Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

PENGUJIAN SUMUR HP-01 PADA RESERVOIR EP-B


DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESSURE BUILD UP
DI LAPANGAN PRABUMULIH PT. PERTAMINA EP ASSET 2
1) Euis Kusniawati, 2) Ruri Febriansyah
1,2)
Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas, Jurusan Teknik Perminyakan
Kampus Politeknik Akamigas Palembang
Jl. Kebon Jahe, Komperta Plaju Palembang, Indonesia
Email : euis_kusniawati@yahoo.com

Abstrak

Kegiatan pengujian sumur merupakan hal yang sangat penting dilakukan guna mengetahui
kemampuan suatu reservoir berpoduksi melalui sumur produksinya. Dalam pengujian sumur HP-01
lapangan TEP-B dilakukan pengujian sumur menggunakanmetode PBU. Hasil dari metode PBU akan
didapat nilai seperti permeabilitas, faktor skin, penurunan terhadap skin, dan aliran effisien. Pada
hasil PBU terlihat pengaruh yang terjadi, bahwa sumur HP-01pernah dilakukan stimulasi
(fracturing) sehingga nilai skin sumur HP-01 negatif.

Kata Kunci : Pengujian Sumur, Pressure Build Up

1.1 Pendahuluan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam


Seiring bertambahnya waktu, reservoir yang reservoir, sehingga akan menimbulkan gradien
diproduksikan akan mengalami penurunan tekanan yang akan menyebabkan fluida dalam
produksi, penurunan tersebut dapat disebabkan oleh media berpori itu mengalir kesegala arah.
kerusakan formasi, yang meliputi adanya faktor Besaran-besaran yang diakibatkan oleh
skin, penurunan tekanan, penurunan permeabilitas. aliran fluida dalam media berpori ke lubang sumur
Kerusakan formasi adalah rusaknya produktivitas dipengaruhi oleh sifat fisik batuan dan sifat fisik
formasi sumur akibat tersumbatnya pori didekat fluida formasi. Apabila perubahan tekanan diplot
lubang bor atau rekahan-rekahan yang sebagai fungsi waktu, maka akan dapat dianalisa
berhubungan langsung dengan lubang bor, pola aliran yang terjadi dan juga besaran
sedangkan produktivitas formasi adalah karakteristik reservoirnya. Dengan menentukan
kemampuan suatu reservoir untuk mengalirkan kinerja aliran, dapat ditentukan karakteristik
fluida dari formasi ke dalam sumur. reservoir seperti permeabilitas (k), geometri aliran
Hasil dari pengujian sumur (well test) akan dan produktivitas formasi.
didapatkan beberapa parameter diantaranya adalah : Pressure Build Up Test, merupakan suatu
permeabilitas, skin dan efisiensi aliran. Prinsip teknik pengujian sumur pada periode transien
pengujian sumur adalah dengan memberikan dilakukan dengan cara menutup sumur setelah
gangguan kesetimbangan tekanan terhadap sumur memproduksikan sumur selama waktu tertentu
yang akan diuji dan usaha ini dilakukan dengan dengan laju alir yang tetap. Tekanan sumur akan
menutup sumur pada waktu tertentu atau dengan naik sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat
memproduksikan sumur dengan laju alir yang biasanya tekanan dasar sumur). Dari analisa
konstan. Apabila pengujian sumur dilakukan Pressure Build Up Test, dapat diketahui
dengan baik dan tepat dan hasilnya dianalisa secara karakteristik formasi yang dapat digunakan untuk
tepat maka akan didapatkan informasi yang menentukan produktivitas sumur.
berguna untuk menganalisa kerusakan dan Tujuan dari penelitian ini adalah :
produktivitas formasi tersebut. Informasi yang 1. Menganalisis dan mendapatan nilai-nilai
diperoleh dari uji sumur adalah permeabilitas parameter reservoir dengan menggunakan
efektif batuan, kerusakan formasi, batas reservoir metode Horner Plot.
dan tekanan reservoir. Konfigurasi lubang bor 2. Mengetahui kondisi sumur.
menembus formasi serta geometri dan karakteristik
reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang Adapun manfaat yang diharapkan dari
terjadi berbeda-beda. penelitian ini berupa:
Dengan memproduksi suatu sumur yang 1. Mendapatkan nilai-nilai parameter reservoir
menghubungkan permukaan dengan reservoir, akan seperti permeabilitas (k), skin (s), penurunan
25 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)
Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

tekanan akibat skin (Δ Ps), dan efisiensi aliran didalam reservoir terdapat tiga jenis fluida, maka
(FE) saturasi terbagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw),
2. Dapat mengetahui proses kegiatan Pressure saturasi minyak (So), dan saturasi gas (Sg). Dimana
Build Up (PBU) di lapangan secara langsung. secara sistematis dapat ditulis :

