Anda di halaman 1dari 9

RESPON PENAWARAN KACANG TANAH DI INDONESIA

Yonette Maya Tupamahu


Staf Pengajar Faperta UMMU-Ternate, e-mail: ymtup@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi


respon penawaran dan elastisitas penawaran kacang tanah di Indonesia. Bentuk
respon penawaran adalah Model Nerlove dan teknik estimasinya Ordinary Least
Square (OLS) menggunakan Eviews 7. Penelitian menggunakan data time series
selama 26 tahun yaitu 1990-2015. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor
yang mempengaruhi respon penawaran kacang tanah di Indonesia adalah : harga
kacang tanah pada tahun sebelumnya, penawaran kacang tanah pada tahun
sebelumnya, harga padi pada tahun sebelumnya, harga kedelai pada tahun
sebelumnya, dan produksi kacang tanah pada tahun t. Elastisitas penawaran
harga sendiri dalam jangka pendek dan panjang bersifat elastis. Sedangkan
elastisitas harga silang terhadap harga padi pada tahun sebelumnya dan terhadap
harga kedelai tahun sebelumnya bersifat inelastis.

Kata kunci: respon penawaran, elastisitas penawaran, kacang tanah

I. PENDAHULUAN maka kacang tanah merupakan bahan pangan


1.1. Latar Belakang yang mengandung kalori tertinggi. Kacang tanah
Sektor pertanian merupakan sektor yang pun dapat diolah menjadi berbagai produk
penting dalam perekonomian Indonesia, hal ini pangan oleh industri rumah tangga hingga
terlihat dalam Rencana Pembangunan Jangka industri besar, sehingga mendorong permintaan
Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-3 (2015- kacang tanah.
2019) difokuskan untuk memantapkan Secara teori pun permintaan suatu barang
pembangunan secara menyeluruh dengan termasuk kacang tanah bisa diakibatkan
menekankan pembangunan kompetitif meningkatnya jumlah penduduk dan
perekonomian yang berbasis sumberdaya alam pendapatan. Total konsumsi kacang tanah pada
yang tersedia, sumberdaya manusia yang tahun 2015 di tingkat rumah tangga sebesar
berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu 671,86 ribu ton dengan ketersediaan per kapita
pengetahuan dan teknologi. Pembangunan sektor sebesar 2,63 kg/kap/th dan jumlah penduduk
pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) pertengahan tahun sebesar 255,46 juta orang.
akan mengacu pada Paradigma Pertanian untuk Periode tahun 2010-2015, rata-rata konsumsi
Pembangunan (Agriculture for Development) yang kacang tanah sebesar 686,42 ribu ton, konsumsi
memposisikan sektor pertanian sebagai ini lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
penggerak transformasi pembangunan yang konsumsi nasional kacang tanah dua dekade
berimbang dan menyeluruh mencakup terakhir hanya sebesar 557,891 ribu ton.
transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, Permintaan konsumsi khususnya oleh
spasial, institusional, dan tatakelola industri makanan belum dapat dipenuhi oleh
pembangunan (Kementerian Pertanian, 2015a). produksi kacang tanah dalam negeri. Menurut
Salah satu program sasaran yang ingin Kementerian Pertanian (2015b), neraca
dicapai adalah peningkatan produksi, penawaran dan permintaan kacang tanah di
produktivitas dan mutu hasil produksi tanaman Indonesia pada periode tahun 2015-2019
pangan salah satunya pengelolaan tanaman diperkirakan masih akan kekurangan kacang
aneka kacang. Diantara aneka tanaman kacang, tanah untuk pemenuhan kebutuhan nasional dari
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

