Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Angka kematian ibu merupakan suatu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.Menurut data

World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun

2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah

kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di

Negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di

Negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di

Negara majuyaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di Negara maju

hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO 2015).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup. Faktor penyebab terjadinya kematian ibu di Indonesia yaitu

perdarah (35,1%), hipertensi(27,1%) infeksi (7,3%), partus lama (1,8%)

abortus (4,7%),sementara itu penyebab lain juga berperan cukup besar dalam

menyebebkan kematian ibu yaitu sampai (40,8%) yang disebut dengan

penyakit lain adalah penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti

kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, TBC, atau penyakit lain yang diderita

ibu ( Kemenkes,2015).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

(NTB) tahun 2017 menyebutkan jumlah kematian ibu tahun 2016 sebanyak 92

kasus, sedangkan tahun 2017 terjadi penurunan sebanyak 85 kasus. Kejadian

kematian ibu terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin

sebesar 42,35%, nifas sebesar 40% dan saat ibu hamil sebesar 17,65%.

Berdasarkan kelompok umur kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34

tahun yaitu sebanyak 64,71% usia ≥ 35 tahun sebanyak 30,59% dan usia

<20 tahun sebanyak 4,70% (Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat,2017).

Angka kematian ibu dalam kurun waktu 2010-2013 cenderung

mengalami peningkatan dan mulai menurun pada tahun 2014, dan pada tahun

2015 terdapat 10 kasus kematian ibu yaitu (10%) kematian ibu hamil, (60%),

kematian ibu bersalin, dan (30%) kematian ibu nifas. Penyebab kematian ibu

disebabkan oleh pedarahan yaitu (20%), hipertensi dalam kandungan (HDK)

yaitu (50%), infeksi yaitu (10%), dan penyebab lain (jantung dan emboli)

yaitu ( 20%) ( Profil kesehatan kota Mataram 2015).

Presentasi bokong memiliki angka kejadian sekitar 3-8% dari seluruh

persalianan pervaginam. Dengan adanya presentasi bokong, ibu memiliki

resiko lebih besar untuk terjadinya komplikasi selama proses persalianan

dibandingkan presentasi kepala (Emir fakhrudin, 2009).

Faktor penyebab terjadinya letak sungsang dapat dilihat dari

komplikasi yang terjadi dari faktor ibu dan janin. Dari faktor ibu yaitu

perdarahan,robekan jalan lahir,dan infeksi, sedangkan faktor janin yaitu


asfiksia, trauma persalinan, dan infeksi (Manuaba 2010).

Faktor predisposisi untuk terjadinya letak sungsang dapat disebabkan

karena tidak ada tahanan kepala untuk pintu atas pinggul misalnya pada kasus

plasenta previa, kelainan bentuk kepala, misalnya pada hydrocephalus dan

anencephalus, janin mudah bergerak,,seperti pada hidramnion, multipara dan

janin kecil, kelainan bentuk uterus sehingga anak lebih sempurna dengan letak

sungsang dan janin sudah lama mati. Letak sungsang sendiri dapat dibagi

menjadi letak bokong murni (frank breech), letak bokong kaki (Complete

breech), letak lutut dan letak kaki (incomplete breech presentation) (Fjrin

2015).

Pemerintah memberikan kewenangan di puskesmas supaya pelayanan

obstetric neonalatal dasar (PONED) dapat tertangani. Pemberdayaan Rumah

Sakit sebagai sarana rujukan dalam penanganan kegawatdaruratan pelayanan

obstetric neonalal essensial komprehensip (PONEK) dan upaya standarisasi

pelayanan kebidanan (Dinkes,2012).

Pada pasal 19 wewenang bidan yang diatur dalam 1464 / MENKES /

PER / X /2010 Kewenangan bidan dalam memeberikan asuhan yang bermutu

tinggi, tanggapan terhadap kebudayaan setempat, selama persalinan,

memimpin suatu persalianan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan

bayinya yang baru lahir. Dalam indikator komplikasi kehamilan maupun

persalinan yaitu perdarahan, partus macet, kelainan presentasi.


Upaya yang dilakukan tenaga kesehatan khususnya bidan dalam

program pemerintah tersebut yaitu menurunkan angka kematian ibu dalam

komplikasi kehamilan kelainan letak yaitu harus memberikan pelayanan ANC

(Ante Natal Care) yang berkualitas dan mampu mendeteksi secara dini adanya

kehamilan letak sungsang dengan cara anamnesis, pemantauan ibu dan janin

dengan seksama serta pemeriksaan abdominal untuk pemantauan

pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian terbawah janin. Pada

penyuluhan bidan dapat menganjurkan pada ibu untuk melakukan posisi knee

chest (bersujud dengan kaki sejajar pinggul dan dada sejajar lutut) atau

dengan posisi merangkak serta rutin memeriksakan kehamilannya (Fitriani

2015).

