Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menjadi salah satu negara yang berkepulauan yang

diperkaya dengan berbagai sumber daya alam seperti berupa bahan galian

tambang. Beberapa bahan tambang yang banyak terdapat di Indonesia

adalah batu bara, emas, perak, nikel, tembaga, intan, batu kapur dan pasir

besi1. Indonesia juga memiliki bahan magnetik alam yang melimpah.

Bahan magnetik alam tersebut diantaranya terdapat di dalam pasir besi2.

Ketersediaan pasir besi di Indonesia banyak dijumpai di daerah pesisir

seperti pesisir Jawa, Sumatera, Sulawesi dan gugusan Nusa Tenggara3.

Dari hasil observasi melalui wawancara awal yang telah dilakukan

di Kabupaten Bima Kecematan Kolo Desa Sanumbe adalah pantai

sanumbe, Yaitu salah satu Desa yang dijadikan objek penelitian tempat

wisata yang ada di Kabupaten Bima sebuah kawasan wisata pantai yang

dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bima bahwa pasir besi yang

ada sepanjang pesisir pantai sanumbe mengandung unsur batuan yaitu

pasir yang mengandung besi.4

1
Palkrisman dan Arif Budiman, Pemetaan Persentase Kandungan Dan Nilai Suseptibilitas
Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, Jurnal
Fisika Unad, Vol. 3, No. 4, Oktober 2014.
2
Bilalodin dkk, Analisis Kandungan Senyawa Kimia dan Uji Sifat Magnetik Pasir Besi Pantai
mbal, Jurnal Fisika Indonesia, Vol. XVII, No. 50, Agustus 2013.
3
Wijaya Gitarani Cahaya Putri Putu dan Sungging Pintowantoro, Sifat Dielektrik pada Proses
Reduksi Pasir Besi Akibat Gelombang Mikro, Jurnal teknik pomits, Vol. 1, No. 1, (2012)1-4.
4
Supardin, Warga Sekitar (Buruh Penganngkut), Desa Sanumbe, Wawancara, 20 Januari 2019.
2

Syarat utama dari terbentuknya pasir besi adalah gunung api dan

sungai yang mengalir melalui pantai. Gunung api merupakan sumber

(source) dari pasir besi yang berwarna kehitaman5.

Pasir besi merupakan endapan pasir yang mengandung partikel biji

besi, yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses

penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap

batuan asal yang mengandung mineral besi, kemudian terakumulasi serta

tercuci oleh gelombang air laut6. Endapan pasir besi dapat

mengandung mineral-mineral magnetik seperti magnetit (Fe3O4),

hematit (α - Fe2O3), dan maghemit (γ- Fe2O3). Mineral - mineral

tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan

industri. Sebagai contoh, magnetit dapat digunakan sebagai bahan

dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin photo- copy dan printer

laser, sementara maghemit adalah bahan utama untuk pita kaset. Ketiga

mineral magnetik di atas dapat juga digunakan sebagai pewarna

serta campuran (filler) untuk cat serta bahan dasar untuk industri

magnet permanen7.

Magnet permanen yaitu sebuah perangkat penyimpan energi.

Energi ini terbentuk ketika bahan tersebut pertama kali dimagnetisasi dan

energi tersebut akan terus menetap didalamnya. Selaian itu, energi dari

5
Salomo dkk, Pengukuran Induksi Magnetik Total Dan Identifikasi Kandungan Elemen
Endapan Pasir Besi Di Pantai Bagian Selatan Kota Padang Sumatera Barat, Jurnal Komunikasi
Fisika Indonesia, April 2017.
6
Palkrisman dan Arif Budiman, hal.242.
7
Afdal dan lusi Niarti, Karakterisasi Sifat Magnet Dan Kandungan Mineral Pasir Besi Sungai
Batang Kuranji Padang Sumatera Barat, Jurnal Ilmu Fisika, Vol. 4, No.1, Maret 2012.
3

magnet selalu tersedia untuk digunakan dan tidak terkuras habis oleh

penggunaan yang berulang jika diperlakukan dengan baik8

Pengolahan pasir besi menjadi magnet permanen merupakan cara

yang baik untuk mengoptimalkan pemanfaatan pasir besi di Indonesia.

Saat ini, permintaan terhadap magnet permanen mulai mengalami

peningkatan karena banyaknya industri yang menggunakan magnet

permanen sebagai bahan bakunya dan saat ini magnet mulai diincar

sebagai sumber energy alternative tanpa bahan bakar. Industri yang

membutuhkan magnet permanen adalah industry komponen listrik dan

elektronik, misalnya motor-motor DC kecil, pengeras suara

(loudspeaker), meteran air, KWH-meter, telephone receiver, circulator,

hdanrice cooker. Magnet permanen digunakan dalam industry tersebut

sebagai sumber energi magnetik9.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, dimana

salah satunya adalah biji besi. Menurut Badan Pusat Statistik (2016),

produksi bijih besi Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 22.353.337 ton

dan pada tahun 2014 sebanyak 5.951.400 ton. Namun, besarnya

produksi tidak diiringi daya olah bahan mentah menjadi bahan jadi. Saat

8
Budiman Arif dkk, Karakter Struktur Kristal dan Sifat Magnetik Magnet Stronsium Ferit Pasir
Besi Batang Sukam Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, Prosiding SNFA (Seminar Nasional
Fisika dan Aplikasinya), 2016.
9
Salomo dkk, hal. 1000.
4

ini, bijih besi tersebut masih diekspor dalam keadaan bahan tidak

jadi, sehingga potensi sumber daya alam bernilai ekonomis rendah10.

