Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset

kuantitatif yang bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan “cross

sectional“ dimana peneliti mengambil data variabel terikat dan bebas yang

dikumpulkan secara bersamaan berupa motivasi yaitu tentang instrinsik dan

ekstrinsik dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor motivasi dengan pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan. (Sugiono 2001).

Penelitian deskriptif menurut Sugiono (2001:36) adalah jenis

penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat seperti, tata

cara yang berlaku dalam masyarakat pada situasi-situasi tertentu termasuk

hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, proses-

proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena yang

tampak dan dijabarkan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.

63
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan diruang rawat inap yaitu anak, bedah,interne pria

dan wanita serta vip dirumah sakit Sawahlunto dan dilaksanakan sejak tanggal

01 Juni sampai 31 Juni 2012. Hal ini didasarkan dari berbagai faktor untuk

memperlancar pengumpulan data penelitian seperti; kemudahan pengambilan

data dan menghemat waktu serta biaya. Disamping itu juga faktor-faktor dan

karakteristik kelayakkan masalah sangat memungkinkan untuk mendapatkan

informasi yang akan mendukung tercapainya tujuan penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel (total sampling)

yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Pada penilaian ini populasinya adalah seluruh perawat pelaksana di

instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sawahlunto sebanyak 70 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002:79).

64
Sampel penelitian diambil melalui metode acak sistematis dengan

dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:

N Keterangan :
n
1  N (d ) 2 n = Sampel
N = Populasi
d = p value (p = 0,05)

Berdasarkan rumus pengambilan sampel diatas maka jumlah sampel

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

70
n
1  70 (0,05) 2
70
n
1 70.0,0025
70
n
1,0175
n  59.57  60
Pembulatan menjadi 60 sampel

Kriteria inkusi sampel:

a. Semua perawat pelaksana rawat inap RSU Sawahlunto yang

tidak memegang jabatan struktural

b. Bersedia menjadi responden

c. Tidak dalam cuti atau dalam pelatihan.

Berpedoman pada tehnik pengambilan sampel, maka secara

proporsional jumlah sampel yang akan diambil secara acak pada masing

masing ruang rawat inap adalah:

a. Ruang Rawat Inap Anak sebanyak:

60 x 18 = 15.42 orang dibulatkan menjadi 15 orang


70

b. Ruang Rawat Inap Bedah sebanyak :

65
60 x 12 = 10.28 orang dibulatkan menjadi 10 orang
70

c. Ruang Rawat Inap Interne Wanita sebanyak :

60 x 13 = 11.14 orang dibulatkan menjadi 11 orang


70

d. Ruang Rawat Inap Interne Pria sebanyak :

60 x 13 = 11.14 orang dibulatkan menjadi 11 orang


70

e. Ruang Rawat Inap VIP sebanyak :

60 x 15 = 12.85 orang dibulatkan menjadi 13 orang


70

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner, lembar check list dengan pertanyaan terstruktur untuk melihat

tentang faktor-faktor motivasi dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan. Untuk mempermudah analisis diberikan nilai (skoring) pada

setiap jawaban untuk variabel independen dan variabel dependen sebagai

berikut :

1. Kuisioner Motivasi

Kuisioner motivasi perawat yang terdiri dari motivasi intrinsik dan

ekstrinsik sebagai standar untuk menilai motivasi perawat dalam

melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Kuesioner ini terdiri

dari 42 butir pernyataan yang terbagi atas dua kelompok yaitu; kelompok

motivasi intrinsik yang terdiri dari tiga bagian dan kelompok motivasi

ekstrinsik yang terdiri dari lima bagian. Alternatif jawaban adalah sangat

66
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Skor untuk jawaban positif adalah sangat setuju = 4, setuju= 3 tidak

setuju=2, sangat tidak setuju= 1 sedangkan untuk pernyataan negatif

adalah sangat setuju =1, setuju = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju =4.

2. Instumen Studi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Instrumen studi dokumentasi ini untuk menilai dokumentasi yang

diisi oleh responden pada semua ruangan inap, dimana instrumen studi

dokumentasi ini mengacu pada standar Depkes (2001) yang penilaiannya

meliputi aspek:

a. Dokumentasi pengkajian keperawatan yang terdiri dari 4 item

pernyataan dengan nilai tertingginya 4 dan nilai terendah 0.

