Anda di halaman 1dari 3

MIMOSIN, ASAM AMINO NON-PROTEIN DARI PUTRI MALU Mimosin

[asam β-[N-(3-hidroksi-4-oksipiridil)]-α-amino-propionat] ialah asam amino non-


protein, dan merupakan senyawa utama yang terdapat pada semua bagian tanaman
Mimosaceae, yang termasuk genus Leucaena (Leucaena leucocephala), Leucaena
glauca, dan leguminosa lain milik Mimosa spp. Secara struktural, mimosin analog
dari dihidroksifenilalanin dengan satu cincin 3-hidroksi-4-piridon selain cincin
3,4-dihidroksi-fenil. Senyawa ini pertama kali diisolasi dari Mimosa pudica, ini
memiliki berat molekul 198.18 gr mol−1. Senyawa ini juga dikenal sebagai
leusenol, yang pertama kali diisolasi dari biji-bijian dari Leucaen glauca Benth.,
dan kemudian diselidiki oleh Adams dan kawan-kawannya.

Meskipun Leucaena kaya akan protein dan hasil tahunannya tinggi, adanya
mimosin telah membatasi penggunaan tanaman ini secara luas sebagai pakan
ternak (hewan). Senyawa ini menyebabkan alopecia, alopecia, keterlambatan
perkembangan, katarak dan mandul pada binatang.

Mimosin dapat terurai menjadi DHP [3-hidroksi-4(4H)-piridon] oleh


mikroorganisme dalam rumen dan bakteri dalam nodula rizoma
tanaman Leucaena, oleh enzim endogen pada tanaman Leucaena, atau oleh
hidrolisis dengan HCl. Meskipun DHP juga beracun, namun kosisitasnya lebih
rendah dibandingkan mimosin.

Mimosin memiliki aktivitas antibiotik yang mnghalangi siklus sel dalam fase G1
dan menghambat sintesis DNA, yang dapat mencegah pembentukan replikasi
garpu dengan mengubah metabolisme deoksiribonukleotida. Asam amino ini
dapat juga bertindak sebagai analog tirosin yang menyatukan protein vital secara
biologis dan, pada gilirannya, menyebabkan bulu rontok pada hewan.

Sifat-sifat

Mimosin, dengan rumus molekul C8H10N2O4 ini ketika melebur diserta dengan
penguraian. Garam hidrokloridanya melebur pada suhu 174,5–175,0 °C disertai
penguraian; dekomposisi hidrobromidanya terjadi pada suhu 179,5 °C, dan
dekomposisi hidroiodidanya berlangsung pada suhu 183,0–183,5 °C. Mimosin
hanya membentuk asam monobasa, tetapi metil esternya membentuk sebuah
dihidroklorida, C7H9O2N2(COOMe)•2 HCl•½ H2O, titik leburnya 175–176 °C.

Efek Biologis

Mimosin menangkap pembelahan sel-sel dalam fase G1 akhir dengan


menghambat insiasi replikasi DNA. Pada hewan pemamah biak, mimosin
terdegradasi menjadi 3,4- dan 2,3-dihidroksipiridon (3,4- dan 2,3-DHP).

Tanamannya mengandung alkaloid-Mimosine (CB H 10 04 N2) – dalam kuantitas


yang sangat kecil. Ini identik dengan leusin. Minyak esensialnya mengandung
furnisal, linalool, geraniol dan beberapa aldehid yang termasuk aldehid adas
manis dan benzaldehid. Sebuah adrenalin seperti zat yang telah diidentifikasi
dalam ekstrak daun Mimosa pudica. Crocetine dimethylester telah dideteksi dalam
pulvini tanaman. Bunganya menunjukkan adanya protein, karbohidrat, lemak,
serat, dan abu. Daun dan batangnya tidak mengandung kuinin atau kuinidin.
Flavonid, berperan dalam pembuluh darah kecil dan kapiler, harus diselidiki pada
tanamannya. Akarnya mengandung 10% tanin, abu, kristal kalsium oksalat dan
mimosine.

