Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MAKALAH SITOHISTOLOGI

SISTEM EKSKRESI

GALUH ADHE PERMANASARI

P07134116024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHTAN

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN

2018

MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Berkat rahmat-Nya penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan makalah ini, penulis sadar bahwa sudah

pasti banyak sekali kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan makalah ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada semua yang telah mendukung dan membantu penyusunan

makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dan menjadi sumber belajar.

Harapan penulis kedepan dapat menyajikan makalah ini yang lebih

relevan sehingga mudah dimengerti dan dipahami bagi para pembaca,

mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam

penyusunan yang akan datang akan lebih baik lagi. Mudah-mudahan

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Mataram, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................ 3

D. Manfaat ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

A. Ginjal.......................................................................................... 4

B. Kulit .......................................................................................... 15

C. Paru-paru ................................................................................. 19

D. Hati .......................................................................................... 26

BAB III PENUTUP ................................................................................... 31

A. Kesimpulan .............................................................................. 31

B. Saran ....................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses-proses metabolisme seluler menghasilkan zat-zat sisa

beracun yang harus dikeluarkan atau diekskresikan dari tubuh. Secara

umum, sistem ekskresi berkaitan dengan pengeluaran senyawa-

senyawa nitrogen yang dihasilkan dari katabolisme asam amino

(misalnya amonia, guanin, asam urat, dan urea); garam anorganik

yang berlebihan (misalnya NaCl); dan air yang berlebihan.

Pengontrolan konsentrasi garam-garam dan zat-zat terlarut lain-nya

dalam cairan jaringan disebut osmoregulasi, merupakan proses yang

penting untuk memelihara kekonstanan lingkungan internal tubuh.

Osmoregulasi merupakan fungsi utama sistem ekskresi. Zat-zat sisa

metabolisme berdifusi dari sel-sel memasuki sistem peredaran darah,

kemudian dikumpulkan oleh sistem ekskresi, dan diekskresikan dari

tubuh sebagai urin.

Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti

pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada

akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak

dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan

beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk

itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula.

Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut

1
2

ekskresi. Kelebihan air, gas, garam-garam dan material-material

organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi

substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-

material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut

dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat tubuh

yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut

sistem ekskresi. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang

berbeda (Budiyanto, 2013)

Berbagai reaksi kimia terjadi di dalam sel-sel tubuh kita untuk

menjaga kita tetap hidup. Reaksi kimia tersebut menghasilkan

beberapa zat sisa yang bersifat racun dan harus dikeluarkan dari

dalam tubuh. Sebagai contoh, pemexahan glukosa dalam sistem

pernafasan menghasilkan zat sisa berupa karbon dioksida. Karbon

dioksida bersifat racun bagi tubuh sehingga dikeluarkan dari dalam

darah melalui paru-paru (Diah & Choirul, 2007)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja organ-organ yang berperan dalam melakukan sistem

eksresi?

2. Apakah gangguan yang ditimbulkan pada system ekskresi pada

manusia?

C. Tujuan
3

1. Untuk mengetahui organ-organ yang berperan dalam melakukan

system eksresi

2. Untuk mengetahui gangguan pada system eksresi.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca

tentang sistem eksresi pada manusia. Penulisan makalah ini juga

menambah kemampuan penulis dalam menulis makalah.


BAB II

PEMBAHASAN

Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu

ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat

tersebut berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam

tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat

mengganggu, bahkan meracuni tubuh. Organ-organ ekskresi pada

manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Ginjal mengeluarkan

urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan

karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.

Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik

berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal),

keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus

dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu

bahkan meracuni tubuh. Selain ekskresi, ada juga defekasi dan

sekresi.Defekasi adalah pengeluaran zat sisa hasil proses pencernaan

berupa feses(tinja) melalui anus. Sedangkan sekresi adalah pengeluaran

oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh

untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon.

A. Ginjal

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut

sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri lebih

tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas ginjal sebelah kanan

4
5

terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji kacang

berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat

sekitar 200 gram. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang

disebut ‘kapsul’.