Penelitian ini hanya membahas mengenai Volume pori yang terisi air
Sw = ............(2.3)
Analisis Pressure Build Up Test dengan volume pori total
Volume pori yang terisi minyak
menggunakan Metode Horner Plotpada sumur So = .......(2.4)
volume pori total
“HP-01” Lapangan “TEP-B” di PT. Pertamina EP Volume pori yang terisi gas
Sg = .............(2.5)
Asset-2 Field Prabumulih. volume pori total

2. Kajian Literatur 2.2 Well Testing


2.1 Karakteristik Batuan Reservoir Well testing merupakan kegiatan
Batuan reservoir adalah wadah di bawah pengujian sumur yang bertujuan untuk
permukaan bumi yang mengandung minyak, gas menentukan kemampuan suatu formasi untuk
dan aquifer. Batuan reservoir umumnya terdiri dari menghasilkan fluida formasi atau dengan kata lain
batuan sedimen yang berupa batu pasir (sandstone) adalah menentukan produktivitas suatu sumur.
dan karbonat (sedimen klastik). Masing-masing Suatu perencanaan, pengoperasian dan analisa
batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang pengujian sumur yang tepat dapat melengkapi
berbeda-beda begitupun dengan sifat fisiknya. informasi tentang permeabilitas formasi, derajat
Batuan reservoir mempunyai karakteristik sebagai kerusakan sumur bor atau stimulasinya, tekanan
berikut : reservoir, kemungkinan batas reservoir dan
2.1.1 Porositas (ϕ) heterogenitas formasi. Ada berbagai macam well
Porositas didefinisikan sebagai testing yang bisa dilakukan terhadap sumur, baik
perbandingan antara pori batuan dengan volume itu untuk sumur produksi maupun sumur injeksi.
total batuan. Di dalam porositas ini terdapat Untuk sumur produksi diantaranya pressure
gambaran akan isi dari suatu cairan yang drawdown test dan pressure build-up test, untuk
menempati ruangan. sumur injeksi diantaranya injectivity test dan fall off
𝑉 −𝑉 𝑉 test. Kemudian ada juga pengujian sumur yang
𝜙 = 𝐵 𝐺 = 𝑃 ………..(2.1)
𝑉𝐵 𝑉𝐵 dilakukan terhadap dua atau lebih sumur yang
Keterangan : lazim disebut dengan multiple-well test. Beberapa
ϕ : Porositas contoh dari pengujian sumur ini adalah drill stem
VB : Volume Bulk test, interference test dan pulse test. Selain itu ada
VG : Volume Grain juga multiple-rate test, yaitu pengujian sumur yang
VP : Volume Pori dilakukan dengan berbagai laju aliran fluida. Ada
berbagai macam well test yang bisa dilakukan
2.1.2 Permeabilitas (k) terhadap sumur, baik itu sumur produksi maupun
Permeabilitas didefinisikan sebagai sumur injeksi. Untuk sumur produksi diantaranya :
kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. 1. Pressure Build Up Test (PBU)
Semakin besar permeabilitas maka semakin mudah 2. Pressure Drawdown Test (PDD)
fluida untuk mengalir melalui batuan itu. 3. Injectivity Test
Permeabilitas dilambangkan dengan simbol “k” 4. Fall Off Test
dan dinyatakan dalam satuan Darcy dengan
persamaan sebagai berikut : Serta ada berbagai software yang dapat
digunakan dalam menganalisa tekanan transien,
qµ dL seperti Sofware Ecrin. Dalam melaksanakan
k= − .............................(2.2) kegiatan penelitian ini mahasiswa menggunakan
A dP
metode Pressure Build Up Test (PBU).
Keterangan :
q : Laju alir Fluida, 𝑐𝑚3 /s 2.2.1 Pressure Build Up Test (PBU)
k : permeabilitas, Darcy Pressure build up adalah salah satu dari
A : luas penampang media alir, 𝑐𝑚2 metode well test yang paling umum dilakukan.
ΔP : Perbedaan tekanan, atm Pada dasarnya pengujian ini dilakukan dengan
memproduksikan sumur selama waktu selang
2.1.3 Saturasi tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian
Saturasi adalah perbandingan antara volume dilakukan penutupan sumur (shut in) dengan cara
pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu menutup kepala sumur di permukaan. Penutupan
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang
fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan dicatat sebagai fungsi waktu.
reservoir per satuan volume pori. Oleh karena