b. Dokumentasi diagnosa keperawatan yang terdiri dari 3 item pernyataan

dengan nilai tertinggi 3 dan nilai terendah 0

c. Dokumentasi perencanaan keperawatan yang terdiri dari 6 item

pernyataan dengan nilai tertinggi 6 dan terendah 0

d. Dokumentasi tindakan keperawatan yang terdiri dari 4 item pernyataan

dengan nilai tertinggi 4 dan terendah 0

e. Dokumentasi evaluasi keperawatan yang terdiri dari 2 item pernyataan

dengan nilai tertinggi 2 dan terendah 0

f. Dokumentasi catatan asuhan keperawatan yang terdiri dari 3 item

pernyataan dengan nilai tertinggi 3 dan terendah 0

Dari 6 aspek yang dinilai, dengan 22 pernyataan berdasarkan studi

dokumentasi asuhan keperawatan alternatif jawaban ya dan tidak

67
Persentase = Jumlah Aspek
Total yang dinilai X 100%
dengan nilai ya = 1 jika kegiatan dilakukan dan tidak = 0 jika kegiatan

tidak dilakukan. Setiap aspek yang dinilai akan dihitung prosentasenya

dengan menggunakan rumus:

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan

pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan perawat adalah:

1) Baik jika total skor > 80%

2) Kurang jika total skor < 80%.

Untuk penyusunan kisi-kisi dari kuisioner tetap memperhitungkan

kemudahan pengisian oleh responden. Oleh karena itu item-item disusun

dengan memperhatikan beberapa hal antara lain; (1) Menghindari

pernyataan-pernyataan yang bersifat meragukan, (2) Menghindari kata-

kata yang terlalu abstrak, (3) Menghindari kata-kata menimbulkan rasa

curiga dan antipati.

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2001) mengemukakan pengertian validitas

merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Artinya instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji tingkat

validitas data, dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk

68
(construct validity) dengan teknik korelasi “product moment” untuk

mengkorelasikan unsur dengan itemnya dengan rumus:

N ( XY )  ( X  Y )
r=
( N  X 2  ( X ) 2 )( N  Y 2  (  Y ) 2 )

Keterangan:

N = Jumlah responden

X = Skor total tiap-tiap item

Y = Skor total

Menurut Sugiyono (2001) kriteria pengujian ini adalah:

“ Jika nilai koefesien korelasi skor tiap butir dengan skor total lebih

kecil dan sama dengan nilai taraf signifikan (α = 0,05) maka tiap butir

pernyataan instrumen dinyatakan valid. Sementara Jika nilai koefesien

korelasi skor tiap butir dengan skor total lebih besar dari nilai taraf

signifikan (α = 0,05) maka tiap butir pernyataan instrumen dinyatakan

tidak valid/gugur”.

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan pada seluruh

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel bebas (indepent) yang

terdiri dari; motivasi intrinsik (tanggungjawab, prestasi dan pengakuan)

dan motivasi ekstrinsik (reward, kondisi kerja, prosedur, mutu dan

kebijakan) dan variabel terikat (dependent) adalah pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan yang terdiri dari; kelengkapan

pelaksanaan pendokumentasian keperawatan dan keakuratan pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan diperoleh hasil nilai koefesien korelasi

69
skor tiap butir dengan skor total lebih kecil dan sama dengan nilai taraf

signifikan (α = 0,05).

2. Uji Realibilitas Instrumen

Masri dan Effendi dalam Sugiono (2001) memberikan pengertian

reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini uji

reliabilitas data menggunakan pendekatan “alpha cronbach” dengan

rumus:

 k    b 
2

r11 =   1
 k  1   t 
2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen


k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 = Jumlah varians butir
12 = Varians total
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan pada seluruh

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel bebas (indepent) yang

terdiri dari; motivasi intrinsik (tanggungjawab, prestasi dan pengakuan)

dan motivasi ekstrinsik (reward, kondisi kerja, prosedur, mutu dan

kebijakan) dan variabel terikat (dependent) adalah pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan yang terdiri dari; kelengkapan

pelaksanaan pendokumentasian keperawatan dan keakuratan pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan diperoleh hasil Untuk mengetahui

reliabilitas variabel bebas (indepent) yang terdiri dari; motivasi intrinsik

70
(tanggungjawab, prestasi dan pengakuan) dan motivasi ekstrinsik (reward,

kondisi kerja, prosedur, mutu dan kebijakan) dan variabel terikat

(dependent) adalah pelaksanaan pendokumentasian keperawatan yang

terdiri dari; kelengkapan pelaksanaan pendokumentasian keperawatan dan

keakuratan pelaksanaan pendokumentasian keperawatan digunakan

Cronbach’s alpha minimal 0,60.

