Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa

dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan

tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal

ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota

masyarakatnya, kepada peserta didik.

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang

memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya,

sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

Menurut pendapat Hamalik dalam Ismail (2010:8)

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh


peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh
kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran dan latihan diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan
merupakan komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan
fungsi sentral”

Dalam usaha untuk mencapai motivasi belajar siswa yang optimal dari

proses belajar mengajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri

diantaranya keadaan fisik, intelegensi, bakat, minat, dan perhatian, keadaan emosi

1
2

serta disiplin. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri

siswa diantaranya guru, teman, orang tua, fasilitas belajar dan lain – lain.

Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar di sekolah

adalah guru yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil

belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kreativitas guru dalam

proses belajar mengajar.

Ditinjau dari aspek kehidupan mana pun, kebutuhan akan kreativitas

sangatlah penting. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua

terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup. Kita menghadapi macam

– macam tantangan, baik dalam bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan,

maupun dalam bidang budaya dan sosial.

Sepanjang sejarah umat manusia, kreativitas menjadi topik perhatian,

tetapi baru sejak beberapa dasawarsa kreativitas menjadi subjek penelitian ilmiah

dan empiris. Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas

adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang

berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas diasumsikan sebagai sesuatu yang

dimiliki atau tidak dimiliki dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui

pendidikan untuk mempengaruhinya.

Kreativitas dapat ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang

mendorong (press) individu keprilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis

definisi tentang kreativitas sebagai “Four p’s of Creativity: person, process,

press, product”. Sebagaimana besar devinisi kreativitas berfokus pada salah satu

dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan dengan
3

pribadi kreatif yang melibatkan dari dalam proses kreatif, dan dengan dukungan

dan dorongan (press) dari lingkungan, menghasilkan produk kreatif.

a. Definisi Pribadi

Menurut Sternberg “three facet model of creativity”dalam Utami

Munandar (2008: 26), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas

antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.

Secara bersamaan ketiga segi dalam alam pikiran ini membantu memahami apa

yang melatar belakangi individu yang kreatif.

b. Definisi Proses

Definisi tentang proses kreatif dari Torrance (Utami, 2008: 47) pada

dasarnya menyerupai langkah – langkah dalam metode ilmiah, yaitu :

The process of (1) sensing difficulties, problems, gaps in information,


missing elements, sometbing asked; (2) making guesses and formulating
hypotbeses about tbese deficiencies; (3) evaluating and testing tbese
guesses and hypotbeses; (4) possibly revising and retesting them; and
finally (5) communicating the results”.

Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari

menumukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil.

c. Definisi Produk

Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan unsur orisinalitas,

kebaruan, dan kebermaknaan. seperti definisi dari Barron (Utami, 2008: 49) yang

menyatakan bahan “kreativias adalah kemampuan untuk menghasilkan

/menciptakan sesuatu yang baru”.


4

d. Definisi pendorong (Press)

Faktor pendorong (press) atau dorongan meliputi dorongan internal (dari

diri sendiri) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.

Definisi Simpson ( Utami, 2008: 52) merujuk pada aspek dorongan internal, yaitu

kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “the initiative the one manifests by bis

power to break away from the usual sequence of thought”. Mengenai dorongan

atau dukungan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi

atau fantasi, dan menekan kreatifitas dan inovasi kreatifitas juga tidak

berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi,

dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.

Dalam konteks pendidikan kreativitas sangat dibutuhkan untuk menambah

gairah para peserta didik terutama yang dibahas disini adalah siswa. Yang

berperan penting dalam kreatifitas adalah sosok seorang guru yang menjadi

panutan atau contoh yang baik bagi para siswa. Seorang guru harus menpunyai

tingkat kreatifitas yang tinggi dalam merencanakan konsep pembelajaran bagi

siswa. Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas 4P tersebut harus dikuasai,

dipahami dan di aplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Akan tetapi

setelah saya rasakan bagaimana menjadi siswa, ternyata masih ada beberapa guru

yang kurang akan kreatifitas dalam proses pembelajaran, yang dampaknya

motivasi belajar siswa kurang untuk mempelajari apa yang akan diberikan oleh

guru yang bersangkutan.

Disamping kereatifitas seorang guru, tingkat motivasi siswa juga sangat

mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, terutama


5

dalam kegiatan belajar mengajar, bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses

belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan

juga oleh faktor-faktor non intelektual lain yang tidak kalah penting dalam

menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang

siswa untuk memotivasi dirinya. Mengutip pendapat Daniel Goleman dalam buku

yang berjudul :”MENJADI GURU PROFESIONAL” (Mulyasa, 2010: 44),

kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan

80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah

kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan

memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur

suasana hati ( mood ), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya

motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi

akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam

belajar. seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak

akan berhasil dengan maksimal.