26 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

Dari data tekanan yang didapat kemudian atau tidak. Dimana apabila suatu faktor skin
dapat ditentukan permeabilitas formasi, daerah berharga positif (+) maka diindikasikan bahwa
pengurasan saat itu dan adanya kerusakan atau adanya kerusakan di lapisan formasi, sedangkan
perbaikan formasi. Dasar analisa PBU ini diajukan apabila keadaan faktor skin negatif (-) maka
oleh Horner (1951), yang pada dasarnya adalah diindikasikan adanya perbaikan zona formasi
memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu. dengan persamaan sebagai berikut :
Prinsip yang mendasari analisa ini adalah yang
P1jam −Pwf k
dikenal dengan prinsip superposisi (superposition s = 1.151 [ − log 2
+ 3.23]......(2.9)
m ∅µCt rw
principle). Perlu diketahui suatu prinsip yang Selanjutnya apabila “S” ini :
mendasari analisa ini yaitu dengan prinsip - Berharga positif berarti ada kerusakan
superposisi. (damaged) yang pada umumnya
dikarenakan adanya filtrat lumpur pemboran
yang meresap kedalam formasi atau
endapan lumpur (mud cake) di sekeliling
lubang bor pada formasi produktif yang kita
amati.
- Berharga negatif berarti menunjukan adanya
perbaikan (stimulated), yang biasanya
terjadi setelah dilakukan pengasaman
(acidizing) atau suatu perekahan hidrolik
(hydraulic fracturing).
Gambar 2.1 Grafik Laju Alir Ideal Pressure
Build Up
c. Efesiensi Aliran
FE merupakan efisiensi aliran atau besaran
Suatu sejarah produksi suatu sumur yang
untuk mengetahui apakah sumur mengalami
diperlihatkan oleh gambar 2.1. Mula-mula sumur
kerusakan atau mengalami perbaikan. Bila harga
diproduksikan dengan laju alir tetap (q) selama
FE ≤ 1, maka sumur tersebut mengalami kerusakan
waktu tp, kemudian sumur ditutup selama waktu
formasi dan bila harga FE ≥ 1, maka sumur
∆t.
qµβ 1688 ∅µCt rw2 tersebut dalam keadaan baik atau telah diperbaiki
Pi − Pws = −70.6 [ln ( ) − 2S] … ..2.6)
kh k( t +∆ t)
p baik melalui pengasaman atau maupun melalui
Kemudian persamaan tersebut disusun perekahan hidrolik.Efesiensi aliran merupakan
menjadi : rasio suatu produktivitas indeks pada suatu kondisi
qµβ t p+∆t
Pws = Pi − 162.6 log ( ) .............(2.7) formasi reservoir terhadap kondisi ideal pada saat
kh ∆t diproduksikan, sehingga dapat dituliskan
persamaannya sebagai berikut :
Adanya penyimpangan dari garis lurus
Horner dapat disebabkan oleh banyak hal. Seperti P ∗−Pwf−∆Ps
terjadinya penyimpangan pada segmen data awal FE = ........................(2.11)
P ∗−Pwf
dan data lanjut. Misalnya data awal dipengaruhi
oleh wellbore storage. Efek dari wellbore storage 2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Pressure Build
ini mendominasi data awal dari suatu pengujian Up
sumur, dimana lama pengaruh wellbore storage Pressure build up adalah suatu cara yang
sangat tergantung kepada ukuran maupun digunakan untuk mendapatkan informasi secara
konfigurasi lubang bornya, pengaruh sumur-sumur langsung mengenai sifat-sifat fluida yang
produksi atau injeksi di sekeliling sumur yang diuji terkandung dalam reservoir, karakteristik batuan
dan lain-lain. reservoir, temperatur, dan tekanan reservoirnya.
Data-data yang diperoleh dari pengujian Secara umum analisa Hasil Uji Pressure Build Up
pressure build up adalah berupa data perubahan (PBU) reservoir gas bertujuan untuk menentukan :
tekanan dan data waktu tes yang kemudian 1. Permeab ilitas formasi (k)
dianalisa untuk mendapatkan parameter reservoir 2. Faktor Skin (S)
seperti : 3. Tekanan reservoir (P* atau P)
a. Permeabilitas 4. Efisiensi aliran (FE)
Merupakan kemampuan batuan untuk
mengalir yang persamaannya sebagai berikut: 2.2.3 Karakteristik Kurva Pressure Build Up
Test
q.B.µ
k = 162.6 ..................................(2.8) Karaktenistik kurva Pressure Build Up
m.h
Test dapat mengambarkan
bagian bagian dan ulah tekanan, untuk lebih
b. Faktor Skin (S)
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. dimana
Faktor skin digunakan untuk untuk
pada gambar tersebut terlihat bahwa ulah tekanan
mengetahui apakah formasi mengalami kerusakan