 Penggunaan klinis uji coba

9 wanita-2 belum menikah dan 7 menikah- yang mengalami kehilangan darah


menstruasi berat telah dipelajari. Kisaran usia wanitanya dari 14 hingga 40 tahun.
Persetujuan verbal mereka diperoleh untuk studi terapetik percontohan ini. karena
sulit untuk merancang percobaan klinis terkontrol seperti pendarahan menstruasi
yang berlebihan, diputuskan untuk melakukan studi percontohan dari sifat
eksplorasi untuk menilai tolerabilitas dari tanaman dan aktivitas yang
menguntungkan, jika ada.

 Pasien 1

Wanita belum menikah berusia 20 tahun ini, sejak menarche telah mengeluh
tentang ketegangan pramenstruasi, dismenorea dan muntah yang diikuti
menoragia. Lama siklusnya selama 30 hari dan periodenya biasanya berlangsung
dengan sedikit lega, selama 5 hari. Dulunya dia telah mencoba injeksi Progestin,
Asokarista dan antispasmodik. Dia mengobatinya selama 3 siklus, dosis ekstrak
sulingnya 5ml x 3 selama periode dan 5 ml x 2 diantara periode. Aliran
menstruasi yang berlebihan terasa lega selama 3 siklus itu. Namun, mual muntah
dan dismenora terasa lega ketika Asokarista ditambahkan. Ketika obatnya
menghentikan seluruh gejala yang terulang kembali selama 3 periode berikutnya.
Tidak ada efek samping.

 Pasien 2

Wanita belum menikah yang berusia 14 tahun, disajikan dengan pendarahan


menstruasi berkelanjutan selama 1 bulan terakhir. Dia diresepkan dengan ekstrak
siling 5ml x 3 hingga 4, selama pendarahan dan 2 kali sehari kemudian, untuk
periode selama 3 bulan. Pendarahan berlebihannya berkurang pada siklus
selanjutnya dan normal selama periode tindak lanjut. Tidak ada efek samping
pada obatnya. Pasiennya telah menarche selama 2 tahun sebelum presentasi,
diikuti dengan masa amenore hingga periode berat.

Untuk pasien-pasien lainnya memiliki masalah yang kurang lebih sama dan telah
diuji dengan dosis-dosis yang sesuai yang mengandung ekstrak putri malu.
Tanaman Mimosa pudica (Linn.) dalam studi percontohan ini telah menunjukkan
perjanjian dalam percobaan rinci lebih lanjut dalam ukuran sampel pasien yang
lebih besar dengan pendarahan uterus disfungsional. Tolerabilitas dari Mimosa
pudica nya baik dan masih diinginkan untuk melakukan fase konvensional 1 studi
dengan tes fungsi organ, sebelum memulai pada studi skala besar fase III. Ada
kebutuhan mendesak untuk melakukan survei tanaman tradisional bermanfaat
dalam menoragia, dismenorea dan gangguan-gangguan terkait.

DAFTAR PUSTAKA

1. Atreya Punarvasu, Charak & Dhridhbala, Charak Samhita Shree


Gulabkunverba Ayurvedic Society, Jamnagar, 2.P.53, 59. Sloka 31. (1949).

2. Wealth of India (Raw Materials) Council of Scientific and Industrial Research,


New Delhi 6. P. 382 (1962)

3. S.C.Dutta and B.Mukerji, Pharmacognosy of Indian Roots & Rhyzome Drugs,


Govt.of India Press, Calcutta, p. 52, (1952)

4. W.O. Emery Pharmaceutical Chemistry, (Essential Oils of Mimosa, Emilio


Carezzo). Chemical Abstract, 28 : 3526 (1934)

5. E.L. Calaline; Pharmaceutical Cosmetics and Perfumes, (Local “fever” plants


tested for presence of alkaloids a.J. Loustalot and C. Pagin) Chemical Abstract,
444: 2180 (1950)

Anda mungkin juga menyukai