produksinya. Laju kenaikan rata-rata nilai defisit 2.2. Penentuan Model


ini diperkirakan sebesar 1,88% per tahunnya, Anindita (2004) menyatakan respon
sehingga diperkirakan Indonesia masih penawaran lebih cocok menggunakan
cenderung bergantung dari impor kacang tanah pendekatan dinamis karena time lag value sangat
dari negara lain. berpengaruh pada penentuan penawaran
Data perkembangan luas panen kacang berikutnya. Kebijaksanaan yang ditetapkan saat
tanah di Indonesia juga menunjukkan bahwa ini seringkali baru terlihat beberapa bulan
pada tahun 1980 - 2015 luas panen rata-rata hanya bahkan beberapa tahun kemudian. Hal ini
meningkat sebesar 0,38% per tahun, dan disebabkan, pertama, petani tidak bisa langsung
menurun tahun 2011 - 2015 sebesar 4,48% per mengantisipasi kebijakan tersebut, karena
tahun. Rata-rata luas panen di luar Pulau Jawa aktivitas pertanian mempunyai tenggang waktu
sebesar 149,44 ribu hektar dan sebesar 372,15 ribu (time lag). Kedua, kebijakan tersebut sering
hektar untuk Pulau Jawa. Kontribusi penurunan mempunyai pengaruh yang lambat terhadap
luas panen di luar Pulau Jawa sebesar 6,86% per perubahan atau perbaikan yang ingin dicapai.
tahun sedangkan di Jawa sebesar 3,50% . Penelitian terdahulu mengenai respon
Laju rata-rata pertumbuhan yang terjadi 5 penawaran komoditi pertanian sudah banyak
tahun terakhir di Indonesia karena dipicu oleh dilakukan baik untuk komoditi kacang tanah dan
pesaing komoditas lain yang secara ekonomis komoditi lainnya. Namun penelitian tersebut
lebih menguntungkan, seperti padi, jagung, dan memiliki kelemahan karena tidak
kedelai. Faktor yang mempengaruhi daya saing mempertimbangkan adanya unsur waktu dalam
kacang tanah antara lain: harga, ketersediaan analisisnya.
benih, kualitas benih, pemasaran, dan resiko Peneliti terdahulu yang menggunakan
hama (Kementerian Pertanian, 2015b). Petani model bersifat dinamik adalah: Putri (2011) pada
akan menanam komoditi yang memiliki harga komoditi jagung, Heriyanto, dkk. (2013) pada
yang tinggi di tingkat produsen karena terkait komoditi kacang tanah, Heriyanto dan Krisdiana
dengan kesejahteraannya. (2011) pada komoditi ubi kayu, Kementerian
Berdasarkan uraian diatas maka penting Pertanian (2015) dalam berbagai komoditi,
untuk mengkaji faktor-faktor apa saja yang Ariningsih dan Tentamia (2004) pada komoditi
mempengaruhi respon penawaran kacang tanah bawang merah, Rahim (2016) pada komoditi ikan
di Indonesia, dan mengkaji perubahan harga laut segar, Al-Mudatzir (2009) pada komoditi
terhadap perubahan penawaran kacang tanah kedelai. Penelitian ini menggunakan model
atau elastisitasnya. dinamik yaitu Nerlove, dimana output
merupakan fungsi harga harapan, penyesuaian
1.2. Tujuan Penelitian lahan dan beberapa variabel independen lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk : Model Nerlove merupakan kombinasi
1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang antara Partial Adjustment Model dan Adaptive
mempengaruhi respon penawaran kacang Expectation Model :
tanah di Indonesia. (1)
2. Menganalisis elastisitas penawaran kacang ( ) (2)
tanah di Indonesia. ( ) (3)
Dimana :
II. METODE PENELITIAN = Luas areal panen kacang tanah pada
2.1. Data dan Sumber Data tahun ke-t
Data yang digunakan adalah data = Luas areal panen kacang tanah yang
sekunder berupa time series dari tahun diinginkan pada tahun ke-t
1990 sampai 2015. Data diperoleh dari Badan = Harga kacang tanah pada tahun ke-t
Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, dan = Harga kacang tanah yang diharapkan
Food and Agriculture Organization (FAO). pada tahun ke-t