27 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

dapat dibagi menjadi tiga bagian segmen data yang - Kemudian Check Casing Pressure dan Weel
meliputi : Head Pressure dengan menggunakan
1. Segmen Waktu Awal (Early Time) pressure gauge.
Mula-mula sumur ditutup, pressure build up - Atur EMR pada posisi 0 ft.
test memasuki segmen data awal, dimana aliran - Kemudian running dengan menurunkan tool
didominasi oleh adanya pengaruh wellbore storage, unit kedalam sumur.
skin dan phase segregation (gas hump). Bentuk - Kemudian rig down
kurva yang dihasilkan oleh bagian ini merupakan
garis melengkung pada kertas semilog, dimana Di mana rangkaian tersebut terdiri dari :
mencerminkan penyimpangan garis lurus akibat
adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur
atau adanya pengaruh wellbore storage.
2. Segmen Waktu Pertengahan (Middle Time)
Dengan bertambahnya waktu, radius
pengamatan akan semakin jauh menjalar kedalam
formasi. Setelah pengaruh data awal terlampaui
maka tekanan akan masuk bagian waktu
pertengahan. Pada saat inilah reservoir bersifat
infinite acting dimana garis lurus pada semilog
terjadi. Dengan garis lurus ini dapat ditentukan
beberapa parameter reservoir yang penting, seperti: Gambar 2.3 Kegiatan Traverse
kemiringan garis atau slope (m), permeabilitas
effektif (k), storagecapacity (kh), faktor kerusakan 2.2.5 Komponen Peralatan Traverse Service
formasi (s), tekanan rata-rata reservoir. 1. Peralatan Di atas Permukaan:
3. Segmen Waktu Lanjut (Late Time) Peralatan diatas permukaan pada saat
Bagian akhir dari suatu kurva setara tekanan proses traverse ini merupakan peralatan yang
adalah bagian waktu lanjut (late times) yang digunakan untuk mengkontrol dan mengendalikan
dinampakan dengan berlangsungnya garis lurus rangkaian tool unit yang akan dimasukkan ke
semilog mencapai batas akhir sumur yang diuji dan dalam sumur. Peralatan ini terdiri dari power pack ,
adanya penyimpangan kurva garis lurus. Hal ini meja control, winch, rangkaian lubricator, dan
disebabkan karena respon tekanan sudah BOP(Blow Out Preventer).
dipengaruhi oleh kondis i batas reservoir dari sumur 1. Lubricator
yang diuji atau pengaruh sumur-sumur produksi Lubricator merupakan batang – batang
maupun injeksi yang berada disekitar sumur yang seperti pipa yang dirangkai dibawah stuffing box.
diuji. Periode ini merupakan selang waktu diantara
periode transient (peralihan) dengan awal periode
semi steady state. Selang waktu ini adalah sangat
sempit atau kadang-kadang hampir tidak pernah
terjadi.