1. Bagian-bagian Ginjal

a. Korteks: Adalah bagian ginjal yang terdapat badan-bagan

malpighi(glomerulus dan kapsula bowman), tubulus kontortus

proksimal, dan tubulus kontortus distal.

b. Nefron: Adalah tempat penyaringan darah. Di dalam ginjal terdapat

lebih dari 1 juta buah nefron. 1 nefron terdiri dari glomerulus,

kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,

tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.

c. Medula: Terdiri dari 9 sampai 14 bagian yang berbentuk piramid. Di

dalamnya terdapat lengkung henle dan tubulus kolektivus.

d. Pelvis: Merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat

penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung

kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

e. Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air,

garam, asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.

f. Kapsula bowman: Adalah semacam kantong/kapsul yang

membungkus glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir

William Bowman.
6

g. Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat penyerapan

kembali/reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air,

dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.

h. Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal

dengan tubulus kontortus distal.

i. Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang

tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder.

Menghasilkan urin sesungguhnya.

j. Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal

yang menampung urin dari nefron, untuk disalurkan ke pelvis

menuju kandung kemih.

2. Histologi jaringan ginjal

1. Glomerulus
2. Tubulus distal: dikelilingi epitel
berbentuk kubus selapis
3. Tubulus proksimal: dikelilingi
epitel kubus selapis
4. Duktus koligen
5. Epithel capsula bowman:
merupakan epithel pipih selpis
6. Rongga kapsular
7. Kapiler darah
3. Fungsi ginjal

Ginjal merupakan salah satu bagian dari sistem ekskresi pada

manusia. Terdapat sepasang ginjal pada manusia. Panjang ginjal manusia

sekitar 10 cm dengan berat kurang lebih 200 gram. Sebagai alat ekskresi,

ginjal mengeluarkan sisa penyaringan darah yang berupa urine. Berikut

adalah beberapa fungsi ginjal manusia. Langsung saja kita simak yang

pertama:

a. Menyaring Darah

Konsumsi makanan yang kita makan setiap hari sebagai

penghasil energi setelah melalui proses pencernaan pastilah akan

menghasilkan banyak zat sisa dan limbah serta racun atau toksin.

Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh ginjal karena jika

tidak maka akan sangat berbahaya bagi tubuh kita.

Nefron adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan

fungsi ini. Apabila seseorang tidak memiliki ginjal, maka orang

tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni oleh kotoran yang

7
8

dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri. Untuk melakukan hal

tersebut, ginjal harus menyaring sekitar 200 liter darah dan

menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air per harinya. Jadi, bisa

disimpulkan bahwa Anda buang air kecil sebanyak kurang lebih 2

liter per harinya.

b. Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa

Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan

kadar asam dan basa dari cairan tubuh dengan cara

mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.

c. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh

Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang

merugikan bagi tubuh seperti urea, asam urat, amoniak, creatinin,

garam anorganik, bakteri, dan juga obat-obatan. Jika zat tersebut

tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat

membahayakan kesehatan di dalam tubuh.

d. Memproses Ulang Zat

Ginjal akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna

bagi tubuh kembali menuju darah. Zat tersebut berupa glukosa,

garam, air, dan asam amino. Proses pengembalian zat yang

masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.

e. Mengatur Volume Cairan dalam Darah

Ginjal dapat mengontrol jumlah cairan darah yang

dipertahnkan agar tetap seimbang didalam tubuh. Tanpa adanya

control dari ginjal maka tubuh akan menjadi kering karena


9

kekurangan cairan darah atau sebaliknya, tubuh tenggelam

karena kebanjiran cairan didalam tubuh yang menumpuk tidak

terbuang.

f. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah

Salah satu contohnya yaitu mengatur kadar garam didalam

darah.

g. Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah

Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau

kekurangan gula dalam darah dengan menggunakan hormon

insulin dan adrenalin. Ini penting untuk menghindari diabetes.