Pada uji reliabilitas dapat dilihat bahwa data yang diperoleh dapat

dilihat dari hasil penelitian sebesar 0,831 untuk motivasi intrinsik

(tanggungjawab, prestasi dan pengakuan), 0,680 untuk variabel motivasi

ekstrinsik (reward, kondisi kerja, prosedur, mutu dan kebijakan) dan 0,706

untuk variabel terikat (dependent) adalah pelaksanaan pendokumentasian

keperawatan yang menyatakan bahwa data ini adalah reliable atau andal

untuk dipergunakan sebagai alat atau instrumen pengumpulan data dalam

penelitian ini.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data peneliti lakukan dengan melalui prosedur sebagai

berikut :

1. Tanggal 28 Mei 2012 meminta surat izin untuk pengambilan data dari

Program Pasca Sarjana Magister Keperawatan Aliansi UI dengan UNAND

2. Tanggal 29 Mei 2012 menyampaikan surat izin pengambilan data ke RSU

Sawahlunto

3. Tanggal 30 Mei 2012 atas persetujuan dari Direktur RSU Sawahlunto,

peneliti menemui bagian TU untuk meminta data jumlah perawat.

71
4. Tanggal 30 Mei 2012 menyampaikan surat izin penelitian ke ruangan

rawat inap RSU Sawahlunto.

5. Tanggal 01 Juni 2012 peneliti dibantu oleh tiga orang anggota tim

menyabarkan kuesioner keperawat di setiap ruang rawat inap RSU

Sawahlunto.

6. Peneliti meminta kesediaan perawat untuk menjadi responden secara

sukarela dan apabila respoden memutuskan untuk tidak berpartisipasi

dalam penelitian ini maka perawat dapat menolak untuk tidak menjadi

responden, dan apabila perawat bersedia menjadi responden maka perawat

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden

7. Peneliti menjelaskan cara pengambilan data yaitu melalui kuesioner untuk

melihat keadaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat

inap RSU Sawahlunto.

8. Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden

9. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Sawahlunto, dalam penelitian ini

responden menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Dan peneliti

mendampingi responden saat menjawab kuesioner

10. Responden diingatkan agar semua pertanyaan diisi dengan lengkap, bila

telah selesai diisi dilakukan pada saat akan melakukan dokumentasi

keperawatan.

72
G. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian peneliti mengajukan permohonan izin

kepada panitia etik RSU Sawahlunto untuk mendapatkan persetujuan.

Kemudian kuesioner di kirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan

pada masalah etika yang meliputi.

1. Informed Consent (persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang telah dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan.

2. Anomity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan

memberikan atau mencantumkan nama subjek pada lembar alat ukur.

Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Untuk menjaga kerahasiaan hasil penelitian, peneliti memberikan

kerahasiaan semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijamin oleh peneliti.

73
4. Privacy

Merupakan jaminan dalam penggunaan responden penelitian yang

mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan.

5. Fair Treatment

Merupakan jaminan yang diberikan kepada responden agar

diperlakukan secara adil dan baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau drop out sebagai responden.

6. Self Determinition

Merupakan jaminan yang diberikan kepada responden penelitian

agar dilakukan secara manusiawi. Subjek memiliki hak memutuskan untuk

bersedia menjadi responden atau pun tidak, tanpa adanya sanksi apapun

akan berakibat terhadap kesembuhannya juka mereka seorang pasien.

H. Pengolahan Data

Data yang terkumpul selanjutnya diolah melalui beberapa tahapan

yaitu :

1. Editing

Kuisioner penelitian disebarkan sebanyak 60 buah, yang

dikembalikan sebanyak 60 buah dan yang peneliti oleh setelah seleksi juga

sebanyak 60 buah. Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap

jawaban kuisioner dan kelengkapan terhadap kuisioner yang telah diisi

yakni: lengkap semua; pertanyaan terisi jawabannya; jelas jawaban yang

74
ditulis dan cukup jelas terbaca; relevan jawaban yang ditulis relevan

dengan pertanyaan; konsisten antara pertanyaan yang berkaitan dengan isi

jawabannya.

2. Coding

Tahap ini dilakukan kegiatan pemberian tanda, simbol kode pada

tiap-tiap data. kode untuk variabel intrinsik dan ekstrinsik adalah sangat

setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Variabel

pendokumentasian asuhan keperawatan kodenya adalah ya = 1 dan

tidak = 0.

3. Processing

Tahap ini dilakukan kegiatan memproses data terhadap semua

kuisioner yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data

dilakukan dengan bantuan program komputer yang dimulai dengan

mengentri data ke dalam program komputer.

4. Cleaning

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap yang sudah

dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Cara yang dilakukan dalam

pembersihan data untuk mengetahui missing data dengan melakukan list

(distribusi frekuensi) dari variabel penelitian yaitu: motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik serta pendokumentasian asuhan keperawatan.

Sekaligus untuk mengetahui variasi data dengan mengeluarkan distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel penelitian serta untuk mengetahui

konsistensi data dengan menghubungkan dua variabel penelitian.

