Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILLUMINASI

RANGKUMAN PENDAHULUAN

BAB 1

Oleh:
Firda Kezia Dwiarta. 5115141825

Revi Rismawan Diana. 5115144141

Sarah Maulidya Cahyani 5115150715

Toibah 5115141824

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
DAFTAR ISI

BAB I

1.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 1

BAB II Isi

2.1 Konstruksi Mata .................................................................................................. 2

2.2 Persepsi Cahaya .................................................................................................. 5

2.3 Faktor-faktor dalam Penglihatan ......................................................................... 5

2.4 Kesilauan ............................................................................................................. 6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8

3.2 Saran .................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 9


BAB I

1.1 Pendahuluan

Mata merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting dan salah
satu indra yang dapat menikmati adanya cahaya.

Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik. Apabila cahaya ini


jatuh pada mata manusia maka cahaya tersebut mengenai bagian mata yang
peka terhadap cahya. Dengan demikian manusia dapat merasakan adanya
cahaya. Manusia dapat melihat suatu benda apabila cahaya yang mengenai
benda tersebut dipantulkan dan cahaya pantulan masuk ke mata.

Mata dan otak bekerja sama dalam menerima informasi tentang keadaan
sekelilingnya, hal ini dapat dicapai apabila pancaran cahaya dengan kekuatan
yang cukup masuk ke mata melalui jendela mata. Untuk kuat penerangan
tertentu mata dapat mengatur jumlah pancaran cahaya yang masuk sehingga
tercipta penglihatan yang diinginkan

1
BAB II

ISI

2.1 Konstruksi Mata

Bentuk mata manusia bulat seperti bola dengan diameter sekitar 2,5
cm, keduanya terletak di lekuk tulang tengkorak dengan enam otot di bagian
luar yang berkerja berpasangan untuk mengatur gerakan mata ke kanan dan
kiri, atas dan bawah, untuk mengatur gerakan mata. Dua otot miring
digunakan untuk mengatur gerak putar terhadap sumbu mata. Kerja otot-otot
luar dari kedua mata itu terorganisasi untuk memperoleh posisi mata tertentu
agar dicapai satu titik penglihatan.

Selaput mata yang paling luar terdiri dari bahan yang dapat mencegah
sesatan cahaya, tebalnya lebih daru 1 mm, biasanya disebut sclera. Pada
permukaan kira-kira seperenam dari luas seluruh permukaan bagian depan
mata terdapat selaput tembus cahaya bagian ini disebut kornea. Sclera bagian
dalam merupakan selaput yang kedua disebut choroid, lapisan yang tipis
terdiri dari pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh-pembulih kapiler
sebagai saluran syaraf yang biasa menerima gizi.

Choroid pada lapisan ketiga disebut retina, terdiri dari syaraf yang
dapat menerima respon cahaya, bagian yang terletak pada sumbu penglihatan
mata disebut fova, hal ini penting karena di tempat ini merupakan pusat
penglihatan yaitu terjadinya bayangan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar

2
3

Dari gambar tadi, masing-masing bagian mata memiliki fungsinya masing-masing


yaitu :

1. Kornea
Kornea adalah kubah berbentuk jendela transparan yang menutupi bagian
depan mata. Kornea merupakan permukaan bias yang kuat, memberikan
2/3 dari kekuatan fokus mata. Kornea menyajikan jendela sebagai sarana
untuk kita melihat.
2. Iris
Bagian berwarna dari mata disebut iris atau selaput pelangi. Bagian ini
mengontrol tingkat cahaya di dalam mata, mirip dengan lubang lensa pada
kamera. Pembukaan berbentuk bulat di tengah selaput pelangi disebut
pupil. Selaput pelangi tertanam dengan otot-otot kecil yang membesar
(melebar) dan mengecilkan (sempit) ukuran pupil.
3. Pupil
Pupil adalah bukaan melingkar berwarna hitam di tengah selaput pelangi.
Pupil membuka dan menutup untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke dalam bola mata.
4. Lensa Kristal

Fungsi dari lensa adalah untuk memfokuskan cahaya ke bagian belakang


mata. Inti, bagian terdalam dari lensa dikelilingi oleh bahan yang lebih
lembut yang disebut korteks. Lensa ini terbungkus dalam kapsuler yang
menyerupai kantong dan menggantung di dalam mata dengan membrane
kecil yang disebut zonules.

