Anda di halaman 1dari 1

Untuk analisis kualitatif dengan KLT disiapkan plat KLT GF254 , dimana fase diam

berupa silika gel yang dapat berflouresensi pada λ 254 nm dan fase gerak atau eluen yang
digunakan adalah kloroform-metanol (9:1) dalam 10 mL. Fungsi dari eluen ialah sebagai fase
gerak yang membawa dan memisahkan beberapa komponen suatu sampel melalui fase diam.
Plat KLT diberi batas bawah 0,5 cm dan batas atas 0,5 cm. Tanda penotolan dilakukan dengan
menggunakan pensil, hal ini dilakukan karena warna pada pensil tidak akan terbawa oleh eluen
dan menjadi spot sedangkan bila kita menggunakan pulpen atau alat tulis berwarna lain maka
zat warnanya akan ikut merambat bersama eluen. Kemudian, plat KLT diaktivasi di dalam
oven pada suhu 120˚ C selama 15 menit. Proses aktivasi didalam oven bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air yang terdapat pada plat sehingga daya serap plat menjadi
maksimal dan memindahkan pengotor sehingga tidak menganggu proses pemisahan.
Kemudian, bejana dijenuhkan dengan fase gerak untuk melakukan penjenuhan fase gerak
biasanya bejana dengan meletakkan kertas saring, hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
hasil elusi. Jika fase gerak telah mencapai ujung dari kertas saring, maka dapat dikatakan
bahwa fase gerak telah jenuh. Namun pada percobaan ini, penjenuhan fase gerak hanya
dilakukan dengan menutup gelas beaker secara rapat menggunakan plastik wrapping sehingga
fase gerak jenuh dan tidak menguap. Selain itu, gelas beaker harus dijaga agar tidak mengalami
pergeseran untuk mencegah terjadinya ketidakjenuhan pelarut. Selanjutnya, dilakukan
penotolan larutan standar parasetamol, filtrat jamu simulasi, larutan retensisi, sampel hasil
pencucian, dan sampel hasil elusi pada plat KLT GF254 dengan pipa kapiler. Tujuan pipa kapiler
digunakan agar penotolan ekstrak pada plat dapat tertotol dengan baik. Kemudian, plat KLT
dimasukkan ke dalam gelas beaker yang telah dijenuhkan dengan fase gerak. Kemudian, elusi
menggunakan eluen kloroform- metanol (9:1) (v/v). Lalu, plat KLT dikeringkan dan dilihat
dibawah penampak bercak sinar UV 254 nm.

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan terdapat 2 buah spot yaitu spot larutan
standar dan spot larutan filtrat. Sedangkan bercak ekstrak sesuai standar memiliki 3 buah spot
yaitu larutan standar, larutan filtrat dan elusi. Hal ini disebabkan karena kesalahan praktikan
pada saat penotolan, sehingga penotolan terlalu pekat. Pemisahan kromatografi lapis tipis yang
optimal akan diperoleh jika hanya menotolkan sampel dengan ukuran bercak sampel dan
sesempit mungkin, sebagaimana dalam prosedur kromatografi yang lain, jika sampel yang
digunakan terlalu banyak maka akan menurunkan resolusi.

Anda mungkin juga menyukai