Insulin berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah

jika kadar gula dalam darah berlebih. Adrenalin berfungsi untuk

menaikkan kadar gula dalam darah jika kadar gula di dalam darah

tidak mencukupi.

h. Penghasil Zat dan Hormon

Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti

eritropoietin, kalsitriol, dan renin. Hormon yang dihasilkan oleh

ginjal yaitu hormon eritroprotein atau yang disingkat dengan EPO

berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel

darah merah oleh sumsum tulang. Renin berfungsi untuk

mengatur tekanan darah di dalam tubuh, sementara kalsitriol

merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga

keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan

kalsium di dalam tulang yang ada di dalam tubuh.


10

i. Menjaga Tekanan Osmosis

Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur

keseimbangan garam-garam di dalam tubuh.

j. Menjaga Darah

Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak

terlalu asam. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada

kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil.

Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5

atau alkalis pada pH 8.

4. Proses pembentukan urine dalam bentuk skema

Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan)

protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang

mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea >>> tubulus

kontortus proksimal (reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap

glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang

mengandung urea >>> tubulus kontortus distal(augmentasi atau

pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau

berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus

kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung

kemih >>>uretra >>> urine keluar tubuh. (untuk lebih jelasnya, lihat

selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi ginjal)


11

Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu

filtrasi(penyaringan), reabsorpsi(penyerapan kembali), dan

augmentasi(pengeluaran zat).

1. Penyaringan

Ginjal menyaring cairan dalam darah, sebelum akhirnya

kembali kejantung dan paru paru. Bagian ginjal yang berfungsi

untuk menyaring cairan adalah glomerulus. Cairan yang

tersesaring kedalam glomerulus adalah urea, glukosa, air, ion

dengan jenis anorganik. Ion anorganik yang dapat tersaring seperti

natrium, kalium, kalsium dan klor. Sedangkan darah dan protein

tidak dapat menembus glomerulus, sehingga darah dan juga

protein akan tetap tinggal di pembuluh darah kapiler. Namun

semua zat sisa metabolism tersebut akan disimpan dalam bowman,

sebelum akhirnya melalui glomerulus. Cairan yang tersimpan di

bagian bowman ginjal ini lah yang disebut urine primer. Urin inilah

yang nantinya di keluarkan sebagai sisa dari metabolism tubuh.

2. Reabsorbsi

Proses ini disebut dengan penyerapan kembali. Proses

reabsorbsi terjadi di bagian ginjal bernama tubulus kontortus

proksimal. Yang diserap kembali oleh tubulus kontortus proksimal

itu adalah zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh sehingga zat itu

akan diserap kembali oleh tubuh. Cairan yang akan diserap


12

kembali dalam proses ini disebut dengan urin sekunder. Berikut ini

adalah zatyang akan diserap kembali oleh tubuh:

Proses reabsorbsi terjadi di bagian ginjal bernama tubulus

kontortus proksimal. Disebutjuga reabsorbsi, karena proses ini

menyerap kembali zat zat yang masih berguna bagi tubuh. Cairan

yang akan diserap kembali dalam proses ini disebut juga urine

sekunder. Berikut ini merupakan zat zat yang diserap kembali oleh

bagian ginjal bernama tubulus kontortus proksimal:

 Glukosa

 Air

 Asam amino

 Ion yang bersifat anorganik.

 Urea juga akan diserap kembali meski hanya dalam jumlah yang

sedikit.

3. augmentasi

Augmentasi atau proses pengumpulan, Dinamakan tahapan

pengumpulan sebab dalam tahapan ini akan terjadi pengumpulan

cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan sebelumya.

Tahapan ini merupakan tahapan yang terakhir. Proses

pengumpulan ini ada di bagian tubulus kontortus distal, bisa juga

terjadi dibagian saluran pengumpul. Apa saja yang berhubungan

dengan proses augmentasi, berikut ini penjelasannya:


13

 Dalam proses augmentasi masih akan terjadi tahapan

penyerapan cairan berupa ion natrium, klor dan juga urea.

 Cairan yang dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin

dalam wujud nyata.