Besi atau ferrum (Fe) merupakan mineral yang dihasilkan dari

bijih besi dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi pada

umumnya berbentuk oksida besi seperti hematite (Fe2O3) dan magnetite

(Fe3O4). Pada umumnya batuan dan mineral yang ada di bumi

memiliki sifat-sifat listrik termasuk batuan yang mengandung bijih

besi. Sifat-sifat listrik tersebut diantaranya potensial listrik alami,

konduktivitas listrik, dan konstanta dielektrik11.

Konstanta dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu

material untuk menyimpan muatan listrik12. Konstanta dielektrik sangat

berkaitan dengan kemampuan bahan untuk berpolarisasi. Kemampuan

bahan untuk berpolarisasi akan menurun dengan meningkatnya

frekuensi yang dikenakan padanya. Ketika frekuensi dari medan yang

dikenakan pada bahan terus naik dan menjadi sangat besar

dibandingkan dengan kontribusi kemampuan berpolarisasi bahan

tersebut, maka kontribusi dari kemampuan bahan dalam berpolarisasi

akan diabaikan. Penurunan konstanta dielektrik terjadi seiring naiknya

frekuensi karena setiap efek yang berkontribusi terhadap polarisasi akan

terdominasi oleh medan luar yang bekerja seiring frekuensi yang

10
Zanur Harmen dkk, Sintesis Dan Karakterisasi Pigmen Hematit (α-Fe2O3) Dari Bijih Besi Di
Jorong Kepalo Bukik Kabupaten Solok Selatan Menggunakan Metode Presipitas, Jurnal Fisika
Unand, Vol. 6, No. 2, April 2017.
11
Anugerah Frie Asarie dkk, Identifikasi Sebaran Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik
Hambatan Jenis 2d Di Desa Laemanta Kecamatan Kasimbar, Vol. 17, No.1, Januari 2018.
12
Lalu Ahmad Didik, Pengaruh Pemberian Medan Magnet Terhadap Konstanta Dielektrik
Material Agcro2, Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika, Vol. 2, No. 1, September 2016.
5

semakin tinggi. Dengan meningkatnya frekuensi yang melebihi batas

tertentu, maka lompatan elektronnya tidak dapat mengikuti fluktuasi

medan listrik, yang berakibat pada menurunnya konstanta dielektrik13.

Studi tentang dielektrik akan memberikan informasi penting

tentang perilaku pembawa muatan listrik local, yang akan memberikan

pemahaman tentang mekanisme polarisasi dielektrik14.

Secara praktis, orang seringkali mengaitkan sifat dielektrik

dengan kelistrikan bahan isolator yang ditempatkan di antara dua

keping kapasitor. Bahan dielektrik umumnya digunakan untuk

memisahkan dua pelat sejajar pada kapasitor. Karakteristik suatu bahan

dapat diamati dengan menggunakan metode dielektrik, dalam metode

ini banyak variabel yang bisa digunakan untuk menentukan

karakteristik suatu bahan, diantaranya adalah kapasitansi, resistensi,

konstanta dielektrik, induktansi, impedansi, dll15.

Analisis dielektrik merupakan metode yang memanfaatkan

perbedaan permitivitasnya pada bahan dengan menggunakan sensor

kapasitansi. Sensor kapasitansi mengukur besar kapasitansi objek

berdasarkan perbedaan permitivitas bahan. Penggunaan metode ini

lebih mudah dan efektif karena tidak membutuhkan kemampuan

khusus dalam penggunaannya dibandingkan metode konvesional.

13
Widodo Rahmat dkk, Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik
Nanopartikel Cobalt Ferrite(CoFe2O4), Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng &
DIY,Yogyakarta, April 2014.
14
Ibid, hal.355
15
Cahyono Eko Bowo dkk, Pengaruh Penambahan Lemak Margarin Terhadap Konstanta
Dielektrik Minyak Goreng, Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), Vol. 7, No. 01, Juni
2017.
6

Berdasarkan sifat kelistrikan, batuan terdiri dari matrik dan porositas

yang memiliki nilai permitivitas yang berbeda untuk porisitas sebesar 1

dan untuk matrik batuan serpih sekitar 5-15 . Oleh karena itu,

analisis porositas batuan dapat dilakukan dengan metode analisis

dielektrik16.

Pada tahun 1894 Curie menemukan bahwa material dapat

mengalami polarisasi dalam medan magnet atau mengalami

magnetisasi dalam medan listrik. Prediksi ini telah diberikan dengan

lebih teliti oleh Landau dan yang mengungkapkan hubungan antara

polarisasi elektronik dengan magnetisasi suatu material. Landau dan

Lifshitz menjelaskan hubungan antara polarisasi dan magnetisasi

dengan menggunakan ekspansi kenaikan potensial termodinamika di

dalam material tersebut17.

Dalam penelitian ini, studi kajian tentang teknik pengolahan

pasir besi dijalankan sehingga pengotor (material lain selain pasir besi)

yang berada didalamnya dapat dipisahkan secara lebih mudah.