5. Vitreous
Vitreous adalah substansi tebal yang transparan yang mengisi bagian
tengah mata. Sebagian besar terdiri dari air dan meliputi sekitar 2/3 dari
volume mata, yang menjadikannya berbentuk.
4

6. Konjungtiva
Konjungtiva adalah jaringan tipis dan transparan yang menutupi
permukaan luar mata. Dimulai pada tepi luar kornea, meliputi bagian yang
terlihat dari mata, dan garis bagian dalam kelopak mata. Jaringan ini
dipelihara oleh pembuluh darah kecil yang hampir tak terlihat dengan mata
telanjang.
7. Sklera
Sklera, yang pada umumnya dikenal sebagai “bagian putih mata”, adalah
sebuah jaringan yang keras dan buram yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung terluar mata.
8. Koroid
Koroid terletak di antara retina dan sklera. Koroid terdiri dari lapisan
pembuluh darah yang memelihara bagian belakang mata.
9. Makula
Makula terletak kira-kira di tengah retina, temporal untuk saraf optik.
Makula merupakan bagian kecil dan sangat sensitif dari retina yang
bertanggung jawab untuk penglihatan utama yang rinci. Fovea adalah
bagian tengah dari makula. Makula memungkinkan kita untuk memahami
detail dan melakukan tugas-tugas yang memerlukan penglihatan yang
terpusat seperti membaca.
10. Retina
Retina adalah jaringan dengan lapisan sangat tipis yang melapisi bagian
dalam mata. Retina bertugas untuk menangkap sinar cahaya yang masuk
ke mata. Impuls cahaya tersebut kemudian dikirim ke otak untuk diproses,
melalui saraf optik.
11. Saraf Optik

Saraf optik mentransmisikan impuls listrik dari retina ke otak. Saraf optik
menghubungkan ke bagian belakang mata dekat makula. Bagian yang
terlihat dari saraf optik disebut disk optik.
5

2.2 Persepsi Cahaya

Mata manusia terdiri dari banyak bagian, semuanya bekerja sama


untuk mengubah sinar cahaya yang masuk melalui pupil mata Anda menjadi
informasi yang kemudian akan diterjemahkan oleh otak Anda. Sinar cahaya
menyinari benda dan terpental dari benda sebelum mereka sampai ke pupil
mata Anda, proses itulah yang menentukan warna dan kecerahan yang otak
Anda persepsikan. Berkat proses yang rumit itulah, kita melihat tanda tipis
dari spektrum elektromagnetik yang kita sebut cahaya yang tampak, dan
menyadari apa yang ada di sekeliling kita.

2.3 Faktor-faktor dalam Penglihatan

1. Gaya akomodasi mata


Gaya akomodasi mata adalah kemampuan mata untuk memfokuskan
benda yang terletak pada jarak yang berbeda disebut daya akomodasi
mata. Untuk fokus pada objek yang jauh otot siliaris releks sehingga
membuat lensa mata menjadi tipis. Akibatnya panjang fokus lensa mata
bertambah dan kita dapat melihat obyek yang jauh. Tetapi untuk fokus
pada objek di dekatnya otot siliaris berkontraksi membuat lensa mata
menjadi tebal. Akibatnya panjang fokus lensa mata berkurang dan kita
dapat melihat benda-benda di dekatnya dengan jelas. Singkatnya itu
6

adalah penyesuaian panjang fokus lensa mata yang memungkinkan kita


untuk memfokuskan objek yang terletak pada jarak yang berbeda.
2. Adaptasi mata
Adaptasi mata adalah keadaan dimana mata dapat mengatur sendiri secara
otomatis untuk memperoleh informasi maksimum. Proses ini memerlukan
waktu untuk penyesuaian. Transisi dari bidang penerangan secara
mendadak, englihatan menjadi rusak selama adaptasi dengan kondisi yang
baru terjadi.
Adaptasi di ruang gelap memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
tempat dengan kuat penerangan yang tinggi, hal ini disebabkan terjadi
transisi dari kerucut ke batang penglihatan. Untuk daerah yang gelap
gulita adaptasi dari photopic akan mengambil waktu sepanjang satu jam.
3. Kecerahan penglihatan yang dapat diterima mata memiliki batas
tertentu. Pada kuat penerangan yang terlalu rendah cahaya masuk ke mata
sangat kecil sehingga penglihatan kurang jelas. Sebaliknya untuk kuat
penerangan yang terlalu kuat maka cahaya masuk mata melebihi batas
kemampuannya sehingga menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan.
Perasaan yang kurang menyenangkat akibat kuat penengarang yang
berlebihan ini disebut silau.