 Cairan urin tersebut akan dibawa menuju ke rongga ginjal.

 Di dalam rongga ginjal, urin akan terbentuk dan juga terkumpul.

Setelah terkumpul di rongga ginjal, tugas rongga ginjal adalah

membuang urin tersebut ke luar dari dalam tubuh manusia.

 Cairan urin itu akan keluar melalui ureter, uretra dan juga

kandung kemih.

Zat-zat yang terkandung dalam urin:

a. Air. Kurang lebih 95%.

b. Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa

pembongkaran protein.

c. Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.

d. Garam.

e. Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.

Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:

a. Jumlah air yang diminum.

b. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar

osmosisnya seimbang.

c. Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin.

Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.


14

d. Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin

berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin

berkurang.

e. Stimulus atau saraf.

4. Gangguan dan kelainan pada ginjal :

1. Uremia tertimbunnya urea dalam darah sehingga

mengakibatkan keracunan.

2. Albuminuria urine mengandung albumin(protein) yang

disebabkan oleh kerusakan pada

glomerulus.

3. Diabetes penyakit kekurangan hormon vasopresin

insipidus atau hormon antidiuretik (ADH) yang

mengakibatkan hilangnya kemampuan

mereabsorpsi cairan. Akibatnya, penderita

bisa mengeluarkan urine berlimpah

mencapai 20 liter.

4. Diabetes melitus terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena

menurunnya hormon insulin yang dihasilkan

pankreas.

5. Nefritis gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri

streptococcus sehingga protein masuk ke


15

dalam urine.

6. Batu ginjal adanya endapan garam kalsium di dalam

kantong kemih

7. Gagal ginjal ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya

dengan baik sehingga harus dibantu dengan

cuci darah atau cangkok ginjal.

8. Hematuria urin mengandung darah karena adanya

kerusakan pada glomerulus.

B. Kulit

Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Karena kulit

mengeluarkan keringat. Keringat keluar melalui pori-pori kulit. Keringat

mengandung air dan garam-garam mineral.

1. Fungsi kulit

Fungsi kulit adalah

a. Alat pengeluaran(ekskresi) dalam bentuk keringat.

b. Pelindung tubuh dari gangguan fisik(sinar, tekanan, dan suhu),

gangguan biologis(jamur), dan gangguan kimiawi.

c. Mengatur suhu badan.

d. Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan

bantuan sinar matahari.

e. Tempat menyimpan kelebihan lemak.


16

f. Sebagai indra peraba.

2. Bagian-bagian kulit

Gambar 1.1 sumber (dr. Zulaika Nur Afifah, n.d.)

a. Epidermis(lapisan kulit ari)

Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Bagian ini terdiri

dari dua lapisan, yaitu:

1) Lapisan tanduk/stratum korneum

a) Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah

mati.

b) Mudah terkelupas.

c) Tidak memiliki pembuluh darah dan syaraf sehingga

tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila

lapisan ini mengelupas.

2) Lapisan malpighi

a) Tersusun dari sel-sel hidup.


17

b) Terdapat pigmen yang memberikan warna kulit dan

melindungi dari sinar matahari.

c) Terdapat ujung syaraf.

b. Dermis (lapisan kulit jangat)

Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis.

Di lapisan ini terdapat bagian-bagian berikut:

a) Pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan

ke rambut.

b) Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang

dikeluarkan melalui pori-pori kulit.

c) Ujung syaraf. Yang terdiri dari korpuskulus

pacini(reseptor tekanan), korpuskulus

meissner’s(reseptor raba/sentuhan), korpuskulus

ruffini(reseptor panas), reseptor rasa nyeri, dan

korpuskulus krause(reseptor dingin).

d) Kelenjar minyak. Menghasilkan minyak yang berfungsi

untuk meminyaki rambut dan kulit agar tidak kering.

e) Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar

rambut.

f) Jaringan bawah kulit(subkutaneus)

Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan

panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari

benturan.
18

3. Faktor-faktor pemicu keringat

a. Peningkatan aktifitas tubuh

b. peningkatan suhu lingkungan

c. guncangan emosi

d. syaraf

4. Gangguan pada kulit

a. Rubella

Penyakit yang disebut jtga sebagai campak Jerman ini

sebenarnya termasuk penyakit eksantematus jinak pada

anak-anak dan orang dewasa muda. Akan tetapi ternyata

bahwa infeksi rubella yang menyerang ibu hamil pada

trimester pertama dapat menimbulkan infeksi terhadap janin

yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan congenital

pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella

virus, yang termasuk family togaviridae.

b. Herpes simplex

Herpes simplex primer sebenarnya merupakan penyakit

local yang tidak selalu menunjukan gejala dan keluhan

nyata, namun dapat berkembang menjadi penyakit

sistematik yang berbahaya dan bahkan fatal.penyebab

herpes simplex adalah herves simplex virus yang terdiri dari

2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herves

simplex virus tipe 2 (HSV-2).

c. Variola
19

Cacar ( variola major, smallpox) adalah penykit demam yang

sangat menular , yang mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi

vesikula dan pustula. Sedangkan alastrim (variola minor)

adalah bentuk cacar yang secara klinis gejalanya lebih

ringan daripada cacar dengan angka kematian yang selalu

rendah. Cacar disebabkan oleh variola virus yang sangat

menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang

tinggi.

d. Molluscum contagioscum

Adalah penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan

gambaran khas adanya nodul-nodul kecil seperti mutiara

pada kulit penderita. Penyakit ini ditimbulkan oleh molluscum

contagiosum virus yang termasuk dalam kelompok poxvirus

dari family poxviridae.

e. Verrucae (warts)

Adalah tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada

membrane mukosa yang berdekatan dengan kulit yang sakit.

Pada manusia warts disebabkan oleh human papillomavirus

yang dapat menimbulkan berbagai jenis kelainan yang

bentuknya sesuai denga tempat infeksi dan reaksi yang

ditimbulkan oleh hospes.

C. Paru-Paru
20

Paru-paru juga merupakan salah satu alat ekskresi. Karena paru-

paru mengeluarkan gas CO2 dan uap air.

Paru-paru adalah salah satu organ terpenting dalam hewan

khususnya manusia. Manusia perlu bernapas setiap saat. Jika

manusia tidak bernapas dalam waktu cukup lama, maka manusia akan

pingsan atau mati.

1. Bagian penting paru-paru

Berikut adalah penjelasan dari beberapa bagian penting paru-

paru:

a. Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya

udara. Udara yang dihirup dari hidung dan mulut akan ditarik

ke trachea menuju paru-paru.

b. Bronchi merupakan batang yang menghubungkan paru-paru

kanan dan kiri dengan trachea. Udara dari trachea akan di

bawa keparu-paru lewat batang ini.

c. Bronchioles merupakan cabang-cabang dari bronchi berupa

tabung-tabung kecil yang jumlahnya sekitar 30.000 buah

untuk satu paru-paru. Bronchioles ini akan membawa oksigen

lebih jauh ke dalam paru-paru.


21

d. Alveoli merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya

sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli

ini oksigen akan didifusi menjadi karbondioksida yang diambil

dari dalam darah.

2. Fungsi Paru-paru
22

Paru-paru memiliki banyak fungsi vital yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh. Berikut adalah berbagai macam fungsi paru-paru.

a. Respirasi. Manusia menghirup udara karena memerlukan oksigen.

Oksigen sangat dibutuhkan untuk membantu perombakan bahan

makanan dalam tubuh. Jadi, paru-paru tentu saja merupakan

bagian dari sistem pernapasan pada manusia.

b. Ekskresi. Saat manusia menghembuskan napas, manusia

mengeluarkan gas karbondioksida dan uap air. Jadi, paru-paru

merupakan bagian dari sistem ekskresi pada manusia.

c. Mengendalikan pH darah dengan cara mengubah tekanan karbon

dioksida.

d. Menyaring gumpalan darah yang terbentuk dalam vena.

e. Mempengaruhi konsentrasi beberapa zat biologis dan obat-obatan

yang digunakan dalam pengobatan dalam darah.

f. mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II oleh enzim

angiotensin-converting.

g. Dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung hati dari guncangan.

h. Menyediakan aliran udara untuk menciptakan suara vokal.

i. Paru-paru berfungsi sebagai reservoir darah dalam tubuh. Volume

darah paru-paru adalah rata-rata sekitar 450 mililiter, sekitar 9

persen darah total volume seluruh sistem peredaran darah.