Kesulitan pada proses pengolahan pasir besi, menjadi penyebab

pasir besi yang dijual selama ini berkualitas rendah. Seterusnya

studi kajian juga dilakukan untuk mengetahui teknik sintesis pasir

besi untuk menghasilkan partikel yang berukuran nano. Dengan

didapatkan teknik pembuatan partikel nano pasir besi yang tepat,

16
Taufik RiZky Sammi, “Karakterisasi Dispersi Dielektrik Batuan Shale Gas Berbasis Teknik
Kapasitansi, (Skripsi, FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung 2016), hlm. 2.
17
Lalu A Didik, Pengaruh Pemberian Medan Magnet Terhadap Konstanta Dielektrik Material
AgCrO2, Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika, Vol. 2, No. 1, September 2016.
7

menjadikan bahan alam pasir besi dapat digunakan lebih ekonomis

dan efisien ketika diaplikasikan dalam berbagai bidang industri. Serta

studi kajian karakteristik struktur dari nanopartikel pasir besi juga

dilakukan untuk mengetahui komposisi fasa dan mendapatkan

struktur magnetit yang lebihbaik.18.

Penelitian Sebelumnya telah melakukan penelitian yang

berhubungan dengan Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat

Dielektrik Nanotartikel Cobalt Ferrit (CoFe2O4) yaitu Rahmat Widodo,

ddk (2014). Telah dilakukan sintesis Cobalt Ferrite (CoFe2O4) dengan

ukuran butir partikel 4,3 nm, 7,7 nm, 8,7 nm, dan 9,0 nm yang dibuat

dengan metode kopresipitasi yanghasilnya kemudian dicetak dengan

pembebanan 50.000N menjadi pellet dengan diameter 12,26 mm.

Pengukuran dilakukan menggunakan sistem spektroskopi impedansi

terkomputerisasi pada wilayah frekuensi 10 kHz hingga 120 kHz

untuk mengetahui perilaku dielektriknya terhadap perubahan ukuran

butir partikel CoFe2O4. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konstanta

dielektrik riil, konstanta dielektrik imajiner, dan rugi dielektrik

mengalami penurunan dan cenderung konstan dengan bertambahnya

frekuensi; impedansi mengalami kenaikan dengan bertambahnya

frekuensi; namun perilaku tersebut memiliki pola yang acak ketika

ditinjau dari perubahan ukuran butir CoFe2O4. Secara keseluruhan,

pada rentang ukuran butir partikel 4,3 < t < 9,0 nm konstanta

18
Nengsih Sri, Potensi Nanopartikel Magnetit Pasir Besi Lampanah Aceh Besar Melalui Studi
Kajian Teknik Pengolahan, Sintesis Dan Karakteristik Struktur, Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik
Elektro, Vol. .2, No. 1, Februari 2018.
8

dielektrik dan rugi dielektrik mengalami penurunan sedangkan nilai

impedansinya mengalami kenaikan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa penelitian ini dilakukan untuk

mengukur ukuran butir pasir besi dengan menggunakan metode

dielektrisitas. Namun yang perlu diperhatikan adalah penelitian yang

dilakukan harus dengan metode yang sederhana, peralatan yang

sederhana serta dengan menggunakan bahan yang mudah didapatkan.

Dalam laporan ini di laporkan hasil penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Dielektrisitas dan

Magnetodielektrisitas Pasir Besi dari Bima”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana mensintesis pasir besi dengan variansi ukuran butir?

2. Bagaiamana pengaruh uukran butir terhadap konstanta dielektrik

pasir besi?

3. Bagaimana pengaruh ukuran butir terhadap magnetodielektrisitas

pasir besi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses sintesis pasir besi dengan variansi ukuran

butir

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran butir terhadap konstanta

dielektrik pasir besi


9

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran butir terhadap

magnetodielektrisitas pasir besi

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan terutama

dalam bidang indrustri, sebagai sumber energy alternative tanpa bahan

bakar dan juga didapat dimanfaatkan pada kendaraan bermotor, bahan

konstruksi, bahan campuran industri semen, bahan dasar tinta kering untuk

mesin fotocopy maupun keperluan rumah tangga lainnya.

Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bertujuan untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. Melalui

penelitian ini, diharapkan peneliti dapat meningkatkan pemahaman

terhadap disiplin ilmu yang ditekuni selama ini. Selain itu, penelitian ini

juga bermanfaat supaya peneliti memperoleh pengalaman dalam

mensitesis dan mengkarakterisasi bahan serta menganalisis hasil

karakterisasi dengan mengaitkannya dengan konsep - konsep fisika yang

terkait.

Dan melalaui penelitian ini juga diharapkan dapat memberikann

informasi untuk penulis sendiri dan para pembaca dari judul “Analisis

Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Dielektrisitas dan Magnetodielektrisitas

Pasir Besi dari Bima”

E. Batasan Masalah
10

Berdasarkan masalah yang telah di identifikasi diatas maka diperlukan

batasan masalah agar peneliti lebih fokus dalam menggali dan mengatasi

masalah yang ada. Penelitian ini dibatasi dengan :

1. Sampel pasir besi diambil dari daerah Kabupaten Bima

2. Ukuran pellet diameter tesal dengan ketebalan 3 mm dan diameter 11,

20 mm, panjang pellet 50-60 mm

3. Dalam menetukan ukuran butir menggunakan saringan (ayakan) 100-

500 mesh.

4. Pada penelitiaan ini dapat dientukan nilai konstanta dielektrik untuk

mengetahui sifat fisis dari pasir besi itu sendiri dan sifat

kemagnetannya.

5. Membandingkan nilai konstanta dielektrik dengan

magnetodielektrisitas dalam bentuk grafik.

F. Defini Operasional

Untuk mengurangi salah persepsi maka diberikan pada beberapa istilah

didefinisi operasional yang sering digunakan dalam penelitian ini;

1. Pasir besi merupakan bijih besi berbentuk pasir yang banyak ditemui

di alam bercampur dengan pasir.

2. Konstanta dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material

untuk menyimpan muatan listrik.

