PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Prospek usaha
Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-
komponen berikut:
a. Perolehan laba
b. Struktur permodalan
3
c. Arus kas
d. Sensitivitas terhadap risiko pasar
3. Kemampuan membayar
Penilaian kemmampuan membayar meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen berikut:
1
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2014), hlm. 222
2
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Kredit Secara Sehat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2014), hlm. 271
4
diragukan dan macet. Sedangkan kolektibilitas piutang dan Qard ditetapkan
menjadi 5 golongan, yaitu golongan lancar, dalam perhatian khusus, kurang
lancar, diragukan dan macet.3
3
Ibid., hlm 223
4
Miming Phang, The Secret Of Ngutang, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm 87-88
5
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil
b) Sering terjadi ceruka
c) Frekuensi mutasi rekening relatif renda
d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari
sembilan puluh har
e) Terjadi indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
f) Dokumentasi pinjaman yang lemah
4. Diragukan (Doubtful)
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila
memenuhi kriteria:
6
menyatakan bahwa Penggolongan Kualitas Pembiayaan setelah
dilakukan restrukturisasi ditetapkan sebagai berikut:
b. Setingi-tingginya kolektibilitas kurang lancar untuk pembiayaan
yang sebelum dilakukan restrukturisasi telah tergolong diragukan
atau macet.
c. Kualitas tidak berubah untuk pembiayaan yang sebelum dilakukan
restrukturisasi yang tergolong lancar, dalam perhatian khusus atau
kurang lancar.
2. PBI Nomor 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 mengenai Kualitas Aktiva
Produktif pasal 6 yaitu:
a. Dalam hal nasabah bank syariah memiliki beberapa rekening
Pembiayaan, Piutang, dan atau Qardh dengan kualitas yang berbeda,
maka kualitas rekening secara keseluruhan dinilai mengikuti kualitas
yang terburuk.
b. Kualitas setiap rekening Pembayaran, Piutang, dan atau Qardh
sebagaimana dimaksudkan poin diatas dapat dikembalikan menjadi
kualitas yang sebenarnya sepanjang terdapat bukti-bukti dan
dokumentasi yang cukup untuk menyatakan kepastian pemenuhan
dan kelancaran pembayaran dari nasabah yang dinilai berdasarkan
prospek usaha, kondisi keuangan, dan kemampuan membayar.
c. Dalam hal kualitas yang terburuk sebagaimana yang dimaksud
dalam poin diatas adalah rekening Piutang dan atau Qardh dengan
kualitas Dalam Perhatian Khusus maka kualitas rekening dinilai
secara masing-masing.5
Kolektibilitas merupakan penentu kinerja nasabah pembiayaan dalam
hal melakukan angsuran. Ada kalanya kolektibilitas 1-5 dengan batasan
masing-masing apakah kategori lancar,tidak lancar, dalam perhatian
khusus, diragukan dan macet. Logika fikih menyebutkan larangan-
larangan:
1. Dilarang zalim,
5
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2010), hal. 413
7
2. Dilarang bertindak tidak adil,
3. Dan tidak fair dalam menentukan definisi kolektibilitas.
Adapun transaksi yang tidak dilarang yaitu:
Menerima suap
Memberi suap
Penagihan dengan zalim, baik itu menyakiti hati maupun fisik
Pemaksaan atau pemerasan
Beberapa transaksi yang tidak dilarang yaitu:melakukan penyitaan atau
lelang agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada perjanjian
pembiayaan atas kelalaian, hak, kewajiban yang tidak ditunaikan atau
dilaksanakan dengan baik oleh nasabah, melakukan penagihan apabila
nasabah sudah masuk dalam kolektibilitas 2-5.6
6
Ahmad Ifham, KPR Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2017), Hlm.76
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSATAKA
10