57
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

= Variabel independen lain yang Merujuk persamaan (9), maka variabel-


mempengaruhi penawaran kacang tanah variabel yang digunakan dalam penelitian ini
pada tahun ke-t adalah: penawaran kacang tanah pada tahun ke-t
= Koefisien harapan (AKTt), penawaran kacang tanah pada tahun
= Koefisien penyesuaian sebelumnya (AKTt-1), penawaran kacang tanah
pada dua tahun sebelumnya (AKTt-2), harga
Persamaan (2) dapat dituliskan lagi : komoditi pesaing yakni harga padi pada tingkat
( ) produsen pada tahun sebelumnya (PP t-1), harga
( ) kedelai pada tahun sebelumnya (PKt-1), dan
produksi kacang tanah pada tahun ke-t (QKTt).
Persamaan (1) disubstitusikan ke
persamaan (5) diperoleh : 2.3. Pendugaan Model
Model respon penawaran kacang tanah di
( ) (6) Indonesia dianalisis dengan Ordinary Least
Square (OLS). Kelebihan dari penggunaan model
Persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (6) ini adalah (Koutsoyiannis, 1977) :
diperoleh : 1. Penduga parameter diolah dengan
menggunakan OLS memiliki sifat yang
( ) optimal.
( ) (7)
2. Prosedur perhitungan dengan menggunakan
OLS sangat sederhana dibandingkan dengan
Persamaan (6) dilag satu periode dan dikalikan
teknik ekonometrika lainnya, dan data yang
dengan (1-β) :
dibutuhkan tidak terlalu banyak.
3. OLS merupakan metode yang umum
( ) ( ) ( )
digunakan untuk menduga hubungan dari
( ) ( ) ( )(
) (8) model-model ekonomi.
4. Mekanisme dari metode OLS mudah
Persamaan (8) dikurangi dengan mengerti.
persamaan (7) sehingga diperoleh model Nerlove 5. OLS merupakan komponen yang penting dari
sebagian besar metode ekonomi lainnya.
sebagai berikut :
Selain itu, alasan penggunaan OLS bahwa
penaksiran OLS dapat memenuhi beberapa sifat
(9) statistik yang diinginkan dengan asumsi-asumsi
Dimana : yang dibuat. Asumsi yang digunakan dalam
analisis antara lain bahwa vt dan ut terdistribusi
normal dengan: linier, tidak ada
( ) ( ) heteroskedatisitas, tidak ada multikoliniearitas,
( )( ) dan tidak ada autokorelasi. Pendugaan parameter
diolah dengan software Eviews 7.
( )
( ( ) )
Eastisitas jangka pendek dirumuskan : 2.4. Pengujian Model
2.4.1. Uji Stationeritas
̅̅̅ Pengujian ini dilakukan dengan
̅̅̅ menggunakan hipotesis :
H0 : δ = 0 (time series tidak stationer)
Elastisitas jangka panjang dirumuskan : H1 : δ < 0 (time series adalah stationer)
Kemudian dihitung nilai statistik DF (DF stat)
̅̅̅ dengan rumus :
̅̅̅
58
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