3. Magnetodilektrisitas merupakan sifat dielektrik bahan yang

terpengaruh oleh pemberian medan magnet luar.


11

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pasir Besi

Pasir besi adalah sejenis pasir dengan kandungan besi yang

tinggi. Pasir besi biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna

kehitaman. Pasir ini terdiri dari magnetite Fe3O4 dan juga mengandung

sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium, dan vanadium. Pasir

besi memiliki kecenderungan memanas dibawah sinar matahari

langsung, menyebabkan suhu yang cukup tinggi untuk menyebabkan

luka bakar ringan. Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu

magnetit dengan sedikit hematit yang disertai dengan mineral pengotor

yang memiliki mineral dominan alumunium, silikon, dan vanadium.

Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi adalah fosfor

dan sulfur19.

Karakteristik pasir besi (Fe3O4) yaitu: keras, tahan terhadap panas

dan zat kimia, serta mempunyai tahanan jenis listrik yang tinggi.

Semakin kecil ukuran partikelnya, material ini bersifat ferromagnetik

yang dapat termagnetisasi secara spontan pada temperatur Curie dan

bersifat paramagnetik ketika diatas temperatur Curie. Modifikasi partikel

19
Nurajana Siti, “Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Magnetik Fe3o4 Pasir Besi Glagah
Kulon Progo Dengan Metode Kopresipitasi, (Skripsi, FMIPA UN Yogyakarta, Yogyakarta, 2018),
hlm. 23.
12

magnetik berkaitan dengan distribusi ukuran yang semakin kecil dan

mengakibatkan semakin besar tingkat keefektifan dalam

penggunaannya20.

2. Dielektrisitas Material

Bumi memiliki sifat fisik yang yang terkandung pada batuan,

sifat fisik ini sebagai komponen penyusun lapisan bumi. Salah satu

penyusun lapisan bumi karena adanya sifat kelistrikan. Sifat

kelistrikan terbentuk karena adanya mineral-mineral yang saling

menyusun dan berinteraksi membentuk suatu bagian tertentu dari suatu

lapisan bumi. Pembentukan mineral-mineral ini karena adanya

kegiatan magma, ion-ion yang terdapat dalam magma akan mengalami

pendinginan dan penghabluran lelehan silikat, proses pendinginan akan

mengatur sendiri menurut pola-pola tertentu akan membentuk suatu

kristal yang dapat merespon aliran listrik secara baik ataupun buruk,

membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk mineral-mineral

tersebut21.

Mineral adalah gabungan dari beberapa atom, sedangkan batuan

adalah gabungan dari beberapa mineral. Mineral merupakan sumber

daya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun

dan sifatnya tidak terbarukan. Batuan merupakan suatu jenis material

sehingga batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan. Batuan memiliki sifat

20
Rahmat, “Pembuatan Dan Karakterisasi Magnetik Elastomer Mnfe2o4 Berbasis Pasir Besi
Alam Dengan Matriks Silicone Rubber, (Skripsi, FST UIN Alaudin Makasar, Makasar, 2017),
hlm. 28.
21
Azharudin Idin dkk, Rancang Bangun Alat Geolistrik Untuk Menentukan Jenis Bahan Di
Bawah Permukaan Bumi, Vol.Vii, No. 1, Juli 2013.
13

menghantarkan arus listrik karena ada bagian batuan yang mempunyai

ikatan atom-atom secara ionik ataupun kovalen22.

Konstanta dielektrik ɛr merupakan ukuran kemampuan suatu

material untuk menyimpan muatan listrik. Dalam bentuk skalar, definisi

ini dituliskan sebagai :

D = ɛE (2.1)

dimana D displacement elektrik yang diukur (C/m2), ɛ merupakan

permeativitas listrik dan E adalah medan listrik (V/m). Konstanta

dielektrik (ɛr) merupakan permeativitas relatif

ɛr = ɛ / ɛ0 (2.2)

dimana ɛ0 = 8,85 x 10-12 F/m merupakan permeatifitas ruang hampa.

Displacement elektrik merupakan jumlah muatan yang disimpan pada

elektrode ditambah Polarisasi, P (C/m2)

D = ɛ0 E + P (2.3)23

3. Ukuran Butir Kristal

Proses polarisasi yang terjadi pada material sangat erat

hubungannya dengan struktur kristal, ukuran butir, dan komposisi

kimia. Derajat kristalinitas akan mempengaruhi laju polarisasi dengan

adanya medan listrik luar. Disamping itu, pergerakan elektron dalam

22
Asarie Frie Anugerah dkk, Identifikasi Sebaran Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik
Hambatan Jenis 2d Di Desa Laemanta Kecamatan Kasimbar, Vol. 17, No.1, Januari 2018.
23
Lalu A Didik, hal. 26-27.
14

suatu material sangat dipengaruhi oleh ukuran kristal. Peningkatan

resistansi terjadi karenamenurunnya ukuran kristal yang disebabkan

oleh pertumbuhan batas butir (Insulator) dan kontribusi dari lapisan

permukaan yang kolinier. Faktor lain yang sangat mendasar menjadi

tolak ukur dalam sintesis material dielektrik adalah komposisi kimia

yang digunakan yang memiliki perbedaan sifat, satu dengan yang lain.

Struktur kristal dan ukuran butir suatu material dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya metode sintesis, temperatur, konsentrasi

prekusor, konsentrasi kopresipitan, laju sintesis, waktu sintesis dll24.

