA

1. Mulailah praktikum dengan memakai peralatan safety lengkap


2. Perhatikan instruksi dari dosen maupun petugas bengkel dengan baik 3.
Gunakan alat workshop sesuai dengan fungsinya
3. Tanyakan kembali pada dosen/ petugas workshop apabila ada prosedur
kerja yang kurang dimengerti
4. Segera lapor kepada petugas workshop apabila terjadi keganjalan pada
mesin kerja (bila perlu)
5. Selalu fokus saat praktik berlangsung
6. Tidak bergurau saat praktik berlangsung

56
E. PROSEDUR KERJA
1. Mengeluarkan alat bantu dan memakai pakaian safety
2. Merangkai scaffolding sebanyak dua buah
3. Membongkar ikatan dinding
 Kendorkan jarum pengunci, kemudian lepas besi tulangan pada jarum
pengunci.
 Letakkan jarum pengunci dan besi tulangan di atas tanah
4. Membongkar penutup atap
 Angkat dan ambil asbes secara satu persatu, kemudian salah seorang
berada bersiap-siap di bawah untuk menerima asbes dari atas
 Letakkan seluruh asbes di atas tanah
5. Membongkar trekstang
 Lepas baut yang mengunci besi tulangan. Kemudian lepaskan
trekstang secara perlahan
 Letakkan seluruh trekstang di atas tanah
6. Membongkar ikatan angin
 Kendorkan jarum pengunci, kemudian lepas besi tulangan pada jarum
pengunci.
 Letakkan jarum pengunci dan besi tulangan di atas tanah
7. Membongkar gording
 Lepas mur dan baut yang terpasang pada tupai-tupai mnggunakan
kunci pas
 Angkat dan ambil gording secara satu persatu, kemudian salah
seorang berada bersiap-siap di bawah untuk menerima gording dari
atas
 Letakkan dengan rapi gording-gording di atas tanah
8. Membongkar kaki kuda-kuda
 Beberapa anak melepas mur dan baut pada pertemuan kaki kuda-kuda.
Setelah itu lanjutkan dengan melepas mur dan baut pada bagian
sambungan kolom menggunakan kunci pas
 Sebelumnya sudah ada yang siap berada di bawah kaki kuda-kuda
untuk menopang kaki kuda-kuda yang telah terlepas dari kolom

57
 Lakukan step yang sama dari atas untuk bagian kaki kuda-kuda yang
belum dilepas
9. Membongkar balok dan kolom
 Lepas balok terlebih dahulu. Lepas semua mur dan bautnya
menggunakan kunci pas. Kemudian angkat dan taruh di atas tanah.
Saat melepas balok, tahan kolom agar tetap berdiri dan tidak jatuh
 Lakukan hal di atas tersebut kembali untuk balok dan kolom lainnya.
10. Setelah selesai, laporkan hasil benda kerja kepada dosen.

58
F. FOTO KERJA

Gambar 6. 1 Melepas ikatan dinding

Gambar 6.2 Membongkar bagian atap (trekstang, ikatan


angin, gording)

59
Gambar 6.3 Membongkar kaki kuda-kuda

Gambar 6.4 Membongkar balok dan kolom

60
Gambar 6.5 Memasukkan kembali komponen profil baja
WF

G. KESIMPULAN
Kerja sama dan komunikasi yang baik antar anggota kelompok dapat
menjadikan proses pembongkaran benda kerja akan menjadi mudah dan
cepat sehingga dapat meminimalisasi penggunaan waktu yang berlebihan.

61
62
63

Anda mungkin juga menyukai