Maslow (Sardiman, 2013:20) dengan teori kebutuhannya, menggambarkan

tentang:

Hubungan hirarkhis dan berbagai kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama


merupakan dasar untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan
pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk
memuaskan kebutuhan yang selanjutnya“.

Manusia hidup di bumi ini tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

baik dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Agar tujuan itu tercapai maka
6

sangatlah penting seorang manusia untuk memotivasi dirinya sendiri. Secara garis

besar motivasi di klasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :

a. Motivasi intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dari dalam siswa itu sendiri misalnya bakat,

minat, tingkat intelegensi, tingkat kedisiplinan, serta keadaan emosional siswa itu

sendiri.

b. Motivasi ekstrinsik

Adalah motivasi yang timbul dari luar diri siswa itu sendiri misalnya peran

guru, dorongan teman, orang tua, dll.

Dalam proses pembelajaran tingkat motivasi sangat beragam, ada yang

mempunyai tingkat motivasi tinggi, sedang, dan motivasi rendah. Idealnya

diperlukan motivasi tinggi untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Karena

semakin tinggi tingkat motivasi siswa untuk belajar, maka semakin tinggi pula

kesempatan siswa tersebut untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal.

Menurut Petri (Sardiman, 2013:22) pengertian motivasi adalah :

Motivasi merupakan sebuah konsep eksplanatoris yang kita manfaatkan


untuk memahami prilaku – prilaku yang kita amati. Perlu kita ingat bahwa
motivasi diinferensi. Kita tidak mengukurnya secara langsung, tetapi kita
memanipulasi kondisi – kondisi tertentu setelah kita mengobservasi
bagaimana perilaku berubah”

Menurut Mitchell (Sardiman, 2013:24) pengertian motivasi adalah :

“Motivasi mewakili proses – proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,

diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan – kegiatan sukarela (volunter)

yang diarahkan ke arah tujuan tertentu”


7

A.H. Maslow mengemukakan sejumlah proposisi penting tentang perilaku

manusia sebagai berikut :

1) Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a


wanting being).
2) Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator
perilaku.
3) Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu bierarki
menurut pentingnya masing – masing kebutuhan.

A.H.Maslow memandang motivasi seorang individu sebagai suatu urutan

kebutuhan yang dipredeterminasi. Kebutuhan – kebutuhan fisikologikal,

merupakan kebutuhan akan realisasi diri sangat penting bagi masing – masing

individu. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Guru memiliki tugas yang paling utama adalah mengajar. Tujuan mengajar

adalah agar terjadi proses belajar. Banyak guru yang beranggapan bahwa dirinya

telah menjalankan tugas mengajar, namun yang terjadi justru tidak sesuai dengan

harapannya. Mengapa hal ini? Penyebabnya adalah karena kegiatan pengajaran

yang dilakukan oleh guru tidak mampu mendorong siswa untuk belajar. Oleh

sebab itu, tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya

proses belajar terjadi di ruangan atau di lapangan. Adapun ciri utama terjadinya

proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian para guru harus selalu berupaya agar para siswa

dimotivasi untuk lebih berperan, walau demikian, para guru tetap berfungsi

sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran di sekolah. Atas dasar itulah,

maka dalam proses belajar di lingkungan sekolah para siswa diajak untuk mampu
8

memahami, bersikap, dan terampil dalam semua mata pelajaran. Di dalamnya

terdapat teori dan peraktek jasmani kesehatan dan rekreasi.

Dengan demikian untuk mencapai epektifitas dalam proses pembelajaran

diantaranya dibutuhkan kreatifitas yang ideal dari seorang guru dan motivasi

belajar siswa yang menunjang terhadap proses pembelajaran disekolah terutama

di SMK PGRI 3 Cimahi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul : “HUBUNGAN

KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 3

CIMAHI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka untuk lebih

memudahkan dalam pembahasan selanjutnya penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana kreativitas guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di

SMK PGRI 3 Cimahi?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi?

3. Bagaimana hubungan antara kreativitas guru dengan motivasi belajar siswa

dalam proses pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi?


9

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dari segi akademis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk

mengembangkan konsep tentang kreativitas guru dengan siswa dinilai

dominan dalam proses belajar pendidikan jasmani.

b. Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi para guru, pembina dan pelatih olahraga dalam menyusun

program pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di SMK PGRI 3 Cimahi

dan sumbangan saran kepada para guru tentang permasalahan yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah terciptanya

interaksi antara guru dengan siswa. Siswa harus termotivasi untuk aktif dalam

pembelajaran, jangan terpusat pada guru. Dalam hal ini guru harus memiliki

kreativitas. Kreativitas guru dalam pembelajaran membuat siswa termotivasi

untuk memiliki kreativitas dalam peningkatan keterampilan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kreativitas guru dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi.