Pws

∆𝑡 + 𝑡
𝑙𝑜𝑔
∆𝑡
Gambar 2.2 Grafik Pressure Build Up Test
Gambar 2.4 Lubricator
2.2.4 Peralatan Pengujian Sumur
2. BOP Wireline
Dalam pengujian sumur terdapat alat yang
Dipergunakan sebagai pencegah semburan
digunakan yang disebut dengan EMR (Electrical
liar yang mungkin terjadi selama operasi Slickline,
Memory Recorder). Alat tersebut digunakan untuk
dan sangat berguna pada waktu mengerjakan
mengetahui Gauge dan Temperature Gauge.
pekerjaan memancing pada sumur bertekanan.
Langkah kerja Electrical Memory Recorder.
- Pertama check semua peralatan.
- Rangkai peralatan seperti pemasangan BOP
dan rangkaian lubricator.

28 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

Gambar 2.8 Staffing Box

6. Load Seal
Gambar 2.5 BOP Wireline Load Seal berfungsi untuk menahan berat
rangkaian string.
3. Pressure Gauge
Pressure gauge berfungsi untuk mengukur
tekanan yang ada di dalam casing dan tekanan Well
Head (WHP).

.
Gambar 2.9 Load Seal

7. Power Pack
Power Pack berfungsi sebagai bagian yang
Gambar 2.6 Pressure Gauge memberikan tenaga dalam pengoperasian alat-alat.

4. Hay Pulley
Hay pulley berfungsi untuk membuat
Slickline tetap lurus menuju ke staffing box dan
mempermudah aliran dari Slickline.

Gambar 2.10 Power Pack

8. Drum Slickline (Winch)


Drum besar untuk menggulungan kawat
slickline yang berputar karena adanya tenaga dari
power pack melalui gear box sehingga kawat dapat
Gambar 2.7 Hay Pulley masuk ke dalam sumur dan dapat ditarik kembali.

5. Stuffing Box
Stuffing Box dipergunakan untuk
mengerjakan pekerjaan slickline pada sumur yang
bertekanan.Stuffing box juga berfungsi sebagai
pencegah semburan kedua setelah BOPwireline
serta untuk mempermudah penarikan dan
penguluran slickline.
Gambar 2.11Drum Slickline

29 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

9. Slickline
Slickline berfungsi mencegah agar
rangkaian tool unit tidak jatuh kedalam sumur dan
untuk menaik dan menurunkan rangkaian tool unit .

Gambar 2.15 Stem

3. Knuckel Joint
Knuckel Joint berfungsi untuk fleksibelitas
rangkaian tool unit.

Gambar 2.12 Slickline

10. Weight Indicator (Marlin Deker)


Weight Indicator berfungsi untuk
membaca beban dari rangkaian tool unit.

Gambar 2.16 Knuckle Joint

4. EMR ( Electrical Memorial Recorder)


EMR berfungsi untuk
merecordtemperature dan tekanan di dalam sumur.

Gambar 2.13 Weight Indicator

2. Peralatan Bawah Permukaan :


Peralatan bawah permukaan ini merupakan Gambar 2.17 EMR (Electrical Memory
rangkaian tool string yang dikirimkan dengan Recorder)
menggunakan slickline ke dalam sumur untuk 5. Baterai Unit
mengambil informasi berupa temperatur dan Di dalam alat ini digunakan sebagai
tekanan di dalam sumur. Rangkaian tool unit sumber tenaga yang dipasang pada rangkaian
umumnya tersusun atau terdiri atas Rope Socket, EMR.
beberapa Steam, Knuckel Joint, Spang Jar dan
Electrical Memorial Recorder (EMR).

1. Rope Socket
Rope Socket berfungsi sebagai tempat
untuk menghubungkan slickline.

Gambar2.18 Baterai Unit

4.1 Analisa Perhitungan Pressure Build Up


Dengan memproduksikan suatu sumur yang
menghubungkan permukaan dengan reservoir akan
menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam
reservoir, sehingga akan menimbulkan gradien
Gambar 2.14 Rope Socket tekanan yang akan menyebabkan fluida dalam
berpori itu mengalir ke semua arah.
2. Stem Besaran–besaran yang diakibatkan oleh
Stem berfungsi sebagai pemberat sehingga aliran fluida dalam media berpori ke lubang sumur
rangkaian tool unit dapat turun ke dasar sumur. dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : sifat fisik