75
I. Analisa Data

Data yang sudah diedit, diolah dan dianalisa secara komputerisasi.

Adapun analisa yang dilakukan adalah dengan cara:

1. Analisa Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi

dari setiap variabel yang di teliti meliputi variabel independent (motivasi

intrinsik dan ekstrinsiki) terhadap variabel dependent (pendokumentasian

asuhan keperawatan lengkap dan akurat) di RSUD Sawahlunto. Data pada

analisa univariat ini dijadikan dalam bentuk data kategorik dengan

peringkasan data menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran

persentase (%) atau proporsi.

2. Analisa Bivariat

Analisis ini di lakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor

motivasi sebagai variabel independen dengan dokumentasi sebagai

variabel dependen, di RSUD Sawahlunto sekaligus untuk dapat melihat

hubungan antara dua variabel yakni, variabel independen dengan variabel

dependen. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan

mempergunakan uji Chi-Square metode Tates correction sesuai dengan

persyaratan penggunaan uji Chi Square untuk tabulasi silang 2x2 dengan

sampel adalah 60 orang dan derajat kepercayaan 95% ( = 0,05).

76
Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan

proporsi yang bermakna antara distribusi frekuensi yang diamati dan yang

diharapkan dengan derajat kemaknaan 0,05. Bila P-value < 0,05 berarti

ada hubungan yang bermakna (Ho ditolak). Sedangkan bila p value > 0,05

berarti tidak ada hubungan yang bermakna (Ho gagal ditolak).

3. Analisa Multivariat.

Analisa multivariat, uji yang digunakan adalah regresi logistik

berganda karena akan menganalisis hubungan beberapa variabel

independen dengan variabel dependen kategori yang bersifat dikotomi

dengan maksud mengetahui variabel independen mana yang menjadi

determinan berhubungan (predeterminant variabel) dengan variabel

dependen. Penentuan predeterminant variabel dilakukan dengan membuat

model dari varibel yang layak untuk dianalisis multivariat yaitu dengan

menggunakan model prediksi. predeterminant ini bertujuan untuk

memperoleh model yang terbaik dari beberapa variasi independen yang

dianggap terbaik memprediksi kejadian dependen.

Semua variabel dianggap penting sehingga dapat dilakukan estimasi

dari beberapa koefisien regresi logistik sekaligus. Agar diperoleh model

regresi yang mampu menjelaskan hubungan variabel independen dan

dependen, diperlukan prosedur pemilihan variabel dengan tahapan sebagai

berikut:

77
a. Seleksi variabel kandidat multivariat dengan melakukan analisi bivariat

antara pengetahuan, sikap, motivasi, fungsi supervisi, umur, jenis

kelamin, pendidikan. Bila hasil uji bivariat dalam variabel independen

mempunyai nilai p value kurang dari 0,25 (p<0, 25) maka variabel

tersebut dapat dimasukkan ke dalam model multivariat.

b. Melakukan pemilihan variabel independen yang berhubungan

signifikan dengan variabel dependen dengan

memasukkan/mengeluarkan variabel independen yang masuk kedalam

model. Variabel yang dinilai p0, 05 berpotensi untuk keluar dari model

yang dimulai dari p value yang terbesar. Namun untuk mengeluarkan

variabel dependen dengan memasukkan/mengeluarkan variabel

independen yang masuk dalam model. Variabel yang nilai p  0,05

berpotensi untuk keluar dari model yang dimulai dari p value yang

terbesar. Namun untuk mengeluarkan variabel diperhitungkan apakah

variabel tersebut merupakan counfonding yaitu jika selisih OR Crude

(OR setelah variabel dikeluarkan) dan OR Adjust (OR sebelum variabel

dikeluarkan) perbedaannya  10% dengan rumusnya adalah:

OR Crude - OR Adjust
Perbedaan  X 100%
OR Adjust

Apabila perbedaan OR  10% maka variabel tersebut dinyatakan

sebagai counfounding dan harus tetap berada dalam model.

78
c. Setelah memperoleh model yang memuat variabel-variabel penting

maka langkah terakhir adalah memeriksa kemungkinan interaksi dalam

model. Penentuan variabel interaksi sebaiknya melalui pertimbangan

logika. Tidak perlu menguji semua variabel. Pengujian interaksi dilihat

dari kemaknaan uji statistik. Bila variabel interaksi mempunyai nilai

bermakna, maka variabel interaksi penting dimasukkan kedalam model.

Penentuan variabel dominan yaitu dengan dengan melihat nilai OR Exp

(B) yang paling besar. Semakin besar nilai Exp (B) berarti semakin besar

pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis. (Hastono, SP,

2001).

79

Anda mungkin juga menyukai