Berdasarkan data tersebut, penulis tertarikmengambil judul Laporan

Tugas Akhir “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil TM III dengan letak

sungsang” menggunakan metode SOAPIE.

1.1. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah memberikan

asuhan kebidanan pada Ibu hamil tm lll dengan letak sungsang” menggunakan

manajemen kebidanan dan didokumentasikan dengan metode Subjektif,

Objektif, Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi (SOAPIE).


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penulisan di

atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah “Bagaimanakah Asuhan

Kebidanan pada ibu hamil tm lll dengan letak sungsang” di RSUD Kota

Mataram.

1.3. Tujuan

1.4. Tujuan Umum.

Mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada

“Ibu hamil TM lll dengan letak sungsang” di RSUD Kota Mataram.

1.5. Tujuan Khusus.

1. Menggali data subyektif pada pada ibu hamil TM lll dengan letak sungsang

2. Menggali data obyektif padaIbu hamil TM lll dengan letak sungsang”

3. Melakukan analisa pada Ibu hamil TM lll dengan letak sungsang”

4. Melakukan perencanaan pada lbu hamil TM lll dengan letak sungsang”

5. Melakukan implementasi pada ibu hamil TM lll dengan letak sungsang”

6. Melakukan evaluasi pada ibu hamil TM lll dengan letak sungsang”

1.6. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis.

Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

asuhan kebidanan pada ibu hamil TM lll dengan letak sungsang”


1. Manfaat praktis.

1.5.2. Bagi Rumah Sakit/puskesmas.

Dapat menjadi bahan masukan bagi rumah sakit dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan

pelaksanaan asuhan kebidanan patologis pada Ibu secara komprehensif bagi

pasien.

2. Bagi Instansi Pendidikan.

Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai saran tertulis untuk instansi dan

sebagai bahan evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada ibu hamil TM lll dengan letak sungsang”

3. Bagi Masyarakat dan keluarga pasien.

Agar masyarakat mendapatkan asuhan kebidanan yang tepat, bermutu dan

masyarakat menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan pada ibu sehingga

komplikasi bisa dapat dideteksi secara dini dan dapat diberikan penanganan

yang tepat oleh tenaga kesehatan.

4. Bagi Mahasiswa.

Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai asuhan pada Ibu Dengan

Letak Sungsang” dan cara penanganannya, serta untuk melatih kemampuan

dan keterampilan dasar dalam melakukan pemeriksaan pada Ibu sehingga

mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapatkan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan

2.1.1. DefinisiKehamilan.

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Konsepsi didefinisikan pertemuan antara sperma dan sel telur

yang menandai awal kehamilan.Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian

yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan

telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus. Lama

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) ini dihitung dari

hari pertama haid terakhir (Kusmiyati, 2010).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalan 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, terimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu

ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40)

(Prawirohardjo, 2014).

Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.Setiap bulan wanita

melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap
oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur.Saat melakukan

hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel

sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel

telur.Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang

mengembang dari tuba falopii.Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul

sperma kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki,masuklah

satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut

fertilisasi.Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak

oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa

rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi

(implantasi).Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7

hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015).

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena

dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan

telur) yang terjadi dua minggu setelahnya. (Kamariyah dkk,2014).

2.1.2. Tanda-tanda Kehamilan.

1. Tanda dugaan kehamilan. Tanda-tanda tidak pasti atau diduga hamil

adalah perubahan anatomik dan fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif

yang dapat dideteksi atau dikenali oleh pemeriksa (Prawirohardjo, 2014).


a) Amenorea.

Adalah tidak dapat haid bukan berarti hamil,bisa karena beberapa hal seperti

stress,obat obatan dan penyakit keronik (Manuaba 2010).

b) Mual dan Muntah.

Hanya terjadi pada bulan bulan prtama kehamilan hingga akhir triwulan

pertama.Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning sickness.Dalam

batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.Akibat mual dan muntah

nafsu makan berkurang (Manuaba, 2010).

c) Ngidam.

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian disebut ngidam (Manuaba, 2010).

d) Sinkope atau pingsan.

Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.Biasanya hilang

sesudah kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2010).

e) Payudara Tegang.

Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan

alveolipayudara (Kuswanti,2014).

f) Sering Miksi (Sering BAK)sudah menghilang.

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua,

umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul.Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena
janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung

kencing.(Nugroho dkk, 2014).

g) Konstipasi atau Obstipasi.

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar(Manuaba, 2010).

2. Tanda pasti hamil.

a. Perutmembesar.

Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 bulan sampai

28 minggu.Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara cepat di mana

uterus keluar panggul dan mengisi rongga abdomen.

b. Uterusmembesar.

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.

c. Tanda Hegar.

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri

sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior

dan tangan satunya pada dinding perut atas symphysis maka isthmus ini tidak

teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari serviks.

d. Tanda Chadwick.

Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru- biruan (livide) yang

disebabkan oleh adanya hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak

livide. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh hormon estrogen.


e. Tanda Piscaseck.

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan

pembesaran uterus.

f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxtonhicks).

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan

dalam, uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.

g. Teraba ballottement.

Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa

adanya benda yang melenting dalam uterus (tubuh janin) (Kuswanti, 2014).

2.1.2. Perubahan fisiologi pada kehamilan TM III

1. Uterus.

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30

gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi

seberat1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia

dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembasaran

rahim karena pertumbahan janin. Perabaan uterus pada perabaan tinggi fundus

uteri ibu hamil :

a) Tidak hamil/normal sebesar telur ayam (± 30 gram).

b) 8 minggu : telur bebek.

c) 12 minggu : Telur angsa.

d) 16 minggu : Pertengahan simfisis ke pusat.

e) 20 minggu : Pinggir bawah pusat.


f) 24 minggu : Pinggir atas pusat.

g) 28 minggu : Sepertiga pusat ke xyphoid.

h) 32 minggu : Pertengahan pusat ke xyphoid.

i) 36-42 minggu : 3 jari dibawah xuphoid.

(Serri Hutahaean, 2013).

2. Vagina dan Vulva.

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh

estrogen sehingga tmapak makin berwarna merah dan kebiru-biruan yang

disebut dengan tanda chandwicks (Manuaba, 2010).

3. Ovarium.

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum

gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempuurna pada usia kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2010).

4. Payudara.

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

memberikan ASI pada saat laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron

dan somatotropin (Manuaba, 2010).

Kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit

akan lebih terlihat puting payudara membesar, kehitaman, dan tegak. Bulan

pertama cairan berwarna kuning keluar disiebut kolostrum (Manuaba, 2010).


5. Sirkulasi darah ibu.

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari

pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilius)

dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu (Manuaba, 2010).

6. Sistem pernafasan.

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem pernafasan untuk dapat

memenuhi kebutuhan oksigen (O2), disamping itu desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar pada umur 32 minggu. Sebagai kompensesi

terjadinya desakan rahim dan kebutuihan oksigen yang meningkat, ibu hamil

akan bernafas lebih dalam sekitar 20% sampai 25% dari pada biasanya

(Prawirohardjo, 2010).

7. Traktus urianrius.

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil

tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK (Prawirohardjo, 2010).

8. Perubahan pada kulit.

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena

pengaruh MSH lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmrntasi terjadi pada strie gravidarum livi atau alba, areola payudara,

papila payudara, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). Setelah persalinan

hiperpigmentasi akan hilang dengan sendirinya (Prawirohardjo, 2010).


9. Metabolisme.

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin

dan persiapan memberikan ASI (Prawirohardjo, 2010).

2.1.3. Ketidak Nyamanan Pada Kehamilan.

Tabel 2.1 Ketidak Nyamanan Pada Kehamilan.

Ketidak nyamanan Trimester Cara mengatasi nya

Menjelaskan mengenai sebab


terjadinya hal
tersebut, perbanyak minum
pada siang hari,
jangan mengurangi batas
Sering buang
Trimester 1 dan minum the, kopi,dan soda,
airkecil jelaskan tentang bahaya
3 infeksi saluran kemih dengan
menjaga posisi tidur, yaitu
dengan tidur miring kekiri
dan kaki ditinggikan untuk
mencegah dieresis
Hindari bau atau factor
penyebab nya, makan
sedikit tapi sering, duduk
tegak setiap kali selesai
Mual muntah Trimester 1
makan, bangun tidur secara
perlahan, istirahat sesuai
kebutuhan

Hemoroid Trimester 2 dan Hindari konsipasi,makan


makanan yang berserat dan
banay7ak minum,gunakan
3 kompres es atau air hangat

Yakinkan bahwa ini normal


paada awal kehamilan,
Kelelahan. Trimestrer 1. dorong ibu untuksering
beristirahat, hindari Istiraha
yang berlebihan.