Kuantitas ini dapat dengan mudah berfluktuasi antara setengah

dan dua kali volume normal. Kehilangan darah dari sirkulasi


23

sistemik oleh perdarahan dapat sebagian dikompensasi oleh

darah dari paru-paru ke dalam pembuluh sistemik

j. Aksi siliaris eskalator adalah sistem pertahanan yang penting

terhadap infeksi ditanggung udara. Partikel debu dan bakteri di

udara yang dihirup terperangkap dalam lapisan lendir hadir pada

permukaan mukosa saluran pernapasan dan naik menuju faring

oleh berirama ke atas pemukulan Silia.

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan

karbondioksida yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak

lagi fungsi paru-paru diantaranya penjaga keseimbangan asam basa

tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan

mengeluarkan banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar

tubuh.

3. Proses Pernapasan di Dalam Paru-Paru

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung

> faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang

diisap pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui

lubang hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat

masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam

lubang hidung.

Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula

kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus


24

sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut

pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-

otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada

mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.

Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga

dada menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui

hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk

ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.

Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan

bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk

tenggorokan (larynx).

Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok

atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang

bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari

beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan

di alveolus di paru-paru. Jika Oksigen sudah sampai pada bronkus,

maka oksigen siap untuk masuk ke dalam saluran paru-paru.

Oksigen akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler-

kapiler arteri dengan cara difusi. Kapiler-kapiler ini terdapat pada

alveolus yang merupakan cabang dari Bronkiolus. Pada alveolus ini

akan terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.

Udara yang diserap melalui alveolus akan masuk ke dalam kapiler

yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik

paru-paru. Oksigen diikat oleh hemoglobin dalam sel-sel darah merah


25

(eritrosit). Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung, lalu

diedarkan ke seluruh sel-sel tubuh yang nantinya akan digunakan oleh

mitokondoria alam respirasi tingkat seluler untuk menghasilkan energi

berupa ATP (Adenosin Tripospat).

Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan

dikeluarkan melalui hidung kembali. Karbondioksida akan dibawa oleh

kapiler vena untuk dibawa ke alveolus dan akan dikeluarkan di

alveolus melalui proses respirasi. Pengeluaran napas disebabkan

karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga

dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi

melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak

ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan

dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada,

maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.

Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:

a. Udara masuk melalui lubang hidung

b. melewati nasofaring

c. melewati oral farink

d. melewati glotis

e. masuk ke trakea

f. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus

g. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus

h. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang

disebut alveolus (jamak: alveoli)


26

4. Gangguan pada paru-paru

a. Asma atau sesak nafas. Disebabkan alergi terhadap benda-benda

asing yang masuk hidung.

b. Kanker paru-paru. Disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu

banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan

radiasi ionisasi yang memengaruhi pertukaran das di paru-paru.

c. Emfisema adalah penyakit pembengkakan alveolus yang

menyebabkan saluran pernafasan menyempit.

D. Hati

Hati merupakan salah satu alat ekskresi karena hati mengeluarkan

urea dan amonia ke luar tubuh. Hati terletak di rongga perut bagian

kanan di bawah diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan

dengan berat sekitar 2 kg.