Ferrimagnetik oksida atau yang biasa disebut ferrite, adalah

bahan keramik ferrimagnetik berwarna coklat tua atau abuabu, sangat

keras dan rapuh. Struktur kristal sangat kompleks, tetapi hal itu dapat

digambarkan dengan struktur kristal berbentuk heksagonal dengan

sumbu c (0,0,1) yang unik, yang merupakan sumbu yang mudah

termagnetisasi dalam struktur dasar25

4. Magnetodielektrisitas

Curie (1894) menemukan bahwa material dapat mengalami

polarisasi dalam medan magnet atau mengalami magnetisasi dalam medan

listrik. Prediksi ini telah diberikan dengan lebih teliti oleh Landau dan

Lifshitz (Authier, A. 2003) yang mengungkapkan dengan menggunakan

ekspansi kenaikan potensial termodinamika dalam persamaan Hj. Untuk

24
Sulistiyo Hari Dendi, Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel dan Struktur Kristal terhadap
Sifat Dielektrik Nanopartikel Copper Ferrit (CuFe2O4), Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI
Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015.
25
Khalilurrahman dkk, Sintesis Serbuk Barium Heksaferit Yang Ditambah Denganlogam Mn
Sebagai Material Anti Radar, Jurnal Penelitian Pendidikan Ipa, Vol. 2, No.1, Januari 2016.
15

material yang termasuk dalam grup titik, potensial termodinamika dapat

dituliskan sebagai

(2.25)

Jika medan potensial listrik diberikan (tanpa pengaruh medan

magnet) pada sebuah kristal dengan potensial seperti persamaan diatas,

akan menghasilkan magnetisasi sebesar

(2.26)

Sebaliknya, polarisasi elektrik timbul saat medan listrik nol dan medan

magnetik diberikan

(2.27)

Fenomena ini disebut efek magnetoelektrik. Satu hal yang berbeda antara

efek magenetoelektrik linier dibandingkan dengan dua efek

magnetoelektrik bilinier. Efek bilinier ini muncul jika potensial

termodinamika mengandung EiHjHk atau HiEjEk.

Efek magnetoelektrik linier terlarang bagi semua dia- dan

paramagnet grup magnet. Sepanjang persamaan linier E dan H, potensial

termodinamika juga boleh mengandung suku lebih tinggi Ek, Hi

(2.28)
16

Berdasarkan hubungan tersebut, kita dapat menurunkan persamaan

untuk mendiskripsikan Pi dan Mi

(2.29)

Suku ketiga persamaan Pi menunjukkan kebergantungan

suseptibilitas dielektrik dan sebagai konsekuensinya permeativitas listrik

ɛik pada medan magnet. Seperti halnya persamaan Pi, persamaan Mi

menunjukkan bahwa suseptibilitas magnet bergantung pada medan listrik.

Tensor βijk dan γijk simetri pada dua indeks terakhir. Simetri pada βijk sama

dengan pembatasan pada tensor piezoelektrik dan γijk sama dengan

pembatasan pada tensor magnetik26.

5. Pengukuran Konstantan Dielektrik

Saat pemberian medan listrik diberikan pada dua plat logam

sejajar yang terpisah sejauh d akan mengasilkan adanya sejumlah

muatan yang tersimpan pada plat logam sejajar tersebut. Hal ini

disebabkan muatan bergerak yang dihasilkan oleh perbedaan potensial

tidak dapat menyeberangi plat karena di antara kedua plat terdapat

material dielektrik. Material dielektrik merupakan material yang tidak

dapat menghantarkan arus listrik. Kemampuan untuk menyimpan

26
Lalu Ahmad didik, “Pengaruh Variasi Doping Ion Ni2+ terhadap Struktur dan
Magnetodielektrisitas Senyawa Delafossite CuCr1-xNixO2 (0 ≤ x ≤ 0.04), (Skripsi, FMIPA UN
Malang, Malang 2011), hal. 32-34.
17

muatan disebut kapasitansi yang didefiniskan sebagai muatan yang

tersimpan dibagi tegangan yang digunakan,

C = q/V (4)

Dimana C memiliki satuan Couloumb per Volt atau Farad.

Gambar 1. Kapasitor Plat Paralel (a) Disisipi Udara (b) Disisipi Bahan Dilektrik

Kapasitansi bergantung pada luas plat, jarak antara kedua plat dan

material dielektrik antara kedua plat. Sehingga kita dapat menuliskan

kapasitansi pada kapasitor plat paralel sebagai,

C = ɛrɛ0 A/d (5)

Dimana,

ɛr = C/Cudara (6)

ɛr merupakan konstanta dielektrik dan biasa disebut permeativitas relatif27.

6. Pengaruh Ukuran Butir terhadap Dieklektrisitas

Ukuran butir suatu material dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya metode sintesis, temperatur, konsentrasi prekusor,

konsentrasi kopresipitan, laju sintesis, waktu sintesis dll. Dalam

penelitian ini telah disintesis nanopartikel CuFe2O4 dengan metode

kopresipitasi dengan variasi sehingga menghasilkan variasi ukuran

27
Lalu A Didik, hlm. 2-3.
18

butir Parikel. Perbedaan beberapa ukuran butir partikel yang dirancang

akan dipelajari pengaruhnya terhadap pengukuran sifat dielektrik

menggunakan spektrometer impedansi terkomputerisasi dengan rentang

frekuensi sebesar 10-120 kHz28.

Penurunan konstanta dielektrik terjadi seiring naiknya frekuensi

karena setiap efek yang berkontribusi terhadap polarisasi akan terdominasi

oleh medan luar yang bekerja seiring frekuensi yang semakin tinggi.

