PENDAHULUAN
Daerah Irigasi (D.I.) adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi. Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk
penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Jaringan Irigasi Primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/ primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2. Irigasi Rawa, Irigasi Rawa merupakan daerah lahan basah (sama seperti
Permukaan). Perbedaannya ada pada jenis flora yang hidup di daerah
tersebut. Adapun jenis floranya seperti jenis lumut-lumutan, rumput-
rumputan, dan alang-alang.
3. Irigasi Air Bawah Tanah, Irigasi Air Bawah Tanah merupakan Lahan basah
yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian dalamnya penuh
air (bersifat basah).
1. Irigasi Dataran Rendah, Irigasi Dataran Rendah terjadi di daerah depresi yang
membentuk permukaan datar dan cekung. Air Irigasi ini berasal dari air
hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Irigasi ini ditumbuhi
oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari
sisa-sisa tumbuhan autotrof.
2. Irigasi Dataran Tinggi, Irigasi Dataran Tinggi jenis ini terletak di daerah tinggi
(daripada daerah disekitarnya) dan memiliki permukaan cekung. Sumber air
Irigasi jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
3. Irigasi Peralihan, Irigasi jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai
lahan pertanian.
4. Sistem pembuangan.
1. Bangunan-bangunan utama
a. Jaringan Primer
Dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil air, langsung dari
sumber air (sungai)
b. Jaringan Sekunder
c. Jaringan Tersier
Menerima air irigasi yg dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off
take tersier). Batas Jaringan tersier, misal parit, jalan, batas desa, dan sesar
medan. Jaringan Tersier dikatakan ideal bila masing-masing pemilikan
sawah memiliki pengambilan sendiri dan dapat membuang kelebihan air
langsung ke jaringan pembuang. Ukuran Jaringan tersier bergantung pada
besarnya biaya pelaksanaan jaringan irigasi dan pembuang (utama dan
tersier) serta biaya eksploitasi dan pemeliharaan (OP) jaringan. Ukuran
optimum suatu Daerah Irigasi untuk kewenangan Tingkat Provinsi yaitu :
1.000 – 3.000 Ha. Jaringan kecil, efisiensi irigasi tinggi diperlukan lebih
sedikit titik – titik pembagian air saluran yang lebih pendek menyebabkan
kehilangan air yg lebih sedikit. Lebih sedikit petani yang terlibat →
kerjasama lebih baik. Pengaturan (air) yang lebih baik sesuai dengan
kondisi tanaman. Perencanaan lebih fleksibel sehubungan batas – batas
desa. Bentuk optimal Jaringan tersier adalah bujur sangkar.
Skala : 1 : 200
LANDASAN TEORI
Tipe saluran :
a. Saluran primer
b. Saluran sekunder
c. Saluran pembawa
d. Saluran muka tersier