Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH APLIKASI MUTASI PADA TANAMAN CABAI

di susun oleh :

Nama : Gian Juliano

NIM : 1706113383

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai aplikasi mutasi pada tanaman cabai

Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda rasul Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepadakita selaku umat yang
selalu mengharapkan safaatnya. Amiin.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan yang telah diberikan oleh
berbagai pihak kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca.

Pekanbaru, 22 Oktober 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Sistematika Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mutasi Gen 3

2.2 Jenis Mutasi 3

2.3 Penyebab Mutasi (mutagen) 5

2.4 Dampak Mutasi 7

2.5 Manfaat Pengetahuan Mutasi 7

2.6 Aplikasi Mutasi 9

2.7 Aplikasi Mutasi Pada Tanaman Cabai

Oleh Radiasi Sinar Gamma 10

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan 13

4.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Capsicum annuum L atau cabai merupakan tanaman hortikultura semusim yang mempunyai nilai
ekonomi (Barany et al. 2001). Belakangan ini produksi cabai terus meningkat terutama di negara-
negara berkembang dan yang sedang berkembang baik di benua Afrika maupun Asia (Deptan go.id,
2006). Di Indonesia cabai termasuk komoditas hortikultura bernilai ekonomi yang dapat dikonsumsi
baik sebagai rempah maupun untuk sayuran. Permintaan cabai di Indonesia diproyeksikan
meningkat setiap tahunnya sehingga impor harus dilakukan kalau produksi dalam negeri tidak dapat
terpenuhi (BPS, 2000).

Salah satu varietas cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah cabai merah keriting.
Perbaikan varietas cabai merah keriting seperti ketahanan terhadap penyakit dapat dilakukan
melalui aplikasi teknologi mutasi dan teknik kultur jaringan sehingga akan memberikan nilai tambah
untuk program pemuliaan, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
cabai secara optimal. Salah satu metoda dalam kultur jaringan yang banyak digunakan untuk
menunjang kegiatan pemuliaan tanaman adalah kultur antera. Tanaman haploid ganda yang
dihasilkan dari kultur antera[1] dapat mencapai homozigot pada generasi kedua. Hal ini akan
mempersingkat waktu[2] seleksi jika dibandingkan dengan pemuliaan secara konvesional (Morrison
dan Evans, 1988) disamping evaluasi karakter kuantitatif yang dapat dipercepat sehingga lebih
menghemat waktu dan tempat (Kasha dan Maluszynski, 2003).

Keberhasilan aplikasi teknik kultur antera dalam mendapatkan tanaman haploid ganda pada
tanaman cabai masih sedikit yang dilaporkan (Wang et al, 1973., Novak FJ, 1974., serta Mityko et
al.,1999; Dolcet-Sanjuan et al.,1997 dan Gyulai et al., 2000 dalam Barany et al.,2001). Rendahnya
frekuensi regenerasi tanaman yang berasal dari kultur antera disebabkan sulitnya memperoleh kalus
embriogenik. Sibi et al (1979) telah melakukan penelitian mengenai androgenesis dari haploid organ
untuk mendapatkan tanaman haploid ganda, tetapi belum berhasil mendapatkan tanaman yang
diinginkan. Rendahnya frekuensi pembentukan kalus embriogenik dari kultur antera cabai
merupakan salah satu kendala dalam menghasilkan tanaman haploid ganda. Untuk mengatasi hal
tersebut mungkin perlu dilakukan suatu perlakuan awal sebelum antera cabai di induksi pada media
pembentukan kalus. Salah satu perlakuan awal yang pernah dilakukan pada kultur antera padi
adalah dengan memberi perlakuan stres dingin selama 2-3 hari pada antera sebelum dikultur dan
hasilnya menunjukkan dapat memperbaiki frekuensi pembentukan kalus embriogenik (Qu dan Chen,
1983, Rackoczy et al, 1997, Ishak dan Ita Dwimahyani, 1997). Disamping itu respon dari masing-
masing genotipe tanaman sangat berbeda antara satu genotipe dengan genotipe lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis memaparkan tentang aplikasi mutasi pada tanaman cabai.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah :

Memaparkan dan menjelaskan tentang aplikasi mutasi pada tanaman cabai

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mutasi Gen

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau
perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya
menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas,
jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang
biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar
biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami
kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.
Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :

- mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen
yang terdapat dalam satu individu banyak sekali

- gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera
mati sebelum dewasa
- gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak
akan terlihat

2.2 Jenis Mutasi

Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami peristiwa
pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun demikian pengaruh
alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja menyebabkan berubahnya
sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi berikutnya, yang lazim dikatan dengan
mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi
disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Mutasi somatik

Mutasi somatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- terjadi pada sel tubuh atau sel soma

- sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya

- hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya

2. Mutasi germinal

Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin

- apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi
- apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi jika terjadi
fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang pengaruhnya.

3. Mutasi gen (poin mutation atau mutasi kecil)

Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen

- ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia (misalnya perubahan
kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak

- ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebut mutasi letal

- dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu.

Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi gen terjadi
pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka fungsinya pun akan berubah
pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel-sel tubuh (sel somatis) maka perubahan
diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat
pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya.

Peristiwa mutasi merupakan proses acak (random), dan sukar diamati karena ;

- jarang terjadi pada proses biasa dari replikasi DNA

- tidak ada cara untuk mengetahui manakah gen yang akan mengalami mutasi dalam suatu sel atau
suatu generasi
- munculnya bebas apakah ia mampu atau tidak beradaptasi terhadap lingkungan hidup organisme
bersangkutan.

Organisme yang mampu beradaptasi sangat penting untuk proses terjadinya evolusi

4. Mutasi kromosom (gross mutation atau mutasi besar)

Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom, yang
disebut juga dengan mutasi aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa gagal berpisah pada
saat peristiwa pindah silang (crossing over), apabila kromosom hilang atau bertambah sehingga
terjadi perubahan jumlah kromosom.

2.3 Penyebab Mutasi (mutagen)

Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macam-macam penyebab
mutasi dapat di bedakan sebagai berikut :

1. Mutasi alami (mutasi spontan)

Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya. Diduga faktor
penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet matahari, radiasi
dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam metabolisme.

2. Mutasi buatan

Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain dengan :

- pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi dan
pengawetan makanan.

- Penggunaan senjata nuklir


- Penggunaan roket, televisi

- Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi

Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bis dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga menyebabkan
mutasi, misalnya disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan perbuatan manusia sendiri. Pada
umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan, maka sebaliknya dicegah. Mencegah supaya
tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya harus waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas.
Perintis mutasi buatan dengan sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-
mula diketahui yaitu mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau bisa mengadakan
perubahan gen tanpa mematikan individunya , maka akan bisa membuat penyebab mutasi dan ia
berfikir kalau dapat mengubah gen dengan sinar X, maka akan di dapat mutan baru. Dengan
melakukan percobaan memakai lalat buah, ternyata memperoleh petunjuk bahwa gagasan itu
benar. Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan secara sengaja.

Contoh dengan penyinaran radioaktif :

- tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya
menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah.

- Pada padi dihasilkan atomita I dan II

- Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida

- Pada kedelai diperoleh kedelai muria

Contoh dengan bahan kimia :

- kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji


- acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias

- dengan asam nitrat, digitonin, gas metan

a. Mutasi Fisika

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :

- sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K.

- alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.

- Radiasi sinar X, a, b, g

- Neutron

- Suhu tinggi

b. Mutasi Kimia

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :

- pestisida, seperti DDT, BHC

- agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus
alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA.
- Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina
DNA dan urasil pada RNA.

- Eosin, eritrin dan fluoresen

- Peroksida organik

- Fe dan Mg

- Formaldehide

- Asam nitrit, natrium nitrit

- Antibiotik

- H2O2

- Glikidol

c. Mutasi Biologi

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme,
yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA.

Virus dan bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus
dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi
adalah asam nukleatnya yaitu DNA.

2.4 Dampak Mutasi


Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma
(sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat
menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan
teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi
yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika
dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu
saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah
peristiwa evolusi.

Pengaruh negatif mutasi buatan :

- poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif

- menguntungkan bila diperbanyak secara vegetative

2.5 Manfaat Pengetahuan Mutasi

Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel
pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung
ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat
menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah
pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya.
Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang
berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh
data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada
keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan
dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat
besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas
ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang
dikehendaki.

Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini
dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom.
Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya
tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi
sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan,
radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan
penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau
terasa. Lagi pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan
homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun
warisan yang telah berubah/bermutasi.

Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat
dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid
dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid
biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus
diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila
tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum
mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah
kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu
organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi
dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini
mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa
generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek
moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru).

2.6 Aplikasi Mutasi

Aplikasi induksi mutasi dengan mutagen fisik dapat dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu (a)
iradiasi tunggal (acute iradiation), (b) chronic irradiation, (c) iradiasi terbagi (frationated irradiation),
dan (d) iradiasi berulang (Misniar, 2008). Iradiasi tunggal adalah iradiasi yang dilakukan hanya
dengan satu kali penembakan sekaligus. Chronic irradiation adalah iradiasi dengan penembakan
dosis rendah, namun dilakukan secara terus-menerus selama beberapa bulan. Iradiasi terbagi adalah
radiasi dengan penembakan yang seharusnya dilakukan hanya satu kali, namun dilakukan dua kali
penembakan dengan dosis setengahnya sedangkan radiasi berulang adalah radiasi dengan
memberikan penembakan secara berulang dalam jarak dan waktu yang tidak terlalu lama.

Mutasi adalah perubahan materi genetik, yang merupakan sumber pokok dari semua keragaman
genetik dan merupakan bagian dari fenomena alam (Aisyah, 2006). Mutasi dapat terjadi secara
spontan di alam, namun peluang kejadiannya sangat kecil, yaitu sekitar 10-6 (Aisyah, 2009). Induksi
mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan mutagen kimia seperti EMS (ethylene methane
sulfonate), NMU (nitrosomethyl urea), NTG (nitrosoguanidine), dan lain-lain) atau mutagen fisik
(seperti sinar gamma, sinar X, sinar neutron dan lain-lain). Akan tetapi mutasi dengan iradiasi pada
bagian vegetatif tanaman memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan dengan
mutagen kimia (Aisyah, 2009).