residual memiliki varian yang konstan atau


( ) var(ei) = , dan (3) residual suatu observasi tidak
Dimana : saling berhubungan dengan residual observasi
ˆ = nilai estimasi dari δ lainnya atau cov(ei, ej) = 0, sehingga menghasilkan
se(ˆ) = standard error dari δ estimator yang BLUE. Apabila asumsi (1) tidak
terpenuhi, yang terpengaruh hanya slope
estimator dan ini tidak membawa konsekuensi
Kriteria (Winarno, 2009) : Jika nilai absolut
serius dalam analisis ekonometris. Sedangkan
DFstatistik ≤ nilai absolut DFkritis, terima H0 berarti
apabila asumsi (2) dan (3) dilanggar, maka akan
time series tidak stationer dan jika nilai absolut
membawa dampak serius bagi prediksi dengan
DFstatistik > nilai absolut DFkritis, tolak H0 berarti
model yang dibangun (Winarno, 2009).
time series stationer.
Metode yang digunakan untuk
2.4.2. Uji Multikolinieritas
mengidentifikasi ada-tidaknya masalah
Multikolinieritas adalah kondisi adanya
heteroskedastisitas adalah uji ARCH
hubungan linier yang kuat antar variabel
(AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity).
independen. Menurut Gujarati (1978), tanda-
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
tanda adanya multikolinieritas adalah sebagai
hipotesis :
berikut :
H0 : residual bersifat homoskedastis
1. Tanda koefisien tidak sesuai dengan yang
H1 : residual bersifat heteroskedastis
diharapkan.
Kriteria uji Arch (Winarno, 2009) : bila nilai
2. Nilai R2 tinggi, tetapi dalam uji individu
Probability > α = 5%, berarti terima H0 berarti
banyak yang tidak nyata atau bahkan tidak
data bersifat homoskedastis, dan bila nilai
nyata semua.
Probability ≤ α = 5%, berarti tolak H0 berarti data
3. Matrix korelasi antar variabel tinggi (rij > 0,9).
bersifat heteroskedastis
R2 < rij menunjukkan bahwa terjadi
multikolinieritas.
2.4.6. Koefisien Determinasi (R2)
2.4.3. Uji Autokorelasi
Nilai koefisien determinasi (R 2), yaitu
Uji DH digunakan untuk menguji
untuk mengetahui ketepatan dari model yang
apakah model persamaan mengalami serial
dipakai. R2 akan memberikan proporsi
korelasi (autokorelasi) atau tidak. Pada
keragaman total dari variabel dependen yang
persamaan yang mengandung variabel
mampu diterangkan oleh variabel independen.

 Yˆ  Y 
independen beda kala (lagged independent
e
2 2
variables), uji korelasi tidak menggunakan uji
 1  1
2 i
R
DW (Durbin-Watson), karena akan menyebabkan
 Y  Y  y
2 2
i i
uji korelasi serial tidak valid (Koutsoyiannis,
1977). Jika statistik h lebih besar dari nilai kritis dimana :
distribusi normal, maka model tidak mengalami Yˆ = hasil estimasi nilai variabel dependen
serial korelasi. Uji statistik Durbin-h tidak valid Y = nilai rata-rata variabel dependen
apabila nilai var b̂ lebih besar dari satu. Yi = nilai observasi variabel dependen
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ei = nilai variabel pengganggu (disturbances
dapat digunakan uji Breusch-Godfrey atau error)
Langrange-Multiplier (LM). Kriterianya (Winarno, Yi 2 = nilai deviasi variabel dependen
2009) : bila nilai Probability (Obs*R-squared) > α Semakin besar nilai R2 dari setiap
= 5%, berarti tidak ada autokorelasi, dan bila nilai persamaan, maka semakin besar variasi
Probability (Obs*R-squared) ≤ α = 5%, berarti ada perubahan variabel dependen dapat dijelaskan
autokorelasi. oleh variabel independen dalam model.
2.4.5. Uji Heteroskedastisitas 2.4.7. Uji F
Asumsi dalam model regresi adalah : (1) Overall test dengan uji F, yaitu untuk
residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol, (2) mengukur tingkat pengaruh variabel-variabel
59
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

independen secara serentak terhadap variabel Kriteria pengujian adalah bila t hitung > ttabel,
dependen, dengan hipotesis : maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel
H0 : β1 = β2 = βk = 0 independen tersebut berpengaruh nyata terhadap
H1 : paling sedikit satu nilai βk tidak sama perubahan variabel dependen pada tingkat
dengan nol kesalahan α.
Kriteria pengujian adalah bila Fhitung > F tabel,
maka H0 ditolak, berarti perilaku variabel III. HASIL DAN PEMBAHASAN
independen secara serentak berpengaruh nyata 3.1. Hasil Uji Stasioneritas
terhadap variabel dependen, dengan tingkat Sebelum menganalisis faktor-faktor yang
kesalahan α. mempengaruhi respon penawaran kacang tanah,
2.4.8. Uji t maka semua data time series diuji
Individual Test dengan uji-t, yaitu untuk stasioneritasnya dengan Dickey-Fuller Test. Hasil
mengetahui pengaruh variabel-variabel uji (Tabel 1) menunjukkan bahwa semua variabel
independen secara parsial (individu) terhadap stasioner pada tingkat first difference untuk α =
variabel dependen. Hipotesis : 1%, α = 5%, dan α = 10% dimana nilai absolut DF-
H0 : β0 = 0 Test lebih besar dari absolut test critical values,
H1 : β1 < 0 atau H1 : β1 > 0 sehingga dapat digunakan untuk analisisnya
selanjutnya.