Keputihan. Trimester 1,2,3. Meningkatkan kebersihan


dengan mandi tiap hari,
memakai akaian dalam dari
bahan katun, tingkatkan daya
tahan tubuh dengan makan
buah dansayur

.
Senam hamil, istrahat cukup,
BAB segera setelah ada
dorongan, istirahatcukup,
Sembelit. Trimester 2 dan tingkatkan diet asupan
cairan.
3 Merentangkan tangan diatas
kepala serta merik
nfaspanjang

Nafas sesak, Trimester 2 dan

3.

Sumber: Ina Kuswanti, 2014


2.1.4. Tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan Pervaginam.

Perdarahan pada keehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi

dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran.Perdarahan

pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak

dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.Perdarahan

seperti ini bisa berarti plasenta previa atau absurpsi plasenta (Hani,

Ummi.2011).

2. Sakit Kepala yang Hebat dan Menetap.

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang

menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang

menentap dan tidak hilang dengan beristirahat.Kadang-kadang sakit kepala

yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami pernglihatan yang kabur atau

berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-

eklamsia (Hani, Ummi, dkk. 2011).

3. Nyeri Abdomen yang Hebat.

Nyeri abdomen tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah

tidak normal.Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang

setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik,


penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong

empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, ISK, dab lain-lain (Hani,

Ummi,2011).

4. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa.

Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak bulan kelima atau bulan

keenam, bahkan beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayiya lebih awal.

Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikir

tiga kali dakam periode jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan minum dengan baik (Hani,

Ummi,2011).

2.1.5. Masalah Dalam Kehamilan.

Masalah dalam kehamilan yang sering terjadi antara lain :

1. Hiperemisis Gravidaram.

Hiperemisis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan hingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan

hidup ibu hamil.

2. Abortus

Abortus adalah kegagalan kehamilan 28 minggu atau berat janin kurang dari

1000 gram.
3. Pre-eklamsia.

Pre-eklamsia adalah kenaikan darah sistolik dan diastolic 10 mmHg atau 15

mmHg di sertai dengan adanya protein urine dan apabila konflikasi berlanjut

bisa terjadi eklamsi.

4. Kehamilan lewat waktu.

Kehamilan lewat waktu adala kehamilan yang melampaui usia 292 hari (42

minggu) dengan konflikasinya.

5. Kehamilan Kembar.

Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.

6. Anemia.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan atau jumlah eritrosit lebih

rendah dari harga normal.Wanita hamil atrau dalam masanifas dinyatakan

anemia bila kadar hemoglobin dibwah 10 gr%

2.2. Letak Sungsang Dalam Kehamilan

2.2.1. Pengertian

Letak sungsang adalah letak dimana bokong bayi merupakan bagian terendah

dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

kepala dengan kepala di pundus uteri dan bokong berada di bagian bawah

kavum uteri (Marmi 2016).

Letak sungsang adalah janin yang terletak memanjang dengan kepala di

pundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri (Sudarti 2014).
Letak sungsang adalah suatu keadaan dimana posisi janin memanjang

(membujur) dalam rahim dengan kepala berada pada bagian atas rahim

(fundus uteri) dan bokong berada dibagian bawah ibu (Sutrisminah 2014).

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang

terendah (Presentasi Bokong). Angka kejadian: ±3% dari seluruh angka

kelahiran (Padila, 2015).

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam

rahim, kepala berada difundus dan bokong dibawah (Nita Norma D & Mustika

Dwi S., 2013).

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

kepala di fudus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri

( Padila,2015).

2.2.2. Etiologi

Letak janin uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,

jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada

kehamilan trimester ketiga janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

relatif lebih berkurang (Padila 2015).


Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari

pada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus

uteri, sedangkan kepala berada didalam ruangan yang lebih kecil di segmen

bawah uterus, dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan

belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada

kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi

kepala (Padila 2015).

Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak

sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion,

hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak

sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.

Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan

letak sungsang karena plasenta mengurangi luar ruangan didaerah fundus

(Prawirohardjo cit. Padila 2015).

2.2.3. Patofisiologis

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32

minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan

janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang (Mardiastuti, 2014).
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan

jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai

terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati

ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada diruangan yang

lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti

mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih

tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar janin

ditemukan dalam presentasi kepala (Mardiastuti, 2014).