Dengan meningkatnya frekuensi yang melebihi batas tertentu, maka

lompatan elektronnya tidak dapat mengikuti fluktuasi medan listrik,

yang berakibat pada menurunnya konstanta dielektrik.29

7. Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Magnetodielektrisitas

Beberapa sifat nanopartikel magnetik ini bergantung pada

ukurannya. Sebagai contoh, ketika ukuran suatu partikel nano magnetik di

bawah 10 nm, akan bersifat superparamagnetik pada temperatur ruang,

artinya bahwa energi termal dapat menghalangi anisotropi energi

penghalang dari sebuah partikel nano tunggal. Karena itu, bagaimana

mensintesis partikel nano seragam dengan mengatur ukurannya menjadi

salah satu kunci masalah dalam ruang lingkup sintesis nanopartikel30.

Salah satu keunikan dari sifat nanopartikel magnetik adalah

adanya fenomena sifat superparamagnetik. Sifat superparamagnetik

28
Sulistiyo H Dendi, Dampak Ukuran Butir Nanopartikel Copper Ferrite (Cufe2o4) Terhadap
Sifat Dielektrik, Jurnal Mekanikal, Vol. 8 No.2, Juli 2017.
29
Widodo Rahmat dkk, hal. 356.
30
Nuzully Seveny dkk, Pengaruh Konsentrasi Polyethylene glycol (PEG) pada Sifat
Kemagnetan Nanopartikel Magnetik PEG-Coated Fe3O4, Jurnal Fisika Indonesia, No: 51, Vol
XVII, Desember 2013.
19

merupakan sifat material yang memiliki magnetisasi tinggi ketika diberi

medan magnet eksternal, namun ketika tidak ada medan magnet eksternal

nilai magnetisasi rata-ratanya adalah nol. Sifat superparamagnetik ini

muncul pada umumnya dari ferromagnetik dan ferrimagnetik dengan

ukuran material sangat kecil (orde nanometer). Oleh karena itu dibutuhkan

kajian penelitian berkaitan dengan pengontrolan distribusi ukuran

nanopartikel beserta sifat kemagnetannya. Dengan pengontrolan

distribusi ukuran ini diharapkan dapat diperoleh efektivitas

fungsionalisasi nanopartikel hasil sintesis31.

Hasil pengukuran vibrating sample magnetometer (VSM)

menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran butir (diameter) nanopartikel

Fe3O4 maka semakin tinggi respon magnetik pada nanopartikel tersebut.

Selain itu, semakin kecil diameter butir nanopartikel Fe3O4 maka

koersivitas nanopartikel tersebut juga semakin menurun32.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian sebelumnya telah melakukan penelitian yang berhubungan

dengan dielektrisitas. Rahmat Widodo dkk, telah melakukan sintesis

Cobalt Ferrite (CoFe2O4) dengan ukuran butir partikel 4,3 nm, 7,7 nm, 8,7

nm, dan 9,0 nm yang dibuat dengan metode kopresipitasi yanghasilnya

kemudian dicetak dengan pembebanan 50.000N menjadi pellet dengan

31
Setiadi A Eko dkk, Sintesis Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4) dengan Metode
Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya, Indonesian Journal of Applied Physics,
Vol. 3, No.1, April 2013.
32
Pauzan Muh, Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan
pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4), Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo,
23 Maret 2013.
20

diameter 12,26 mm. Pengukuran dilakukan menggunakan sistem

spektroskopi impedansi terkomputerisasi pada wilayah frekuensi 10 kHz

hingga 120 kHz untuk mengetahui perilaku dielektriknya terhadap

perubahan ukuran butir partikel CoFe2O4. Hasil pengukuran menunjukkan

bahwa konstanta dielektrik riil, konstanta dielektrik imajiner, dan rugi

dielektrik mengalami penurunan dan cenderung konstan dengan

bertambahnya frekuensi; impedansi mengalami kenaikan dengan

bertambahnya frekuensi; namun perilaku tersebut memiliki pola yang acak

ketika ditinjau dari perubahan ukuran butir CoFe2O4. Secara keseluruhan,

pada rentang ukuran butir partikel 4,3 < t < 9,0 nm konstanta dielektrik

dan rugi dielektrik mengalami penurunan sedangkan nilai impedansinya

mengalami kenaikan33.

Kemudian penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan penelitian sebelumnya yaitu oleh, Lalu A Didi yang telah

melakukan penelitian Pengaruh Pemberian Medan Magnet Terhadap

Konstanta Dielektrik Material Agcro2, Suatu material dapat mengalami

polarisasi dalam suatu medan magnet atau magnetisasi di bawah

pengaruh medan listrik yang sering disebut sebagai material multiferroik.

Telah dilakukan pengukuran nilai konstanta dielektrik di bawah pengaruh

medan magnet dari material multiferroik AgCrO2 dengan variasi kuat

medan magnet 0 mT, 5 mT, 10 mT, 15 mT, 20 mT dan 25 mT. Medan

33
Widodo Rahmat dkk, Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik
Nanopartikel Cobalt Ferrite(CoFe2O4), Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng &
DIY,Yogyakarta, April 2014.
21

magnet dihasilkan oleh dua set kumparan 1000 lilitan dengan sumber

tegangan sebesar 220 V. Kuat medan magnet diukur menggunakan

teslameter dan konstanta dielektrik diukur mengg unakan LCR meter.

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai konstanta dielektrik

sebesar 29,6; 33,32; 36,46; 41,17; 42,37; 48,42. Tampak bahwa

semakin besar kuat medan magnet, semakin besar nilai konstanta

dielektrik. Peningkatan konstanta dielektrik disebabkan karena senyawa

ini mengalami magnetisasi yang mengakibatkan menurunnya medan listrik

efektif di antara plat. Akibatnya kapasitansi akan meningkat dan konstanta

dielektrikpun meningkat.