Tabel 1. Hasil Uji Stasioneritas


No Variabel DF-Test Statistic Prob. Kesimpulan
1 Penawaran kacang tanah pada tahun ke-t -6.238380 0.0000 Stasioner
2 Penawaran kacang tanah pada 1 tahun sebelumnya -6.253867 0.0000 Stasioner
3 Penawaran kacang tanah pada 2 tahun sebelumnya -6.243614 0.0000 Stasioner
4 Harga kacang tanah pada 1 tahun sebelumnya -4.033915 0.0051 Stasioner
Harga kedelai di tingkat produsen pada 1 tahun
5 -4.640953 0.0012 Stasioner
sebelumnya
Harga padi di tingkat produsen pada 1 tahun
6 -3.412020 0.0211 Stasioner
sebelumnya
7 Produksi kacang tanah pada tahun ke-t -5.778012 0.0001 Stasioner
Keterangan :
- Test Critical Value : 1% = -3.737853, 5% = -2.991878, 10% = -2.635542

3.2. Pendugaan Model nyata terhadap variabel dependen. Untuk


Hasil uji multikolinearitas menunjukkan menguji apakah masing-masing variabel
nilai matriks korelasi antar variabel rata-rata berpengaruh nyata secara statistik terhadap
dibawah 0.9. Uji heteroskedastik menunjukkan variabel dependen maka digunakan uji statistik t.
bahwa nilai Prob. = 0,6377 lebih besar dari α = Berdasarkan hasil dugaan tersebut, dapat
5%, berarti data bersifat homoskedatis. Serta uji disimpulkan bahwa model yang digunakan
LM menunjukkan nilai Prob. = 0,0855 lebih dalam penelitian ini cukup representatif dalam
besar dari α = 5%, mengindikasikan bahwa tidak menjelaskan fenomena respon penawaran kacang
ada masalah autokorelasi. tanah di Indonesia.
Hasil pendugaan model metode OLS
menunjukkan bahwa R2 sistem sebesar 0,9794. 3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon
Hal ini berarti seluruh variabel independen Penawaran Kacang Tanah di Indonesia
dalam model dapat menerangkan perilaku model Hasil analisis faktor-faktor yang
sebesar 97,94%, sedangkan sisanya diterangkan mempengaruhi respon penawaran kacang tanah
oleh variabel-variabel diluar model. Nilai di Indonesia tersaji dalam Tabel 1 berikut ini.
statistik F sebesar 0,0000 berarti variabel Pengaruh masing-masing variabel terhadap
independen secara bersama-sama berpengaruh respon penawaran kacang tanah di Indonesia

60
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

berdasarkan uji-t. Tabel distribusi t dicari pada α yang berpengaruh nyata terhadap respon
= 5% dan α = 20% dengan derajat kebebasan (df) penawaran jagung di Indonesia adalah harga
n-k-1 atau 26-6-1 = 19 (n adalah jumlah data dan k kacang tanah pada tahun sebelumnya, penawaran
adalah jumlah variabel bebas). Dengan kacang tanah pada tahun sebelumnya, harga padi
pengujian 1 sisi diperoleh untuk t tabel sebesar pada tahun sebelumnya, harga kedelai pada
2,093 (signifikansi = 0,05) dan 1,328 (signifikansi = tahun sebelumnya, dan produksi kacang tanah
0,20). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pada tahun t.