1. Penatalaksanaan

Lakukan versi luar pada kehamilan 34-38 minggu bila syarat versi luar

terpenuhi. Bila pada persalinan masih letak sungsang singkirkan indikasi

untuk seksio sesarea. Lahirkan janin dengan perasat Bracht, lakukan manual

aid atau dibantu cunam. (Icesmi Sukarni & sudarti, 2014)

2. Deteksi kehamilan sungsang

Berikut ini deteksi kehamilan sungsang menurut Padila (2015)

a. Melakukan perabaan perut bagian luar

Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila

bagian yang paling keras dan besar berada di kutup atas perut. Perlu diketahui

bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

b. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari

Cara ini hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan.Bila dibagian panggul

ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang.


2.2.4. Bentuk Bentuk Letak Sungsang (Marmi 2016).
Ada 3 tipe letak sungsang yaitu,

Gambar kehamilan letak Sungsang (Frank Breach,Complete Brech,and

incomplete of footling) (Marmi 2016)

1. Presentasi bokong murni ( frank brech,50-0%).Pada presentasi bokong

akibat ekstensi kedua sendi lutut,kedua kaki terangkat ke atas serta ujungnya

terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaann

dalam hanya dapat diraba bokong.

2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech,5-10%). Pada

presentasi bokong kaki sempurna di samping bokong dapat diraba kaki

3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete of

footling 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat

satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada

presentasi kaki bagian palingrendah adalah satu atau dua kaki. Frekuensi letak

sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding kehamilan tua
dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida (Marmi

2016).

2.2.4. Diagnosis

1. Palpasi: pemeriksaan Leopold di bagian bawah teraba bagian yang kurang

keras dan kurang bundar (bokong), sementara di fundus teraba bagian yang

keras, bundar dan melenting (kepala), dan punggung teraba di kiri atau kanan.

2. Auskultasi: DJJ (Denyut Jantung Janin) paling jelas terdengar pada tempat

yang lebih tinggi dari pusat.

3. Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar X: bayangan kepala di

fundus.

4. Pemeriksaan dalam: Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus,

kadang-kadang kaki (pada letak kaki). Bedakan antara:

5. Lubang kecil – Mengisap.

a. Tulang (-) – Rahang Mulut

b. Isap (-) Anus – Lidah

c. Mekoneum (+)

d. Tumit – Jaring panjang

e. Sudut 90 derajat Kaki – Tidak rata Tangan siku

f. Rata jari-jari – Patella (-)

g. Patella Lutut

h. Poplitea
Diagnosis letak sungsang menurut Padila (2015), yaitu pada

pemeriksaan luar kepala tidak teraba di bagian bawah uterus melainkan teraba

di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi

kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah

kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa

lain dari pada terdahulu, karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa

lebih banyak dibagian bawah.

Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit

lebih tinggi dari pada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan

pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal,

uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-

raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonograik.

Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya sacrum, kedua tuber

ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki terdapat tumit, sedangkan pada

tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan

panjang jari.

Kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan

lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk

membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat

membedakan antara bokong dan muka karena jari yang akan dimasukkan

kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan


kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan.

Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping

bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba

satu kaki disamping bokong (Prawirohardjo cit. Padila 2015).

2.2.7. Prognosis

Prognosis letak sungsang menurut Mustika Dwi S (2013), yaitu:

a. Bagi ibu

Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan

tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi

mudah terkena infeksi.

b. Bagi bayi

Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan darah plasenta setelah

bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan

panggul, anak bisa menderita asfiksia.Oleh karena itu setelah tali pusat dan

supaya janin hidup, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.

2.2.5. Faktor Terjadinya Letak Sungsang

1. Bobot janin relatif rendah

Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34

minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi

bergerak. Pada usia tersebut umumnya janin sudah menetap pada suatu

posisi. Kalau posisinya salah maka disebut sungsang.


2. Rahim yang sangat elastic

Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak

sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang

besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

3. Hamil kembar

Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan

tempat.Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada

kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada

dibagian bawah rahim.

4. Hidramnion (kembar air)

Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa

bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.

5. Hidrosefalus

Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat

janin mencari tempat yang lebih luas, yakni dibagian atas rahim.

6. Plasenta previa

Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam

rahim.Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni

dibagian atas rahim.

7. Panggul sempit

Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi

sungsang.
8. Kelainan bawaan

Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin

cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.

Anda mungkin juga menyukai