2.4 Kesilauan
1. Silau Langsung
Apabila sumber cahaya memancarkan Cahaya dengan kuat
penerangan yang tinggi lansung masuk mata maka mata merasa silau.
Silau ini disebut silau langsung. Berdasarkan percobaan rasa silau terjadi
apabila cahaya dari sumber cahaya masuk ke mata sejajar dengan sumbu
penglihatan (cahaya masuk menurut garis lurus dalam media yang sama).

2. Silau Karena Pantulan


Mata dapat melihat benda karena cahaya pantulan dari benda
masuk ke mata, bayangan yang terjadi di retina diteruskan oleh berkas
7

syaraf ke otak. Jumlah arus cahaya pantulan ditentukan oleh luas, sifat dan
warna dari permukaan tersebut. Permukaan benda memiliki sifat yang
berbeda misalnya untuk permukaan benda yang mengkilat memiliki daya
pantul yang lebih tinggi (cermin), sedangkan permukaan bidang yang tidak
mengkilat daya pantulnya rendah. Permukaan bidang yang menerima
cahaya akan bekerja sebagai sumber cahaya baru yang mempunyai sifat
berbeda. Untuk mengatasi silau karena pantulan, maka bidang permukaan
dipasang sedemikian rupa sehingga sudut datang cahaya sejajar pada
permukaan bidang tersebut membentuk sudut antara 45⁰ sampai 90⁰
terhadap garis normal. Cara-cara ini diperlukan sebagai bahan
pertimbangan dalam melaksanakan s=perencanaan system penerangan.

3. Akibat Silau
Silau dapat mempengaruhi fisik mata, karena cahaya yang
menyilaukan masuk ke mata kemudian diteruskan oleh retina dan terjadi
proses pada retina yang diteruskan ke berkas syaraf menuju ke otak.
Apabila sinyal yang diberikan oleh retina melebihi kemampuan
syaraf maka terjadi gangguan pada syaraf sehingga penglihatan berubah
menjadu seperti kabut tebal. Pada batas kuat penerangan tertentu mata
kembali pada kondisi semula dengan memerlukan waktu tertentu.
Sedangkan untuk kuat penerangan yang melebihi batas kemampuan
memungkinkan mengakibatkan buta.
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Mata merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting dan salah
satu indra yang dapat menikmati adanya cahaya.
Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik. Apabila cahaya
ini jatuh pada mata manusia maka cahaya tersebut mengenai bagian mata
yang peka terhadap cahya. Dengan demikian manusia dapat merasakan
adanya cahaya. Manusia dapat melihat suatu benda apabila cahaya yang
mengenai benda tersebut dipantulkan dan cahaya pantulan masuk ke mata
Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi penglihatan seperti
kecerahan penglihatan, adaptasi mata , dan gaya akomodasi mata. Cahaya
yang terlalu kuat dapat mengakibatkan silau pada mata. Silau dapat
mempengaruhi fisik mata, karena cahaya yang menyilaukan masuk ke mata
kemudian diteruskan oleh retina dan terjadi proses pada retina yang
diteruskan ke berkas syaraf menuju ke otak.

3.2 Saran
Dalam melaksanakan perencanaan sistem penerangan harus
mempertimbangkan pantulan dan jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Walaupun mempunyai tingkat yang ringan kurang diseringai karena rasa
silau akan mengganggu perasan dan dapat mengganggu konsentrasi
berfikir.

8
DAFTAR PUSTAKA

Materi Kuliah : Teknik Instalasi Penerangan & Teknik Illuminasi

http://www.essilor.co.id/memahami-penglihatan-anda/about-your-eyes/how-the-
eye-works/

http://artikeltop.xyz/pengertian-daya-akomodasi-mata.html

Anda mungkin juga menyukai