Tabel 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Penawaran Kacang Tanah di Indonesia


Variabel Koefisien t-Statistik Prob
PKTt-1 5.627143 1.391445** 0.1802
AKTt-1 -0.186904 -2.656661* 0.0156
AKTt-2 -0.047200 -0.797819ns 0.4348
PPt-1 -32.29603 -2.849276* 0.0103
PKt-1 -13.31372 -2.298339* 0.0331
QKTt 0.767122 14.96576* 0.0000
R-squared 0.979401
Adjusted R-squared 0.972896
F-statistic 150.5614
Prob(F-statistic) 0.000000
Keterangan :
AKTt = Penawaran kacang tanah Indonesia pada tahun ke-t
PKTt-1 = Harga kacang tanah Indonesia pada tahun sebelumnya
AKTt-1 = Penawaran kacang tanah Indonesia pada tahun sebelumnya
AKTt-2 = Penawaran kacang tanah Indonesia 2 tahun sebelumnya
PPt-1 = Harga padi di tingkat produsen pada tahun sebelumnya (Rp/kg)
PKt-1 = Harga kedelai di tingkat produsen pada tahun sebelumnya (Rp/kg)
QKTt = Produksi kacang tanah Indonesia pada tahun ke-t
Keterangan tingkat nyata :
* = nyata pada tingkat kesalahan 5% (α = 0.05)
** = nyata pada tingkat kesalahan 20% (α = 0.20)
ns = tidak nyata

Harga kacang tanah pada tahun mulai dari pengambilan keputusan berproduksi,
sebelumnya berpengaruh nyata dan positif realisasi produksi hingga panen.
terhadap respon penawaran kacang tanah di Penawaran kacang tanah tahun
Indonesia. Nilai koefisien regresi sebesar 5,627 sebelumnya berpengaruh nyata dan negatif
artinya bahwa setiap peningkatan kacang tanah terhadap penawaran kacang tanah. Nilai
pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1 maka akan koefisien regresi adalah -0.187, berarti jika terjadi
menyebabkan peningkatan penawaran kacang kenaikan penawaran jagung pada tahun
tanah sebesar 5,627 kg. Harga kacang tanah di sebelumnya sebesar 1000 kg/ha, maka kenaikan
tingkat produsen ditentukan oleh mekanisme penawaran jagung ini akan direspon oleh petani
pasar, sehingga peningkatan luas areal kacang dengan mengurangi penawaran pada tahun
tanah merupakan respon terhadap harga jual sekarang sebesar 187 kg. Hasil penelitian ini
kacang tanah yang cenderung meningkat sebagai sejalan dengan Heriyanto, et al. (2013) dimana
akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan keputusan petani menawarkan kacang tanah
permintaan kacang tanah domestik. Menurut pada tahun berlaku merujuk pada
Heriyanto, dkk (2013), pengaruh harga tidak pengalamannya menjual kacang tanah pada
direspon langsung oleh petani, sebab aktivitas tahun sebelumnya. Bilamana penawaran kacang
pertanian mempunyai tenggang waktu (time lag) tanah pada tahun sebelumnya tinggi, maka
diasumsikan masih ada kacang tanah berupa stok