2.7 Aplikasi Mutasi Pada Tanaman Cabai Oleh Radiasi Sinar Gamma

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel, atau
gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi (BATAN, 2008). Radiasi energi tinggi
adalah bentuk-bentuk energi yang melepaskan tenaga dalam jumlah yang besar dan kadang-kadang
disebut juga radiasi ionisasi (BATAN, 2008) karena ion-ion dihasilkan dalam bahan yang dapat
ditembus oleh energi tersebut (Crowder, 1986). Radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi karena
sel yang teradiasi akan dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau
mengubah reaksi kimia sel tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
susunan kromosom tanaman (Poespodarsono, 1988).

A. BAHAN DAN METODE

1. Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Benih cabai

5. Media tanam jadi

Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Tray perkecambahan

2. Label

3. Alat tulis
4. Alat ukur

5. Gamma chamber 4000A

Metode Pelaksanaan

1. Masukkan benih cabai ke dalam plastik

2. Radiasi benih – benih tersebut ke dalam gamma chamber 4000A dengan sumber radiasi Co60

3. Kecambahkan benih dalam tray perkecambahan

4. Amati daya tumbuh dan tinggi tanaman

5. Bandingkan antar perlakuan

6. Buat kurva respon LD50

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

LD50 pada Cabai

Nilai LD50 dapat diperoleh dengan mengetahui pola respon daya tumbuh tanaman terhadap
berbagai dosis iradiasi.

Bahwa semakin tingi dosis iradiasi, dapat menurunkan daya tumbuh tanaman. Menurunnya daya
hidup tanaman disebatkan karena adanya efek deterministik akibat iradiasi sinar gamma. Efek
deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi (PPIN BATAN,
2008). Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima tanaman di atas dosis ambang (threshold
dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah iradiasi. Tingkat keparahan efek deterministik
akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang.

Respon daya tumbuh benih cabai menghasilkan respon linear, dan LD 50 nya dapat dilihat pada tabel
3.

Tabel 3. LD50 pada Pada Benih Tanaman Cabai.

Table 3.

Cabai y = 102.13376 – 0.126588x Linear Fit 457.285

Tabel 3 memperlihatkan bahwa benih Cabai menghasilkan LD50 sebesar 457.285. LD50 pada benih
di atas pada umunya tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa baenih tersebut memiliki
radiosensitivitas yang rendah. Hal ini diduga karena kandungan air pada benih tersebut sudah sangat
rendah. Semakin banyak kadar oksigen dan molekul air (H2O) dalam materi yang diiradiasi, maka
akan semakin banyak pula radikal bebas yang terbentuk sehingga tanaman menjadi lebih sensitif
(Herison, et al., 2008).

Tinggi Tanaman

Bahwa semakin tinggi dosis iradiasi dapat menurunkan tinggi tanaman. Wuryan (2009)
mengemukakan bahwa iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata menurunkan rata-rata tinggi planlet
beberapa genotipe krisan. Aisyah (2006) juga menjelaskan bahwa menurunnya tinggi kecambah
adalah indikator yang paling umum digunakan untuk melihat efek mutagen, baik fisik maupun kimia.

Penurunan tinggi tanaman tersebut dapat terjadi karena iradiasi dapat menyebabkan rusaknya
kromosom tanaman, sehingga mengakibatkan terganggunya tanaman tersebut. Ionisasi akibat
iradiasi dapat menyebabkan pengelompokan molekul – molekul sepanjang jalur ion yang tertinggal
karena iradiasi yang dapat menyebabkan mutasi gen atau kerukan kromosom (Aisyah, 2006).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau
perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar.

Bahwa semakin tinggi iradiasi Sinar Gama akan menurunkan daya tumbuh tanaman cabai. Dan
bahwa semakin tinggi dosis iradiasi dapat menurunkan tinggi tanaman

3.1 Saran-saran

Perlu dilakukan pengamatan sitologis terhadapa kecambah benih – benih yang diiradiasi, agar
dapat terlihat jika terdapat mutasi baik pada tingkat gen atau tingkat kromosom.

DAFTAR FUSTAKA

1. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/pengaruh-induksi-mutasi-iradiasi-sinar-gamma-pada-padi-
cabai-sorgum-dan-kedelai/

2. http://agrikreatif.blogspot.com/

3. http://thoyibullah.blogspot.com/
4. BPS. 2002. Survei pertanian produksi tanaman pangan dan sayuran di Indonesia.

Biro Pusat Statistik. 185-199.

5. Azri Kusuma Dewi 1) dan Ita Dwimahyani 2) (PDF File didownload dari Google.com -
MEMPELAJARI-KULTUR.pdf)

Anda mungkin juga menyukai