Selanjut penelitian yang dilakukan oleh Bilalodin dkk, Analisis

senyawa kimia dan uji sifat magnetic pasir besi telah dilakukan. Tujuan

penelitian adalah mengetahui kandungan mineral magnetik dan sifat

magnetik yang terdapat pada pasir besi pantai Ambal. Sampel pasir besi

diambil dari pantai Ambal. Pasir diekstraksi dengan menggunakan magnet

permanen untuk memisahkan pasir magnetik dan non magnetik. Pasir

magnetik yang telah dipisahkan dilakukan pengujian jenis kandungan

mineral dengan XRD (X-Ray Diffraction) dan uji sifat magnetiknya

dilakukan menggunakan VSM (Vibrating Sample Magnetometer). Hasil

penelitian menunjukkan jenis mineral magnetik pasir pantai Ambal

Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen berbentuk senyawa Magnetite

(Fe3O4) dan Hematite (Fe2O3). Perhitungan nilai suseptibilitas magnetic

sebesar 31,88 x10-6 m 3/kg. Berdasarkan nilai permeabilitas relatif yang


22

terhitung, mineral magnetik pasir pantai Ambal kecamatan Mirit

Kabupaten Kebumen termasuk kategori feromagnetik.


23

Ukuran Butir Pasir Besi

Rahmat Widodo dkk, telah melakukan Lalu A Didi yang telah Bilalodin dkk, Analisis senyawa
sintesis Cobalt Ferrite (CoFe2O4) dengan melakukan penelitian Pengaruh kimia dan uji sifat magnetic
ukuran butir partikel 4,3 nm, 7,7 nm, 8,7 Pemberian Medan Magnet pasir besi telah dilakukan.
nm, dan 9,0 nm yang dibuat dengan Terhadap Konstanta Dielektrik
Tujuan penelitian adalah
metode kopresipitasi yanghasilnya Material Agcro2, Suatu material
kemudian dicetak dengan pembebanan dapat mengalami polarisasi mengetahui kandungan mineral
50.000N menjadi pellet dengan diameter dalam suatu medan magnet magnetik dan sifat magnetik
12,26 mm. Pengukuran dilakukan atau magnetisasi di bawah yang terdapat pada pasir besi
menggunakan sistem spektroskopi pengaruh medan listrik yang pantai Ambal. Sampel pasir besi
impedansi terkomputerisasi pada wilayah sering disebut sebagai material diambil dari pantai Ambal.
frekuensi 10 kHz hingga 120 kHz untuk multiferroik
mengetahui perilaku dielektriknya
terhadap perubahan ukuran butir partikel
CoFe2O4 .
Kuat medan magnet diukur jenis mineral magnetik pasir
Hasil pengukuran menunjukkan menggunakan teslameter dan pantai Ambal Kecamatan Mirit
bahwa konstanta dielektrik riil, konstanta dielektrik diukur Kabupaten Kebumen berbentuk
konstanta dielektrik imajiner, dan mengg unakan LCR meter. senyawa Magnetite (Fe3O4) dan
rugi dielektrik mengalami Berdasarkan hasil pengukuran Hematite (Fe2O3). Perhitungan
penurunan dan cenderung konstan didapatkan nilai konstanta nilai suseptibilitas magnetic
dengan bertambahnya frekuensi; dielektrik sebesar 29,6; 33,32; sebesar 31,88 x10-6 m 3/kg
impedansi 36,46; 41,17; 42,37; 48,42.
Tampak bahwa semakin besar
mengalami kenaikan kuat medan magnet, semakin
besar nilai konstanta dielektrik. nilai permeabilitas relatif yang
dengan bertambahnya
Namun perilaku tersebut memiliki terhitung, mineral magnetik
frekuensi
pola yang acak ketika ditinjau dari pasir pantai Ambal kecamatan
Mirit Kabupaten Kebumen
perubahan ukuran butir CoFe2O4. Peningkatan konstanta dielektrik
termasuk kategori feromagnetik.
Secara keseluruhan, pada rentang disebabkan karena senyawa ini
ukuran butir partikel 4,3 < t <9,0 mengalami magnetisasi yang
nm mengakibatkan menurunnya
medan listrik efektif di antara Kenyataanya pihak pemerintah
konstanta dielektrik dan plat. Akibatnya kapasitansi akan banyak melakukan kegiatan
Dengan dilakukannya penelitian
meningkat dan konstanta ekspor inpor pasir- pasir yang ada
rugi harapan
ini dielektrikuntuk pemerintah
untuk lebih memperhatikan diluar indonesia, seentara di
dielektrikpun meningkat.
mengalamipenurunan
keberadaan pasir besi di Indonesia indonesia sendiri memiliki
khususnya kekayaan alam yang melimpah
sedangkansangat
nilai melimpah dan yang bisa dimanfaatkan untuk
bisa diolah menjadi bahan yang
impedansinya mengalami bahan dasar magnetik dibidang
bernilai ekonomis dibidang
industri sebagai bahan dasar indrusti yang terdapat banyak
kenaikan. disetiap daerah khusunya di
magnetik. Seperti dalam industri
elektronik, otomotif, dan indrusti daerah kabupaten Bima.
baja.

Analisi pengaruh ukuran butir

Konstanta Dielektrik pasir besi dan


Magnetodielektrisitas
24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tentang analisis pengaruh ukuran butir terhadap

konstanta dielektrik dan magnetodielektrisitas pasir besi, salah satu

ciri penelitian ini penelitian eksperimen.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pantai yang ada di daerah

kabupaten Bima.