61
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

yang belum terjual sehingga penawaran kacang penawaran kacang tanah akan menurun sebesar
tanah akan berkurang pada tahun sekarang. 13,314 kg. Kondisi ini dimungkinkan karena
Penawaran kacang tanah pada dua tahun petani akan beralih menanam komoditi yang
sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini
penawaran kacang tanah di Indonesia. Hasil berdampak menurunnya areal panen kacang
penelitian ini sejalan dengan Heriyanto, et al. tanah, selanjutnya penawaran kacang tanah pun
(2013), karena petani melakukan pengambilan akan menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain
keputusan dalam berusahatani adalah yang mempengaruhinya tetap.
berdasarkan hasil periode sebelumnya. Produksi kacang tanah pada tahun t
Harga padi di tingkat produsen pada tahun berpengaruh nyata dan positif terhadap
sebelumnya berpengaruh nyata dan negatif penawaran kacang tanah di Indonesia. Nilai
terhadap penawaran kacang tanah Indonesia. koefisien regresi sebesar 0,767 berarti bilamana
Koefisien regresi sebesar -32,296 artinya bilamana produksi kacang tanah meningkat sebesar 1 kg
harga padi meningkat sebesar Rp 1 maka akan maka penawaran kacang tanah Indonesia pada
menyebabkan penurunan penawaran kacang tahun t pun meningkat sebesar 0,767 kg. Hasil
tanah sebesar 32,296 kg. Hasil penelitian ini penelitian ini sejalan dengan Heriyanto, et al
sejalan dengan Heriyanto, et al (2013). Bila harga (2013). Produksi kacang tanah yang meningkat
padi di tingkat produsen meningkat dan didukung dengan harga yang tinggi akan
dibandingkan harga kacang tanah, tentunya mendorong petani untuk tetap menanam kacang
petani merasa menanam padi akan lebih tanah dan meningkatkan areal tanam di musim
menguntungkan sehingga petani akan lebih berikutnya sehingga penawarannya pun
memilih menanam padi pada musim tanam meningkat. Selain itu, bila produksi tidak
berikutnya. Perubahan komoditi ini tentunya terserap dipasar maka dapat dijadikan stok
akan mengurangi luas panen kacang tanah dan karena daya simpan kacang tanah adalah satu
berimbas pada penawaran, dengan asumi faktor- tahun.
faktor lain tetap.
Harga kedelai di tingkat produsen pada 3.4. Elastisitas Penawaran
tahun sebelumnya berpengaruh nyata dan Elastisitas penawaran mengukur respon
negatif terhadap penawaran kacang tanah kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan
Indonesia. Koefisien regresi sebesar -13,314 harga. Nilai elastisitas penawaran kacang tanah
berarti bilamana harga kedelai di tingkat jangka pendek dan jangka panjang dapat dilihat
produsen meningkat sebesar Rp 1 maka pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 . Elastisitas Penawaran Kacang Tanah Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang
Harga sendiri :
Kacang Tanah 5,627 4,741
Harga Silang :
Kacang Tanah terhadap Padi -32,296 -27,210
Kacang Tanah terhadap Kedelai -13,314 -11,217

Tabel 2 menunjukkan bahwa selama jangka panjang. Elastisitas penawaran kacang


periode analisis (1990-2015), elastisitas penawaran tanah terhadap harga sendiri dalam jangka
kacang tanah terhadap harga sendiri baik dalam pendek dan panjang bersifat elastis, artinya bila
jangka pendek sebesar 5,627 dan 4,741 pada harga naik/turun sebesar 1%, maka penawaran
jangka panjang. Artinya bila terjadi peningkatan akan naik/turun lebih dari 1%. Koefisien
harga kacang tanah sebesar 1% maka penawaran elastisitas penawaran yang lebih besar dari satu
kacang tanah pun meningkat sebesar 5,627% menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan
pada jangka pendek dan sebesar 4,741% pada sangat dipengaruhi oleh perubahan harga. Harga