1. Bagian-bagian Hati

Bagian-bagian alat ekskresi hati adalah


27

a. Penampang anterior

b. Vena cava inferior

c. Penampang posterior

d. Ligamentum falsiform

e. Ligamentum triangular kiri

f. Lobus kaudatus

g. Ligamentum koroner

h. Lobus kanan

i. Lobus kiri

j. Ports hepatis

k. V. hepatica

l. Proc. caudatus

m. Lig. triangular kanan

n. V. porta

o. hepatica

p. Lobus quadratus

q. Ligamentum teres

r. Empedu

s. Ductus biliaris

2. Fungsi hati

Beberapa fungsi hati dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Menyimpan glikogen(gula otot) yang merupakan hasil

pengubahan dari glukosa karena hormon insulin.


28

b. Menetralkan racun.

c. Membentuk protrombin(untuk pembekuan darah).

d. Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.

e. Tempat pembentukan urea dan amonia yang berasal dari

pemecahan protein yang rusak yang selanjutnya dikeluarkan

dari tubuh melalui urin.

f. Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.

g. Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit(sel

darah merah).

3. Gangguan pada hati

a. Hepatitis virus tipe A

Hepatitis virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau

hepatitis epidemik adalah hepatitis viral yang akut,

merupakan penyakit menular yang paling penting di negara-

negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A (HAV)

yang mirip vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak

berselubung, mempunyai partikel ikosahedral dengan garis

tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh formalin,

glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.

b. Hepatitis virus tipe B

Masa inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang

timbul perlahan-lahan serta keluhan yang ringan menyulitkan

mengenai infeksi hepatitis virus B secara dini. Sekitar 30%


29

penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau keluhan

yang nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum.

Penyebab hepatitis B adalah hepatitis B virus (HBV) yaitu

hepadnavirus yang termasuk virus DNA.

c. Hepatitis virus tipe C

Hepaitits C virus (HCV) merupakan penyebab utama

hepatitis kronik pascatransfusi, yang mula-mula dikenal

sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar 75% penderita

hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik.

Hepatitis virus C (HCV) adalah flavirus, suatu virus RNA

yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan virion yak

berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara

antigenic virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis

tipe A maupun tipe B.

d. Hepatitis virus tipe D

Hepatitis delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi

bila terdapat bersama-sama hepatitis B virus (HBV) , yaitu

dalam bentuk koinfeksi ( HDV dan HBV bersama-sama

menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama) atau

dalam bentuk superinfeksi, yaitu bila seseorang sedang

menderita HBV kronis, kemudian terinfeksi dengan HDV.

e. Hepatitis virus tipe E

Hepatitis E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat

sembuh dengan sendirinya, tidak berkembang menjadi


30

kronis dan viremia yang terjadi kemudian akan hilang. HEV

merupakn virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV

endemic di beberapa daerah di dunia dan epidemi

dilaporkan telah terjadi di India, Burma, Afghanistan, Algeria,

dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang

tercemar tinja penderita.

f. Yellow fever (demam kuning)

Yellow fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral

yang akut, timbul secara mendadak dengan gejala demam

tinggi , tubuh sangat lemah dan pada penyakit yang berat

dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis yang

dapat diikuti dengan kematian penderita akibat terjadinya

emboli. Yellow fever disebabkan oleh flavirus, virus RNA

yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family

togaviridae.
31

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu

ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Eksresi adalah proses pengeluaran zat

sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa

itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-

paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak

dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut

sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakangKulit merupakan salah

satu alat ekskresi. Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar

melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan garam-garam

mineral. Paru-paru adalah salah satu organ terpenting dalam hewan

khususnya manusia. Manusia perlu bernapas setiap saat. Jika

manusia tidak bernapas dalam waktu cukup lama, maka manusia akan

pingsan atau mati.Hati terletak di rongga perut bagian kanan di bawah

diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan berat sekitar 2

kg

B. Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca untuk menjaga kesehatan

sistem ekskresi kita supaya dapat lebih menikmati hidup dalam

keadaan sehat.
32

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. (2013). Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal, Biologi.

Diah, A., & Choirul, M. (2007). Biologi 2 SMA. Jakarta: Erlangga.

dr. Zulaika Nur Afifah. (n.d.). histologi kulit. Retrieved February 15, 2019,

Anda mungkin juga menyukai