10

c. Untuk mengetahui hubungan antara kreativitas guru dengan motivasi belajar

siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMK PGRI 3

Cimahi.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini, setelah dilaksanakan dan mendapatkan suatu gambaran

yang sesuai dengan data di lapangan, kita harapkan dapat memberi manfaat

diantaranya:

1. Kegunaan secara teoritis

Dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan di bidang keilmuan

dan pembanding dalam mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan antara

kreativitas guru dengan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi.

2. Kegunaan terhadap dunia praktis

Dari penelitian ini, kita harapkan dapat disumbangkan saran – saran untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi.

E. Pembatasan Penelitian

Pembatasan Penelitian minimal mencakup dua hal :

1. Lokasi/Obyek penelitian : Hal ini berkaitan langsung dengan tempat yang

dijadikan obyek penelitian, yaitu : Penulis membatasi penelitian hanya pada

siswa kelas XI di SMK PGRI 3 Cimahi.


11

2. Variabel atau Fokus penelitian : Hal ini berkaitan dengan variabel – variabel

atau fokus penelitian yang akan diteliti. Yaitu dibatasi tentang masalah

Kreativitas Guru (X) dan Motivasi Belajar Siswa (Y).

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah :

1. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik

yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal – hal

yang sudah ada.

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari

instruksi.

3. Motivasi belajar adalah suatu penggerakan terjadinya suatu kualitas atau

keinginan untuk belajar.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Pendidikan jasmani memberikan arti yang positif bagi perkembangan

kemampuan siswa, khususnya dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

Konsep dari pendidikan jasmani bukan hanya sekedar mengembangkan

jasmaninya saja, tetapi dapat pula ditambahkan norma – norma pegangan hidup

yang positif bagi siswa melalui pendidikan jasmani juga dapat dikembangkan

sikap mental yang baik seperti kejujuran, keberanian, disiplin, bertanggung jawab

dan sportivitas.
12

Sedangkan menurut pendapat Rusli Lutan (Asep Sapa’at, 2012:1)

mengungkapkan tentang pendidikan jasmani yaitu : pendidikan jasmani adalah

proses pendidikan aktivitas jasmani, permainan dan atau cabang olahraga dengan

maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai bersifat

menyeluruh mencangkup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Mengingat kompleksnya tujuan yang ingin dicapai mencangkup aspek

fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral maka seorang guru dituntut

mempunyai kreativitas yang tinggi dan jiwa inovatif dalam proses pembelajaran.

Menurut pendapat Utami (Herman 2010: 6) menjabarkan pengertian

tentang kreativitas bahwa : “ Kreativitas sebagai proses dari kemampuan berfikir

manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru, dengan menghubungkan fakta,

bahasa, informasi, benda atau suatu keadaan “ , yang dimaksud Kreativitas dalam

penelitian ini adalah Kreativitas yang dimiliki guru dalam mengelola

pembelajaran sehingga peserta didik termotivasi.

Menurut Cece Wijaya (Asep Sapa’at, 2012:45) bahwa : “Kreativitas

biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru,

baik yang benar – benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi

atau perubahan dengan mengembangkan hal – hal yang sudah ada.”

Menurut Djamarah (Asep Sapa’at, 2012:47) Bila konsep ini dikaitkan

dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu

strategi mengajar yang benar – benar baru dan orisinil ( asli ciptaan sendiri ), atau

dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga
13

menghasilkan bentuk baru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan

sejumlah pengetahuan kepada siswa.

Selain faktor kreativitas guru maka guna menciptakan proses belajar

mengajar yang baik maka harus ada motivasi belajar dari siswa. Menurut Petri

dalam sardiman (2013: 4) “Motivasi merupakan sebuah konsep eksplanatoris

yang kita manfaatkan untuk memahami prilaku – prilaku yang kita amati”. Perlu

kita ingat bahwa motivasi diinferensi. Kita tidak mengukurnya secara langsung,

tetapi kita memanipulasi kondisi – kondisi tertentu setelah kita mengobservasi

bagaimana perilaku berubah.Secara garis besar motivasi di klasifikasikan menjadi

dua jenis, yakni :

Motivasi intrinsik. adalah motivasi yang timbul dari dalam siswa itu

sendiri misalnya bakat, minat, tingkat intelegensi, tingkat kedisiplinan, serta

keadaan emosional siswa itu sendiri.

Motivasi ekstrinsik. adalah motivasi yang timbul dari luar diri siswa itu

sendiri misalnya peran guru, dorongan teman, orang tua, dll.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah kreativitas guru adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal – hal yang sudah ada

untuk memberikan sejumlah pengetahuan dan motivasi belajar kepada siswa.

2. Hipotesis

Menurut Arikunto ( Arikunto, 2010: 64 ) hipotesis dapat di artikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai


14

terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis,

diataranya :

1. Hipotesis pertama : Kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi cukup baik.

2. Hipotesis kedua : Karakter siswa dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi cukup baik.

3. Hipotesis ketiga : Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara

kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani di SMK PGRI 3 Cimahi.

Anda mungkin juga menyukai