Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen, dengan atau tanpa
lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering
juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas adalah
kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya berpengaruh kecil terhadap
kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku.
Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai lantai kerja, dan
untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton
karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping
dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusak/retaknya
plat beton.
Pelat Tipe A.
Pelat tipe A ini adalah pelat lantai yang terjepit pada ke-empat sisinya, dengan sisi panjang nya (ly) = 4
meter, dan panjang sisi lebar nya (lx) = 2,5 meter, sehingga ly/lx = 1,6
Nilai ly/lx ini dicari untuk mendapatkan momen yang sesuai dengan tabel 13.32. PBI 1971
Menghitung Pembesian Pelat
Untuk menghitung pembesian pelat tipe A, perlu dihitung momen-momen pada
pelat tersebut.Dalammenghitung momen pelat, jarak terhadap gaya atau beban yang ada dihitung
langsung ke arah x dan arah y.Dengan demikian, penghitungan momen pada pelat lantai digunakan
tabel 13.32.2 dari PBI 1971. Dengan ly/lx = 1,6 maka diperoleh
= 0,181 tm
= 0,112 tm
Keterangan :
Dari pembebanan pelat lantai atap yang sudah dihitung momennya tersebut, dapat dihitung besi yang
akan digunakan untuk pelat tersebut. Pembesian pelat ini dihitung per meter panjang (m1).Sementara
momen ke arah x (Mlx) = 0,181 kgm.Namun, sebelum menghitung pembesian tersebut perhatikan
gambar denah pembesian pelat atap.
Tebal pelat bersih (h) diperoleh dengan rumus berikut :
h= ht – d
= 10 – 1/10 ht
= 10 – 8 = 8 cm
Selanjutnya dihitung dahulu perbandingan antara tegangan baja tarik dan n kali tegangan tekan beton di
serat yang paling tertekan pada keadaan seimbang.Tujuannya untuk pembesian dengan ketentuan
Untuk mendapatkan pembesian pelat ruang dapur tersebut digunakan perhitungan lentur dengan cara
“n” sebagai berikut :
Berdasarkan PBI 1971 disebutkan bahwa tulangan minimum pelat ialah :
A min = 0,25 * b * ht
= 0,25 * 100 * 10
= 2,5 cm2
Bila menggunakan tulangan 8 mm atau 0,8 cm, maka luas penampang tulangan adalah :
A = 0,25 * pi * d2
= 0,502 cm2
Catatan : Menurut ketentuan, untuk rumah tinggal digunakan tulangan 8 mm, sedangkan ruko 10 mm
dan untuk gedung bertingkat banyak seperti perkantoran dan pertokoan 10 – 12 mm, ( tergantung luas
pelat dan besar kecilnya beban-beban yang bekerja pada pelat tersebut ).
Banyaknya tulangan
Lebih lengkap
http://civildoqument.blogspot.com/2015/04/beberapa-metode-perencanaan-perkerasan.html