30 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

batuan formasi dan sifat fisik dari fluida formasi. 4. Cari nilai slope(m) dengan rumus :
Apabila perubahan tekanan di plot sebagai fungsi 𝑦2 − 𝑦1
𝑚=
waktu , maka akan dapat dianalisa pola aliran yang 𝑙𝑜𝑔 𝑥 2 − 𝑙𝑜𝑔 𝑥1
terjadi dan juga besaran karakteristik reservoirnya. 1350 − 1065
Aliran fluida dalam media berpori menuju lubang 𝑚=
log 10 − log 1
sumur didasarkan atas hukum Darcy. Pola aliran 𝑚 = 285 psi/cycle
radial paling sering digunakan untuk 5. Setelah itu cari nilai permeabilitas (k) dengan
menggambarkan aliran fluida dalam media berpori. rumus :
Dalam menganalisa data, kita menggunakan 162,6. 𝑄. 𝜇. 𝐵
Pressure Build Up Test, yang merupakan suatu 𝑘=
𝑚. ℎ
teknik pengujian transien yang dilakukan dengan 162,6 . 86 . 0,487563 . 1,30689
cara memproduksikan suatu sumur selama selang 𝑘=
285 . 10
waktu tertentu dengan laju alir yang tetap. 𝑘 = 3,126 𝑚𝐷
Kemudian sumur tersebut ditutup sehingga tekanan 6. Setelah didapat nilai permeabilitas, maka
menjadi naik dan dicatat sebagai fungsi waktu. Dari selanjutnya mencari nilai skin menggunakan
hasil Pressure Build Up Test dapat diketahui rumus ;
karakteristik formasi yang dapat digunakan untuk P1jam − Pwf k
menentukan produktivitas formasi, sehingga dapat S = 1,151 [ − log
m ϕ . µ . Ct . rw 2
diketahui kemampuan suatu sumur untuk
berproduksi dan jari–jari pengurasan sumur . + 3,23]
Untuk mendapatkan besarnya parameter–
parameter tersebut, diperlukan melakukan analisa S
data Pressure Build Up. Pada sumur HP-01 825 − 671,8
= 1,151 [
menggunakan perhitungan dengan metode Horner 285
Plot. 3,126
− log
4.2 Perhitungan Hasil Pressure Build-Up 0,13 . 0,487563 . 1,25342E − 03 . 0,708332
Langkah –langkah perhitungan hasil + 3,23]
Pressure Build-Up menggunakan metode Horner
Plot sebagai berikut : S = −1,045
1. Siapkan data-data pendukung : 7. Lalu hitung Ps dengan rumus ;
Tabel 4.1 Data-data reservoir ∆Ps = 0,87. m. S
Simbol Nilai Satuan ∆𝑃𝑠 = 0,87 . 285 . −1,045
Qo 86 (bpd) ∆𝑃𝑠 = −259,302 𝑝𝑠𝑖𝑎
Tp 72 (hours) 8. Kemudian langkah terakhir yaitu menghitung
Bo 1,30689 (psia) Flow efficiency ;
P ∗ − Pwf − ∆Ps
µ 0,487563 (cp) FE =
ϕ 13 % P ∗ − Pwf
1350 − 671,8 − (−259,302)
rw 0,708333 (ft) FE =
Ct 1,25342E-03 (psi^-1) 1350 − 671,8
FE = 1,38
H 10 (ft)
Pwf 671,8 (psia)
4.3 Pembahasan Hasil Pressure BuildUp
tp+ ∆t Menggunakan Metode Horner Plot
2. Buat tabel ∆t, , Pws, dan , dimana Pwf Berdasarkan pressure build-up test yang
∆t
pada saat ∆t = 1. telah dilakukan pada sumur HP-01, didapatkan data
3. Plot antara Pws vs log (t + t)/t tekanan dan temperatur dalam selang waktu
tertentu (∆t). Penganalisaan hasil Pressure Buil-Up
yang menggunakan metode Horner terhadap sumur
P* = 1350 “HP-01” lapangan “TEP-B” yang bertujuan untuk
mengetahui karakteristik reservoir dan kemampuan
untuk berproduksi dengan menggunakan beberapa
data, seperti data produksi (waktu produksi, laju
alir, takanan dasar alir, tekanan statik), kemudian
data reservoir (viskositas, faktor volume formasi,
kompresibilitas total, porositas), dan data hasil
Pressure Buil-Up itu sendiri (waktu, tekanan, dan
temperatur yang didapat dari electric memory
Gambar 4.1 Metode Horner Plot pada grafik recorder). Setelah semua data didapat, kemudian
semilog dilakukan analisa. Dari hasil penganalisaan dan