62
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

kacang tanah yang tinggi dibandingkan komoditi mengalokasikan lahannya untuk menanam
padi dan kedelai menjadi daya tarik petani untuk kedelai dan dampak akhirnya adalah
merespon perubahan penawarannya dengan menurunnya penawaran kacang tanah.
cepat. Dengan kata lain, petani akan terdorong
untuk menanam kacang tanah sehingga produksi
dan penawarannya pun meningkat. IV. PENUTUP
Elastisitas penawaran kacang tanah 4.1. Kesimpulan
terhadap harga padi pada tahun sebelumnya Berdasarkan hasil penelitian maka
bernilai negatif yaitu -32,296 pada jangka pendek disimpulkan hal-hal berikut :`
dan -27,210 pada jangka panjang. Hal ini berarti 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon
peningkatan harga padi sebesar satu persen akan penawaran kacang tanah di Indonesia adalah :
menurunkan penawaran kacang tanah sebesar harga kacang tanah pada tahun sebelumnya,
32,296 persen pada jangka pendek dan 27,210 penawaran kacang tanah pada tahun
persen pada jangka panjang. Hasil penelitian ini sebelumnya, harga padi pada tahun
sejalan dengan penelitian Heriyanto et al. (2013). sebelumnya, harga kedelai pada tahun
Bila harga padi di tingkat produsen pada tahun sebelumnya, dan produksi kacang tanah pada
sebelumnya meningkat maka petani akan tahun t.
mengalokasikan lahannya untuk menanam padi, 2. Elastisitas penawaran harga sendiri dalam
sehingga luas areal tanam dan panen kacang jangka pendek dan panjang bersifat elastis.
tanah akan menurun, produksi menurun, dan Sedangkan elastisitas harga silang terhadap
akhirnya penawaran kacang tanah pun menurun. harga padi pada tahun sebelumnya dan
Nilai elastitisitas kurang dari 1 berarti bersifat terhadap harga kedelai tahun sebelumnya
inelastis dimana persentase perubahan bersifat inelastis.
penawaran kacang tanah lebih besar dari
persentase perubahan harga pada tahun 4.2. Saran
berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian maka
Elastisitas penawaran kacang tanah disarankan:
terhadap harga kedelai pada tahun sebelumnya 1. Kondisi harga kacang tanah pada tahun
bernilai negatif yaitu -13,314 pada jangka pendek sebelumnya, penawaran kacang tanah pada
dan -11.217 pada jangka panjang. Hal ini berarti tahun sebelumnya, harga padi pada tahun
peningkatan harga kedelai sebesar satu persen sebelumnya, harga kedelai pada tahun
akan menurunkan penawaran jagung sebesar sebelumnya, dan produksi kacang tanah
13,314 persen pada jangka pendek dan 11.217 pada tahun t; dapat digunakan sebagai
persen pada jangka panjang. Nilai elastitisitas pertimbangan untuk menanam kacang tanah
kurang dari 1 berarti bersifat inelastis dimana 2. Dalam jangka panjang perlu upaya untuk
persentase perubahan penawaran kacang tanah meningkatkan penawaran kacang tanah
lebih besar dari persentase perubahan harga melalui peningkatan produksi dan
kedelai pada tahun sebelumnya. Ketika harga produktivitas sehingga mampu memenuhi
kedelai di tingkat produsen pada tahun permintaan kacang tanah dalam negeri
sebelumnya meningkat maka petani pun akan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mudatsir, Muhammad Iqbal, 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Respon Penawaran
Kacang Kedelai Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Anindita, Ratya, 2004. Pemasaran Hasil Pertanian, Papyrus, Surabaya

63
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017)

Ariningsih, Ening dan Tentamia, Mari Komariah, 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran
Dan Permintaan Bawang Merah Di Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian, Bogor
Heriyanto dan Krisdiana, R., 2011. Model Respon Penawaran Komoditas Ubikayu Di Indonesia,
Majalah Ekonomi Tahun XXI, No. 3 Desember 2011
Heriyanto, Ratya Anindita, Ratih Yuli Lestari, 2013. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi 2013
Kementerian Pertanian, 2015a. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, Biro
Perencanaan, Sekretariat Jenderal, Jakarta
____________, 2015b. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan: Kacang Tanah, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian, Jakarta
Koutsoyiannis, A., 1977. Theory of Econometrics. The Macmillan Press Ltd, USA.

Nerlove M. 1956. Estimates of The Elasticities of Supply of Selected Agricultural Commodities, Journal
of Farm Economics. 38:496–509
Nerlove M., 1958. Distributed and Estimation of Lung Run Supply and Demand Elasticities: Theoritical
Consideration. Journal of Farm Economics. 9:301–311
Putri, Hervikarani Utomo, 2011. Respon Penawaran Jagung di Klaten. Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Rahim, A., 2016. Respon Penawaran Ikan Laut Segar, Jurnal Scientific Pinisi, Volume 2, Nomor
2,Oktober 2016, hlm. 79-85
Winarno, W. W., 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews. Edisi Kedua, UPP STIM
YKPN, Yogyakarta

64

Anda mungkin juga menyukai