2. Sampel

Sampel Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Adapun tehnik pengambilan sampel di lapangan

dilakukan menggunakan magnet permanen selanjutnya di analisis

dilaboratorium.
25

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret-April 2019 di

kabupaten Bima dan dianalisis di Laboratorium Fisika UIN Mataram

Tahun Akademik 2019.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel yang diukur adalah konstanta Dielektik dan

Magnetodielektrik pasir besi.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah ukuran butir.

3. Variabel Terkontrol

Variabel terkontrol penelitian ini adalah pasir besi di Kabupaten Bima.

E. Desain Penelitian

Sintesis sampel pasir besi diambil di daerah Kabupaten Bima,

pengambilanya dilakukan dengan menggunakan magnet permanen.

Selanjutkan digerus dalam selang waktu selam 2 jam sehingga setelah itu

sampel disaring menggunakan saringan/ayakan dengan ukuran 100, 200,

300, 400, dan 500 mesh. Setelah sampel yang sudah disaring kemudian

dibuat dalam bentuk pellet diameter tesal dengan ketebalan 3 mm dan

diameter 11, 20 mm panjang pellet 50-60 mm. Selanjutnya ssampel sudah

dalam bentuk pellet kemudian dipanaskan didalam oven dengan

temperatur 1200 C untuk memperoleh ukuran butir pasir yang baik.


26

Mulai

Pasir Besi

Diambil menggunakan
magnet permanen

Digerus dalam
selang waktu 2 jam

Diayak dengan ukuran


100,200,300, 400, 500
mesh

Dibuat pellet tesal

Dipanaskan kedalam oven


temperatur 1200

Diukur sifat fisis pasir Konstanta Magnetodielektrisitas


besi
dielektrik

Analsis Data

Kesimpulan

Selesai

Bagan 3.1 Desain Penelitian


27

F. Instrumen / Alat dan Bahan

1. Peralatan penelitian

a. Neraca digital (0,1 gram)

a. Spatula dan penggerus

b. Saringan/ayakan (100,200,300,400,500 mesh)

c. Voltmeter dan Ampermeter dengan 4 titik probe Tipe ( Sp –

9205A)

d. Kabel konektor

e. Oven

f. Magnet Permanen

2. Bahan

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Pasir Besi

b. Pipa (Pellet diameter tesal)

c. Aquades

G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian

1. Sintesis senyawa pasir besi (Fe3O4)

Komposisi bahan dapat dihitung untuk menentukan pengaruh

ukuran butir terhadap resistivistis, sebagai bahan dasar pasir besi.

selanjutnya menetukan nilai resistivitas dan sifat kemagnetan dari suatu

bahan. Sehingga mengetahui nilai dan bentuk ukuran butir dari setiap

pasir besi.
28

2. Pengukuran

Prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut:

a. Menyisipkan secara penuh sampel (senyawa Pasir Besi)

b. Mengukur kapasitansi kapasitor dibawah pengaruh medan

magnet dengan cara membaca langsung pada kapasitansi meter

sebagai C

c. Mengukur kembali kapasitansi kapasitor pada kuat medan

magnet yang berbeda

d. Mencatat semua hasil pengukuran

Gambar 3.1 Alat Pengukuran

H. Teknik Analisis Data

1. Menghitung konstanta dielektrik dari data pengukuran kapasitansi.

Konstanta dielektrik ditentukan menggunakan persamaam εr =

C/Cudara
29

2. Selanjutnya menghitung konstanta dielektrik dengan pengaruh

medan magnet.

3. Setiap pengukuran kapasistansi diukur 20 kali kemudian diambil

nilai rata – rata menggunakan persamaan

∑ 𝐶𝑖
𝐶𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (3.1)
20

Dan standar deviasinya

∑[𝐶𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝐶𝑖 ]2
𝑆𝑑 = √ (3.2)
20

Dan konstanta dilektrik dihitung menngunakan persamaan

𝐶𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑
𝜀𝑟 = (3.3)
𝜀𝑢 𝜀0 𝐴

Dan Standar Deviasi konstanta dielektrik didapatkan dengan

persamaan

𝑆 2 2 2
𝜕𝜀𝑟 𝜕𝜀 𝜕𝜀
𝜀𝑟 = √| 𝑆𝑐| + | 𝑟 2/3 ∆𝑑| + | 𝑟 2/3 ∆𝐴|
𝜕𝐶 𝜕𝑑 𝜕𝐴

𝑆 2
(3.4)
𝑑 2 𝐶 2 𝐶 𝑑
𝜀𝑟 = √| 𝑆𝑐| + | 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 2/3 ∆𝑑| + | 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 2/3 ∆𝐴|
𝜀𝑢 𝜀0 𝐴 𝜀𝑢 𝜀0 𝐴 𝜀𝑢 𝜀0 𝐴2

Dengan 𝜀𝑟 adalah konstanta dielektrik sampel, d adalah tebal

sampel, A adalah luas penampang sampel, 𝜀𝑢 adalah konstanta

dilektrik udara (1.0006).


30

4. Membuat grafik hubungan antara variasi konsentrasi sebagai

sumbu x dan konstanta dielektrik sebagai sunbu y.

5. Membuat grafik hubungan antara variasi konsentrasi sebagai

sumbu x dengan konstanta dielektrik pada tiap pengukuran di

bawah pengaruh medan magnet sebagai y dan medan magnet

sebagai sumbu z.

Anda mungkin juga menyukai