31 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)


Jurnal Teknik Patra Akademika

Vol 7. No.1 Juli 2016

dilakukan perhitungan dengan metode tersebut


didapatkan :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pressure Build-Up Kesimpulan


Metode Horner Plot Berdasarkan pembahasan yang telah
Parameter Nilai Satuan dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
K 3,126 mD 1. Hasil perhitungan dan analisa pressure build-
S -1,045 - up test diantaranya sebagai berikut :
(ΔP)s -259,302 Psia - K= 3,126 mD
- s= -1,045
FE 1,38 -
- (ΔP)s = -259,302 psi
- FE = 1,38
Dari grafik semilog antara Pws vs log 2. Kondisi lubang sumur HP-01 yaitu dalam
(tp+∆t)/∆t kita bisa mengambil persamaan garis keadaan baik karena sumur telah mengalami
lurus untuk mendapatkan nilai Pwf 1hr, P* perbaikan, itu terlihat dari sejarah sumur
(tekanan reservoir) serta nilai m (slope). tersebut dan penelitian ini dilakukan untuk
Permeabilitas (k) pada sumur ini diperoleh 3,126 memvalidasi data yang sudah ada.
mD. Parameter ini mengindikasikan bahwa sumur
ini dalam keadaan permeabilitas yang ketat (tight), Daftar Pustaka
dikarenakan permeabilitas sumur tersebut dalam Ahmed, Tarek, 1989. “Hydrocarbon Phase
kisaran 0 – 5 mD. Namun kita tidak bisa langsung Behavior”. Gulf Publishing
menyatakan bahwa sumur ini baik – baik saja Company,United States of America,
tanpa menghitung harga skin (s). Kasus ini bisa Ahmed, Tarek dan Paul D.Mckinney, 2005.
dijadikan sebagai hipotesis atau kesimpulan “Advanced Reservoir Engineering”.Gulf
sementara. Professional Publishing, United States of
Harga faktor skin atau faktor kerusakan America
formasi memberikan indikasi tentang keadaan Chaudhry, Amanat U., 2003. “Gas Well Testing
formasi disekitar lubang bor. Skin yang diperoleh Handbook”. Advanced TWPSOMPetroleum
pada sumur ini yaitu -1,045. Jika harga skin System, Gulf Professional Publishing,
bernilai positif (+)ini menunjukkan bahwa sumur United States of America
tersebut mengalami kerusakkan. Dan jika harga John Lee, 1982. “Well Test”, First Printing,
skin bernilai negatif (-), ini menunjukkan bahwa SociatyOf Petroleum Engineering, OfAIME,
tersebut tidak mengalami kerusakan atau sumur New York
tersebut telah diperbaiki. Pertamina, 2003. Handbook “Teknik Reservoir”.
FE merupakan efisiensi aliran atau besaran Pertamina file pdf
untuk mengetahui apakah s umur mengalami Sumantri, R., 1996. “Teknik Reservoir”,
kerusakan atau mengalami perbaikan. Bila harga JurusanTeknikPerminyakan,
FE ≤ 1, maka sumur tersebut mengalami kerusakan FakultasTeknologi Mineral,
formasi dan bila harga FE ≥ 1, maka sumur UniversitasTrisakti, Jakarta, Indonesia
tersebut dalam keadaan baik atau telah diperbaiki
baik melalui pengasaman atau maupun melalui
perekahan hidrolik. Pada hasil analisa di sumur
HP-01 didapat nilai FE sebesar 1,38. FE ≥ 1, maka
sumur dalam keadaan baik atau telah dilakukan
perbaikan. Sedangkan yang menandakan bahwa
sumur dalam keadaan baik atau telah di perbaiki
dapat dilihat dari penurunan tekanan akibat skin
atau (ΔP)S sebesar -259,302.

32 | Uji Pressure Build Up (Euis Kusniawati)

Anda mungkin juga menyukai